Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wanita sering mengeluh saat mengalami menstruasi. Nyeri dirasa sangat
mengganggu, aktivitas dan rutinitas keseharian. Nyeri yang lebih dikenal
dengan dysmenorrhea ini tidak terlalu diperhatikan karena dianggap wajar.
Dysmenorrhea memang wajar terjadi pada wanita yang sedang mengalami
menstruasi. Keadaan fisiologis ini bisa menjadi berbahaya kalau tidak
diperhatikan penyebabnya.
Kadang, ketika keadaan sudah semakin buruk, nyeri mengganggu sampi
tidak mampu menjalankan rutinitas, baru dibawa kedokter. Keadaan seperti ini
bisa saja terjadi karena menderita Endometriosis. Endometriosis seringkali
tidak mendapat perhatian serius baik dari penderita maupun dari dokter
pemeriksa, sering kali rasa sakit yang menyertainya dianggap wajar, yang
dtang setiap bulan.
Sebetulnya, rasa sakit yang luar biasa, yang membuat wanita tidak mampu
beraktivitas seperti biasa, bujanlah hal yang dapat diabaikan begitu saja.
Babarapa penelitian dinegara maju menyebutkan, setengah dari remaja
perempuan yang mengalami sakit pada perut bagian bawah pada saat
menstruasi menderita endometriosis.

B. TUJUAN
Semakin hari kasus endometriosis ditemukan semakin bertambah, disertai
dengan peningkatan tentang keluhan kesulitan hamil. Salah satu jalan untuh
menekan laju peningkatan angka ini adalah deteksi dini. Deteksi dini bukan
hanya tanggung jawab dokter sebakai penentu diagnosa medis. peran
masyarakat sangatlah perlu. Terutama penderita yang tanggap dengan tidak
menganggap remeh nyeri haid, dengan membawanya ke dokter.
Di sinilah peran educator perawat. Perawat yang lebih besar frekuensi
interaksi dengan masyarakat, bertanggung jawab untuk menyampaikan setiap
informasi kesehatan, untuk meningkatkan derajat kesehatan lingkungannya.
Untuk mampu menjadi seorang educator yang benar-benar komprehenship,
perawat wajib untuk menguasai informasi kesehatan materal maupun praksis.
makalah ini merupakan resume dari begitu banyak materi Endometriosis yang
dipelajari. Dengan harapan, tersusunnya makalah ini menjadi sumbangsih
dalam kerangka mempersiapkan perawat sebagai educator.
BAB II
ENDOMETRIOSIS

A. Pengertian
Endometriosis ialah lapisan selaput yang sepatutnya melapisi dinding
dalam rahim (uterus) ada di luar rongga uterine atau pada otot rahim. Biasanya di
atas permukaan organ dalam pelvik dan abdomen , boleh dianggap tumor atau
pertumbuhan baru (neoplasma) yang bertindak setempat dan boleh merebak. Ia
bukan barah, tetapi bisa merebak seperti barah, biasanya didapati di atas atau
bawah ovari, belakang uterus, atas selaput yang memegang uterus, atas usus atau
vesika urinaria. Dalam sesetengah kasus, endometriosis bisa tumbuh di dalam
paru-paru atau organ lain, tetapi kasus seperti ini jarang berlaku.(Utamadi,
Gunadi, 2004)
Endometriosis merupakan masalah bagi wanita karena penderita terganggu
dengan nyeri yang selalu muncul tiap haid, selain menurunkan kemampuan
mereka untuk hamil. (Bramundito,dr,2005). Rasa sakit dapat timbul ketika
jaringan yang secara normal melapisi rahim (endometrium) tumbuh di bagian lain,
keadaan ini disebut endometriosis. –Kalbefarma-(Ferrero,dr,2005)

B. Etiologi
Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar rahim. Lokasi
tumbuhnya beragam di rongga perut, seperti di ovarium, tuba falopii, jaringan
yang menunjang uterus, daerah di antara vagina dan rectum, juga di kandung
kemih. Endometriosis bukanlah suatu infeksi menular seksual, sehingga tidak ada
hubungannya dengan apakah seorang remaja pernah berhubungan seksual atau
tidak.
Sampai saat ini para dokter belum mengetahui alasan yang pasti mengapa
endometrium sampai dapat tumbuh di luar rahim. Sejauh ini hanya diketahui
bahwa endometriosis banyak ditemui di kalangan perempuan yang keluarganya
menderita endometriosis juga. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa
endometrial implant dapat sampai keluar rahim.
Kista endometriosis biasanya mengenai salah satu atau kedua ovarium
(indung telur) kiri atau kanan. Sifatnya memang ikut tumbuh sesuai dengan siklus
menstruasi karena sel-sel endometriosis ini sangat peka terhadap pengaruh
hormon estrogen dan progesteron yang berfluktuasi setiap bulannya sesuai dengan
siklus menstruasi tsb. Yang namanya kista berarti suatu kantung yang didalamnya
berisi cairan, sehingga bila kista tersebut bertambah besar maka akan dapat
mengganggu proses ovulasi (pematangan sel telur).

C. Manifestasi Klinis
Tanda paling umum adalah rasa sakit yang parah pada perut bagian bawah,
bisa terasa sekali-kali maupun terus-menerus, atau bisa juga terkait dengan masa
menstruasi. Rasa sakit ini seringkali tidak tertahankan sehingga menyebabkan
penderitanya tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasa, sehingga dia harus
bolos pelajaran olahraga, atau bahkan bolos sekolah atau kuliah dan kegiatan
lainnya. Rasa sakit ini sering kali menjadi lebih parah selama berolahraga, selama
berhubungan seks, atau sesudah pemeriksaan panggul.
Gejala lainnya bisa berupa menstruasi yang sangat berat, sakit punggung
bagian bawah, sulit buang air besar, diare, atau merasa sakit bahkan mengeluarkan
darah ketika buang air kecil. Endometrial implant ini juga bahkan dapat menekan
organ tubuh yang membawa kotoran keluar dari tubuh, seperti kandung kemih,
usus, dan rectum.(Utamadi, Gunadi, 2004)
Simptom endometriosis termasuk:
- Sakit ketika melakukan hubungan seks (dyspareunia).

- Sakit ketika ovulasi.

- Sakit pinggang.

- Rasa sakit ketika hendak buang air besar, terutama ketika haid.

- Perdarahan sebelum dan antara waktu haid.

- Tidak subur dan sukar hamil.


- Gangguan kesehatan, terutama ketika haid seperti cepat sakit
kepala, dan cepat lelah. (Prof.Dr.Nik Mohd Nasri Ismail,2005)

Dr. Simone Ferrero dan beberapa rekannya dari San Martino Hospital di
University of Genoa melakukan evaluasi terhadap fungsi seksual 299 wanita yang
menjalani operasi infertilitas atau nyeri perlvis. Tim peneliti tersebut menemukan
bahwa 170 wanita diantaranya menderita endometriosis, dan 129 wanita tidak
menderita penyakit tersebut. Wanita yang mengalami rasa nyeri yang hebat
selama berhubungan seksual, yang disebut dispareunia, lebih banyak terdapat
pada kelompok yang menderita endometriosis (61 persen) daripada mereka yang
tidak menderita endometriosis (35 persen).
Hasil penelitian ini dilaporkan dalam jurnal medis Fertility and Sterility.
Bahkan,” lebih dari 50 persen wanita yang menderita endometriosis mengalami
dispareunia berat selama kehidupan seks mereka selama ini,” ungkap para
peneliti. Menurut hasil penelitian tersebut, wanita dengan endometriosis yang
menginfiltrasi ligamen uterus lebih jarang berhubungan seksual dan jarang pula
mengalami orgasme yang memuaskan. Mereka juga sering mengalami gangguan
selama berhubungan seksual karena rasa nyeri yang dialami, kurang rileks dan
kurang puas setelah berhubungan seksual dibandingkan wanita lain. Menurut Dr.
Ferrero, penelitian ini merupakan yang pertama kali menggambarkan
abnormalitas fungsi seksual wanita yang menderita lesi endometriosis pada
ligamen utero-sakral.

D. Pathofisiologi
Endometriosis berasal dari kata endometrium, yaitu jaringan yang melapisi
dinding rahim. Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar rahim.
Lokasi tumbuhnya beragam di rongga perut, seperti di ovarium, tuba falopii,
jaringan yang menunjang uterus, daerah di antara vagina dan rectum, juga di
kandung kemih. Endometriosis bukanlah suatu infeksi menular seksual, sehingga
tidak ada hubungannya dengan apakah seorang remaja pernah berhubungan
seksual atau tidak. Untuk memahami masalah endometriosis ini, kita perlu
memahami siklus menstruasi. Dalam setiap siklus menstruasi lapisan dinding
rahim menebal dengan tumbuhnya pembuluh darah dan jaringan, untuk
mempersiapkan diri menerima sel telur yang akan dilepaskan oleh indung telur
yang terhubungkan dengan rahim oleh saluran yang disebut tuba falopii atau
saluran telur. Apabila, telur yang sudah matang tersebut tidak dibuahi oleh sel
sperma, maka lapisan dinding rahim tadi luruh pada akhir siklus. Lepasnya
lapisan dinding rahim inilah yang disebut dengan peristiwa menstruasi.
Keseluruhan proses ini diatur oleh hormon, dan biasanya memerlukan waktu 28
sampai 30 hari sampai kembali lagi ke awal proses. Salah satu teori mengatakan
bahwa darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa
jaringan dari lapisan dinding rahim, sehingga jaringan tersebut menetap dan
tumbuh di luar rahim.
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel jaringan endometrium keluar dari
rahim melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening, kemudian mulai
tumbuh di lokasi baru. Namun, ada pula teori yang mengatakan bahwa beberapa
perempuan memang terlahir dengan sel-sel yang "salah letak", dan dapat tumbuh
menjadi endometrial implant kelak. Berbagai penelitian masih terus dilakukan
untuk memahami endometriosis ini dengan baik sehingga dapat menentukan cara
yang tepat untuk mengobatinya. Dalam kasus endometriosis, walaupun jaringan
endometrium tumbuh di luar rahim dan menjadi "imigran gelap" di rongga perut
seperti sudah disebutkan tadi, struktur jaringan dan pembuluh darahnya juga sama
dengan endometrium yang berada di dalam rahim. Si imigran gelap (yang
selanjutnya akan kita sebut endometrial implant) ini juga akan merespons
perubahan hormon dalam siklus menstruasi.
Menjelang masa menstruasi, jaringannya juga menebal seperti saudaranya
yang berada di "tanah air". Namun, bila endometrium dapat luruh dan melepaskan
diri dari rahim dan ke luar menjadi darah menstruasi, endometrial implant ini
tidak punya jalan ke luar. Sehingga, mereka membesar pada setiap siklus, dan
gejala endometriosis (yaitu rasa sakit hebat di daerah perut) cenderung makin
lama makin parah. Intensitas rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis ini
sangat tergantung pada letak dan banyaknya endometrial implant yang ada pada
kita. Walaupun demikian, endometrial implant yang sangat kecil pun dapat
menyebabkan kita kesakitan luar biasa apabila terletak di dekat saraf.(Utamadi,
Gunadi, 2004). Setiap bulan, selaput endometrium akan berkembang dalam rahim
dan membentuk satu lapisan seperti dinding. Lapisan ini akan menebal pada awal
siklus haid sebagai persediaan menerima telur tersenyawa (embrio).
Bagaimanapun jika tidak ada, dinding ini akan runtuh dan dibuang sebagai haid.
Endometriosis yang ada di luar rahim juga akan mengalami proses sama seperti
dalam rahim dan berdarah setiap bulan.
Oleh kerana selaput ini ada di tempat tidak sepatutnya, ia tidak boleh
keluar dari badan seperti lapisan endometrium dalam rahim. Pada masa sama,
selaput ini akan menghasilkan bahan kimia yang akan mengganggu selaput lain
dan menyebabkan rasa sakit. Lama kelamaan, lapisan endometriosis ini semakin
tebal dan membentuk benjolan atau kista (kantung berisi cecair) dalam ovari.
Endometriosis perlu dibuang segera kerana ia akan menyebabkan:
-Tidak mampu ovulasi.
-Folikel tidak pecah.Luteolisis.
-Oosit tidak matang.
-Hubungan seks menjadi sakit dan ini mengakibatkan ia jarang dilakukan.
-Kadar keguguran yang tinggi (45 %). (Prof.Dr.Nik Mohd Nasri Ismail,2005)

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Laparoskopi
Membuat lubang kecil pada pusar dan memasukkan sebuah batang yang
diujungnya memiliki kamera yang dihubungkan dengan monitor TV
sehingga dapat dilihat langsung kondisi organ kandungan didalam sana,
tanpa harus menyayat perut.
2. MRI (magnetic imaging resonance)
Dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi serta
besar/ luas.
3. Thorax X ray
Untuk mengidentifikasi keadaan pulmo.
4. Analisa Gas Darah
Menunjukan efektifitas dari pertukaran gas dan usaha pernafasan.

F. Pengobatan
Menurut sebuah penelitian baru di Italia wanita yang lebih banyak makan
buah-buahan dan sayuran lebih jarang mengalami endometriosis. Endometriosis
terjadi bila jaringan yang melapisi uterus tumbuh di luar uterus dan mulai
menutupi organ-organ lain dalam abdomen. Keadaan tersebut dapat
mengakibatkan pendarahan, nyeri, dan rasa tidak nyaman. Kelainan ini
merupakan salah satu penyakit kandungan yang paling sering terjadi. Para peneliti
memutuskan untuk mengamati peran apa yang dimainkan oleh pola makan dalam
terjadinya kelainan tersebut. Mereka melakukan survey terhadap 504 orang wanita
yang didiagnosa menderita endometriosis, untuk diperbandingkan dengan 504
wanita yang tidak menderita penyakit tersebut. Semua partisipan berusia di bawah
65 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi buah-buahan dan sayuran hijau
melindungi wanita dari penyakit tersebut.
Dibandingkan dengan mereka yang memakannya dalam jumlah paling
sedikit, mereka yang memakannya dalam jumlah paling banyak memiliki risiko
40 persen lebih kecil terhadap penyakit tersebut. Namun memakan daging merah
menyebabkan efek yang berlawanan. Mereka yang memakan paling banyak
daging merah dan ham mengalami peningkatan risiko 100 persen dibandingkan
yang makan paling sedikit. Wanita dapat mengurangi risiko terhadap
endometriosis dengan lebih sedikit memakan daging merah. Penelitian yang
dipimpin oleh Dr Fabio Parazzini ini diterbitkan dalam jurnal Human
Reproduction. Ia mengatakan, “ Penelitian kami menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pola makan dan risiko endometriosis dan sekarang kita
membutuhkan penelitian prospektif yang tepat untuk mempelajari faktor-faktor
tersebut.” Bila penemuan ini telah dikonfirmasikan, maka dengan pola makan
yang tepat kasus endometriosis dapat turun sebanyak 3-4%, yang berarti
mengurangi 800.000 wanita yang dapat terkena penyakit ini di Eropa.
“Endometriosis mempengaruhi kualitas hidup penderitanya dan bila ada
penyesuaian yang dapat dilakukan dalam pola makan untuk mengurangi risiko
terhadap penyakit tersebut, sangat penting bagi kami untuk memperoleh bukti
yang jelas tentang makanan apa yang melindungi dan apa yang meningkatkan
risiko,” katanya Dr Janice Rymer, seorang konsultan kandungan dan kebidanan di
London’s Guy and St Thomas’ hospital, mengatakan: “ Hal ini sangat menarik.
Tidak ada alasan mengapa faktor pola makan tidak endometriosis karena
kita belum tahu dengan pasti apa sebenarnya penyebab endometriosis. Jadi faktor
pola makan mungkin merupakan faktor yang penting.” Ia mengatakan beberapa
pasienya yang mengalami endometriosis mengatakan bahwa perubahan pola
makan memang bermanfaat. Seorang juru bicara dari British Nutrition Foundation
mengatakan bahwa terlalu dini untuk membuat kesimpulan, namun penemuan ini
dapat menjanjikan sesuatu. “Endometriosis adalah penyakit yang terkait-estrogen.
Makanan tampaknya memodifikasi beberapa penyakit terkait-estrogen
seperti kanker endometium dan ovarium.” Ia mengatakan makanan yang
mengandung zat yang dikenal sebagai phytoestrogen – ditemukan dalam kedelai,
sayuran hijau tua, kacang-kacangan – mengurangi kadar estrogen dalam aliran
darah dan tampaknya mempunyai sifat protektif terhadap penyakit ini. “Telah
dilakukan beberapa penelitian tentang efek diet dalam endometriosis, namun
penelitian pada hewan memang menunjukkan bahwa makanan-makanan tertentu
dapat memberikan perlindungan seperti asam lemak omega-3 yang ditemukan
pada ikan,” katanya. (Kalbefarma,2004)
G. Pathways

Menstruasi metaplasia

Sisa epitel embrional

Respon estrogen-progesteron

Endometrium

Adenomatosis Endometriosis Eksterna

Ovarium

Luka parut Inflamasi Mestruasi

Steril

Uterus Vesica Rectum


Urinaria Ansietas

Dispaereunia Nyeri
Disuria Defekasi

Disinformasi Nyeri
Senggama

Resti in efektif
terapi
Darah menempel Krista pecah
peritonium Nyeri pinggang
belakang

Akut abdomen
Nyeri pelvis
G. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri kronik berhubungan dengan respon penggantian jaringan


endometrial (abdominal, peritoneal) terhadap siklus rangsang hormon
ovarium.
b. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan senggama
yang menimbulkan rasa sakit dan infertilitas.

c. Ansietas yang berhubungan dengan penyakit alami yang tidak


dapat diperkirakan.

d. Resiko terhadap ketidak evektivan penatalaksanaan program


terapeutik berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang
kondisi,mitos, dan potensi kehamilan.

BAB III
PENTUTUP
A. Kesimpulan
Endometriosis ialah lapisan tisu yang sepatutnya
melapisi dinding dalam rahim (uterus) ada di luar rongga uterine atau pada
otot rahim. Endometriosis merupakan masalah bagi wanita karena penderita
terganggu dengan nyeri yang selalu muncul tiap haid, selain menurunkan
kemampuan mereka untuk hamil. Rasa sakit dapat timbul ketika jaringan yang
secara normal melapisi rahim (endometrium) tumbuh di bagian lain, keadaan ini
disebut endometriosis. Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar
rahim. Tanda paling umum adalah rasa sakit yang parah pada perut bagian bawah,
bisa terasa sekali-kali maupun terus-menerus, atau bisa juga terkait dengan masa
menstruasi. Endometriosis bukanlah suatu infeksi menular
seksual, sehingga tidak ada hubungannya dengan apakah seorang remaja pernah
berhubungan seksual atau tidak. Untuk mengetahui adanya endometriosis maka
dilakukan pemeriksaan diagnostik diantaranya Laparoskopi, MRI (Magnetic
Imaging Resonance), Thorax X-ray dan Analisa gas darah. Untuk pengobatan
diperlukan perubahan pola makan yang tepat akan mengurangi adanya penyakit
endometriosis.

B. Saran
Endometriosis adalah penyakit yang terkait-estrogen untuk itu perubahan
pola makan yang tepat dapat mengurani sakit tersebut untuk itu kita perlu makan
makanan yang mengandung zat yang dikenal sebagai phytoestrogen seperti
kedelai, sayuran hijau tua, kacang-kacangan dan ikan yang dapat memberikan
perlindungan seperti asam lemak omega-3.

MAKALAH

ENDOMETROSIS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:
Bintara Bayu Aji 1.1.20350
Hadi Winarso 1.1.20360

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2005

DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson.,Wilson, Lorraine McCarty.1994. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC

Winarta, Sastra., Prof. Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen

Carpenito, Lynda Juall, (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.


Jakarta: EGC

www.kompas.com

www.hmetro.com

www.bqweb.bkkbn.com

http://one.viewpoint.com/

Anda mungkin juga menyukai