Anda di halaman 1dari 6

Pemodelan Capability Maturity Model

Integration (CMMI) Representasi Continuous


Untuk Memperoleh Fleksibilitas dalam Proses Pengembangan Perangkat
Lunak

Muhammad Danial Masruroini


Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Malang
Malang, Indonesia
muhammad.danial.1505336@students.um.ac.id

Abstract—Penentuan software process models dalam suatu Beberapa pengembang perangkat lunak yang mengalami
pengembangan perangkat lunak merupakan hal yang paling pertama kegagalan dalam melakukan pengembangan perangkat lunak
dilakukan. Karena pemodelan proses adalah kunci keberhasilan utama disebabkan mereka tidak menerapkan software process models
dalam mengerjakan sebuah pengembangan perangkat lunak. Beberapa yang sesuai dengan jenis program yang dikembangkan.
pengembang yang mengalami kegagalan dalam melakukan
pengembangan perangkat lunak disebabkan mereka tidak menerapkan Terdapat beberapa macam pemodelan proses dalam systems
software process models dalam proses pengembangannya. Terdapat development life cycle, dan pemodelan ini akan memberikan
beberapa macam pemodelan proses dalam systems development life pengaruh saat dilaksanakannya proses pengembangan suatu
cycle, dan pemodelan ini akan memberikan pengaruh saat perangkat lunak. Capability maturity model integration (CMMI)
dilaksanakannya proses pengembangan suatu perangkat lunak. merupakan salah satu model yang lebih fleksibel dan dapat
Capability maturity model integration (CMMI) merupakan salah satu digunakan oleh para pengembang untuk memberikan hasil
model yang dapat digunakan oleh pengembang untuk memberikan hasil perangkat lunak yang berkualitas.
perangkat lunak yang berkualitas.
II. KAJIAN LITERATUR
Keywords—Systems Development Life Cycle , Software Process A. Systems Development Life Cycle
Models, Capability Maturity Model Integration (CMMI). Systems development life cycle atau lebih umum dikenal
dengan istilah SDLC adalah sebuah cara yang dipakai untuk
I. LATAR BELAKANG membangun atau mengembangkan suatu perangkat lunak [1].
Software process sering disebut dengan software Cara-cara pada SDLC ini tentu saja terdiri dari beberapa tahap
development process atau software life cycle merupakan pengerjaan mulai dari tahap perencanaan, tahap analisis
rangkaian aktivitas yang tujuan akhirnya adalah kebutuhan, tahap perancangan, dan tahap penerapan sehingga
mengembangkan atau mengubah suatu perangkat lunak. Proses akhirnya bisa menjadi satu-kesatuan sistem yang utuh. Konsep
perangkat lunak juga bisa diartikan sebagai serangkaian aktivitas dari SDLC inilah yang memicu munculnya berbagai jenis
kerja, kegiatan, atau tugas yang dilakukan ketika pengembang pemodelan pengembangan perangkat lunak untuk menyusun
sedang mengembangkan sebuah program perangkat lunak yang kerangka kerja dalam melaksanakan kegiatan pengembangan
terdapat di dalam sebuah framework atau model yang saling perangkat lunak.
berkaitan diantara rangkaian proses satu dengan proses yang
lain. Pada umumnya aktivitas ini meliputi: (1) specification, (2) Systems development life cycle sebenarnya bukan hanya
design and implementation, (3) validation, dan (4) evolution. sekedar konsep teoretis. SDLC digunakan hampir atau bahkan
setiap hari di bidang teknologi informasi di seluruh dunia.
Untuk merepresentasikan deskripsi (abstrak) suatu proses Pemanfaatan SDLC yang sesuai akan mampu memberikan hasil
dari beberapa perspektif tertentu pastilah diperlukan sebuah sistem perangkat lunak yang berkualitas. Penggunaan SDLC
pemodelan proses perangkat lunak. Penentuan software process akan lebih optimal jika dilengkapi dengan berbagai teknik
models dalam suatu pengembangan perangkat lunak merupakan pengembangan sistem [2].
hal yang paling pertama dilakukan. Karena pemodelan proses ini
adalah kunci keberhasilan utama dalam mengerjakan sebuah Dasar yang dijadikan acuan dalam pengembangan perangkat
pengembangan perangkat lunak. Di dalam systems development lunak merupakan pemodelan dari proses yang akan dilakukan.
life cycle (SDLC) dikenal beberapa macam pemodelan proses. Proses-proses pengembangan perangkat lunak adalah faktor
Perbedaan pemodelan proses yang digunakan terdapat dalam penentu yang memungkinkan pengembangan perangkat lunak
rangkaian aktivitas-aktivitas setiap model. bisa berjalan tepat waktu dan rasional. Proses-proses tersebut
adalah ruang lingkup rancangan kerja untuk beberapa unsur Pada umumnya usaha yang berkaitan dengan pengembangan
dalam process area yang harus dibangun agar dalam perangkat lunak dapat digolongkan ke dalam tiga fase tanpa
pengembangan perangkat lunak tidak terjadi missconception memperdulikan jenis aplikasi dan tingkat kerumitan dari
antara organisasi pengembang dengan para stakeholders. perangkat lunak yang dikembangkan [5].
Process area ini akan menjadi dasar bagi management control
proyek pengembangan perangkat lunak serta membuat konteks 1) Fase Definisi (Definition Phase)
yang mana metode-metode teknis diterapkan, membangun Fase pendefinisian ini memfokuskan pada apa yang
produk usaha (model, dokumen, data, laporan, dan lain-lain), dikembangkan oleh organisasi pengembang perangkat
membangun pondasi, menjamin kualitas, dan mengatur lunak. Organisasi harus melakukan identifikasi pada
perubahan secara rapi [3]. informasi-informasi yang akan diproses, fungsi dan
aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan, sistem perangkat
Beberapa metode yang digunakan dalam pembangunan lunak yang diharapkan, antarmuka yang akan dibuat,
sebuah perangkat lunak memberikan teknis khusus ketika ruang lingkup rancangan, dan kriteria validasi yang
pelaksanaannya. Metode-metode itu terkait dengan aktivitas- dibutuhkan. Kebutuhan atau requirememt merupakan
aktivitas yang luas meliputi analisis kebutuhan, konstruksi kunci utama dari sistem perangkat lunak yang
program, desain, pengujian, dan pemeliharaan atau perawatan. didefinisikan untuk mendapatkan hasil produk yang
Pengembangan perangkat lunak mengandalkan pada sukses. Beberapa metode yang diterapkan selema fase
serangkaian prinsip-prinsip dasar yang mengatur setiap proses definisi ini berbeda-beda tergantung dari pemilihan
area teknologi dan menyangkut aktivitas-aktivitas pemodelan model proses pengembangan perangkat lunak (atau
serta teknik deskriptif yang lainnya. Untuk mengembangkan bahkan kombinasi pemodelan) yang diterapkan.
sebuah perangkat lunak secara memadai, setiap aktivitas proses- Terdapat tiga aktivitas utama yang berada dalam
proses harus dirancang (dimodelkan) terlebih dahulu. tingkatan yang sama, yaitu:
 Sistem atau rekayasa informasi dari perangkat lunak
B. Software Process Models yang dikembangkan
Software process adalah rangkaian dari suatu aktivitas yang  Perencanaan proyek pengembangan perangkat
berhubungan, yang tujuan akhirnya adalah membangun atau lunak, dan
mengembangkan perangkat lunak. Aktivitas ini meliputi lankah-  Analisis kebutuhan perangkat lunak
langkah pengembangan perangkat lunak mulai dari awal sampai
dengan implementasi sistemnya. Terdapat empat tahap yang 2) Fase Pengembangan (Development Phase)
mendasari dalam dilaksakannya proses pengembangan Pada fase pengembangan memfokuskan pada
perangkat lunak,yaitu: (1) software specifications, (2) software bagaimana proses pengembangan perangkat lunak
design and implementation, (3) software validation, dan (4) dijalankan. Seorang pengembang harus mendefinisikan
software evolution. Tahap-tahap tersebut merupakan garis besar bagaimana informasi yang didapat dari stakeholders
dari suatu proses pengembangan perangkat lunak. Namun, dikonstruksi, bagaimana fungsi atau fitur diaplikasikan
sebenarnya terdapat sub-sub aktivitas dari setiap tahapan sebagai suatu arsitektur sistem perangkat lunak,
tersebut yang membuatnya lebih kompleks. Menurut bagaimana rincian alur sistem diimplementasikan,
Sommerville (2011) tidak ada tahapan proses pengembangan bagaimana antarmuka dibangun, bagaimana seorang
perangkat lunak yang benar-benar ideal dan banyak organisasi pengembang akan menerjemahkan rancangan ke dalam
pengembang mempunyai model prosesnya sendiri dalam bahasa program, serta bagaimana melakukan pengujian
melakukan pengembangan perangkat lunak. Meskipun begitu, pada produk perangkat lunak.
harus tetap ada metode pemodelan yang dijadikan dasar atau Beberapa metode yang diterapkan selama masa
acuan agar pelaksanaan pengembangan perangkat lunak bisa pengembangan perangkat lunak akan bermacam-macam
tercapai dengan sempurna. jenisnya, namun terdapat tiga aktivitas teknis yang
khusus dan harus selalu ada, yaitu:
Software process model atau pemodelan proses perangkat  Rancangan sistem perangkat lunak
lunak merupakan representasi dari software process yang sudah  Pembuatan source code program, dan
disederhankan. Setiap pemodelan proses adalah representasi  Pengujian sistem perangkat lunak
yang berasal dari perspektif bagian tahapan proses dan
memberikan penjabaran tentang tahapan proses tersebut. 3) Fase Pemeliharaan (Maintenance Phase)
Process models atau terkadang disebut sebagai “process Pada fase pemeliharaan memfokuskan pada
paradigms” tidak memberikan deskripsi secara lengkap proses perubahan (changes) yang dikaitkan dengan koreksi
pengembangan perangkat lunak, akan cenderung merupakan kesalahan, penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan
abstrak dari proses pengembangan [4]. saat lingkungan (environment) suatu perangkat lunak
dalam proses pengembangan, serta perubahan yang C. Capability Mature Model Integration
berkaitan dengan perkembangan yang dikarenakan Capability mature model dapat diartikan sebagai suatu
permintaan stakeholders yang berubah. Fase ini penyederhanan yang representatif terhadap keadaan sebenarnya,
mengaplikasikan lagi tahapan-tahapan yang terdapat yang berfungsi untuk mengukur batas kematangan (mature) hasil
pada fase definisi dan dase pengembangan, tetapi semua proses ketika sebuah organisasi pengembang software
perubahan tetap bergantung pada konteks perangkat menyajikan, membuat, atau mengembangkan perangkat lunak
lunak yang dikembangkan. Terdapat empat macam [6].
perubahan yang biasa terjadi saat proses pengembangan
perangkat lunak, yaitu: Kegiatan utama dari capability mature model ini adalah
 Koreksi melakukan pengukuran tingkat kematangan. Mengukur bisa
Meskipun sudah ada jaminan kualitas sistem diartikan sebagai sebuah kegiatan untuk melakukan pemetaan
perangkat lunak yang baik, tetapi pengguna akan suatu kondisi ke dalam sebuah skala atau ukuran. Nilai-nilai
tetap saja menemukan cacat (bug). Pemeliaraan yang diperhatikan ketika melakukan pengukuran capability
bersifat koreksi (corrective maintenance) akan mature model ini ada beberapa poin sebagai berikut: (1)
melakukan beberapa perubahan atau membenahi parameter yang akan diukur, (2) metode pengukurannya, (3)
cacat/rusak (bug) agar sistem bisa sempurna. skala penilian yang dijadikan stadar, dan (4) pandangan
 Adaptasi teoretisnya oleh para ahli.
Seiring berjalannya waktu komponen-komponen
pada komputer (seperti CPU, sistem operasi, dan Ciri-ciri yang paling banyak diketaui mengenai maturity
lain-lain) pasti mengalami perubahan. Pemeliharaan model adalah proses pengembangannya. Ketika suatu
bersifat adaptasi (addaptive maintenance) akan ornganisasi sedang melakukan pengembangan software, maka
menghasilkan perubahan pada kebutuhan proses yang dilakukan akan disederhanakan dan dideskripsikan
fungsional sistem perangkat lunak. menjadi skala kematangan dengan satuan jumlah tertentu. Skala
 Perkembangan (enhancement) atau tingkatan kematangan itulah yang di dalamnya mengandung
Pengguna perangkat lunak bisa mengenali fungsi- beberapa syarat khusus yang harus dipenuhi oleh organisasi.
fungsi tambahan yang memberikan keuntungan Tinkatan-tingkatan yang ada disusun secara runtut, mulai dari
ketika mereka menggunakan sebuah perangkat tingkat awal sampai pada tingkat akhir saat sudah menjadi
lunak. Pemeliharaan bersifat sempurna (perfective sebuah sistem yang diimplementasikan. Dan selama
maintenance) akan memperluas ruang lingkup pengembangan berlangsung, tahapan proses bergerak maju
perangkat lunak dengan menambah kebutuhan mulai dari tingkatan satu menuju tingkatan berikutnya dengan
fungsionalnya. tidak boleh melompati salah satunya, semua proses dilakukan
 Pencegahan tahap demi tahap secara berurutan.
Seiring berjalannya waktu juga keadaan suatu
perangkat lunak pasti akan menurun, oleh sebab itu Evolusi perubahan dari CMM menuju CMMI berbanding
pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) lurus dengan perubahan pada industri pengembangan perangkat
harus dilakukan sebagai upaya untuk melayani lunak dan juga kebutuhan dari para penggunanya. Capability
kebutuhan dari para pengguna perangkat lunak. mature model integration (CMMI) merupakan pemodelan yang
Pada dasarnya pemeliharaan ini melakukan dapat digunakan oleh organisasi pengembang perangkat lunak
beberapa perubahan terhadap program komputer untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan mereka [7].
sehingga mempermudah dalam proses CMMI adalah perwujudan panduan secara umum dan
pengoreksian, penyesuaian, dan pengembangan. pemodelan melampaui disiplin-disiplin, memasukkan semua
unsur siklus hidup (life cycle) proyek mulai dari konsep,
Fase-fase dan langkah yang berkaitan harus pengembangan, penyampaian (delivery), dan pemeliharaan.
diimbangi dengan beberapa aktivitas pelindung CMMI menitikberatkan pada tujuan akhir dari pelaksanaan suatu
(umbrella activities). Aktivitas-aktivitas khusus di dalam proses pengembangan yang dilakukan oleh oranganisasi
ketegori ini meliputi beberapa hal, yaitu: tersebut.
 Pengontrolan dan pelacakan proyek perangkat lunak
 Peninjauan ulang teknis formal Capability mature model integration memiliki dua tahap
representasi dalam upaya untuk melakukan perbaikan pada
 Penjaminan kualitas perangkat lunak
proses pengembangan perangkat lunak yang diterapkan oleh
 Penghasilan dan penyiapan berkas-berkas
organisasi, yaitu bertahap (staged) dan berkelanjutan
 Manajemen reusabilitas, dan
(continuous). Perbedaan utama yang mendasari antara dua
 Manajemen resiko representasi ini adalah bagaimana process area yang ada akan
diorganisasikan dan direpresentasikan [8]. Process area yang lapangan, melakukan tindakan jika terdapat perubahan
dimaksud adalah hal-hal yang menjadi tujuan akhir difokuskan terhadap perencanaan, serta melakukan milestone atau
untuk diselesaikan. Jenis pemodelan ini membantu organisasi pemantauan produk atau jasa pada suatu titik tertentu pada
pengembang software dalam menentukan strategi proses rangkaian aktivitas. Selain terdapat standardisasi prosedur
pengembangan perangkat lunak. Model ini akan memfasilitasi dalam pengembangan sebuah produk atau jasa, terdapat
penentuan kemampuan untuk setiap tahapan proses dan komitmen yang terbentuk di antara para stakeholder.
mengidentifikasi masalah-masalah kritis yang harus sesegera Dalam usaha mencapai tingkat managed, terdapat tujuh
mungkin dibenahi. process area yang harus terpenuhi ketika melakukan
implementasi. Tujuh process area dan penjelasannya pada
 Representasi Staged tingkatan managed dapat dilihat pada tabel berikut [9].
Pada repesentasi staged ini, sebuah organisasi
pengembang perangkat lunak melewati beberapa macam Tabel 1. Penjelasan Process Area pada CMMI di
tahapan atau tingkatan dalam upayanya mencapai tingkat Tingkatan Managed (Chrissis, 2011: 267-508)
kematangan (maturity) yang tinggi. Tahapan atau tingkatan Process area Specific Goals
yang dicapai oleh organisasi tersebut harus bersifat Perencanaan Menetapkan perkiraan
kumulatif, yang artinya setiap tahapan atau tingakatan di proyek Mengembangkan sebuah perencanaan
atas harus bisa memenuhi tujuan-tujuan (golas) pada proyek
tahapan di bawahnya. Mendapatkan komitmen terhadap
rencana
Tingkatan (level) harus benar-benar dipenuhi oleh Pemantauan Melakukan pemantauan proyek
setiap organisasi pengembang secara bertahap. Tingkatan dan berdasarkan perencanaan
(level) ini terbagi menjadi 5 tahapan, yaitu: pengendalian Melakukan tindakan koreksi
1) Maturity level 1: initial proyek
2) Maturity level 2: managed Proses dan Mengevaluasi proses dan pekerjaan
3) Maturity level 3: defined jaminan produk secara obyektif
4) Maturity level 4: quantitatiively managed kualitas Menyediakan keakurasian tujuan
5) Maturity level 5: optimizing produk
Manajemen Melakukan manajemen kebutuhan
Pada tingkatan initial, suatu organisasi pengembang kebutuhan
perangkat lunak disimulasikan sebagai ad hoc dan Manajemen Menetapkan perjanjian bersama dengan
kondisinya kacau. Organisasi perngembang perangkat kerja sama supplier
lunak yang cenderung tidak mempunyai lingkungan yang Supplier Memperoleh kesepakatan dengan
tidak stabil untuk menunjang berjalannya proses supplier
pengembangan perankat lunak. Oleh sebab itu, tingkat Manajemen Menetapkan dasar konfigurasi
keberhasilan yang dihasilkan oleh organisasi pengembang konfigurasi Melacak dan mengontrol perubahan
mempunyai ketergantungan terhadap kemampuan dan konfigurasi
kerja keras dari satu atau beberapa orang yang terdapat di
Menetapkan integritas
dalamnya. Pada tingkatan ini, meskipun nanti suatu
Pengukuran Mempersiapkan aktivitas pengukuran
organisasi pengembang bisa memberikan hasil akhir
dan analisis dan analisis
sebuah produk atau jasa sesuai tujuan, namun tahap
Menyediakan hasil pengukuran
perencanaan yang sudah dilakukan sebelumnya cenderung
tidak bisa memenuhi harapan. Keberhasilan membuat
produk/sistem perangkat lunak tidak memiliki sifat yang Semua tingkatan kematangan (maturity level) tersebut
stabil. menjelaskan beberapa tahapan yang harus dipenuhi oleh
orgnisasi pengembang perangkat lunak untuk mendapatkan
Pada tingkat managed, terdapat sebuah kesepakatan suatu model proses pengembangan perangkat lunak yang
dasar untuk prosedur berdasarkan kebijakan yang ada lebih efektif dan efisien. Tingkatan tersebut juga
terhadap perencanaan aktivitas. Oleh sebab itu, produk atau menjelaskan mengenai evolusi proses-proses yang ada, dari
jasa yang dibuat dapat dijaga kualitasnya (quality control). keadaan yang kurang efektif menjadi keadaan yang sangat
Beberapa usaha yang dilakukan dalam menjaga kualitas terorganisasi dan teroptimasi.
produk atau jasa diantaranya adalah melakukan
perencanaan aktivitas, pembagian tugas-tugas, memantau Dalam pengaplikasian CMMI, dilakukan pengukuran
antara perencanaan yang dilakukan dengan pelaksanaan di untuk melakukan evaluasi dari setiap hasil pencapaian
penerapannya, hal ini dinamakan appraisal. Metode Pada gambar tersebut bisa dipahami bahwa penekatan
standar yang digunakan dalam melakukan proses continuous ini berfokus pada tujuan-tujuan umum dari sebuah
appraisal, yang dikeluarkan oleh software engineering proses pengembangan perangkat lunak. Dari setiap tujuan
institute (SEI) adalah Standar CMMI Appraisal Method for tersebut diperlihatkan karakteristiknya secara terperinci melalui
Process Improvement [8]. SEI menggolongkan metode capability level.
appraisal ini ke dalam tiga tingkatan, masing-masing
tingkatan dengan kelengkapan, ukuran proyek dan Suatu organisasi pengembang harus memenuhi semua
kebutuhan perangkat lunak yang berbeda-beda. Secara tujuan-tujuan umum (generic goals) dalam process area yang
umum hasil dari ketiga kelas tersebut tidak sama tingkat menjadi sasaran pengembangan untuk bisa mencapai level yang
kehandalannya dan kebenarannya, tetapi untuk beberapa diinginkan. Capability level memberikan rincian karakteristik
tujuan tertentu tingkat kehandalannya bisa lebih/kurang yang memberikan panduan untuk meningkatkan proses untuk
baik tergantung proses evaluasi. mencapai tujuan tertentu. Pendekatan continuos ini akan
memberikan gambaran secara terperinci mengenai proses dalam
 Representasi Continuous pengembangan perangkat lunak yang dilakukan oleh organisasi
Konsep CMMI for development juga memunculkan pengembang. Hal ini tentu saja akan memberikan peluang bagi
model pendekatan atau representasi yang memberikan organisasi untuk melakukan evaluasi terhadap process area
deskripsi proses pengembengan perangkat lunak dan secara individual, sehingga organisasi mampu mengidentifikasi
membaginya menjadi dua dimensi, yaitu process area dan dan memfokuskan pada titik masalah yang terdapat pada proses
capability level. Pendekatan ini dinamakan representasi pengembangan perangkat lunak, serta mengukur status
continuous [10]. peningkatan kematangan proses. Capability level digunakan
untuk melakukan pengukuran peningkatan dari proses yang
Development process CMMI memfokuskan pada cara kacau (tidak berjalan dengan baik) hingga proses yang sudah
yang digunakan oleh suatu pendekatan dalam menanggapi teroptimasi pada setiap process area. Sebagai tambahan,
masalah yang terjadi dalam proses pengembangan capability level ini tidak bisa dilewati, satu komponen dibuat di
perangkat lunak dan mengetahui peluang bisnis yang ada atas komponen yang lainnya (bertingkat). Menggunakan
diantara organisasi pengembang dengan stakeholder [7]. pendekatan continuous membutuhkan pemahaman yang baik
Jika representasi staged menggunakan maturity level untuk pada keterkaitan yang sifatnya menggantung pada tiap-tiap
melakukan pendekatan karakteristik pada keadaan proses process area, karena level tertentu dalam process area harus
pengembangan perangkat lunak oleh organisasi secara benar-benar terpenuhi sebelum mencapai capability level yang
keseluruhan dan juga fokus pada melakukan peningkatan berikutnya.
proses secara sistematis dan terstruktur. Sedangkan
representasi continuous menggunakan capcbility level Representasi continuous memberikan pandangan pada
untuk memperlihatkan rincian karakteristik pada keadaan tingkat individual proses pengembangan secara mendetil.
proses kerja pengembangan perangkat lunak oleh Representasi ini juga secara efisien meningkatkan kinerja proses
organisasi bukan secara keseluruhan, melainkan melalui pengembangan perangkat lunak dan memastikan peningkatan
process area dalam organisasi pengembang yang yang kuat, serta memberikan pondasi yang utuh bagi
diharapkan bisa berkembang kepada sektor lain, tetapi tetap peningkatan individual proses pengembangan perangkat lunak
sesuai dengan tujuan awal organisasi. pada organisasi pengembang untuk mencapai tingkat
kematangan (maturity level) berikutnya.
Gambar 1. Perwujudan Representasi Continuous (CMMI
Product Team, 2010) III. KESIMPULAN
Proses pengembangan perangkat lunak diperlukan proses
yang terdiri dari praktik-praktik atau aktivitas-aktivitas yang
detail sehingga memberikan turunan-turunan proses lain yang
akan menjadikannya lebih efektif. Dalam pengembangan
perangkat lunak pula diperlukan pendekatan atau representasi
yang mampu memberikan penilaian kemampuan dan
kematangan. Oleh sebab itu, diperlukan pemodelan proses
perangkat lunak yang tepat ketika sebuah organisasi sedang
mengembangkan perangkat lunak sehingga sistem yang
dihasilkan akan sempurna. Pemodelan proses merupakan
serangkaian metode dan sederetan tahap-tahap yang terstruktur.
Konsep CMMI bertujuan untuk dapat mengembangkan
sebuah perangkat lunak secara tepat, dan meningkatkan
kematangan organisasi pengembang perangkat lunak dengan
memberikan pedoman-pedoman (guidances) mengenai
peningkatan proses pengembangan perangkat lunak.

CMMI memiliki dua model pendekatan yaitu staged dan


continuous. Pendekatan continuous dalam CMMI
mendeskripsikan proses ke dalam dua hal, yaitu process area
dan capability level. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas
yang tinggi yang berguna dalam meningkatkan kematangan
proses pengembangan perangkat lunak.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Ian Sommerville. (2011). Software Engineering (Ninth


Edition). Software Engineering (Ninth Edition).
[2] Dennis, A., Wixom, B. H., & Tegarden, D. (2015).
Systems analysis and design: An object-oriented approach
with UML.
[3] Scroggins, R. (2014). SDLC and Development
Methodologies. Global Journal of Computer Science and
Technology: C Software & Data Engineering, 14(7), 0–2.
[4] Pressman, R. S. (2004). Software Engineering. A Brief
History of Computing. https://doi.org/10.1111/j.1365-
2362.2005.01463.x
[5] Rusli, M., Ziveria, M., Informasi, S., Teknologi, I., Rusli,
M., & Ziveria, M. (2016). Membandingkan Empat
Paradigma Rekayasa Perangkat Lunak, 2.
[6] April, A., Huffman Hayes, J., Abran, A., & Dumke, R.
(2005). Software Maintenance Maturity Model (SM mm ):
the software maintenance process model: Research
Articles. Journal of Software Maintenance and Evolution:
Research and Practice, 17(3), 197–223.
https://doi.org/10.1002/smr.v17:3
[7] Ii, B. A. B., Syariah, A. B., & Syariah, P. B. (2005).
Landasan Teori, 8–43.
[8] Widodo, W. (2016). EVALUASI PROSES
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PADA
VIRTUAL TEAM DEVELOPMENT MENGGUNAKAN
CMMI Versi 1.3. Jurnal Informatika, 10(1), 1140–1148.
[9] Skripsi, P. M., & Praktik, K. (n.d.). Implementasi cmmi
pada sistem informasi pengelolaan matakuliah skripsi,
kerja praktik, dan pemrograman terintegrasi terapan di
program studi sistem informasi ukdw, (CMMI).
[10] Yanti, N. P. (n.d.). PEMETAAN VORD KE DALAM
CMMI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
ANALISIS KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK (
STUDI KASUS SISTEM PENJUALAN
SUPERMARKET SAKINAH ), 1–9.

Anda mungkin juga menyukai