Anda di halaman 1dari 5

MODEL OPTIMALISASI PENGELOLAAN ZAKAT BERBASIS MASJID DENGAN

MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI DI KOTA TASIKMALAYA


Iwan Wisandani, Acep Irham Gufroni, Heni Sukmawati
Universitas Siliwangi
Jl.Siliwangi No.24 Tasikmalaya 46115
iwanwisandani@unsil.ac.id

ABSTRAK
Pengelolaan zakat di Indonesia merupakan salah satu hal yang menarik untuk dikaji dalam rangka mengentaskan
kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari potensi zakat nasional Rp 217 triliun
namun baru tergali sekitar 1,5 triliun (Ayuniyyah, 2011). Kemudian, apabila melihat potensi zakat di Propinsi Jawa Barat
cukup besar bahkan terbesar di Indonesia, yaitu diperkirakan sekitar 17,6 triliun, namun potensi tersebut baru tergali
sekitar 14 milyar. Sedangkan potensi zakat Kota Tasikmalaya diperkirakan sekitar 2 triliun, dan baru tergali sekitar 4
miliar. Kemudian hingga kini terdapat 33 Badan Amil Zakat povinsi, sedangkan di tingkat kabupaten mencapai 240 unit
(Harian Republika, 20 Maret 2012). Faktor yang mempengaruhi pengumpulan dana zakat di Indonesia adalah tingkat
kepercayaan muzaki terhadap Organisasi Zakat (OPZ), pilihan muzaki untuk menyalurkan zakat langsung kepada mustahik
secara individu, kurangnya pengetahuan muzaki akan mekanisme zakat, dan kurangnya pengetahuan muzaki akan
keberadaan OPZ (Uzaifah, 2010).

Kata Kunci: Sistem Informasi, zakat, BAZNAS, UPZ.

masjid instansi pemerintah, badan usaha milik negara, badan


PENDAHULUAN
usaha milik daerah, serta perusahaan swasta. Masjid-masjid
Pengelolaan zakat di Indonesia merupakan salah satu hal ini oleh Badan Amil Zakat Nasional kabupaten dan kota
yang menarik untuk dikaji dalam rangka mengentaskan dapat dijadikan sebagai mitra Unit Pengumpul Zakat (UPZ)
kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dikoordinatori oleh pengurus Dewan Kemakmuran
hal ini dapat dilihat dari potensi zakat nasional Rp 217 Masjid (DKM) masing-masing. Sehingga sosialisasi dan
triliun namun baru tergali sekitar 1,5 triliun (Ayuniyyah, pembinaan serta pengelolaan zakat akan lebih optimal dan
2011). Kemudian, apabila melihat potensi zakat di Propinsi mempunyai efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
Jawa Barat cukup besar bahkan terbesar di Indonesia, yaitu
diperkirakan sekitar 17,6 triliun, namun potensi tersebut Berdasarkan hal tersebut, maka beberapa rumusan masalah
baru tergali sekitar 14 milyar. Sedangkan potensi zakat Kota diidentifikasi untuk dijadikan tujuan bagaimana
Tasikmalaya diperkirakan sekitar 2 triliun, dan baru tergali menggambarkan pengumpulan zakat di BAZNAS Kota
Tasikmalaya, diantaranya:
sekitar 4 miliar. Kemudian hingga kini terdapat 33 Badan
1. Mengetahui efektivitas dari sosialisasi
Amil Zakat povinsi, sedangkan di tingkat kabupaten
pengumpulan zakat berbasis masjid di Kota
mencapai 240 unit (Harian Republika, 20 Maret 2012). Tasikmalaya.
2. Mengetahui efisiensi dari pendistribusian dan
Faktor yang mempengaruhi pengumpulan dana zakat di
pendayagunaan zakat berbasis masjid di Kota
Indonesia adalah tingkat kepercayaan muzaki terhadap
Tasikmalaya.
Organisasi Zakat (OPZ), pilihan muzaki untuk menyalurkan
3. Menghasilkan sistem informasi yang dapat
zakat langsung kepada mustahik secara individu, kurangnya mengatur proses dan manajemen yang terjadi
pengetahuan muzaki akan mekanisme zakat, dan kurangnya dalam pengelolaan zakat berbasis masjid, dan
pengetahuan muzaki akan keberadaan OPZ (Uzaifah, 2010). saling menghubungkan pihak-pihak yang terkait di
dalamnya.
Menurut Sularno (2010) berdasar penelitiannya di BAZ
se-Yogyakarta : Aspek pengorganisasi BAZ masih kurang
optimal, rekruitmen pelaksana operasional masih bersifat
sambilan, dan perkantoran masih menumpang, juga organ LANDASAN TEORI
pelengkapnya masih kurang. Pengelolaan zakat secara A. Sistem Informasi
profesional dapat meningkatkan kesadaran muzaki dalam
Menurut Kumorotomo (2004) Sistem informasi adalah
penunaian zakat, untuk itu organisasi zakat harus memiliki
suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan
database mengenai muzaki dan mustahik di wilayah
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
kedudukannya. Sebagai salah satu cara mendapatkan
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan
database tersebut adalah dengan menggunakan sistem
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
informasi, hal ini terkait dengan upaya mengoptimalkan
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi
dana zakat, untuk itu BAZNAS sedang menyiapkan system
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem
teknologi informasi. Sejalan dengan itu maka model
informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai
pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan dana
suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua
zakat melalui masjid-masjid diperkirakan akan lebih
tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan.
efektif dan efisien, adapun jenis masjid ini dapat yang
Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah
berada di sekitar lingkungan masyarakat, baik masjid level
dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan
Rukun Tetangga ataupun masjid level Rukun Warga,
menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS,
lainnya. BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota dapat
membentuk UPZ pada instansi pemerintah, badan usaha
B. Badan Amil Zakat nasional (BAZNAS) milik negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta,
dan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri serta
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan
dapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan, kelurahan
badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh
atau nama lainnya, dan tempat lainnya. Unit pengumpul
pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8
zakat adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh Badan
Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun
Amil Zakat di semua tingkatan dengan tugas
dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada
mengumpulkan zakat untuk melayani muzakki, yang berada
tingkat nasional.Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun
pada desa/kelurahan, instansi-instansi pemerintah dan
2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan
peran BAZNAS sebagailembaga yang berwenang swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.
melakukan pengelolaan zakat secara nasional.Dalam UU
tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah
1. METODOLOGI
nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab
kepada Presiden melalui Menteri Agama.Dengan demikian, Rancangan Penelitian yang dilakukan meliputi
BAZNAS bersama Pemerintah bertanggung jawab untuk beberapa bagian, yaitu :
mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan: syariat Islam, a. Metode Analisis. Dilakukan analisis terlebih dahulu
amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, dengan melakukan observasi dan wawancara secara
terintegrasi dan akuntabilitas. langsung dengan pihak dan stakeholder yang terkait
langsung dengan penyaluran zakat, khususnya pada
BAZNAS menjalankan empat fungsi, yaitu: penelitian ini yaitu pihak BAZNAS Kota Tasikmalaya,
1. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan dan Pihak Mesjid dari 10 Kecamatan yang berada di
pendayagunaan zakat; Kota Tasikmalaya yang di usulkan menjadi UPZ
2. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pelopor. Informasi yang didapatkan digunakan untuk
pendayagunaan zakat; mendukung penelitian dan untuk perancangan
3. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan selanjutnya.
pendayagunaan zakat; dan
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan b. Metode Perancangan. Setelah Tahapan analisis
pengelolaan zakat. dilakukan, kemudian dirancang beberapa hal yang
menyangkut dengan kasus-kasus dalam penelitian,
Untuk terlaksananya tugas dan fungsi tersebut, maka yaitu:
BAZNAS memiliki kewenangan:
1. Menghimpun, mendistribusikan, dan 1. Antarmuka pemakai (user
mendayagunakan zakat. interface)
2. Memberikan rekomendasi dalam pembentukan 2. Aturan-aturan (rules)
BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota, 3. Aplikasi Purwarupa (prototype)
dan LAZ
3. Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat,
infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
kepada BAZNAS Provinsi dan LAZ.
A. Analisis Sistem
Selama 11 tahun menjalankan amanah sebagai badan Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai suatu
zakat nasional, BAZNAS telah meraih pencapaian sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam
berikut: bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
1. BAZNAS menjadi rujukan untuk pengembangan mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-
pengelolaan zakat di daerah terutama bagi BAZDA permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi dan
baik Provinsi maupun BAZDA Kabupaten/Kota kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
2. BAZNAS menjadi mitra kerja Komisi VIII DPR- diusulkan perbaikan-perbaikan terhadap sistem yang sedang
RI. berjalan tersebut.

BAZNAS tercantum sebagai Badan Lainnya selain B. Hasil Identifikasi Permasalahan


Kementerian/Lembaga yang menggunakan dana APBN Hasil identifikasi masalah terhadap kondisi yang
dalam jalur pertanggung-jawaban yang terklonsolidasi sedang berjalan, terdapat banyak kekurangan, maka
dalam Laporan Kementerian/Lembaga pada kementerian pemanfaatan sistem informasi dalam pendistribusian zakat
Keuangan RI. dengan berbasis masjid perlu dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk :
C. Unit Pengumpul Zakat
1. Meminimalisasi kekurangan-kekurangan yang
ada pada sistem yang ada atau sistem yang
sedang berjalan.
2. Memberikan kemudahan dalam penentuan dan
pemetaan data muzaki dan mustahiq zakat.
3. Mendokumentasikan proses penyaluran zakat
yang terjadi di masyarakat, sehingga dapat
dihasilkan informasi zakat yang menyeluruh.
4. Memberikan kemudahan dalam proses
penerimaan dan distribusi zakat baik bagi
masyarakat, ataupun pemerintah.
5. Menjamin keamanan data-data dan transparansi
dari data zakat yang terkumpul
Gambar 4. Diagram Konteks
C. Analisa Data dan Konstruksi

Pengolahan data yang sedang berjalan sampai B. DFD Level 1


sekarang ini adalah sudah mengenal atau mengunakan
komputer, tetapi masih sebatas pada penggunaan aplikasi
manual. Penggunaan aplikasi tersebut masih dirasa
sangat terbatas dan tidak memiliki pengolah d a t a y a n g
k h u s u s , oleh karena itu untuk kelancaran suatu
informasi perlu dirancang suatu sistem yang baru untuk
dapat memudahkan pengolahan data.
Implementasi sistem adalah langkah-langkah atau
prosedur-prosedur yang dilakukan dalam menyelesaikan
desain sistem yang telah disetujui, untuk menguji,
menginstall dan memulai sistem baru atau sistem yang
diperbaiki untuk menggantikan sistem pengolahan data
yang lama.
Agar sistem perancangan yang telah kita kerjakan
dapat berjalan baik atau tidak, maka perlu kiranya
dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dikerjakan.
Untuk itu dibutuhkan beberapa komponen utama mencakup
perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), dan perangkat operator (brainware).

Desain
Pembuatan aplikasi berbasis web yang menyangkut
Sistem Informasi Penerimaan Dan Penyaluran Zakat Gambar 5. DFD Level 1
BAZNAS dan UPZ Kota Tasikmalaya, perlu dibuatkan
alur- alur atau proses jalannya data dalam sistem baik
dalam bentuk diagram-diagram maupun dalam bentuk C. Entity Relationship Diagram (E-RD)
Flowchart supaya tampak aliran masukan data awal atau
yang dikatakan dengan input dan keluaran sistem (Output)
hasil dari suatu proses sistem yang merupakan informasi,
setelah dianalisa terlebih dahulu aliran sistem dan akan
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa pemrograman
untuk membuat suatu aplikasi dalam sistem operasi
Windows dan lainnya.

Data Flow Diagram (DFD)

A. Diagram Konteks
menjadi tujuan pembuatan database.

7. Tabel Penerima Zakat


Tabel penerima zakat merupakan tabel yang fungsinya
untuk menyimpan data nama-nama dari penerima zakat,
data ini akan menjadi data pendukung nantinya dengan data
salur zakat dalam relasi database.

Deployment
Deployment memiliki dua tahapan yaitu tahap
implementasi dan evaluasi rilis. Tahap implementasi adalah
tahap memberikan proses di mana tim development
menyelenggarakan sesi pelatihan bagi manajer, dokumentasi
akhir dan dukungan teknis, proses data pemuatan dan
aplikasi setup dicapai. Pada tahap Evaluasi Rilis, setelah
sistem pelaksanaan kesimpulan awal dibuat, biaya
diperkirakan dan tim pengembangan membangun laporan
akhir yang menggambarkan sistem dan performaces juga
beberapa bagian yang harus ditingkatkan atau re-built-up.

Implementasi Sistem
Gambar 6. Entity Relationship Diagram Tahapan ini merupakan tahapan dimana hasil dari
perancangan yang telah diimplementasikan kedalam aplikasi
yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman
Struktur Tabel php. Jumlah tabel pada database adalah sebanyak 7 buah
tabel dan jumlah keseluruhan tampilan (interface) pada
1. Tabel User program adalah sebanyak 25 form dengan jumlah antarmuka
Tabel user merupakan tabel yang digunakan masukan adalah sebanyak 14 form dan jumlah antarmuka
untuk menyimpan data nama-nama user untuk bisa keluaran sebanyak 11 buah.
melakukan login pada program.

2. Tabel Kecamatan
Tabel kecamatan merupakan tabel yang fungsinya
untuk menyimpan data nama-nama kecamatan.

3.Tabel Jenis Zakat


Tabel jenis zakat merupakan tabel yang fungsinya
untuk menyimpan data nama-nama jenis zakat, data ini
akan menjadi data pendukung nantinya dengan data sumber
baik data penerima zakat maupun data salur zakat.

4. Tabel Unit Pengumpul Zakat


Tabel Unit pengumpul zakat merupakan tabel
Gambar 8. Form Halaman Utama
yang fungsinya untuk menyimpan data nama-nama dari
unit yang bertugas mengumpul zakat
.
5. Tabel Pembayar Zakat
Tabel pembayar zakat merupakan tabel yang
fungsinya untuk menyimpan data nama-nama dari
pembayar zakat, data ini akan menjadi data pendukung
nantinya dengan data salur zakat dalam relasi database.

6. Tabel Salur Zakat


Tabel salur zakat merupakan tabel yang dirancang
khusus untuk menyimpan data baik data sumber maupun
data lain yang dijoinkan pada data salur, atau yang
3. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, telah
berhasil dibuat sistem informasi Baznas Kota Tasikmalaya
dan Sistem Informasi Unit Pengelula Zakat. Sistem
informasi ini memiliki keunggulan karena telah
mengimplementasikan teknologi web untuk setiap Unit
Pengumpul Zakat, sehingga informasi dari setiap UPZ bisa
diakses oleh masyarakat dari mana saja tanpa terkendala
jarak dan waktu.
Gambar 9. Laporan Bulanan
B. Saran
Pengembangan selanjutnya diharapkan dapat dilakukan
dengan mengunakan basis web service sehingga dara unit
pengumpul zakat pada BAZNAS Kota Taikmalaya dapat
diakses oleh pihak yagn memerlukannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kadir, Abdul. 2009. From Zero to a Pro membuat


Aplikasi Web dengan PHP + Database MySQL.
Yogyakarta: Andi.
2. Lungu, Ion. 2005. Executive Information Systems
Gambar 10. Tampilan Unit Pengumpul Zakat
Development Lifecycle. Academy of Economic
Studies, Bucharest, Romania.
http://www.economyinformatics.ase.ro/content/EN5/
lungu.pdf

Gambar 11. Laporan Unit Pengumpul Zakat

Anda mungkin juga menyukai