UNIVESITAS MATARAM
Muhammad Rojiman Ariadi, Yuni Safrian hadi, Niswatul Audah, Adela Septiana, Baiq Riris Wandalia,
Husnul Azizaturrizkina.
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram.
email: rojimanariadi06@gmail.com
Abstrak
Penelitian mengenai Studi Perbandingan Penutupan dan Kerapatan Lamun telah dilakukan di
Perairan Pewaringan Kecamatan Sekotong Barat, Lombok Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengentahui kondisi padang lamun berdasarkan tingkat kerapatan dan penutupan lamun di Peraiaran
Pewaringan Kecamatan Sekotong Barat, Lombok Barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode
membentangkan alat transek sebanyak sembilan kali transek dengan panjang 80 meter tegak lurus dengan
garis pantai menggunakan kuadrat berukuran 50x50 cm² yang dibagi menjadi empat sub kuadrat berukuran
25 cm. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 6 jenis yaitu Enhalus acoroides, Halophila minor, Cynodocea
rotundata, Syringodium isoetifoium, Halodule ovalis, dan Halodule pinifolia. Nilai kerapatan jenis lamun
Halodule pinifolia 21 Ind/m2, Syringodium isoetifoium 9 Ind/m2, Enhalus acoroides 4 Ind/m2 dan
Halophila minor, Cynodocea rotundata, Halodule ovalis 1 Ind/m2. Total kerapatan seluruh jenis lamun 36
ind/m2. Penutupan jenis lamun Halodule pinifolia 14,5%/m2, Enhalus acoroides 13%/m2, Syringodium
isoetifoium 6,88%/m2, Cynodocea rotundata 1,63%/m2, Halodule ovalis 0,75%/m2, dan Halophila minor
0,63%/m2. Penutupan total seluruh jenis lamun adalah 37,38%.
Kata kunci: Lamun, Kerapatan, Penutupan.
Analisis data
Perhitungan data penutupan dan kerapatan
lamun menggunakan metode menurut Kepmen LH
No.200 tahun (2004), dan yang ditetapkan oleh
COREMAP CTI LIPI (2014). Kemudian diolah
menggunakan perangkat Microsoft Excel dengan
tahap mencari perbandingan penutupan jenis dan
Gambar: Peta lokasi pengambilan data penutupan kerapatan jenis lamun.
lamun. Mengetahui ekosistem lamun dilakukan
dengan menggunakan struktur komposisi lamun,
Alat dan Bahan meliputi penghitungan penutupan jenis, penutupan
Alat dan bahan yang digunakan dalam relatif, kerapatan jenis, dan kerapatan relatif. Untuk
penelitian ini adalah; roll meter, alat tulis, kantung mengetahui peranan suatu jenis lamun dalam suatu
plastic untuk pengambilan sampel subsrat, ekosistem, digunakan indeks ekologi, yakni indeks
Refractometer, Global Positioning System (GPS), dominasi. Indeks dominasi berguna untuk
patok, kuadrat berukuran 50 x 50 cm² yang dibagi mendapatkan informasi suatu jenis lamun di
menjadi 4 sub kudrat berukuran 25 cm, dan buku perairan pewaringan ada yang mendominasi.
panduan identifikasi lamun.
2 Praktikum Lapangan Biologi Laut
PENDIDIKAN BIOLOGI Januari 2019. FKIP. UNIVESITAS MATARAM
Sumber: Data primer penelitian (2019). Sumber: Data primer penelitian (2019).
Berdasarkan Tabel diatas, diketahui bahwa Berdasarkan hasil perhitungan kerapatan
jenis lamun yang memiliki jumlah tegakan jenis yang dilakukan, diperoleh data yaitu lamun
tertinggi yaitu dengan jumlah tegakan Halodule jenis memiliki kerapatan yang paling tinggi
pinifolia yaitu dengan jumlah tegakan 1069 dibandingkan dengan lamun jenis lain yang
tegakan, selanjutnya diikuti oleh lamun jenis ditemukan yaitu Halodule pinifolia dengan nilai
Syringodium isoetifoium dengan jumlah tegakan kerapatan 21 Ind/m2. Syringodium isoetifoium
yaitu 430 tegakan, selanjutnya diikuti oleh jenis dengan nilai kerapatan 9 Ind/m2, Enhalus
Enhalus acoroides dengan jumlah tegakan lamun acoroides dengan nilai kerapatan yaitu 4 Ind/m2,
yaitu 206 tegakan, selanjutnya diikuti oleh jenis sedangkan Halophila minor Cynodocea rotundata,
Cynodocea rotundata dengan jumlah tegakan Halodule ovalis merupakan lamun dengan nilai
lamun yaitu 60 tegakan, kemudian diikuti oleh kerapatan paling rendah dibandingkan dengan jens
jenis Halodule ovalis dengan jumlah tegakan lain yaitu dengan nilai kerapatan 1 Ind/m2.
lamun yaitu 31 tegakan dan lamun dengan jumlah
tegakan terendah yaitu jenis Halophila minor Kerapatan jenis tertinggi di perairan Desa
dengan jumlah tegakan yaitu 28 tegakan. Pewaringan yaitu Halodule pinifolia. Berdasarkan
skala kerapatan menurut (Haris, 2012), Halodule
Kondisi kerapatan lamun di perairan Desa pinifolia dengan nilai 21 Ind/m2 kerapatan
Pewaringan termasuk dalam skala 1 dengan nilai tergolong dalam skala 1 dengan kerapatan < 25
kerapatan < 25 ind/m2 yang berarti lamun di Desa yang termasuk lamun dengan kondisi kerapatan
Pewarigan tergolong lamun dengan kondisi sangat sangat jarang.
jarang, skala kerapatan lamun diketahui untuk
menentukan kondisi padang lamun. Hasil
perhitungan rata-rata kerapatam jenis lamun di
perairan Desa Pewarigan dapat dilihat pada
Gambar berikut:
seberapa besar suatu spesies lamun menguasai pemerintah dan masyarakat lebih memperhatikan
atau mendominansi habitatnya (Izuan, 2014) lagi kondisi lingkungan pesisir dan laut terutama
Rendahnya nilai indeks dominansi lamun di pada ekosistem lamun di perairan pewaringan.
perairan desa Sebong Pereh disebabkan oleh
UCAPAN TERIMAKASIH
semakin kecil perbedaan jumlah antara spesies
sehingga kecenderungan dominasi oleh jenis Penulis mengucapkan terimakasih kepada
tertentu tidak ada. dosen pengampu matakuliah biologi laut Drs.
Didik Santoso, M.Sc., dan Co’as Praktikum.yang
4. Pengkuran Kualitas Perairan
telah ikut berpartisipasi besar dalam penelitian
Pertumbuhan lamun membutuhkan
tentang Studi Perbandingan Penutupan dan
salinitas optimum berkisar 24-35‰ (Hillman &
Kerapatan Lamun di Perairan Pewaringan
McComb dalam Hillman et al, 1989). Namun
Kecamatan Sekotong barat. Ucapan terimakasih
Menurut Hemminga & Duarte (2000), Beberapa
juga kami sampaikan kepada Mahasiswa Program
lamun dapat hidup pada kisaran salinitas 10-45‰.
Pendidikan Biologi semester lima yang juga ikut
Salinitas air laut di perairan pewaringan
berpartisipasi dalam pengambilan data lapangan.
mempunyai kisaran salinitas 40‰. Sesuai dengan
teori Hemmingan & Duarte (2000). Kisaran
salinitas tersebut dapat mendukung pertumbuhan
jenis lamun seperti yang di temukan di lokasi
DAFTAR PUSTAKA
penelitian, antara lain jenis Enhalus acoroides,
Adli, A. R. (2016). Profil Ekologi Lamun Sebagai
Halophila minor, Cymodocea rotundata,
Salah Satu Indikator Kesehatan Pesisir
Syringodium isoetifolium, Halodule ovalis,
Perairan Sabang Tende Kabupaten Tolitoli.
Halodule pinifolia. Tingginya salinitas tersebut di
Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, V(1),
sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
49-62.
sirkulasi air, penguapan, dan aliran sungai yang
barada dekat dengan lokasi penelitian. Asriyana, &. Y. (2012). Produktifitas Perairan.
Jakarta: Bumi Aksara.
KESIMPULAN DAN SARAN
Fahruddin, M. Y. (2017). Kerapatan dan Penutupan
Kesimpulan Ekosistem Lamun di Pesisir Desa Bahoi,
Lamun yang ditemukan di perairan Desa Sulawesi Utara. Ilmu dan Teknologi
Pewaringan Kecamatan Sekotong barat, Lombok Kelautan Tropis, IX(1), 375-383.
Barat adalah Enhalus acoroides, Halophila minor, Fajarwati, S. S. (2015). Analisis Kondisi Lamun
Cynodocea rotundata, Syringodium isoetifoium, (seagrass) di Perairan Pulau Pramuka,
Halodule ovalis, dan Halodule pinifolia. Kondisi Kepulauan Seribu. Wahana Komunikasi
lamun di perairan Desa Pewaringan Kecamatan dan Informasi Geografi, XIII(1), 22-32.
Sekotong Barat, Lombok Barat berdasarkan
kerapatannya dikategorikan kedalam kondisi sangat Haris, A. G. (2012). Studi Kerapatan dan Penutupan
jarang (< 25 ind/m2) dan berdasarkan penutupan Jenis Lamun di Kepulauan Spermonde,
lamun tergolong dalam kondisi kurang sehat Torani. Ilmu Kelautan dan Perikanan,
XXII(3), 256-262.
(37,38%/m2.
Harpiansyah, P. A. (2014). Struktur Komunitas
Saran Padang Lamun di Perairan Desa
Pengelolaan kawasan pesisir dan laut di Pengudang Kabupaten Bintan. Universitas
pewaringan masih kurang dilakukan masyarakat Maritim Raja Ali Haji.
dan pemerintah. Untuk itu diharapkan bagi
7 Praktikum Lapangan Biologi Laut
PENDIDIKAN BIOLOGI Januari 2019. FKIP. UNIVESITAS MATARAM