Anda di halaman 1dari 10

MOTIVASI IBU MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI

DIPUSKESMAS PUNDONG YOGYAKARTA

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Ahli Madya Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta

Disusun Oleh:

NUREVA MUH DJALALUDDIN


NIM: 152100416

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
2018

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kanker adalah sel jaringan tubuh yang tumbuh tidak

normal dan terus membela diri dengan cepat dan tidak terkendali. Penyakit

ini merupakan salah satu penyebab dari tingginya tingkat kematian karena

penyakit ini dapat menyerang seluruh tubuh. Pada tahun 2012, sekitar 8,7

juta kematian disebabkan oleh kanker. Menurut data dari WHO, kematian

yang diakibatkan oleh penyakit kanker mencapai 7 juta orang pertahun,

dua per tiga diantaranya berasal dari negara berkembang seperti Indonesia.

Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker

dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Secara nasional

prevalensi penyakit kanker penduduk semua umur pada tahun 2013

sebesar 1,4% atau diperkirakan sekitar 347.792 orang (Pusdatin

Kementerian Kesehatan RI, 2015). Kanker merupakan penyakit yang

dapat menyerang seluruh tubuh, sehingga mengakibatkan kematian.

Menurut WHO, kematian karena kanker mencapai 7 juta orang per tahun,

dua pertiganya berasal dari negara berkembang seperti Indonesia. Secara

nasional, prevalensi kanker tahun 2013 sebesar 1,4% (Pusdatin Kemenkes

RI, 2015).

Kasus kanker payudara di negara berkembang telah mencapai lebih

dari 580.000 kasus pada setiap tahunnya dan kurang lebih 372.000 pasien

atau 64% dari jumlah kasus tersebut meninggal karena penyakit ini.
3

Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization

WHO), pada tahun 2011 jumlah wanita khususnya remaja penderita kanker

payudara mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di

negara berkembang, termasuk Indonesia (Husada, 2012). Berdasarkan data

Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi kanker payudara di

Indonesia mencapai 0,5 per 1000 perempuan (Kemenkes RI, 2015).


Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mengurangi kejadian

kanker payudara adalah deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

payudara sendiri. Untuk mendeteksi adanya kanker payudara dapat

dilakukan dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau yang

dikenal dengan Periksa Payudara Sendiri (SADARI). SADARI adalah

pemeriksaan yang mudah dilakukan setiap wanita dan bisa dilakukan

sendiri dirumah. Tindakan ini penting ini karena 75-85% keganasan

kanker payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara

sendiri (Purwoastuti, 2008)…


Kasus kanker payudara di DIY sebesar 2,4%. Jumlah kasus baru

penderita kanker payudara ditemukan sebanyak 899 kasus dari 4

kabupaten yang dilaporkan, tertinggi di Bantul sebanyak (38,01%) 312

kasus, Gunung Kidul sebanyak (29,24%) 276 kasus, Yogyakarta sebanyak

(28,82%) 273 kasus dan di Sleman sebanyak (4,01%) 38 kasus (Dinkes

DIY, 2015).

Menurut data yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi

Kementrian Kesehatan RI, kanker payudara termaksud dalam penyebab

kematian terbesar di Indonesia. Kanker payudara adalah kanker pada


4

bagian payudara. Pada tahun 2012, kanker payudara adalah penyakit

dengan presentase kematian tertinggi yaitu 43,3% (Pusdatin Kementrian

Kesehatan RI, 2015). Mengingat begitu tingginya kematian akibat

penyakit kanker payudara, dari tahun 2005 pemerintah telah melakukan

upaya salah satunya dengan mengembangkan kegiatan deteksi dini

penyakit kanker payudara. Tidak hanya sampai dengan deteksi dini kanker

payudara, pemerintah juga telah menggalakan program CBE (Clincal

Breast Examination). CBE itu sendiri merupakan pemeriksaan kanker

yang merupakan pemeriksaan kanker yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang terlatih, namun hasil yang diperoleh masih jauh dari yang

diharapkan. Tercatat pada tahun 2015 angka kematian akibatan kanker

payudara masih cukup tinggi. Kematian akibat kanker payudara yang

cukup tinggi tersebut dikarenakan terlambatnya masyarakat melakukan

deteksi dini kanker payudara, sehingga saat masyarakan menyadari

hadirnya penyakit tersebut, penyakit tersebut telah memasuki stadium

lanjut. Apabila kanker payudara diketahui pada stadium lanjut makan

pengobatannya akan lebih sulit dan akhirnya meningkatkan potensi

kematian.Keterlambatan masyarakat dalam melakukan deteksi dini kanker

payudara ini dipengaruhi oleh salah satunya kurangnya pengetahuan

mereka akan kanker payudara itu sendiri dan deteksi dini kanker payudara.

Saat pengetahuan akan kesehatan kurang maka kesadaran untuk

melakukan juga akan rendah, oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut

dapat dilakukan dengan komunikasi persuasif yang baik, yaitu melalui


5

media massa, penyuluhan oleh dokter atau guru, dan sebagainya

(Fatmawati, 2010).

Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), kanker

payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap diseluruh RS di

Indonesia (16,85%),disusul kanker leher Rahim (11,78%).Kanker

payudara menyerang wanita muda atau dewasa dengan penderita

terbanyak berusia 40 hingga 49 tahun yang datang dengan kondisi stadium

lanjut (Kementerian Kesehatan,2010).Jumlah kasus baru yang semakin

meningkat tiap tahunnya menambah beban global terutama bagi negara

berkembang,namun hal ini dapat dicegah dengan menyebarkan

pengetahuan tentang kanker dan deteksi dini.Sebenarnya untuk mendeteksi

kanker payudara tidak sulit,semua wanita cukup melakukannya sendiri

tanpa perlu ke dokter,yaitu melalui pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) (Jemal,2011).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu

langkah deteksi dini untuk mencegah terjadinya kanker payudara yang

akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin ketika wanita mencapai

usia reproduksi (Suryaningsih, 2009).Periksa payudara sendiri (SADARI)

dilakukan sejak usia 20 tahun karena dapat menghindari wanita dari

kanker payudara. Kelainan-kelainan payudara dapat dideteksi sedini

mungkin dengan mengenal payudara sendiri serta melakukan pemeriksaan

sendiri. Adanya informasi tentang SADARI serta kanker payudara menjadi

motivasi para wanita untuk menambah pengetahuan tentang area payudara.


6

Hal ini menjadi dasar utama untuk menambah pengetahuan tentang

pemeriksaan payudara. Semakin meningkatnya tingkat pengetahuan

tentang pemeriksaan payudara sendiri maka akan mempengaruhi sikap

dan perilaku para wanita untuk menyadari pentingnya pemeriksaan

payudara sendiri untuk mencegah resiko kanker payudara. Hal tersebut

meningkatkan kesadaran para wanita khususnya usia dewasa untuk

memotivasi diri sendiri mempraktekkan secara langsung pemeriksaan

payudara sendiri sehingga dapat mengetahui kondisi payudara

(Pamungkas, 2011).
Pemeriksaan payudara sendiri sangat penting untuk dilakukan

karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita

sendiri. Disamping itu, pemeriksaan payudara sendiri yang dilaksanakan

setiap satu bulan sekali menjadi metode yang paling murah dan sederhana

yang dapat dilakukan secara mandiri oleh wanita dibandingkan dengan

mammografi (Manuaba, 2010).


Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan tanggal

22 Desember 2017 di Puskesmas Pundong Bantul Yogyakarta,

menunjukan bahwa dari 25 orang ibu yang diwawancarai tentang

bagaimana Motivasi Ibu Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri

hasilnya 22 dari 25 ibu tidak mengetahui cara SADARI dan 3 orang ibu

tahu cara SADARI. berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Motivasi ibu

Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Puskesmas

Pundong Bantul Yogyakarta”


7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan rumusan

masalah sebagai berikut: “Bagaimana Motivasi Ibu melakukan

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Puskesmas Pundong tahun

2018 ?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui motivasi ibu melakukan pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) di Puskesmas Pundong Yogyakarta tahun 2018.


2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui motivasi ibu melakukan SADARI berdasarkan


aspek kebutuhan

b.Untuk mengetahui motivasi ibu melakukan SADARI berdasarkan

aspek dorongan

c. Untuk mengetahui motivasi ibu melakukan SADARI berdasarkan


aspek tujuan

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ibu WUS di Puskesmas Pundong Yogyakarta
Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang SADARI, sehingga

ibu WUS mau melakukan pemeriksaan SADARI sebagai upaya deteksi

dini kanker payudara.

2. Bagi bidan di Puskesmas Pundong Yogyakarta


Diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas pelayanan yang

prima untuk mewujudkan derajar kesehatan ibu, terutama dalam

mempromosikan tentang pentingnya dalam melakukan pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) di Puskesmas Pundong Yogyakarta.


3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan mengembangkan

penelitian sejenis.
8

E. Keaslian Penelitian
1. Oktasari (2009) dengan judul “Pengaruh Penyuluhan tentang SADARI

Terhadap Kemampuan dalam Melakukan Teknik SADARI Di

Perkumpulan Meditasi Desa Canggu Permai Kuta Bali”. Jenis

penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi esksperimen) dengan

menggunakan rancangan penelitian time series design. Analisa data

menggunakan paired T-test. Hasil penelitian tersebut adalah adanya

pengaruh penyuluhan tentang SADARI terhadap kemampuan dalam

melakukan teknik SADARI di perkumpulan dalam melakukan teknik

SADARI di perkumpulan meditasi Desa Canggu Permai. Perbedaannya

terletak pada variabel, penelitian sekarang hanya meneliti satu variabel

yaitu Motivasi Ibu Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri,

sedangkan peneliti sebelumnya meneliti tentang Pengaruh Penyuluhan

tentang SADARI Terhadap Kemampuan dalam Melakukan Teknik

SADARI. Metode penelitian yang digunakan, menggunakan Cross

sectional dengan teknik pengambilan sampel memakai Total sampling.

Peneliti sebelumnya menggunakan quasi eksperiment dengan

menggunakan rancangan penelitian Time series design. Selain itu, pada

populasi, lokasi dan waktu penelitian, peneliti sebelumnya meneliti di

Perkumpulan Meditasi Desa Canggu Permai Kuta Bali, dan peneliti

sekarang melakukan penelitian di Puskesmas Pundong Yogyakarta.…


2. Chandra (2009) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Wanita

Tentang SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Kelurahan

Petisah Tengah Tahun 2009”. Metode penelitian ini deskriptif dengan


9

pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik proportional cluster random sampling.

Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Analisa data

dilakukan SPSS 17,0. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa

tingkat pengetahuan wanita usia 21-50 tahun tentang SADARI berada

dalam kategori sedang yaitu sebesar 73,4. Hasil penelitian ini

menunjukkan tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai

deteksi dini kanker payudara berada dalam kategori sedang.

Perbedaannya terletak pada variabel, penelitian sekarang hanya meneliti

satu variabel yaitu Motivasi Ibu Melakukan Pemeriksaan Payudara

Sendiri, sedangkan peneliti sebelumnya meneliti tentang Gambaran

Penetahuan Wanita Tentang SADARI. Metode penelitian yang

digunakan, menggunakan Cross sectional dengan teknik pengambilan

sampel memakai Total Sampling. Peneliti sebelumnya dengan

pendekatan Cross Sectional dengan teknik pengambilan sampel

menggunakan teknik Proportional cluster random sampling. Selain itu,

pada populasi, lokasi dan waktu penelitian, peneliti sebelumnya

meneliti di Kelurahan Petisah Tenga, dan peneliti sekarang melakukan

penelitian di Puskesmas Pundong Yogyakarta.…


3. Maharani (2010) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Tentang SADARI

Berdasarkan Karateristik Pada Ibu-Ibu PKK Di Dusun Randugunting

Taman Martani Kalasan Sleman Tahun 2010”. Metode penelitian yang

digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan

seluruh anggota PKK Dusun Radungunting dengan jumlah 40 orang.


10

Data penelitian diperoleh menggunakan kuesioner dan dianalisis secara

deskriptif dengan rumus prosentase. Hasil penelitian menunjukan

tingkat pengetahuan responden tentang SADARI dalam kategori baik

sebanyak 62% kesimpulannya tingkat pengetahuan tentang SADARI

pada ibu-ibu PKK di Dusun Randugunting mayoritas termaksud dalam

tingkat baik. Perbedaan terletak pada variabel, penelitian sekarang

hanya meneliti satu variabel yaitu Motivasi Ibu Melakukan

Pemeriksaan Payudara Sendiri, sedangkan peneliti sebelumnya meneliti

tentang Tingkat Pengetahuan Tentang SADARI berdasarkan

Karateristik pada ibu-ibu. Metode penelitian yang digunakan,

menggunakan Cross sectional dengan teknik pengambilan sampel Total

sampling. Peneliti sebelumnya menggunakan jenis penelitian deskriptif.

Selain itu, pada populasi, lokasi dan waktu penelitian, peneliti

sebelumnya meneliti di Dusun Randugunting Taman Mertani Kalasan

Sleman, dan peneliti sekarang melakukan penelitian di Puskesmas

Pundong Yogyakarta. …

Anda mungkin juga menyukai