Anda di halaman 1dari 40

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1. DEFINISI

Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam


jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, susukan
susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Kanker payudara yaitu sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada kesannya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker
bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi
pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu
sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah
kulit. (Erik T, 2005)
Ca mammae (carcinoma mammae) yaitu keganasan yang berasal
dari sel kelenjar, susukan kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk kulit payudara. Ca mammae yaitu tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar
susu, susukan susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
(Medicastore, 2011)
Ca mammae yaitu suatu penyakit pertumbuhan sel, akhir adanya
onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Karsono, 2006). Carsinoma mammae atau kanker
payudara adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae
abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi
dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).
Kanker payudara yaitu terjadinya gangguan pertumbuhan yang
ganas yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari
gumpalan yang keras dan kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya
garis asimetris antara kedua payudara.Bila kanker sudah berkembang,
tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi
merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan
di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan
letak terbanyak di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta
kedokteran Edisi 2 ).
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral
atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut
tonjolan spence atau ekor payudara.Setiap payudara terdiri atas 12 hingga
20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai susukan ke papila
mammae, yang disebut duktus laktiferus.Pendarahan payudara terutama
berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior dari arteri Mammaria
Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa
arteri Interkostalis.Penyaluran limfa dari tempat sentral dan medial yang
selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammae interna, juga
menuju ke aksila kontra lateral, ke mamae. rektus abdominis lewat
ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara kontra
lateral. (Sjamsuhidajat, 2004)

2. ETIOLOGI

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun


beberapa faktor resiko pada pasien diduga berafiliasi dengan kejadian
kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker yaitu predisposisi keturunan ini,
dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah
ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang
porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat tubuh dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30
tahun, Menarche kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun
mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.

3. PATHOGENESIS

Patogenesis kanker payudara juga disebut karsinogenesis


diketahui bahwa hormon steroid memegang peranan penting untuk
terjadinya kanker payudara. Mulai terbuka pengetahuan tentang adanya
beberapa onkogen dan gen suprespor, keduanya memegang peranan
penting untuk progresi tumor, adesi antar sel dan faktor pertumbuhan.
Abad 20, mulailah diketahui tentang siklus sel serta perbaikan DNA dan
kematian sel (apoptosis) serta regulasinya. Kemudian abad 21 ini mulai
berkembang pengetahuan yang menguak tentang kegagalan terapi
kanker. Tentang mekanisme resistensi terhadap kemoterapi, antiestrogen,
radiasi dan pengetahuan tentang proses invasi, angiogenesis dan
metastasi.

Folkman mengetengahkan bahwa pertumbuhan tumor tergantung


pada angiogenesis dimana tumor akan mengaktifkan endothelial sel
dalam kondisi dorman untuk berproliferasi dengan mengeluarkan isyarat
kimia. Hipotesis Folkman ini memperlihatkan bahwa tumor sangat
memerlukan angiogenesis untuk dapat tumbuh di atas ukuran 1-2
milimeter. Angiogenesis ini diatur secara ketat, melalui proses tahapan
yang rumit dan hanya pada keadaan tertentu seperti proses penyembuhan
luka serta proliferasi sel kanker.

Penghambatan angiogenesis menjadi target terapi yang


mempunyai harapan dimasa depan. Pembelahan sel tumor yang dipacu
oleh angiogenic stimulatory peptides akan menyebabkan tumor menjadi
cepat tumbuh serta akan mudah invasi ke jaringan sekitar, dan metastase.
Sebaliknya, pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors angiogenesis
akan menghambat pertumbuhan tumnor, invasi dan mencegah metastase.
Beberapa penelitian melaporkan bahawa terdapat hubungan terbalik
antara expresi gen VEGF dan overall survival. Sel tumor dengan
overexpresi VEGF akan mempunyai prognose yang buruk, serta semakin
pendek overall survivalnya. Expresi VEGF juga berhubungan dengan
respon yang kurang baik terhadap terapi hormonal maupun kemoterapi
(Darwito, 2009).

Stadium 1

Pada stadium ini, benjolan kanker tidak melebihi dari 2 cm dan tidak
menyebar keluar dari payudara. Perawatan sistematis akan diberikan
pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat
menyebar dan tidak berlanjutan. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh
total untuk pasien adalah sebanyak 70%.

Stadium 2

Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 hingga 5 cm dan


tingkat penyebarannya pun sudah sampai daerah kelenjar getah bening
ketiak. Atau juga belum menyebar kemana-mana. Dilakukan operasi
untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan
tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini,
kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 30-40%
Stadium 3A

Berdasarkan data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada


stadium ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah
menyebar ke kelenjar limfa disertai perlengketan satu sama lain atau
perlengketan ke struktur lainya.

Stadium 3B

Kanker sudah menyusup keluar dari bagian payudara, yaitu ke kulit,


dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Penatalaksanaan yang
dilakukan pada stadium ini adalah pengangkatan payudara.

Stadium 4

Sel-sel kanker sudah mulai menyerang bagian tubuh lainnya, seperti


tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam
batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan
payudara (Ronald, 2008).

4. TANDA GEJALA

Gejala umum Ca mamae yaitu :


a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk
dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan
c. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat
disekitar puting susu, mengkerut mirip kulit jeruk purut dan
adanya ulkus pada payudara
d. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
e. Ada cairan yang keluar dari puting susu
f. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa mirip terbakar,
pengikisan dan terjadi retraksi
g. Ada rasa sakit
h. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan
kadar kalsium darah meningkat
i. Ada pembengkakan didaerah lengan
j. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
k. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
l. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh
meskipun sudah diobati, serta puting susu mirip koreng
atau eksim dan tertarik ke dalam.
m. Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk (Peau d'
Orange).
n. Benjolan mirip bunga kobis dan mudah berdarah.
o. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat
tubuh lain

5. PENATALAKSANAAN

1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila hingga otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat
namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan
otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan
lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak
turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan
payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan
otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak
jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping:
kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi
pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.

3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar
dalam pedoman darah. Efek samping: lelah, mual, muntah,
hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang
penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang
sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral
oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin
lainnya.

6. PATOFISIOLOGI

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses


rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan
promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam materi genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam materi genetik sel
ini disebabkan oleh suatu biro yang disebut karsinogen, yang bisa berupa
materi kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak
semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
kelainan genetik dalam sel atau materi lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan
gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami suatu keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
menjelma ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. karena itu diharapkan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
karsinogen).

Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita


karena kanker. Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa
teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae,
yaitu:
Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone
estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium menghipnotis
factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah
satu fungsi estrogen yaitu merangasang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya
pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae,
tetapi hal itu tidak menandakan bahwa hormone estrogenlah yang,
menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan
menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko
Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita
yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan
adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
Genetik
o Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena
adanya “linkage genetic” autosomal dominan.
o Penelitian perihal biomolekuler kanker menyatakan delesi
kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya
transformasi malignan.
o mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada
klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium serta
mutasi gen supresor tumor.
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel
dan jaringan kanker dan meningkatkan acara antitumor. Gangguan
proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada
jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula
terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini
akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma.
Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel
tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi
sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri
akan menjadikan rasa nyeri, mirip periosteum dan pelksus saraf.
Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker
lanjut.Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui
susukan limfe dan melalui pedoman darah. Dari susukan limfe akan
hingga di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer
limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik
dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara
hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada
jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak,
vertebredan panggul)Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya
menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus
disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom
yangmelemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA
MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA
a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test
fal marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care
biopsy, Incisi biopsy, Eksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6. Biopsi terbuka
7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy
medis, pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.
KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui susukan limfe (limfogen) ke paru,pleura,
tulang dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. metastase ke jaringan sekitar melalui susukan limfe dan pembuluh darahkapiler
penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, suatu proses

keperawatan, suatu kolaboratif melibatkan perawat, pasien dan tim kesehatan

lainnya. Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data subjektif dan objektif

yang dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan fisik, data tersebut kemudian

diolah, dianalisa yang kemudian akan menghasilkan suatu diagnosa keperawatan

yang membutuhkan perencanaan untuk mengatasi masalah yang timbul dan

muncul.Tujuan utama pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus

menerus mengenai keadaan pasien yang memungkinkan perawat merencanakan

asuhan keperawatan kepada klien dengan mudah.

Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap

kegiatan yang meliputi:

1) Identitas Klien

Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status

perkawinan, alamat, nomor MR, tanggal masuk dan penanggung jawab.

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Dahulu

a. Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit

payudara jinak ,hyperplasia tipikal.

b. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferative

mempunyai resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker payudara, wanita
dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami

penyakit ini

c. Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi penggantian hormon

dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15 tahun)seperti estrogen suplemen.

d. Biasanya klien mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi oral.

e. Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan makanan yang

memakai penyedap dan pengawet.

f. Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi pertama pada usia

yang relative mudah dan menopause pada usia yang relative lebih tua

g. Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah melahirkan),

infertilitas, dan melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua(lebih

dari 35 tahun), serta tidak menyusui

3) Riwayat kesehatan sekarang

a. Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba

dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak

beraturan.

b. Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai membesar.

c. Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu pada

wanita yang tidak hamil.

d. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat drainase

limfatik sehingga terjadi edema dan piting kulit.

e. Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan , mual,

muntah, ansietas.
f. Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam kulit, dan

ulserasi.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak

perempuan serta saudara perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya

terkena kanker pada usia kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika

terjadi pada dua orang saudara langsung.

b. Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara

atau ovarium.

c. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau

ovarium dibawah 40 tahun.

d. Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau

ovarium.

e. Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.

5) Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien, BB,Tinggi

badan, tekanan darah, suhu, RR, Nadi.

b. Kepala

1) Rambut

Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia karna pengaruh

kemoterapi, kulit kepala tidak tampak bersih.

2) Wajah

Biasanya tidak terdapat edema atau hematon.

3) Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis disebabkan oleh

nutrisi yang tidak adekuat Sklera tidak ikterik,palpebra tidak edema.

4) Hidung

Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan cuping hidung

yang disebabkan klien sesak nafas terutama pada pasien yang kankernya sudah

bermetastase ke paru-paru.

4) Bibir

Mukosa bibir tampak pucat dan kurang bersih.

5) Gigi

Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan akibat rapuhnya pembuluh darah

dan caries positif

6) Lidah
Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
c. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

d. Dada atau Thorak

a) Inspeksi

Pada stadium 1

biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh

pembengkakan pada payudara,dengan ukuran 1-2 cm.

Pada stadium 2

biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga disebabkan

payudara dengan ukuran dengan tumor 2,5-5 cm.

Pada stadium 3A
biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh

pembengkakan tumor yang sudah meluas dalam payudara besar tumor 5-10 cm.

Pada stadium 3B

bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh

pembengkakan dan kanker sudah melebar ke seluruh bagian payudara,bahkan

mencapai kulit, dinding dada,tulang rusuk,dan otot dada.

Pada stadium 4

Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan

dan mestastase jauh keorgan lain seperti paru-paru.

b) Palpasi

Pada stadium 1

biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum

bermetastase keorgan lain

Pada stadium 2

biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum

bermetastase keorgan lain

Pada stadium 3A

biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum

bermetastase keorgan lain

Pada stadium 3B

biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum

bermetastase keorgan lain seperti tulang rusuk, dinding dada dan otot dada .

Pada stadium 4
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh karena kanker

sudah metastase ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru sehingga

mengakibatkan paru –paru mengalami kerusakan dan tidak mampu melakukan

fungsinya.

c) Perkusi

Pada stadium 1

biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien.

Pada stadium 2

biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien karena kanker

belum mengalami metastase.

Pada stadium 3A

Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum metastase.

Pada stadium 3B

biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada infiltrate paru dimana

parenkim paru lebih padat / mengadung sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-

paru paien yang disebabkan pada paru-paru pasien didapatkan berisi cairan

disebut dengan efusi pleura jika kanker telah bermetastase pada organ paru.

Pada stadium 4

biasanya akan terdengar pekak pada paru-paru pasien yang disebabkan pada paru-

paru pasien didapatkanberisi cairan yang disebut dengan efusi pleura akibat

metastase dari kanker mammae yang berlanjut,dan nafas akan terasa sesak.
d) Auskultasi

Pada stadium 1

biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi hampir terdengar seluruh lapangan pare

dan inspirasi lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. suara

nafas tambahan tidak ada, seprti ronchi (-) dan wheezing (-)

Pada stadium 2

biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru

clan inspirasi lebih panjang lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi.

Biasanya buni nafas klien juga dapat terdengar bronkovesikuler dengan bronchial.

Suara nafas tambahan tidak ada, seperti ronchi (-) dan wheezing (-)

Pada stadium 3 A

Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru

dan inspirasi yang lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi,

dan bronkovesikuler yaitu pada daerah suprasternal, interscapula: campuran antara

element vaskuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti :

Ronchi (+) dan wheezing (-)

Pada stadium 3 B

biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih

keras nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi dan terdengar dan terdapat suara

nafas tambahan seperti: Ronchi dan Wheezing ini disebabkan oleh kanker sudah

menyebar ke seluruh bagian payudara, dan mencapai ke dinding dada, tulang

rusuk, dan otot dada sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan ekspansi paru

dan compressive atelektasis.

Pada stadium 4
biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih

panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi dan terdengar. Dan

terdapat

suara tambahan seperti : Ronchi dan wheezing. Ini disebabkan oleh kanker

metastase ke bagian tubuh lainnya seperti parupare sehingga mengakibatkan terj

adnnya penurunan ekspansi

paru dan compressive atelektasis sehingga terjadi penumpukan secret pada daerah

lobus paru.

e. Jantung (Kardiovaskuler)

1. Inspeksi

Biasanya iktus tidak terlihat

2. Palpasi

Biasanya iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

3. Perkusi

Batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II, linea staralis dektra, batas

jantung kiri RIC V,1 jari media linea clavukularis sinistra)

f. Auskultasi

Biasanya irma jantung murni,murmur (-)

g. Mammae (payudara)

1. Inspeksi

Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan berwarna merah

dan payudara mengerut seperti kulit jeruk

2. Palpasi
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan dan teraba

pembesaran kelenjar getah bening diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah

ketiak.

h. Perut

1. Inspeksi

Biasanya tidak ada pembesaran

2. Palpasi

Biasanya bising usus (-)

3. Perkusi

Biasanya lien dan hepar tidak teraba

4. Auskultasi

Tympani

i. Genitourinaria

Biasanya genetalia bersih

j. Ekstremitas

Biasanya ekstremitas tidak odema,tidak ada lesi

k. Sistem intergument

Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit klien

tidak elastis

6) Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Nutrisi

1) Makan

Sehat: biasanya makan 3 kali sehari dan habis satu porsi

Sakit : biasanya 3 kali sehari,dan hanya menghabiskan setengah porsi

2) Minum
Sehat: biasanya minum 6-8 gelas sehari

Sakit :biasanya klien hanya menghabiskan minum 3-5 gelas sehari

b. Eliminasi

1) Miksi

Sehat : biasanya frekuensi BAK sehari 1500 cc

Sakit : biasanya frekuensi BAK sehari 800 cc,karateristiknya warna

kekunangan,pekat dan bau khas

2) Defekasi

Sehat : biasanya frekuensi BAB 1 kali sehari

Sakit : pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna kehitaman atau

kemerahan, konsistensi padat dan bau khas

c. Istirahat dan Tidur

Sehat: biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari

Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang dirasakan di bagian

payudara

d. Kebersihan Diri

Sehat : biasanya klien mandi 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali sehari,cuci

rambut 1 kali dalam 2 hari,pakain di ganti sesudah mandi

Sakit : biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari,menggosok gigi 1 kali sehari,cuci

rambut 2 kali seminggu,pakain di ganti 1 kali sehari.

7) Data sosial ekonomi


Biasanya di tanyakan pada klien tentang pekerjaan, sumber penghasilan dalam

keluarga dan perubahan yang dialami sejak klien sakit, penangguang jawab biaya

perawatan klien selama sakit dan masalah keuangan yang dialami saat ini.

8) Data psikologi

Biasanya keadaan psikologi saat sakit lemas dan takut di rawat di rumah sakit,

harapan klien terhadap penyakitnya dapat segera sembuh setelah

diobati,dukungan dari keluarga baik dalam perubahan terhadap konsep diri tidak

seperti biasanya.

9) Data spritual

Biasanya pelaksaanaan ibadah klien selama sakit tertinggal dan agak terganggu di

bandingkan dengan sehat rutin dan rajin beribadah, pandangan klien terhadap

penyakit tetap optimis selama segala penyakit ada obatnya.

10) Pemeriksaan laboratorium/penunjang

a. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat,

trombosit meningkat.

b. Pemeriksaan urin, diperiksa apakah ureum dan kreatini meningkat

c. Tes diagnostik yang biasanya di lakukan pada penderita karsinoma mammae

adalah sinar X, sinar X ini di perlukan selain untuk screening pra-operasi,juga

untuk melihat apakah ada penyebaran kanker ke paru-paru, ultrasonografi :

diperlukan bersamaan dengan mammografi untuk membedakan krista yang berisi

cairan dengan jenis lesi lainnya.

d. Respon Hormone

Diperlukan untuk mengetahui adanya peningkatan hormone estrogen dan

progesteron.
e. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus

Pemeriksaan ini di lakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi di curigai

ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus

dan di sedot dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor diperiksa di laboratorium

oleh ahli patologi anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas

(maligna) atau jinak (benigna)

f. Penanda tumor(zat yang di hasilkan dan di sekresi oleh sel tumor dan di

temukan dalam serum missal CEA, antigen spesifik frosfat, alfa-fetoprotein,

HCG, asam dll)dapat membantu dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih

bermanfaat sebagai prognostik

g. Tes kimia skrining

a) Elektrolit(natrium,kalium,kalsium)

b) Tes ginjal (BUN)

c) Tes hepar (bilirubin,AST/SGOT alkalin fosfat,LDH)

d) Tes tulang(alkalin fosfat,kalsium)

h. Sinar X dada

Menyelidiki penyakit paru metastasis

11) Analisa Data

Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya

fikir berdasarkan ilmiah,pengetahuan yang sama dengan masalah yang di dapat

pada pasien (Gusneli,2007

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian diatas kemungkinan dignosa keperawatan yang timbul

adalah:
1. Gangguan rasa nyaman :nyeri berhubungan dengan penyakit(kompressi atau

dekstruksi, jaringan saraf, infiltrasi syaraf, atau suplai vaskulernya, obtruksi

jaringan syaraf inflamasi dan adanya penekanan masa tumor (Marilynn

E.Doenges, 2000)

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan desakan paru oleh diafragma

sekunder terhadap ancites dan efusi pleura (Marilynn E.Doenges )

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status

hipermetabolik berkenaan dengan kanker, konsekwensi kemoterapi, radiasi,

pembedahan misalnya, anoreksia, iritasi lambung, penyimpangan, rasa mual,

distress emosional, control nyeri batuk (Marilynn E.doenges, 2000)

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi, peningkatan

energi (status hipermetabolik) kebutuhan psikologis atau emosional berlebihan

dan perubahan kimia tubuh: efek samping obat-obatan : kemoterapi (Marilynn

E.Doenges, 2000)

5. Gangguan intergritas kulit / jaringan berhubungan dengan Penurunan imunologis,

Penurunan status nutrisi, anemia (Marilyn E Dongees,2000).

6. Gangguan rasa nyaman: cemas berhubungan dengan krisis situasi (kanker)

ancaman pada perubahan status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi, ancaman

kematian, perpisahan dari keluarga, transmisi atau penularan perasaan

interpersonal, perubahan gambaran tubuh (Marilynn E doenges 2000).

7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek samping kemoterapi atau

radioterapi misal kehilangan rambut, mual dan muntah, penurunan berat badan,

impotensi, sterilisasi, kelelahan berlebihan, nyeri tidak terkontrol kecacatan bedah

(Marilynn E.Doenges 2000).


8. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan serta pengobatan penyakit

berhubungan dengan kurang informasi (Marilynn E. Doenges 2000).


3. Rencana Asuhan Keperawatan

Tujuan dan
Diagnosa
No Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Hasil

1. Gangguan rasa nyaman : Tujuan : Mandiri:

nyeri berhubungan nyeri teratasi a. Tentukan riwayat nyeri,a. Informasi data dasar
untuk mengevaluasi
dengan proses penyakit Kriteria hasil: lokasi nyeri, frekuensi
kebutuhan atau
(kompressi ataua. klien durasi dan intensitas (skala
keefektifan intervensi
dekstruksi, jaringan menyatakan nyeri 0-10), dan tindakan

syaraf, infiltrasi syaraf, nyeri penghilang yang

adanya penekanan berkurang atau digunakan

tumor. hilang b. Evaluasi atau sadari

b. Nyeri tekan therapy tertentu misalnya:b. Ketidaknyamanan rentang

tidak ada pembedahan, radiasi, luas adalah umum (misal

c. Ekspresi khemoterapi, bioterapi, nyeri insisi, kulit terbakar,

wajah tenang ajarkan klien dan keluarga nyeri punggung bawah,

d. Luka tentang cara sakit kepala) tergantung

sembuh dengan menghadapinya dan apa pada prosedur atau agen

baik yang diharapkan yang digunakan

c. Berikan tindakan

kenyamanan dasar (misal :

reposisi gosokan

punggung) dan aktivitasc. Meningkatkan relaksasi

menyenagkan seperti dan membantu


mendengarkan musik dan memfokuskan kembali

menonton tv, membaca perhatian

buku.

d. Dorong penggunaan

keterampilan manajement

nyeri (misal teknik

relaksasi, visualisasi,

bimbingan imajinasi)

tertawa, musik,dan

sentuhan teraupetik d. Memungkinkan klien

Kolaborasi untuk berpartisipasi cara

a. kembangkan rencana efektif dan meningkatkan

manajemen nyeri dengan rasa kontrol

klien dan dokter

b. Berikan analgesik sesuai


a. rencana terorganisasi

dengan indikasi mengembangkan

kesempatan untuk kontrol


nyeri terutama dengan

nyeri kronis, klien atau

orang terdekat harus aktif

menjadi partisipasin

dalam manajemen nyeri

di rumah

b. Nyeri tekan adalah

komplikasi dari kanker,

meskipun respon

individual berbeda.saat

perubahan penyakit atau

pengobatan

terjadi,penilaian dosis dan

pemberian akan di

perlukan

2. Ketidak efektifan pola Tujuan : Mandiri:

nafas berhubungan pola nafasa. Atur posisi kliena. Isi rongga abdomen

dengan efek dari desakan kembali efektif senyaman mungkin terdorong kebawah

paru oleh difragma Kriteria hasil : dengan meninggikan sehingga tidak mendesak

sekunder terhadap a. Bunyi nafas daerah kepala diafragma

ancites dan efusi pleura vesikuler b. Monitor vital signs

b. RR b. Perubahan dari vital sisgn

normal(20- dapat di jadikan sebagai

24x/menit) pedoman untuk


c. Tidak ada mengambil keputusan

tanda-tanda dalam tindakan

sianosis dan selanjutnya

pucat c. Anjurkan klien nafasc. Dengan nafas dalam

d. Tidak ada dalam dengan menarik diharapkan dapat

sputum nafas melalui hidung dan mempelancar O2 keparu-

mengeluarkan melalui paru

mulut secara pelan-pelan

d. Diskusikan penyebab dari

sesak nafas klien

d. Dengan adanya diskusi

dengan klien diharapkan

Kolaborasi: klien menerima Apa

a. Kolaborasi dengan penyebab dari sesak nafas

dokter dalam pemberian

oksigen a. pemberian oksigen yang

sesuai dengan program

akan lebih bermanfaat

bagi klien dalam

mengatasi sesak nafas dan

b. Kolaborasi dengan tim mensuplai O2 yang

dokter dalam pemberian mencukupi

obat-obatan (ekspektoranb. Mencegah kekeringan


dan bronkodilator) mukosa membran,

mengurangi kekentalan

secret dan memperbesar

ukuran lumen

trakeobroncial

3. Gangguan pemenuhan Tujuan: Mandiri:

kebutuhan nutrisi Kebutuhan a. pantau masukan


a. Mengidentifikasi

berhubungan dengan nutrisi makanan setiap hari. kekuatan atau defisiensi

intake yang tidak terpenuhi biarkan pasien menyimpan nutrisi

adekuat,mual dan Kriteria hasil: buku harian tentang

muntah a. nafsu makan makanan sesuai dengan

meningkat indikasi

b. klien tidak
b. Ukur tinggi, berat

lemah badan, dan ketebalan trisep

c. Penambahan (atau pengukuran

berat badan antropometrik lain sesuai


b. Membantu dalam

yang dengan indikasi, timbang mengidentifikasi

progresif,dan berat badan setiap hari) malnutrisi protein, kalori,

bebas dari
c. Dorong klien makan khususnya bila berat

tanda-tanda diet tinggi kalori kaya badan dan pengukuran

malnutrusi nutrient , dengan masukan antropometri kurang dari

d. Hb cairan adekuat normal

normal(12-14 d. Nilai diet sebelum dan


gr/dl) segera pengobatan misal

makanan bening, cairan

dingin, skrekers kering,c. Kebutuhan jaringan

roti panggang, minuman metabolik ditingkatkan

karbonat, berikan cairan 1 begitu juga cairan(untuk

jam sebelum atau 1 jam menghilangkan produk

setelah makan sisa)

e. Control faktor
d. Keefektifan penilaian

lingkungan misalnya bau diit sangat individual

kuat atau tidak sedap atau dalam penghilangan mual

kebisingan.hindari pasca terapi

makanan terlalu manis,

berlemak atau makanan

pedas

Kolaborasi:

a. tinjau ulang

pemeriksaan laboratorium

sesuai dengan indikasi

misal limfosi total ,

transferin serum,dan

albumin

e. Dapat menriger respon

mual atau muntah


a. Membantu

mengidentifikasi derajat

ketidakseimbangan

biokimia atau malnutrisi

dan mempengaruhi

pilihan intervensi diet


4 Intoleransi aktivitas Tujuan: kembali Mandiri :

berhubungan dengan melakukan a. Rencana keperawatan


a. Periode istirahat sering

penurunan produksi aktivitas untuk memungkinkan diperlukan untuk

energy,peningkatan Kriteria : periode istirahat memperbaiki atau

energy (status
a. Melaporkan
b. Buat tujuan aktivitas menghemat energi

hipermetabolik) perbaikan rasa realitas dengan pasien b. Memberikan rasa

berenergi c. Dorong pasien untuk control dan mampu

b. Melakukan melakukan apa saja bila menyelesaikan

aktivitas dan mungkin misalnya mandi


c. Meningkatkan

berpartisipasi duduk,bangun dari kursi, kekuatan/stamina dan

dalam beraktivitas dan berjalan. tingkat memampukan pasien

yang di inginkan aktivitas sesuai dengan menjadi lebih aktif tanpa

pada tingkat kemampuan. kelelahan yang berarti.

kemampuan d. Pantau respon fisiologi

aktivitas,perubahan pada

TD atau frekuensi

jantung/pernafasan.

Kolaborasi :

a. Berikan 02 suplemen
d. Toleransi sangat

sesuai indikasi bervariasi tergantung

pada tahap proses

penyakit.
a. Adanya anemia/

hipoksemia menurunkan

ketersediaan 02 untuk

ambilan seluler dan

memperberat keletihan.

5 Gangguan rasa aman : Tujuan : Mandiri :


cemas berhubungan
dengan krisis situasi Kecemasan a. Tinjauan ulang
a. Membantu dalam
(kanker), ancaman
pada perubahan status berkurang pengalaman pasien / orang mengidentifikasi rasa
kesehatan,fungsi
peran perubahan terdekat sebelumnya takut dan kesalahan
gambaran tubuh
Kriteria hasil : dengan kanker. konsep berdasarkan pada

a. klien tampak pengalaman dengan

tenang b. Mendorong perasaan kanker.

b. Mau pasien untuk


b. Memberikan
berpartisipasi
dalam program mengungkapkan pikiran kesempatan untuk
terapi
dan perasaan. memeriksa rasa takut

c. Berikan lingkungan realitas serta kesalahan

terbuka dimana pasien konsep tentang diagnosis.

merasa aman untuk


c. Membantu pasien

menduskusikan atau untuk merasa di terima

menolak untuk bicara. pada adanya kondisi tanpa

d. Bantu pasien atau orang ada perasaan dihakimi

terdekat dalam mengalami dan meningkatkan rasa

dan mengklasifikasi rasa terhormat dan kontrol.

takut untuk memulai


d. Keterampilan koping

mengembangkan strategi sering rusak setelah

koping untuk menghadapi diagnosis dan selama fase

rasa takut. pengobatan yang berbeda.

dukungan dan konseling

sering perlu untuk

memungkinkan individu

e. Mempertahankan kontrak mengenal dan

sering dengan menghadapi rasa takut

pasien,bicara dengan dan untuk meyakini


menyentuh pasien dengan bahwa strategi kontrol

tepat. atau koping tersedia.

f. Dorong pasien untuk


e. Memberikan keyakinan

mengekspresikan bahwa pasien tidak

perasaannya. sendiri atau di tolak :

berikan respek dan

penerimaan individu.

f. Proses kehilangan

g. Diskusikan tanda dan bagian tubuh


gejala depresi.
membutuhkan

penerimaan, sehingga

pasien dapat membuat

rencana untuk masa

depannya.

g. Reaksi umum terhadap


tipe prosedur dan
kebutuhan dapat di kenali
dan di ukur.

4. Implementasi

Merupakan langkah keempat dalam proses keperawatan pada kasus kanker

payudara dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan

keperawatan) khususnya pada kanker payudara diman ini telah direncanakan

dalam rencana tindakan keperawatan (Lukman and Sorensen, 2000).


5. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses akhir dari keperawatan khususnya pada kanker

payudara dengan cara identifikasi/ melihat sejauh mana tujuan dari implementasi

kanker payudara tercapai atau tidak (Lukman and Sorensen, 2000).


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification


(NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.

Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby
Year-Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi


10.Jakarta:EGC

Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi
4. Jakarta. EGC

Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC :
Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.

Sjamsuhidajat. R (1997), Buku latih Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Anda mungkin juga menyukai