PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
anggaran yang dimiliki oleh pemerintah. Namun jika dikaji lebih dalam,
perubahan tersebut juga tidak terlepas perubahan model kebijakan irigasi pada
irigasi termasuk di Indonesia. Salah satu dari kegagalan tersebut adalah ekspansi
dari pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, sesuai dengan amanat dalam UU
No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Peranan sektor pertanian sangat
strategis dalam perekonomian nasional dan kegiatan pertanian tidak dapat terlepas
dari air. Oleh sebab itu, pengembangan dan pengelolan sistem irigasi, yang
pangan menjadi bahan utama ketahanan pangan dan perbaikan gizi keluarga, serta
1
sejalan dengan semangat demokrasi dan ketetiban dalam tatanan kehidupan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Jika dilihat lebih dalam, reformasi sektor irigasi sudah dilakukan sudah
dilakukan sejak tahun 1987. Dengan alasan keterbatasan dana, pemerintah pada
tahun 1987 melakukan reformasi kebijakan di sektor irigasi yang dikenal dengan
Indonesia dan Bank Dunia serta ADB yang tidak lain adalah prakondisi untuk
irigasi yang dibiayai oleh Bank Dunia melalui The First Irrigation Subsector
Project (ISS I), ISSP II, dan Java Irrigation and Water Resources Management
yaitu turnover management, irrigation service fee dan efficient operational dan
pemeliharaan.
irigasi lebih berorientasi pada hal-hal yang bersifat teknis dan fisik bangunan
irigasi, sedangkan faktor-faktor sosial dan institusional yang bersifat spesifik lokal
Pada tahun 1999 Presiden mengeluarkan Inpres No.9 tahun 1999 tentang
3
Menteri Pekerjaan Umum untuk (1) melakukan koordinasi mempersiapkan
Pengelolaan Irigasi yang dimaksud meliputi (a) pengaturan kembali fungsi dan
air (P3A), (c) Penyerahan Pengelolaan Irigasi kepada P3A, (d) Pengaturan
menerbitkan PP No.77 tahun 2001 tentang Irigasi. Terbitnya PP tentang irigasi ini
pada waktu itu masih ada pembahasan soal RUU Sumberdaya Air, pemindahan
akan tetapi hanya perintah lisan yang disampaikan dalam rapat kerja Kimpraswil
atau rapat-rapat internal lainnya dan tidak pernah dalam bentuk bahan tertulis dan
Dan dengan berlakunya UU No.7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, kebijakan
4
B. Irigasi
dengan usaha untuk mendapatkan air guna keperluan pertanian. Usaha yang
pemeliharaan sarana untuk mengambil air dari sumber air dan membagi air
tersebut secara teratur dan apabila terjadi kelebihan air dengan membuangnya
membasahi tanah berkaitan dengan kapasitas kandungan air dan udara dalam
tanah sehingga dapat dicapai suatu kondisi yang sesuai dengan kebutuhan untuk
pertumbuhan tanaman yang ada di tanah tersebut. Tujuan Tidak Langsung, yaitu
irigasi mempunyai tujuan yang meliputi : mengatur suhu dari tanah, mencuci
tanah yang mengandung racun, mengangkut bahan pupuk dengan melalui aliran
air yang ada, menaikkan muka air tanah, meningkatkan elevasi suatu daerah
dengan cara mengalirkan air dan mengendapkan lumpur yang terbawa air, dan
lain sebagainya.
Irigasi didefinisikan sebagai suatu cara pemberian air, baik secara alamiah
ataupun buatan kepada tanah dengan tujuan untuk memberi kelembapan yang
berguna bagi pertumbuhan tanaman. Secara alamiah air disuplai kepada tanaman
melalui air hujan. Seara alamiah lainnya, adalah melalui genangan air akibat
banjir dari sungai, yang akan menggenangi suatu daerah selama musim hujan,
sehingga tanah yang ada dapat siap ditanami pada musim kemarau.secara buatan
5
: Ketika penggunaan air ini mengikutkan pekerjaan rekayasa teknik dalam skala
yang cukup besar, maka hal tersebut disebut irigasi buatan (Artificial
Irrigation). Irigasi buatan secara umum dapat dibagi dalam 2 ( dua ) bagian :
1. Irigasi Pompa (Lift Irrigation), dimana air diangkat dari sumber air
yang rendah ke tempat yang lebih tinggi, baik secara mekanis maupun
manual.
Sesuai dengan definisi irigasinya, maka tujuan irigasi pada suatu daerah
adalah upaya rekayasa teknis untuk penyediaaan dan pengaturan air dalam
menunjang proses produksi pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan
mengandung lumpur & zat – zat hara penyubur tanaman pada daerah
6
III. PEMBAHASAN
disebabkan karena sumber air tawar yang tersedia di alam jumlahnya terbatas.
Salah satu jenis pemanfaatan sumber air adalah untuk irigasi. Mengingat
penduduknya adalah beras, maka peran irigasi sebagai penghasil utama beras
karena itu perlu dilakukan pengelolaan yang baik, benar, dan tepat sehingga
Jumlah air yang diperlukan untuk irigasi sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor alam, juga tergantung pada macam tanaman serta masa pertumbuhannya.
Untuk itu diperlukan sistem pengaturan yang baik agar kebutuhan air bagi
Mengingat air yang tersedia di alam sering tidak sesuai dengan kebutuhan
baik lokasi maupun waktunya, maka diperlukan saluran (saluran irigasi dan
air, siphon, gorong-gorong / culvert, talang air dan sebagainya) untuk membawa
air dari sumbernya ke lokasi yang akan dialiri dan sekaligus untuk mengatur besar
7
Irigasi di Indonesia ini mulai dikembangkan semenjak indonesia tidak
mampu lagi mencapai swasembada beras. Awalnya irigasi itu sendiri diangap
hanya berpikiran bahwa Indonesia ini adalah Negara yang kaya, makmur, subur
ketersediaan pangan pun tak lagi dihiraukan. Pikiran awal petani Indonesia dulu
hanyalah keberhasilan panen, dan pemerintah hanya bangga karena saat itu
jawa. Atas keluhan tersebut berimbas pada kurangnya minat petani untuk
menanam padi lagi. Masalah besar pun jelas terjadi, ketersediaan beras sebagai
makanan utama bangsa Indonesia ini pun jadi mulai dikhawatirkan tidak tersedia.
Mencapai swasembada beras pun kini dirasa hanyalah mimpi, keberhasilan era
orde baru dianggap hanyalah masa lalu yang tak mungkin terulang lagi.
2. Irigasi tambak : Mengatur tata air dari sumber irigasi yang sudah ada
8
3. Irigasi air tanah : Mengambil air tanah kemudian memompa dan
berlomba-lomba menanam padi lagi. Salah satu usaha pemerintah saat ini adalah
Daya Air Irigasi Kecil (P4-ISDA-IK). Maksud dan Tujuan dari P4-ISDA-IK
irigasi kecil sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan prinsip kemandirian agar
rehabilitasi irigasi kecil dan rehabilitasi terhadap kondisi dan fungsi prasarana
irigasi kecil. Program ini merupakan salah satu bentuk harapan pemerintah kepada
membangun dan memperbaiki system penyediaan air untuk lahan sawah mereka.
Dalam program ini sifatnya adalah “dari petani, untuk petani dan oleh
untuk berusaha membangun dan mengusahakan agar air bias sampai dan tersedia
di lahan mereka. Hal ini mulai diwujudkan pemerintah karena kesadaran akan
9
pentingnya ketersediaan air itu sangat penting dan memang harus diutamakan.
2. Pengamanan pantai.
Inti dari program ini adalah pemerintah memberikan bantuan berupa dana
sendiri proyek pembangunan dan perbaikan irigasinya agar air bisa tersedia
pemerintah biasanya diserahkan kepada pihak ketiga. Namun, dalam P4 ISDA IK,
para petanilah yang diberi kepercayaan untuk menentukan titik-titik saluran irigasi
irigasi.
desa.
10
Kelemahan dari program ini adalah masih memiliki batasan-batasan
tertentu yang menjadi syarat bagi desa yang akan mendapatkan bantuan dana
untuk pembuatan dan perbaikan system irigasi bagi desa mereka. Diantara syarat
tersebut tentunya membuat beberapa desa atau daerah yang sebenarnya sangat
adalah : Desa yang memiliki irigasi kecil yang luasnya kurang dari 1.000 hektare.
aturannya yaitu menjadi : cakupan kriteria desa yang bisa mengakses program
jumlah desa penerima P4 ISDA IK bertambah, dari 4.000 desa menjadi 5.010
desa.
11
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
airnya.
pemerintah.
B. Saran
masih sangat jarang dan minim sekali aplikasinya baik dari pemerintah maupun
petani itu sendiri padahal Indonesia adalah Negara agraris dengan makanan pokok
adalah beras. Situasi dan fakta seperti itulah yang seharusnya menumbuhkan dan
menyadarkan betapa pentingnya system irigasi yang baik di sawah ataupun lahan
12
pertanian. Kemajuan dengan program-program untuk mewujudkan pertanian yang
13
DAFTAR PUSTAKA
Ardi. 2013. Hasil Besar Dari Irgasi Kecil. Koran harian media Indonesia :
Jakarta.
Eko, Rusdianto. 2013. Perlu Sistem Irigasi yang Layak. Majalah GATRA :
Bandung.
Racmad, nur. 2009. Irigasi Dan Tata Guna Lahan. Pt Gramedia : Jakarta.
Teristi, ardi, 2013. Mengatur Air Terus Mengalir. Koran harian media Indonesia :
Jakarta.
14