ENCEPHALITIS
ENCEPHALITIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Ensefaalitis virus 3,5-7,4 per 100.000 orang
CDC: 20.000 kasus baru di USA
Ensefalitis HSV merupakan ensefalitis virus yang paling sering (10% kasus
ensefalitis virus)
ETIOLOGI
PATOGENESIS
Virus menginfeksi sel hospes dengan mempenetrasi membran sel lalu memasukan
material genetiknya ke dalam sel --> DNA atau RNA mengambil alih kontrol berbagai
proses penting di dalam sel. Memerintahkan sel untuk memproduksi lebih banyak
virus --> Sel ruptur, terlepaslah partikel-partikel virus baru yang akan menginfeksi sel
lain.
Virus dibawa melalui aliran darah menuju sel saraf otak, berkumpul dan
menggandakan diri. Virus memasuki otak dan menyebar secara luas ke dalam
otak (ensefalitis difusa).
Virus menginfeksi jaringan lain lalu kemudian menginfeksi otak dan
menyebabkan kerusakan berat hanya pada area kecil otak.
HSV ENSEFALITIS
MANIFESTASI KLINIS
Demam
Muntah Kejang
Personality Change
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Leukositosis reaktif namun bisa juga leukopenia trombositopenia
Apusan darah tepi tebal dan tipis *Malaria serebral)
Monosit darah tepi (Human Monocytic Ehrlichiosis)
Fungsi Lumbal
Pleositosis limfostik
Kadar glukosa normal dan protein normal atau meningkat ringan
Pemeriksaan PCR HSC, VZV, CMV, cryptococcal
Radiologi
CT scan dan MRI kepala sebagai petunjuk etiologi spesifik
Perubahan frontotemporal pada HSE
Perdaraahan thalamus pada jaanesa ensefalitis
Lesi diseminata di batang otak dan ganglia basalis pada Eastern Equine
Encephalitis
EEG
Membedakan ensefalitis fokal dengan ensefalopati
Gelombang lambat bihemisfer dan difus
Bisa ditemukan epileptiform lateralisasi dengan periode 2-3 Hz yang disebabkan
lesi di lobus temporal.
PENATALAKSANAAN
Monitoring
Analgetik dan antipiretik
Sedatif
Anti kejang
Antimikroba/antiviral
Terapi pemeliharaan
PROGNOSIS
Episode akut ensefalitis viral selama 1-3 minggu
Mudahnya penyembuhan, kerusakan otak permanen tergantung dari tipe virus
yang menyerang dan seberapa cepat mendapat terapi
Pasien yang mendapat terapi asiklovir, 81% dapat bertahan hidup
KOMPLIKASI
↑ TIK, Infark serebri, SIADH, Pneumonia, ISK, Gangguan perilaku, Epilepsi
MENINGITIS
Meningitis merupakan infeksi yang mengenai meingen dan sering dijumpai
Gejala klasik berupa demam disertai nyeri kepala dan kaku kuduk
Klasifikasi paling sering berdasarkan tampilan / analisis cairan serebrospinal
FAKTOR RESIKO
Defek neutrofil
PATOFISIOLOGI
Dinding sel dan komponen membran luar bakteri --> Memacu radang -->
Monosit,leukosit, sel endotelial, astrosit --> sitokin proinflamatori dan kemokin -->
Percepatan kaskade radang yang merusak sawar darah otak --> inflamasi meningeal,
edema serebral, peningkatan TIK --> menurunnya perfusi serebral.
GAMBARAN CCS
MENINGITIS TUBERKULOSIS
Tuberkulosis ekstrapulmoner
Infeksi SSP subakut
Gambaran LCS yang atipik
Komplikasi HIV dengan gejala yang komplek
2-8 MINGGU: Malaise, anorexia, demam, myalgia, nyeri kepala, kejang, perubahan
mental.
Gambaran lain: Kaku kuduk, kelumpuhan saraf otak, funduskopi tuberkel di koroid,
Gangguan penglihatan, .Hemiparesis/ Hemiplegia, gerakan involunter., stroke,
Meningitis spinal, myelitis transversa.
Stadium 1
Gejala prodromal: Apatis, iritabilitas, nyeri kepala, malaise, demam, anorexia,
muntah dan nyeri abdomen.
Stadium 2
Drowsy, kejang, defisit neurologis focal (kelumpuhan saraf III, IV, VI disertai gerakan
involunter), hipertensi intrakranial: tampak papil edem pada funduskopi,
hidrosefalus pada CT scan.
Stadium 3
Penurunan kesadaran dengan disfungsi brainstream, pupil melebar, iregularitas,
denyut nadi, pernafasan serta hemiparesis.
PENCEGAHAN
Metode kontrol identifikasi kasus dan mengenal kontak (diagnostik dini)
Pendidikan tentang penularan tuberkulosis danmetode kontrol
Tes tuberkulin selektif pada kelompok high risk dan terapi preventif isoniazid
selama 1 tahun
Menemukan secara dini penderita kontak
Vaksinasi BCG
PEMERIKSAAN DARAH/SPUTUM
Hitung jenis dengan predominan limfosit
LED meningkat
Hiponatremi dan hipokloremi pada SIADH
Kemungkinan BTA ditemukan pada sputum
FOTO THORAKS
Kemungkinan adanya penyebaran milier dan infiltrat pada apex paru
GAMBARAN NEURORADIOLOGI
Foto kepala: Kalsifikasi di meningen basal dekat fossa posterior atau dalam
parenkim otak
Radiostop- Brain scan: Uptake supra dan para sellar radionuklida
Angiografi: pola hidrosefalus pembuluh darah, penyempitan pembuluh darah
pada dasar otak, penyempitan pembuluh darah kecil atau sedang dengan
kolateralnya.
Brain CT scan: Abnormalitas parenim otak, pembuluh darah dan meningen,
hidrosefalus, penyengatan kontras pada sisterna basalm pelebaran dan
pengaburan susunan artei basiler, penyengatan meluas ke permukaan korteks,
fissura hemisfer, gambaran tuberkuloma (small, subcortical, surrounding edema,
solid enhacement)
MRI: Inflamasi mengenai basiler dengan kontras tampak penebalan meningeal
lokal, inflamasi dan pembentukan tuberkuloma kecil.
3 slide gambar…….
OBAT TBC…
PROTOKOL
Dewasa: Prednison 1 mg/kg/hari atau dexamethasone 8-16 mg/hari
Anak: Prednison 4 mg/kg/hari atau dexamethasone 8 mg/haro
Diberikan selama 3-6 minggu, “tapered” 2-4 minggu
PROGNOSIS
STADIUM I : mortalitas <10%
STADIUM II : mortalitas 4-55%
STADIUM III : mortalitas 37-87%