A. Dasar hukum
Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat Negara, maka nilai-nilai pancasila
harus di jabarkan dalam suatu norma yang merupakan pedoman pelaksanaan dalam
penyelenggaraan kenegaraan, bahkan kebangsaan dan kemasyarakatan. Terdapat dua
macam norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu norma hukum dan
norma moral atau etika. Sebagaimana diketahui sebagai suatu norma hukum positif,
maka pancasila dijabarkan dalam suatu peraturan perundang-undangan yang ekplisit,
hal itu secara kongkrit dijabarkan dalam tertib hukum Indonesia. Namun, dalam
pelaksanaannya memerlukan suatu norma moral yang merupakan dasar pijak
pelaksanaan tertib hukum di Indonesia. Bagaimanapun baiknya suatu peraturan
perundang-undangan kalau tidak dilandasi oleh moral yang luhur dalam
pelaksanaannya dan penyelenggaraan Negara, maka niscahaya hukum tidak akan
mencapai suatu keadilan bagi kehidupan kemanusiaan.
Di era sekarang sekarang ini, tampaknya kebutuhan akan norma etika untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu bahkan amat penting untuk
ditetapkan. Hal ini terwujud dengan keluarnya ketetapan MPR No. VI/MPR/2001
tentang etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat yang merupakan
penjabaran nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap dan
bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan
yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat.
Etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat bertujuan untuk:
1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam
menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek
2. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
3. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan
moral dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
B. Kondisi Etika Bernegara Di Indonesia
Pembangunan nasional dalam segala bidang yang telah dilaksanakan selama
ini memang mengalami berbagai kemajuan. Namun, di tengah-tengah kemajuan
tersebut terdapat dampak negatif, yaitu terjadinya pergeseran terhadap nilai-nilai etika
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pergeseran sistem nilai ini sangat nampak
dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, seperti penghargaan terhadap nilai budaya
dan bahasa, nilai solidaritas sosial, musyawarah mufakat, kekeluargaan, sopan santun,
kejujuran, rasa malu dan rasa cinta tanah air dirasakan semakin memudar. Perilaku
korupsi masih banyak terjadi, identitas ke-“kami”-an cenderung ditonjolkan dan
mengalahkan identitas ke-“kita”-an, kepentingan kelompok, dan golongan seakan
masih menjadi prioritas. Ruang publik yang terbuka dimanfaatkan dan dijadikan
sebagai ruang pelampiasan kemarahan dan amuk massa. Benturan dan kekerasan
masih saja terjadi di mana-mana dan memberi kesan seakan-akan bangsa Indonesia
sedang mengalami krisis moral sosial yang berkepanjangan. Banyak penyelesaian
masalah yang cenderung diakhiri dengan tindakan anarkis. Aksi demontrasi
mahasiswa dan masyarakat seringkali melewati batas-batas ketentuan, merusak
lingkungan, bahkan merobek dan membakar lambang-lambang Negara yang
seharusnya dijunjung dan dihormati. Hal tersebut, menegaskan bahwa telah terjadi
pergeseran nilai-nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bisa jadi
kesemua itu disebabkan belum optimalnya upaya pembentukan karakter bangsa,
kurangnnya keteladanan para pemimpin, lemahnya budaya patuh pada hukum,
cepatnya penyerapan budaya global yang negatif dan ketidakmerataan kondisi sosial
dan ekonomi masyarakat
C. Faktor Penyebab Bernegara Menurun yang Berkaitan Dengan Etika Publik
1. Kurangnya rasa persatuan dan kesatuan dari warga negara indonesia
2. Menurunnya rasa toleransi sesama warga negara Indonesia
3. Belum optimalnya upaya pembentukan karakter bangsa.
4. kurangnnya keteladanan para pemimpin.
5. lemahnya budaya patuh pada hukum.
6. cepatnya penyerapan budaya global yang negatif
7. ketidakmerataan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat
D. Solusi/Pemecahannya
solusi terbaik adalah dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter
bukanlah hal baru di jagat pendidikan Indonesia, Bila kita menilik kembali sejarah
bangsa, beberapa pendidik yang kita kenal diantaranya Ki Hadjar Dewantara, R.A
Kartini, Soekarno, Hatta, Moh. Natsir, Tan Malaka dan lainnya yang mana telah
menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian dan
identitas bangsa
E. Kesimpulan
Dalam etika bernegara harus berlandaskan dengan hukum yaitu berdasarkan
dengan pancasila dan UUD 1945. Pancasila kedudukannya sebagai dasar filsafat
Negara, maka nilai-nilai pancasila harus di jabarkan dalam suatu norma yang
merupakan pedoman pelaksanaan dalam penyelenggaraan kenegaraan, bahkan
kebangsaan dan kemasyarakatan. Di era sekarang sekarang ini, tampaknya kebutuhan
akan norma etika untuk kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu bahkan amat
penting untuk ditetapkan karena terjadinya pergeseran terhadap nilai-nilai etika dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pergeseran sistem nilai ini sangat nampak dalam
kehidupan masyarakat dan belum optimalnya pembentukan karakter bangsa
contohnya terjadinya aksi demonstrasi dan perseteruan masyarakat dalam hal toleransi
beragama oleh sebab itu maka sangat perlu diterapkan pendidikan karakter agar
terciptanya karakter karakter bangsa yang berEtika.