Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia bisnis saat ini sudah sangat berkembang, mulai dari bisnis
kecil-kecilan, menengah, hingga bisnis besar-besaran. Namun masalahnya
belum banyak orang yang tau tentang organisasi bisnis, sehinnga usahanya
belum menggunakan struktur bisnis yang tepat.
Banyak juga orang-orang yang tidak tau mengenai bentuk-bentuk
organisasi bisnis, sehingga mereka tidak tau betuk usaha apa yang sedang
mereka jalani.
Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada di sekitar kita dan
dikenal oleh kaum muda hingga kaum tua. Pada era globalisasi saat ini,
masyarakat indonesia khususnya para mahasiswa masih bingung dengan
manfaat dan tujuan dari bisnis tersebut. Padahal, kalau kita memahami apa
bisnis tersebut, kita akan mendapatkan keuntungan yang kita inginkan
dalam aktivitas bisnis tersebut. Bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang
memiliki kekayaan alam yang melimpah jika kita tidak pandai mengatur
itu semua, maka bangsa kita akan jatuh ke dalam keterpurukan dalam hal
perekonomian, kemiskinan dan menjadikan negeri kita gagal atau miskin.
Pasti sebagai rakyat indonesia kita mau jika hal tersebut terjadi di negara
yang kita cintai.
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi kita saat ini, jumlah
pengangguran di Indonesia menduduki angka yang sangat fantastis.
Namun, pemerintah belum bisa mengatasi problema tersebut. Jika adanya
pasar kerja yang dibuka, masyarakat berbondong-bondong untuk menjadi
pegawai negeri yang impikan, tetapi pekerjaan kita tidak hanya pegawai
negeri saja masih banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan misalnya
pewirausaha atau pengusaha.
Maka dari itu, penulis ingin membahas makalah ini yang berjudul “
Menganalisa Mengapa generasi muda harus belajar berbisnis dalam
kehidupan kita saat ini ’’ yang menjadi salah satu topik pembahasan

1
penulis. Penulis berusaha untuk menyusun makalah ini semenarik
mungkin agar para masyarakat khusunya mahasiswa dan pelajar lainnya
dapat menyukai makalah ini. Sehingga, mahasiswa dapat mengenal dan
mengerti serta dapat menambah wawasan dalam berbisnis tentunya.

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas antara lain:
1. Apa saja bentuk-bentuk organisasi bisnis di Indonesia?
2. Apakah yang menjadi masalah di dalam Bisnis ?
3. Strategi apa yang dapat dilakukan dalam berbisnis ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas
mandiri pengantar akuntansi dan juga untuk:
1. Mengetahui apa saja bentuk-bentuk organisasi bisnis di Indonesia?
2. Mengetahui apa yang menjadi masalah di dalam Bisnis ?
3. Mengetahui apa yang dapat dilakukan dalam berbisnis ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi
Adapun pengertian Organisasi menurut para ahli sebagai berikut1.
1. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive Functions”
mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua
orang atau lebih” (I define organization as a system of cooperatives of two
more persons2).
2. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every
human association for the attainment of common purpose” (Organisasi
adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama).
3. Mahmud Machfoed, Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan
memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
4. Glos, Steade dan Lowry (1996) : Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan
yang diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang
perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk
kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas
hidup mereka.
5. Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic
bringing together of interdependent part to form a unified whole through
which authority, coordination and control may be exercised to achive a
given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada
bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk

1
Ambadar, Jackie, Abidin, M. (2006). Membeli Dan Menjual Franchise. Jakarta: Yayasan
Bina Karsa Mandiri.
2
Asshiddiqie, J. (2010). Konstitusi Ekonomi. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Darmono. (2007). PERPUSTAKAAN SEKOLAH : Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata
Kerja. Jakarta: Grasindo.

3
suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
6. Griffin dan ebert (1996) : “Business is all those activities involved in
providing the goods and services needed or desired by people”. Dalam
pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa
yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh
organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan yang
memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan
hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang
tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Tempat
Usaha (SIUP) serta usaha informal lainnya.

B. Pengertian Bisnis
Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis
dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran barang,
jasa atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud
memperoleh manfaat atau keuntungan. Dengan demikian, bisnis merupakan
proses social yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses
penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu
yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan3.
Mempelajari bisnis berarti menelaah sejarah kehidupan manusia dan
lingkungannya dan memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas
dengan sumber sumber yang terbatas4. Kegiatan bisnis merupakan sebuah system
operasional yang sangat terkait dengan lingkungan di sekitarnya. Dalam
masyarakat yang semakin terbuka kegiatan bisnis harus mampu bersikap fleksibel
dan beradaptasi dengan perubahan yang ada oleh karena itu, mempelajari bisnis
sama artinya dengan mempelajari cara manusia dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan dalam suatu lingkungan dengan sumber yang terbatas.

3
Gaol, C. J. L. (2015). Keandalan dan Sukses Sekretaris Perusahaan dan Organisasi.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
4
Ilmar, A. (2017). Hukum Penanaman Modal di Indonesia. Jakarta: Kencana.

4
C. Pengertian Organisasi Bisnis
Pengertian organisasi bisnis yang terdapat dalam www.en.wikipedia.org yaitu
suatu organisasi yang melakukan aktivitas ekonomi dan bertujuan untuk
menghasilkan keuntungan (profit). Contoh organisasi bisnis adalah radio. Radio
disebut organisasi bisnis karena tujuan ekonominya adalah menghasilkan
keuntungan melalui kegiatan penyampaian informasi dan hiburan kepada
masyarakat5.
Agar bisnis dapat berjalan dengan sukses maka perlu diorganisasikan. Dalam
mengorganisasi suatu bisnis tentunya harus memperhatikan unsur-unsur bisnis
yang ada. Unsur bisnis yang perlu mendapat perhatian pengusaha yaitu
lingkungan bisnis. Lingkungan sangat besar pengaruhnya kepada efisiensi dari
operasional perusahaan dan kemampuannya untuk memperoleh keuntungan,
Untuk itu setiap pemilik dan pemimpin usaha harus dapat memahami keadaan
lingkungannya dan dampak lingkungan tersebut terhadap usahanya.
Secara garis besar lingkungan bisnis dapat dibedakan menjadi; lingkungan
pasar (market environment), dan lingkungan bukan pasar (nonmarket
environment). Yang termasuk dalam lingkungan pasar adalah unsur-unsur dalam
sistem pasar yang berpengaruh terhadap kegiatan suatu perusahaan, yang
meliputi6;

1 Langganan
2 Perusahaan yang menyediakan bahan mentah
3 Para pekerja dalam perusahaan
4 Perusahaan lain pesaing maupun bukan pesaing

Sedangkan lingkungan bukan pasar meliputi beberapa faktor yang


mempengaruhi kegiatan perusahaan dalam perekonomian. Unsur-unsurnya antara
lain;

1 Kegiatan ekonomi pada keseluruhannya


2 Peraturan dan Undang-undang negara dan pelaksanaannya

5
Kamaluddin, A. (2017). Administrasi Bisnis (P. Rapanna, ed.). Jakarta: SAH Media.
6
Ibid., hlm. 145

5
3 Kestabilan pemerintah/politik dan kebijakan pemerintah
4 faktor sosial dan budaya dalam masyarakat
5 Organisasi perburuhan dan masyarakat lain
6 Situasi dan perkembangan ekonomi global
D. Bentuk-Bentuk Organisasi Bisnis di Indonesia
Adapun Bentuk-Bentuk Organisasi Bisnis di Indonesia sebagai berikut.
1 Perusahaan Perseorangan
2 Persekutuan Firma
3 Perseroan Komanditer (Commanditer Vennootschap / CV)
4 Perseroan Terbatas
5 Koperasi
6 Yayasan
7 BUMN7

Adapun Bentuk-Bentuk Organisasi Utama di Indonesia


a. Perusahaan Perseorangan
Dalam perusahaan perorangan, seorang pemilik tunggal mengambil segala
keputusan dan bertanggung jawab secara pribadi 8atas segala hal yang dilakukan
oleh perusahaan. Namun seseorang tersebut juga mempunyai kewajiban tidak
terbatas akan hutang yang ditanggung oleh perusahaan apabila mengalami
kerugian.

1. KELEBIHAN PERUSAHAAN PERSEORANGAN


a. Mudah dibentuk: setiap orang yang mempunyai status hukum dapat
bertindak untuk memulai usaha. Hal ini dapat dilakukan dengan modal
kecil.
b. Keuntungan hanya dinikmati oleh satu orang yaitu pendiri usaha:
perusahaan perseorangan akan memperoleh imbalan secara langsung atas
usaha pemiliknya baik secara moneter maupun kejiwaan.
c. Pembuatan dan pengendalian hanya dilakukan oleh satu orang:
keuntungan yang paling penting adalah secara kejiwaan pemiliknya dapat
memimpin perusahaan secara langsung9.

2. KEKURANGAN PERUSAHAAN PERSEORANGAN

7
Khairandy, R. (2013). Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: FH UII PRESS.
8
Khairandy, R., op.cit., hlm 65
9
Kuswiratmo, B. A. (2016). Memulai Usaha Itu Gampang! Jakarta: Visimedia.

6
a. Tanggung jawab utang yang tidak terbatas: artinya apabila terjadi
kewajiban pembayaran maka kewajiban itu harus dipenuhi dengan
menyerahkan seluruh harta perusahaan dan harta pribadi.
b. Jarang ada yang bertahan lama: hal ini dapat disebabkan oleh
meninggalnya pendiri atau pemilik perusahaan.
c. Relatif sulit untuk memperoleh pinjaman: sangat sulit bagi perusahaan
perseorangan untuk meningkatkan uangnya maupun untuk memulai suatu
usaha baru atau memperluas usahanya karena kepercayaan pihak
perbankan terhadap prospek bisnis kecil masih rendah.
d. Relative bergantung pada pola pikir satu orang saja: apabila orang ini
tidak berpengalaman dalam bisnis maka resiko kegagalan akan sangat
besar10.
b. Perusahaan Persekutuan (FIRMA)
Persekutuan (firma dan komanditer) merupakan bentuk organisasi bisnis di
mana dua orang atau lebih bertindak sebagai pemilik dari perusahaan sehingga
tanggung jawab dan hak yang ada akan ditanggung oleh mereka 11. Firma adalah
perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah satu
nama dimana peserta-pesertanya langsung dan sendiri-sendiri bertanggung jawab
sepenuhnya kepada pihak ketiga. Sedangkan persekutuan Komanditer (CV)
adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan yang
dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak yang bertanggung jaawab
renteng (solider) dan satu orang atau lebih sebaai pihak lain yang mempercayakan
uangnya (Lupiyoadi R. dan Wacik J, 1998).
1. Hal-hal yang dimuat dalam Kontrak Persekutuan:
a. Nama dari persekutuan dan partnernya.
b. Lokasi dan tipe usaha.
c. Periode waktu yang tertulis dalam perjanjian.
d. Jumlah dan jenis modal yang dikontribusi oleh setiap partner.
e. Metode pembagian laba rugi di antara partner.

10
Marimbo, R. C. (2007). Rasakan Dahsyatnya Usaha Franchise ! Jakarta: Elex Media
Komputindo.

11
Maskan, Mohammad, Permatasari, R. I. (2018). Kewirausahaan. Malang: POLINEMA
PRESS.

7
f. Gaji, jumlah pengambilan dan bunga yang diizinkan pada modal
persekutuan.
g. Kekuatan dan keterbatasan dari partner dalam manajemen persekutuan.
h. Prosedur-prosedur pemasukan dan pemberhentian suatu partner dan
pemberhentian usaha12.
2. Kelebihan-kelebihan perusahaan persekutuan;
a. Modal tersedia lebih banyak: apabila suatu individu tidak mempunyai
cukup uang untuk memulai suatu usaha, maka ia dapat mengundang
seorang investor lain untuk join sebagai partner.
b. Meningkatkan kepercayaan kreditor: karena dalam persekutuan lebih
banyak pemilik, kreditor lebih percaya dalam memberikan pinjaman.
c. Keahlian dan keterampilan bertambah: adanya partner dengan berbagai
latar belakang dapat saling melengkapi satu dengan yang lainnya dalam
hal keterampilan, hubungan, dan keahlian.
d. Adanya kemungkinan uintuk tumbuh dan berkembang: dengan adanya
variasi dalam manajemen dan banyak sumber modal akan dapat
meningkatkan prospek dari persekutuan untuk tumbuh dan dapat
memperluas produksi dan pemasarannya.

3. Kekurangan perusahaan persekutuan


a. Tanggung jawab tidak terbatas: setiap partner bertanggung jawab atas
kerugian disebebkan oleh kesalahan atau hilangnya partner lain yang
bertindak atas nama usaha atau dengan kekuasaan partnernya13.
b. Umur yang terbatas: secara hukum, suatu peresekutuan dapat
diberhentikan karena adanya, kematian, ketidakmampuan atau penarikan
salah satu dari partner.
c. Lemahnya pengendalian: semua indicant Semua indicant yang dilakukan
setiap partner atas nama persekutuan akan mengikat semua partner
walaupun indicant tersebut mungkin tidak diketahui oleh orang lain.

4. Lupiyoadi R. dan Wacik J (1998:60-61) mengungkapkan bahwa fungsi dan


kedudukan partner dalam sebuah peresekutuan dapat berupa :
a. Otensible partner, merupakan partner yang berperan aktif pada bisnis
yang akan dijalankan dan dikenal oleh pihak-pihak yang berkepentingan

12
Riyanto, A. (2018). Hukum Bisnis Indonesia. Batam: Batam Publisher.
13
Sari, E. K. (2007). Hukum Dalam Ekonomi (Kedua). Jakarta: Grasindo.

8
sebagai partner. Partner jenis ini dapat juga berfungsi sebagai general
partner14.
b. Active partner, merupakan partner yang berperan aktif pada bisnis yang
akan dijalankan. Partner jenis ini dapat juga berfungsi sebagai Otensible
partner.
c. Secret partner, merupakan partner yang berperan aktif pada bisnis yabng
akan dijalankan tetapiu kesertaannya dirahasiakan.
d. Dormant partner, merupakan partner yang berperan tidak aktif pada
bisnis yang akan dijalankan dan kesertaannya dikenal oleh pihak-pihak
pada bisnis yang akan dijalankan dan kesertaannya dikenal oleh pihak-
pihak yang berkepentingan sebagai partner.
e. Nominal partner, yaitu seoarang yang ikut seta dalam suatu CIV dimana
kesertaannyasebagai partner diwakili oleh seseorang.
f. Subpartner, yaitu seseorang yang dikontrak oleh partner di dalam CV
untuk turut membantu kelancaran jalannya CV yang bersangkutan.
g. Limited partner, merupakan partner yang harus dimintai persetujuannya
lebih dahulu apabila hartanya akan dijadikan modal kerja bagi CV yang
ada15.

c. Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan Terbatas (PT) merupakan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi atas saham, dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.
1. Kelebihan bentuk PT:
a. Adanya tanggung jawab utang yang terbatas, diamana tanggung
jawab hanya terbatas artas jumlah saham yang dimiliki.
b. Adanya kemungkinan untuk memperjualbelikan saham yang
dimilikinya16.
c. Umumnya memiliki jangka waktu operasi yang tidak terbatas.

14
Sitio, A. (2001). Koperasi : Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.
15
Ibid.
16
Suratman, M. (1992). BUNGA Rampai Pokok-Pokok Pikiran Tentang Pembangunan
Koperasi. Bandung: Institut Manajemen Koperasi Indonesia.

9
d. Relatif lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dengaan nilai
nominal yang besar untuk jangaka waktu panjang dan tingkat
bunga yang rendah.
e. Adanya kemungkinan untuk, alih teknologi dan ilmu dimana para
pemegang saham dapat dengan mudah menyewa tenaga
manajemen profesinal untuk menjalankan perusahaan yang ada.

2. Kekurangan bentuk PT
a. Keterbatasan dalam jenis-jenis bidang usaha yang akan dijalankan,
dimana umumnya bidang-bidang usaha yang dijalankan oleh PT
ditentukan oleh izin yang dikeluarkan serta peraturan-peraturan
yang berlaku.
b. Adanya perbedaan kepentingan didalam menjalankan PT, dimana
terkadang pemilik saham minoritas dikalahkan oleh kepentingan
pemilik saham mayoritas.
c. Adanya kewajiban-kewajiban untuk membuat laporan ke berbagai
pihak.
d. Biaya yang tidak sedikit untuk mendirikan PT.
e. Adanya sistem pajak yang menyebabkan seorang pemegang saham
membayar pajak ganda yaitu pajak atas PT itu sendiri, dividen
yang diterima serta pajak individunya17.

Adapun Struktur Organisasi dan Garis kekuasaan Perseroan Terbatas


1. Pemegang Saham (shareholder)
Pemegang saham merupakan kekuasaan tertinggi dalam perseroan. Mereka
memilih direktur untuk mengelola perusahaannya pada pertemuah tahunan.
Selain direktur, mereka juga memilih akuntan publik untuk mengaudit
laporan keuangannya.
2. Dewan Direktur (board of directors)
Board of Directors merupakan perwakilan dari pemegang saham, mereka
mempunyai kekuasaan akhir untuk memimpin urusan perseroan dan
menentukan kebijakan umum, seperti membangun pabrik baru,
mengembangkan produk baru, dan membentuk anak perusahaan.
3. Manajer (managers)

17
Ibid., hlm. 22

10
Chief Executive Officers (CEO) atau Managing Directors dari perusahaan
ditunjuk oleh board of directors dan bertanggung jawab melaksanakan
kebijakan dari board of directors18.

d. Koperasi
Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan politik
yang cukup kuat karena memiliki landasan konstitusional, yaitu berpegang pada
pasal 33 UUD 1945, khususnya ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Mohammad
Hatta adalah sebagai bapak pendiri koperasi19.
Dalam penjelasan konstitusi tersebut juga dikatakan bahwa, sistem
ekonomi di Indonesia didasarkan pada asas Demokrasi Ekonomi. Dimana
produksi dilakukan oleh semua dan untuk semua yang wujudnya dapat
ditafsirkan sebagai koperasi. Dan sistem ekonomi dunia, koperasi disebut juga
sebagai the third way artinya “jalan ketiga” serta menurut sosiolog Inggris yang
bernama Anthony Giddens bahwa koperasi dipopulerkan sebagai “jalan tengah”
antara kapitalisme dan sosialisme.
Jika Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan usaha berskala
besar, maka koperasi mewadahi usaha-usaha kecil, walaupun jika telah
bergabung dalam koperasi menjadi badan usaha skala besar juga seperti ci
negara-negara kapitalis yaitu di Eropa Barat, Amerika Utara, dan Australia,
koperasi juga menjadi wadah usaha kecil dan konsumen berpendapatan rendah.
Bahkan pedesaan di Jepang, koperasi menggantikan peranan bank atau semacam
“Bank Rakyat”, yaitu koperasi yang beroperasi dengan sistem perbankan
(Rahardjo, kompas, 9 Agustus 200220).
1. Di Indonesia, Bung Hatta sendiri menganjurkan didirikannya 3 macam
koperasi yaitu:
a. Koperasi konsumsi, yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh
dan pegawai.

18
Suratman, M. (1992). BUNGA Rampai Pokok-Pokok Pikiran Tentang Pembangunan
Koperasi. Bandung: Institut Manajemen Koperasi Indonesia.
19
Sutedi, A. (2015). Buku Pintar Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta: Raih Asa Sukses.
20
Umar, H. (2000). Business An Introduction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

11
b. Koperasi produksi, yang merupakan wadah bagi kaum petani, ternak,
maupun nelayan.
c. Koperasi kredit, yang melayani pedagang dan pengusaha kecil guna
memenuhi kebutuhan modal, serta
d. Pengorganisasian industri kecil dan koperasi produksi, guna memenuhi
kebutuhan bahan baku dan pemasaran hasil produksi21.
Secara kuantitatif koperasi di Indonesia mengalami banyak peningkatan,
meskipun peningkatan itu tidak secara otomatis menandai kualitas koperasi
secara nasional. Hanya, memperlihatkakn prospek yang baik bagi upaya
peningkatan kualitas pengembangan koperasi di masa yang akan datang.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, koperasi di Indonesia terus
melakukan pembenahan dan perbaikakn guna meningkatkan kualitas sekaligus
kuantitas. Berikut ini adalah masalah pokok yang menjadi tantangan koperasi
Indonesia di masa yang akan datang, yaitu:
1. Citra, Beberapa kasus KKN yang dialami koperasi, turut berdampak
negatif citra positif koperasi dimasyarakat. Atas kondisi tersebut, perlu
dilakukan pemulihan citra koperasi melalui kebijakan yang
menghindarkan koperasi sebagai alas kepentingan golongan/perorangan
dengan meningkatkan efisiensi koperasi yang berjati diri sebagai badan
usaha yang berorientasi pada keentingan anggotanya.
2. Kemandirian, perlu ditingkatkannya kemandirian antara lain dengan
mengurangi berbagai investasi pemerintah dan mengembangkan kebijakan
yang mengarah kepada reposisi, refungsi dan reorientasi koperasi sesuai
dengan prinsip dan nilai dasar koperasi22.
3. Sumberdaya Manusia, dengan masih ditemukannya keterbatasan
pengetahuan dan pemahaman para pengelola koperasi tentang teknis
perkoperasian, terutama terkait dengan pemahaman atas hakikat dan
karakteristik koperasi sebagai badan usaha. Sehingga berdampak pada
perkembangan dan kinerja koperasi.
4. Manajemen, dalam hal ini perlu ditunjang oleh kualitas SDM yang
berpendidikan, terampil, bermoral, dan mempunyai etos kerja yang tinggi.
21
Ibid.
22
Wahjono, Sentot Imam, Marina, Anna, Maroah, S. (2018). Pengantar Bisnis. Jakarta:
Prenada Media Group.

12
5. Cakupan dan Skala Usaha, ruang lingkup usaha yang sangat terbatas itu
telah menjadikan koperasi tidak berkembang dan bersaing dengan pelaku
ekonomi lainnya.
6. Kerjasama Usaha, dalam rangka pengembangan usaha koperasi yang
memerlukan skala dan cakupan yang lebih besar, maka diperlukan adanya
konsepsi pengembangan yang melibatkan koperasi sekundernya secara
terintegrasi baik secara vertical maupun horisontal23.
7. Permodalan, permasalahan permodalan sering menjadi kendala utama
dalam pengembangan koperasi sebagai akibat partisipasi anggotanya yang
rendah, sumber permodalan dan pembiayaan juga masih sangat terbatas,
serta rendahnya kredibilitas koperasi terhadap kreditur yang berpengaruh
terhadap berkembangnya usaha koperasi yang memiliki kelayakan
ekonomi. Oleh sebab itu perlu kemampuan berbagai terobosan dengan
pengembangan modal dari pihak luar koperasi.

E. Bentuk Lain Organisasi Bisnis


1. Join Venture
Join Venture dapat diartikan sebagai suatu persetujuan (joint project), yaitu
bentuk persekutuan perseroan yang dibentuk oleh duan atau lebih perseroan
untuk tujuan tertentu. Tujun utamanya adalah menggabung keahlian yang
memiliki keahlian berbeda untuk dapat mengkontribusikan demi keberhasilan
suatu proyek tertentu24.
Karakteristik dari join venture adalah sebagai berikut.
a. Dibatasi oleh proyek tertentu.
b. Jangaka waktunya dibatasi dengan perjanjian dan dihentikan pada saat
proyek sudah benar-benar telah selesai.
c. Di bawah kekusaaan seorang manajer, di mana namanya tertera dalam
usaha.
d. Pada saat join venture selesai, para partisipant akan membagi labadan rugi
sesuai dengan perjanjian.
2. Sindicate

23
Ibid.
24
Wijatno, S. (2009). Pengantar Entrepreneurship. Jakarta: Grasindo.

13
Sindicate memiliki kemiripan dengan join venture, yaitu dibentuk oleh
beberapa perusahaan yang mempunyai tujuan khususu. Tapi, pada
prinsipnya sindicate digunakan dalam bidang keuangan25.
3. Cooperatives
Prinsip dari Cooperatives (kerja sama) yang sekarang diadopsi oleh bisnis di
seluruh dunia adalah sebagai berikut
a. Keanggotaan terbuka bagi semua orang yang tertarik.
b. Setuap anggota hanya mempunyai satu suara.
c. Distribusi oleh surplus dibuat sebanding dengan besarnya pembelian yang
dibuat.
d. Tidak ada pinjaman bagi pelanggan.
Cooperatives berbeda dengan bisnis yang berorientasi pada laba. Umumnya di
mana dia lebih cenderung memberikan jasa kepada anggotanya daripada
mendapatkan laba untuk pemilik.
4. Franchisee
Franchisee adalah sistem pemasaran yang berkisar pada perjanian sah
antara dua pihak yang salah satunya (franchisee) diberi hak istimewa untuk
menjalankan bisnis sebagai pemilik pribadi, tapi dengan syarat perusahaan
dijalankan menurut metode dan terminologi yang dispesifikasikan oleh pihak
yang lain (franchisor26).
a. Kelebihan franchisee
1. Pelatihan formal.
2. Bantuan keuangan.
3. Metode pemasaran yang telah terbukti.
4. Bantuan manajemen.
5. Jangka waktu permulaan bisnis lebih cepat.
6. Tingkat kegagalan keseluruhan lebih rendah27.
b. Kekurangan franchisee
1. Pajak franchisee.
2. Royalti yang harus dibayarkan.
3. Adanya batas pertumbuhan.
4. Kurangnya kebebasan dalam beroperasi.
5. Franchisor mungkin penyalur tunggal dari beberapa perlengkapan28.

25
Ibid.
26
Yudhistira. (2005). Ekonomi. Bandung: Yudhistira.
27
Wijatno, S. (2009). Pengantar Entrepreneurship. Jakarta: Grasindo
28
Ibid.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi
yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak
berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di
pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah
daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar
pustaka makalah.

15

Anda mungkin juga menyukai