Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL

PERAN ORANG TUA TERHADAP GIGI KARIES PADA ANAK


PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI TK AL - AZHAR DESA GEDANGAN
KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

Oleh :

NORMA KHOIRUL HUDA


NIM: 151611913079

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

i
PROPOSAL

PERAN ORANG TUA TERHADAP GIGI KARIES PADA ANAK USIA 3-5
TAHUN DI TK AL – AZHAR DESA GEDANGAN KECAMATAN
MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar


Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep.)

Oleh

NORMA KHOIRUL HUDA


NIM: 151611913079

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NORMA KHOIRUL HUDA

NIM : 151611913079

Tempat/Tanggal Lahir : Lamongan, 06 Oktober 1997

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Fakultas : Fakultas Vokasi

Universitas : Universitas Airlangga

Menyatakan bahwa Laporan Akhir Studi yang berjudul “Peran Orang Tua

Terhadap Gigi Karies Pada Anak Usia 3-5 Tahun di TK Al- Azhar Desa Gedangan

Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan” adalah benar-benar hasil karya sendiri

dan bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam

kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila

dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas

Airlangga Surabaya.

Surabaya, Juni 2019

Yang menyatakan,

NORMA KHOIRUL HUDA

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

PERAN ORANG TUA TERHADAP GIGI KARIES PADA ANAK USIA 3-5
TAHUN DI TK AL –AZHAR DESA GEDANGAN KECAMATAN MADURAN
KABUPATEN LAMONGAN

NORMA KHOIRUL HUDA


NIM. 151611913079

Surabaya, Juni 2019

Menyetujui,

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Amellia Mahardhika, S. Kep., Ns., M. Kes. Lailatul Fadhliyah, S.ST., M. Kes.


NIP : 19850901 200902 2 012 NIP : 19730119 200212 2 001

Mengetahui,
Koordinator Program Studi D III Keperawatan
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M. Si.


NIP. 1963 0608 1991 03 1002

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan akhir studi dengan judul “Peran Orang Tua Terhadap Gigi Karies pada Anak Usia 3-5

Tahun di TK Al- Azhar Desa Gedangan Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan”. Telah

berhasil diuji dan dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan

yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep.).

Surabaya, Juni 2019

Ketua,

Anggota 1, Anggota 2,

Amellia Mahardhika, S. Kep., Ns., M. Kes. Lailatul Fadhliyah, S.ST., M. Kes.


NIP : 19850901 200902 2 012 NIP : 19730119 200212 2 001

Mengesahkan,
Koordinator Program Studi D III Keperawatan
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Dr. Joni Haryanto, S. Kp., M. Si.


NIP. 19630608 199103 1 002

5
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Studi yang berjudul “Peran Orang Tua

Terhadap Gigi Karies pada Anak Usia 3-5 Tahun di TK Al- Azhar Desa Gedangan Kecamatan

Maduran Kabupaten Lamongan” sesuai waktu yang ditentukan.

Tujuan laporan akhir studi Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Universitas Airlangga.

Dalam penyusunan akhir studi ini, penulis mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang terhormat Bapak atau

Ibu:

1. Prof. Dr. Mohammad Nasih SE., M.,T., Ak., CMA selaku rektorat Universitas Airlangga

2. Prof. Dr. H. Widi Hidayat, SE.M.Si.,AK.,CA.,CMA, selaku Dekan Fakultas Vokasi

Universitas Airlangga.

3. Dr. Joni Haryanto, S.Kp.,M.Si selaku Koordinator Program Studi DIII Keperawatan, yang

telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penulisan laporan akhir studi ini.

4. Khusrufiatin, S.Pd, selaku Kepala Sekolah TK Al- Azhar Desa Gedangan Kecamatan Maduran

Kabupaten Lamongan yang telah memberikan ijin dan fasilitas dalam penulisan laporan akhir

studi ini.

5. Amellia Mahardhika, S. Kep., Ns., M. Kes., dan Lailatul Fadhliyah, S.ST., M. Kes.., selaku

pembimbing laporan akhir studi yang telah banyak memberikan arahan, motivasi dan

bimbingan hingga penulisan laporan akhir studi dapat terselesaikan


.

6
5. (Amellia Mahardhika, S. Kep., Ns., M Kes., dan Lailatul Fadhliyah, S.ST.,M. Kes.,) selaku

penguji yang telah bersedia memberikan pengarahan, kritik dan saran sehingga laporan akhir

studi ini menjadi lebih baik.

6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materiil demi terselesaikannya

laporan akhir studi ini

Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan yang diberikan.

Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga

Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada

umumnya.

Lamongan, Juni 2018

Penulis

7
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM .........................................................................i

SURAT PERNYATAAN ......................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................iv

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................v

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

BAB 1 : PENDAHULUAN ...................................................................................1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................4

1.3 Tujuan.....................................................................................................4

1.4 Manfaat ...................................................................................................4

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................5

2.1 Konsep Dasar ............................................................................

2.2 Konsep Dasar .....................................................

2.3 Konsep Dasar ............................................................................

BAB 3 : KERANGKA KONSEP .........................................................................5

3.1 Kerangka Konsep..................................................................................

3.2 Hipotesis................................................................................................

BAB 4 : METODE PENELITIAN ......................................................................

4.1 Desain Penelitian...................................................................................

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................

4.3 Kerangka Kerja.....................................................................................

4.4 Populasi, Sampling dan Sampel...........................................................

4.5 Identifikasi Variabel..............................................................................


8
4.6 Definisi Operasional..............................................................................

4.7 Pengumpulan dan Analisa Data............................................................

4.8 Etika Penelitian.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

LAMPIRAN...........................................................................................................

9
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.5 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala 17
Pengukuran

10
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian peran ibu dalam
mejaga kebersihan Gigi dengan kejadian karies gigi
33
pada anak persekolahan di TK……………………

11
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

A. PENGERTIAN / TEORI

Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada siste pencernaan dalam tubuh

manusia. Masa pra sekolah (3-5 tahun) merupakan masa praktis yang perlu mendapat

perhatian lebih besar dari orang tuanya dengan salah satunya memperhatikan kesehatan mulut

dan gigi anak. Masalah utama kesehatan gigi dan mulut anak adalah salah satunya karies gigi.

Faktor penyebab karies gigi salah satunya yaitu dengan anak mengkonsumsi susu formula

karena produk susu mengandung karbohidrat yang merupakan media yang baik bagi kuman

pembentukan asam. Keadaan ini akan memudahkan terbentuknya plak yang merupakan

penyebab kerusakan gigi yang khas denagan caries (Suwelo, dalam Ni Nyoman, 2013).

Karies gigi dapat mengurangi kualitas hidup seoarang anak karena mereka merasakan

sakit, tidak nyaman, infeksi akut serta kronik, gangguan makan dan tidur. Karies yang parah

juga dapat meningkatkan resiko dirawat dirumah sakit sehingga anak tidak hadir di sekolah

dan dapat mempengaruhi proses pembelajaran anak (Anwar, 2011). Prevalensi karies gigi

yang masih tinggi menimbulakan dampak negatif pada penderitanya. Apabila tidak ditangani,

karies gigi dapat menyebabkan infeksi bahkan terjadi abses alveolar gigi pada anak-anak

(Berhman, 2008). Hollins (2008) juga mengungkapkan bahwa rasa sakit atau nyeri yang

ditimbulkan oleh karies gigi dapat membuat penderita sering mengalami gangguan tidur.

Di Indonesia, karies gigi pada anak menduduki urutan pertama sebagai penyakit kronis

yang paling banyak dialami oleh anak-anak usia sekolah. Sayangnya, kebanyakan orang tua

13
cenderung menganggap bahwa karies gigi pada anak adalah kondisi yang tidak serius,

sehingga tidak perlu melakukan perawatan khusus. Padahal, karies gigi yang tidak ditangani

dengan baik bisa menyebabkan nyeri, gigi tanggal, bahkan kematian. Oleh sebab itu, penting

bagi orangtua untuk untuk peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut si kecil sejak dini.

Kesehatan gigi dan mulut yang terjaga dengan baik dapat menunjang aktivitas dan tumbuh

kembang anak di kemudian hari.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2013, prevalensi karies

gigi pada penduduk Indonesia mencapai 53,2%. Hal ini meningkat dibandingkan dengan hasil

Riskesdas pada tahun 2007 yang berada pada angka 43,4%. Di Indonesia, 90,05% kasus karies

gigi lebih umum dialami oleh anak-anak. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut

jika Indonesia memiliki angka prevalensi Early Childhood Caries (ECC) tertinggi pada anak

usia tiga hingga lima tahun. Karies gigi atau gigi berlubang sendiri adalah kerusakan yang

terjadi pada jaringan keras gigi karena aktivitas bakteri dalam plak. Bakteri penyebab karies

gigi adalah Streptococcus mutans. Adanya bakteri dalam mulut memang suatu hal yang

normal. Namun seiring waktu penumpukkan bakteri, sisa-sisa makanan, dan air liur di dalam

mulut dapat menyebabkan plak terbentuk. Zat asam dalam plak dapat menyebabkan jaringan

keras gigi larut, sehingga terjadilah karies gigi. Karies ditandai dengan bercak putih pada gigi

(white spot). Bercak putih ini muncul karena adanya proses penghilangan kadar garam dan

mineral (demineralisasi) pada jaringan keras gigi akibat plak dan sisa makanan yang

menumpuk. Jika dibiarkan terus menerus, bercak putih akan berubah menjadi bercak

kecoklatan yang menyebar dan membentuk lubang pada gigi. Jika tidak ditangani, karies ini

dapat menyebabkan nyeri, gigi tanggal, infeksi berbahaya, dan bahkan kematian. Secara

umum, penyebab karies gigi pada anak dipicu oleh beberapa faktor yang saling berkaitan.

14
Sebagai orang tua, penting untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan karies gigi pada anak. Salah satu penyebab paling umum karies adalah

kebiasaan minum susu botol pada usia bayi hingga tertidur. Gula yang yang terkandung pada

susu dapat mengendap menjadi asam yang merusak hingga memicu gigi berlubang.

Kebiasaan mengkonsumsi makanan manis tinggi gula seperti permen, coklat, es krim,

minuman rasa-rasa dan lain sebagainya juga dapat menyebabkan karies gigi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa anak yang banyak makan makanan manis lebih rentan mengalami karies

gigi. Hal ini diperparah karena orangtua tidak membiasakan anak untuk rutin sikat gigi. Maka

dari itu, penting bagi orang tua untuk peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut si kecil.

Mengingat, anak-anak belum bisa merawat giginya sendiri.

B SEJARAH GIGI KARIES

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa karies gigi sudah ada sejak masa prasejarah. Sebuah

tengkorak yang diperkirakan berasal dari satu juta tahun yang lalu dari masa neolitikum

memberi petunjuk adanya karies. Adanya peningkatan prevalensi karies sejak masa

neolitikum mungkin disebabkan banyaknya konsumsi makanan dari tumbuhan yang banyak

mengandung karbohidrat. Sebuah gurdi atau bor dari kayu ditemukan pada masa neolitikum.

gurdi tersebut diperkirakan digunakan sebagai pelubang gigi untuk mengeluarkan abses dari

gigi. Perubahan kebudayaan berupa penemuan teknik pertanian di Asia Selatan dipercayai

juga sebagai salah satu peningkat prevalensi karies.

15
Sebuah teks dari Sumeria (5000 SM) menggambarkan sebuah "cacing gigi" sebagai

penyebab karies. Bukti pada kepercayaan ini juga ditemukan pada India, Mesir, Jepang, dan

Tiongkok.

Banyak fosil tengkorak yang dapat menunjukkan adanya perawatan gigi yang primitif. Di

Pakistan, sebuah gigi yang diperkirakan berasal dari 5500 SM hingga 7000 SM menunjukkan

sebuah lubang yang mungkin disebabkan gurdi gigi. Karies juga dituliskan oleh Homer dan

Guy de Chauliac dalam tulisan mereka. Papirus Ebers, sebuah tulisan Mesir kuno (1550 SM)

menyebutkan sebuah penyakit gigi. Selama pemerintahan dinasti Sargonid Assyria pada 668

SM hingga 626 SM, dituliskan bahwa dokter kerajaan memerlukan tindakan pencabutan gigi

untuk mencegah penyebaran radang. Selama masa pendudukan Bangsa Romawi di Eropa,

proses pemasakan makanan menurunkan tingkat terjadinya karies. Pada masa peradaban

Yunani dan Romawi dan Mesir, memiliki perawatan untuk meredakan rasa nyeri karena

karies.

Tingkat kejadian karies menurun pada zaman perunggu dan besi, namun meningkat tajam

pada zaman pertengahan. Peningkatan prevalensi karies secara periodik ini serupa dengan

kejadian pada masa tahun 1000, ketika gula menjadi lebih mudah didapatkan di dunia Barat.

Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan herbal dan jampi-jampi, serta pencabutan gigi.

Umat Katolik menyampaikan doa dengan penyertaan Santo Appolonia, santo pelindung untuk

dokter gigi.

16
Ada pula bukti yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat karies di suku Indian,

Amerika Utara setelah memulai kontak dengan kolonial Eropa. Sebelum kolonisasi, Indian

Amerika Utara menggantungkan hidupnya pada berburu, kemudian berubah menjadi bertani

jagung. Pergantian diet makan ini menyebabkan peningkatan karies.

Pada masa pencerahan, kepercayaan bahwa "cacing gigi" sebagai penyebab karies ditepis

oleh kelompok ilmuwan kedokteran. Pierre Fauchard, yang dikenal sebagai bapak kedokteran

gigi masa kini, adalah salah satu pihak pertama yang menolak ide cacing gigi tersebut. Ia

menyebutkan bahwa konsumsi gula yang menjadi penyebab karies gigi. Pada tahun 1850,

prevalensi karies meningkat lagi dan disebabkan oleh pergeseran pola makan.

Pada 1890-an, W.D. Miller memulai rangkaian penelitian untuk menyelidiki perihal

penyakit karies gigi. Ia menemukan bahwa ada bakteri yang hidup di rongga mulut dan

mengeluarkan asam sehingga melarutkan struktur gigi ketika terdapat sisi karbohidrat.

Penjelasan ini dikenal sebagai teori karies kemoparasitik. Penemuan Miller, bersamaan

penelitian terhadap plak gigi oleh G.V. Black dan J.L. Williams, membuat sebuah dasar

sebagai penjelasan patofisiologi karies yang diterima hingga kini

C. Faktor Penyebab Karies Gigi Anak

1. Bentuk gigi.

Ukuran dan bentuk gigi berperan pada perkembangan karies, karena sisa-sisa makanan

lebih mudah menumpuk padabagian gigi belakang, seperti gigi geraham dimana pada gigi

tersebut terdapat bagian kunyah yang terdiri dari pit dan fissure atau lekukan.

17
2. Jumlah saliva

Saliva atau ludah merupakan sistem pertahanan mulut karena berfungsi untuk

membersihkan sisa makanan dan bakteri dari gigi dan melawan produksi asam dari sisa

makanan yang menumpuk di gigi. Semakin sedikit jumlah saliva, gigi akan semakin rentan

terkena karies.

3. Faktor waktu

Karies merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu beberapa bulan sampai tahun

untuk berkembang menjadi suatu lubang pada gigi. karies rampan merupakan penyakit yang

perkembangannya cukup cepat.

4. Mikroorganisme

Mikroorganisme kariogenik utama penyebab karies adalah Streptococcus mutans dan

Streptococcus sobrinus yang merupakan mikroorganisme patogen. Kedua mikroorganisme ini

dapat berkolonisasi di permukaan gigi dan cepat menghasilkan asam yang berujung pada

kerusakan gigi.

5. Faktor makanan

Makanan yang tinggi karbohidrat dan gula seperti jus atau susu formula akan meningkatkan

risiko karies pada permukaan gigi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang banyak

mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami karies gigi dari pemberian

nutrisi melalui botol. Hal ini dikarenakan cairan yang tersisa di mulut akan tergenang

18
mengelilingi permukaan gigi, lalu mengendap dan dirubah menjadi asam yang akan merusak

gigi.

6. Faktor perilaku membersihkan gigi

Plak yang muncul akibat anak yang kurang menjaga kebersihan gigi merupakan salah satu

faktor risiko terjadinya karies. Dengan rajin menyikat gigi, minimal dua kali sehari, pagi

sesudah sarapan dan malam sebelum tidur, risiko terjadinya karies gigi dapat dihindari.

Dianjurkan pula menggunakan pasta gigi berfluoride untuk anak supaya melindungi gigi dari

karies, seperti pasta gigi khusus gigi susu.

D. CARA MENGATASI KARIES GIGI PADA ANAK

Mengatasi karies gigi pada anak tergantung pada usia dan tingkat keparahannya. Pada

tahap yang ringan yaitu muncul bercak kuning / coklat di gigi, membersihkan gigi secara

teratur oleh orang tua dapat membantu mencegah terjadinya karies gigi pada anak bertambah

luas dan proses terjadinya karies juga dapat di hentikan. Untuk anak usia 3 tahun atau lebih,

kita bisa menggunakan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung fluoride ( gunakan sedikit

saja ).

Peran ibu yang aktif dalm pemeliharaan kesehatan gigi memberi pengaruh yang cukup

signifikan terhadap perilaku anak-anak TK. Ibu dapat mengajarkan cara mengurangi resiko

terjadinya karies gigi dengan cara melakukan pencegahan karies dengan berkumur dengan air

bersih setelah minum susu maupun makanan-makanan yang manis, membiasakan anak –anak

memeriksakan gigi ke dokter gigi 2 kali dalam 1 tahun dan menggosok gigi untuk menjaga

kebersihan gigi. Anak TK khususnya usia 3-5 atau sampai 6 tahun memerl;ukan bantuan

orang tua dalam menyikat gigi. Petan ibu hendaknya di tingkatkan dalam membiasakan

menjaga kebersihan gigi anak-anaknya secara teratur untuk menghindarkan kerusakan gigi

19
pada anak

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :

“ Apakah ada hubungan peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian gigi karies

pada anak di TK Al- Azhar Desa Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamongan ?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada

anak-anak di TK Al-Azhar Desa Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamongan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi

pada anak-anak di TK Al-Azhar Desa Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamongan.

2. Mengidentifikasi kejadian gigi karies pada anak di TK Al-Azhar Desa Gedangan Kec.

Maduran Kab. Lamongan.

3. Mengansalisis hubungsan peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian karies

gigi pada anak-anak di TK Al-Azhar Desa Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamongan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan dan pengetahuan kepada peneliti

alam menyusun karya tulis ilmiah. Hasil penelitian ini juga bisa bermanfaat sebagai bahan

masukkan, bahan referensi atau sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya.

20
2. Bagi Ibu

Penelitian ini akan di ketahui hubungan peran ibu dalam menjaga kebersihan Gigi dengan

kejadian karies gigi pada anak TK. Agar ibu dapat mengetahui dan mengevaluasi diri

dengan ibu lainnya agar lebih baik dengan anaknya yang mengalami kejadian karies gigi

ataupun yang tidak mengalami karies gigi.

3. Bagi Tenaga Kesehatan atau Perawat

Penelitian ini sebagai tenaga kesehatan dapat di harapkan bisa menyampaikan informasi

mengenai kebersihan gigi kepada masyarakat dalam meningkatkan kesadaran betapa

pentingnya dalam menjaga kebersihan gigi pada anak-anak TK agar terhindar dari resiko

terjadinya karies gigi pada anak-anak di TK Al-Azhar. Bisa membiasakan pemeriksaan

gigi secara rutin dalam 6 bulan sekali.

4. Bagi Guru-Guru TK

Penelitian ini bisa memberikan informasi atau mengajarkan kepada guru, orang tua

murid khususnya ibu dan murid TKdalam pentingnya menjaga kebersihan gigi.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian tentang peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi

pada anak di TK di harapkan bisa menjadi suatu referensi untuk mengembangkan penelitian

mereka tentang kejadian karies gigi berdasarkan klasifikasinya.

21
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang Konsep Perang Orang Tua Terhadap gigi karies pada anak dan

Konsep Gigi Karies

2.1 Konsep Peran

2.1.1 Peran

Peran berarti laku, bertindak. Didalam kamus besar bahasa Indonesia peran ialah perangkat

tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Harahap,

2007). Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang

sesuai kedudukannya dalam suatu sistem (Mubarak, 2006 dalam Hernawati (2015).

Peran Orang Tua Dalam Kesehatan Gigi dan Mulut Pada AnakPeran merupakan kemampuan

individu untuk mengontrol atau memengaruhi atau mengubah perilakuorang lain. Orang tua adalah

guru yang paling utama dan yang pertama memberikan pendidikankepada anaknya dan

bertanggungjawab penuh terhadap proses pertumbuhannya. Perkembanganseorang anak

dipengaruhi oleh peranan lingkungan dan peran orang tua.Agar proses tumbuhkembang anak

berjalan optimal, maka perlu diterapkan pola asuh, asih, asah dalam setiap aktivitasmerawat dan

mengasuhnya.

22
Beberapa metode yang dapat dilakukan orang tua kepada anak, yaitu :

1. Pendidikan melalui pembiasaan

Dengan dilakukan setiap hari anak-anak mengalami proses internalisasi, pembiasaan,dan

akhirnya menjadikan bagian dari hidupnya.

2. Pendidikan dengan keteladanan

Anak-anak khususnya usia dini, selalu meniru apa yang dilakukan orang disekitarnya.

Metodeketeladanan memerlukan sosok pribadi yang secara visual dapat dilihat, diamati,

dirasakansendiri oleh anak, sehingga mereka ingin menirunya.

3.Pendidikan melalui nasihat dan dialog

Orang tua diharapkan mampu menjelaskan, memberikan pemahaman yang sesuai dengantingkat

berpikir mereka.

4. Pendidikan melalui pemberian penghargaan atau hukuman

Metode ini secara tidak langsung juga menanamkan etika perlunya menghargai

orang lain.Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat diperlukan pada saat mereka

masih beradadibawah usia lima tahun.

Peran aktif orang tua yang dimaksud adalah membimbing, memberikan pengertian,

mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak.Dalam hal ini khususnya peran orang tua

terhadap anaknya dalam hal kesehatan gigi dan mulut. Pada anak usia prasekolah, pemeliharaan

kesehatan gigi mereka masih bergantung kepada orang tuasebagai orang terdekat anak. Mulai

tumbuhnya gigi merupakan proses penting dari pertumbuhan seorang anak. Orang tua khususnya

ibu harus mengetahui cara merawat gigi anaknya tersebut.

23
2.2 Konsep Karies Gigi

1. Definisi Karies Gigi

Karies gigi adalah suatu proses penghancuran setempat jaringan kalsifikasi yang dimulai

pada bagian permukaan gigi melalui proses dekalsifikasi lapisan email gigi yang diikuti oleh lisis

struktur organik secara enzimatis sehingga terbentuk kavitas (lubang) yang bila didiamkan

akan menembus email serta dentin dan dapat mengenai bangian pulpa (Dorland, 2010).

Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutnya mineral

email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan

oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (medium makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan

dengan timbulnya destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

(pembentukan lubang) (Kennedy, 2002 dalam Ambari Ningsih, 2013). Karies dentis merupakan

proses patologis berupa kerusakan yang terbatas di jaringan gigi mulai dari email kemudian

berlanjut ke dentin. Karies dentis ini merupakan masalah mulut uatama pada anak dan remaja,

periode karies paling tinggi adalah pada usia 4-8 tahun pada gigi sulung dan usia 12-13 tahun

pada gigi tetap, sebab pada usia itu email masih mengalami maturasi setelah erupsi, sehingga

kemungkinan terjadi karies besar. Jika tidak mendapatkan perhatian karies dapat menular

menyeluruh dari geligi yang lain (Behrman, 2002 dalam Ambari Ningsih, 2013).

2. Faktor- Faktor Penyebab Karies Gigi


a. Host (saliva dan gigi)

Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies. Diketahui adanya
pit dan fisur pada gigi yang merupakan daerah gigi yang sangat rentan terhadap karies oleh
karena sisa-sisa makanan maupun bakteri akan mudah tertumpuk disini. Saliva merupakan
sistem pertahanan utama terhadap karies. Saliva disekresi oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu
24
glandula parotida, glandula submandibularis, dan glandula sublingualis, serta beberapa kelenjar
saliva kecil. Sekresi saliva akan membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa
tidak menjadi kering. Saliva membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga
bakteri tidak dapat tumbuh dan berkembang biak. Mineralmineral di dalam saliva membantu
proses remineralisasi email gigi. Enzim-enzim mucine, zidine, dan lysozyme yang terdapat dalam
saliva mempunyai sifat bakteriostatis yang dapat membuat bakteri mulut menjadi tidak berbahaya.
Selain itu, saliva mempunyai efek buffer yaitu saliva cenderung mengurangi keasaman plak yang
disebabkan oleh gula dan dapat mempertahankan pH supaya tetap konstan yaitu pH 6-7. Aliran
saliva yang baik akan cenderung membersihkan mulut termasuk melarutkan gula serta mengurangi
potensi kelengketan makanan.

b. Substrat/diet
Substrat/diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan
dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan email. Selain itu, dapat mempengaruhi
metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk
memproduksi asam serta bahan yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies.

c. Mikrorganisme
Mikroorganisme merupakan faktor paling penting dalam proses awal terjadinya karies. Mereka
memfermentasikan karbohidrat untuk memproduksi asam. Plak gigi merupakan lengketan yang
berisi bakteri produk-produknya, yang terbentuk pada semua permukaangigi. Akumulasi bakteri
ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui serangkaian tahapan. Jika email
yang bersih terpapar di rongga mulut makan akan ditutupi olehlapisan organik yang amorf yang
disebut pelikel. Pelikel ini terutama terdiri atas glikoproteinyang diendapkan dari saliva dan
terbentuk segera setelah menyikat gigi. Sifatnya sangat lengket dan mampu membantu melekatkan
bakteri-bakteri tertentupada permukaan gigi.

25
Asam terbentuk dari hasil fermentasi sakar diet oleh bakteri di dalam plak gigi. Sumber utamanya
adalah glukosa yang masuk dalam plak gigi, sedangkan sumber utama glukosa adalah sukrosa.
Penyebab utama terbentuknya asam tadi adalah S.Mutans serotipe c yang terdapat di dalam plak
karena kuman ini memetabolisme sukrosa menjadi asam lebih cepat dibandingkan kuman lain.

d. Waktu
Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta alam dan frekuensi substrat menempel di
permukaan gigi. Secara umum, lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi
suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.

E. Tahap Pertumbuhan Gigi Pada Anak Usia 3-5 Tahun

Memasuki usia inilah pertumbuhan gigi primer telah lengkap. Perawatan gigi pada masa ini,
sangat penting untuk memelihara gigi. Kontrol motoric halus pada masa ini sudah membaik,tetapi
anak masih membutihkan pengawasan orang tua dalam menggosok gigi.

F. Hubungan Peran Ibu Dalam Menjaga Kebersihan Gigi Dengan Gigi Karies Pada Anak
TK.
Ibu memiliki peran penting dalam tanggung jawab dalam menjaga kesehatan anggota
keluarganya. Ibu selalu memperhatikan perkembangan anaknya baik itu tentang makanan dan
kebersiahan, serta kesehatan. Ibu memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap anak-
anaknya, seba ibu merupakan figure utama yang menjadi contoh anak-anaknya. Ibu berkewajiban
memberi dan mengajarkan hal-hal yang positif serta kasih sayang pada anak-anaknya
(Nurnahdianty, 2010 ). Hal yang dapat di lakukan antara lain membantu menjagakebersihan gigi
terutama pada anak usianya di bawah 10 tahun karena anak-anak TK belum memiliki kemampuan
motoric yang baik muntuk membersihkan gigi terutama pada bagian belakang gigi ( Halimsyah,
dkk 2008 ). Peran aktif ibu terhadap perkembangan anaknya sangat di perlukan terutama pada saat

26
anak usianya di bawah 5 tahun. Ibu yang dominan pada anak usia tersebut yaitu ibu yang bisa
menjadi tokoh sentral dalam tahap perkembangan seorang anak TK sehingga ibu menguasai
berbagai pengetahuan keterampilan yang baik maka di harapkan pemantauan anak dapat di
lakukan dengan baik. Kurangnya peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak akan
memberikan dampak yang kurang baikbagi perkembangan anak itu sendiri ( Werdiningsih, 2012).

27
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan validitas dikosep-konsep variable-variabel

yang akan di ukur (diteliti) ( Notoatmojo, 2010 ).

Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat di lihat pada gambar 3.1 :

Faktor peran ibu : Faktor dalam penyebab karies gigi :


1. Pendidik 1. Gigi dan saliva
2. Perilaku 2. Microorganisme
3. Waktu
3. Pengetahuan
Faktor luar penyebab karies gigi :
4. Perhatian 1. Usia
5. Ekonomi 2. Substrat
6. Sikap 3. Ras ( Suku Bangsa )

Sangat rendah

Rendah
Peran Ibu Dalam Menjaga Karies Gigi
Kebersihan Gigi : Sedang
1. Pengasuh
2. Pendidik Tinggi
3. Pendorong
Sangat Tinggi
4. Pengawas

Positif Jika T Skor Negatif Jika T


Dampak Karies Gigi :
> Mean Skor > Mean 1. Gigi terasa sakit
2. Ketidaknyamanan
Keterangan : 3. Infeksi
: Diteliti a. Akut
b. Kronis
: Tidak diteliti 4. Gangguan makan dan tidur
28
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian peran ibu dalam mejaga kebersihan
Gigi dengan kejadian karies gigi pada anak persekolahan di TK
Gambar : Kerangka konseptua peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian karies

gigi pada anak usia 3-5 tahun di TK Al-Azhar Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamonagan.

Keterangan kerangka konseptual

Peran ibu adalah pendidikan, perilaku, pengetahuan, perhatian, ekonomi, dan sikap. Peran ibu

dalam menjaga kebersihan gigi pada anak TK meliputi pengasuh, pendidik, pendorong, dan

pengawas. Peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi pada anak TK di kriteriakan menjadi 2 peran

positif jika T –skor responden >50 T mean dan peran negative jika T –skor <50 mean. Faktor

dalam yang mempengaruhi gigi karies terdiri dari gigi dan saliva, microorganisme, substrat (sisa

makanan ), dan waktu. Faktor l;uar yang mempengaruhi gigi karies terdiri dari usia, jenis kelamin,

ras (suku bangsa ). Dampak terjadinya gigi karies yaitu gigi terasa sakit, ketidaknyamanan, dan

infeksi (akut dan kronis), gangguan makanan, dan tidur. Pencegahan gigi karies pada anak TK

antara lain yaitu Pecegahan primer, sekunder dan tersier.

B. HIpotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai terbukti melalui data yang terkumpul ( Arikunto, 2010 ) Hipotesis Penelitian ini yaitu :

HI : Ada hubungan ibu dalam peran menjaga kebersihan gigi dan kejadian karies gigi pada

anak usia 3-5 tahun di TK Al- Azhar Desa Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamongan.

29
BAB IV

METODE PENELITIAN

Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah dalam

mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu (Suryana, 2010). Pada bab ini akan disajiakan

mengenai metode penelitian yang berisi tentang : 1) Desain Penelitian, 2) Rancang Bangun

Penelitan, 3) Lokasi dan Waktu Penelitian, 4) Populasi dan Sampel, 5) Kerangka Oprasional, 6)

Variabel Penelitian, DO (Definisi Oprasional) dan Cara Pengukuran Variabel, 7) Penjelasan

Instrumen, 8) Teknik dan Prosedur Pengambilan Data, 9) Pengolahan dan Analisa Data, 10) Etik

penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian

deskriptif ini merupakan salah satu jenis penelitian non eksperimen, dimana penelitian yang

menggambarkan data yang diperoleh yang mencakup fenomena dari populasi tanpa mencari

hubungan antar variabel. Sehingga pada penelitian ini peneliti tidak perlu kelompok kasus dan

kontor untuk perbandingan, namun berusaha untuk mendeskripsikan fenomena yang menjadi

pusat dalam penel

itian tanpa adanya perlakuan khusus terhadap fenomena tersebut.

Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan yang sistematis

dan subjektif yang digunakan untuk menggambarkan pengalaman hidup dan memberikannya

sebuah makna (Sujarweni, 2014).

30
Metode deskriptif menurut Sugiyono (2012) adalah “metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatuhasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas” (Sugiyono, 2012).

4.2 Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan

penelitian yang bersifat obyektif, mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta

menggunakan metode pengujian statistik.

2. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Metode penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu

keadaan secara obyektif. Deskriptif korelasi adalah metode penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan hubungan antar dua variabel atau lebih. Adapun bentuk penelitian yang digunakan

adalah cross sectional, yaitu dalam penelitian seksional silang, variabel sebab atau risiko dan

akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan secara simultan,

sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu yang bersamaan, tidak ada follow up. Pada

penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan antara peran orang tua dalam kebersihan gigi

anak dengan kejadian karies gigi.

a. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kejadian karies gigi pada

anak prasekolah di Taman Kanak-kanak (TK)

31
b. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah peran orang tua dalam

kebersihan gigi.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti.11 Populasi dapat berupa orang,

benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti.11 Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa dan orang tua di Taman Kanak-kanak (TK) Al-Azhar sejumlah 160

sepasang siswa dan orang tua

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi.11 Penelitian ini menggunakan sampel anak prasekolah di Taman Kanak-kanak (TK).

Adapun kriteria responden yang digunakan oleh peneliti adalah:

a. Kriteria inklusi

1) Ibu/Bapak yang dapat membaca dan menulis untuk mengisi kuesioner

b. Kriteria eksklusi

1) Anak yang sedang sakit / tidak dapat masuk sekolah

2) Ibu/Bapak yang tidak dapat hadir karena ada kepentingan mendadak

3. Prosedur dan teknik pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel dinamakan sampling. Sampling adalah suatu proses dalam

menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi.11 Metode sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling, yaitu

32
pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasinya tidak homogen yang terdiri atas

kelompok yang homogen atau berstrata secara proporsional. Teknik ini dipakai karena jumlah

siswa tiap kelas tidak sama, sehingga perlu pertimbangan antara jumlah anggota populasi

berdasarkan strata secara acak. Responden akan dipilih secara acak dari masing-masing

kelas A dan kelas B. Penelitian ini menggunakan sampel anak prasekolah di Taman Kanak-

kanak (TK) Al- Azhar Gedangan.

E. Besar Sampel

Besar sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan penelitian. Besarnya

sampel ditentukan dengan rumus Slovin :11

Nn= 1 + N (d2)

Keterangan:

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat Kepercayaan yang diinginkan (5%)

160 n = 1 + 160 (0,052)

160 n = 1,4

n = 114,28

33
Hasil besar sampel = 114,28 sehingga besar sampel dibulatkan menjadi 114 responden. Untuk

mengantisipasi drop out, maka sampel ditambahkan

10% menjadi 125 responden.

Perhitungan jumlah sampel menurut strata :

N1 x n

Keterangan:

N1 = Jumlah populasi menurut strata

n = Jumlah sampel seluruhnya

N = Jumlah populasi seluruhnya

4.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak (TK) Al- Azhar Desa Gedangan

Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan karena cakupan wilayah gedangan cukup luas

dengan jumlah TK yang cukup banyak dan peneliti memilih TK dengan karakteristik yang sama.

Penelitian ini menggunakan sampel anak usia 3-5 tahun di Taman Kanak-kanak (TK) Al-Azhar

pada bulan juni sampai Juni 2019.

4.5 Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Penelitian

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya

menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi operasional ini merupakan

suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang

sama.

34
Tabel 4.5 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran.

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Dan Hasil Ukur Skala

Cara Pengukuran

Umur anak Dihitung sejak. Kuesioner yang a. Usia 3 tahun Skala

Beserta anak berisi data demo- b. Usia 4 tahun inter-

kelahiran hingga grafi orang tua c. Usia 5 tahun val.

waktu perhitungan beserta anak.

usia .

Jenis Jenis kelamin

Kelamin responden yang

Anak. Di lakukan

Jenis Jenis kelamin res- Kuesioner yang berisi a. Laki-laki Skala

Kelamin ponden yang di lakukan data demografi b. Perempuan nomi-

Anak. Penelitian. Orang tua beserta nal.

Anak.

Peran 1. Membimbing dan Kuesioner peran Hasil pengukuran Skala

Orang tua mengingatkan orang tua mengguna- dengan skor ter- Ordi-

Dalam ( membersihkan gigi, kan dengzn memilih tinggi 60 dan nal.

Kebersihan memperhatikan pola salah satu jawaban skor terendah 15.

Gigi makan pada anak, dan dengan memberi a. Berperan baik :

Pada anak. Pemeriksaan rutin ke tanda checlist (√) > 45,70 + 1.

35
Dokter gigi ). Dari empat pilihan b. Berperan cukup :

2. Memberikan jawaban yang sudah 45,70 - 1

Pengertian. Di sediakan.Skala c. Berperan Kurang :

3. menyediakan yang di gunakan < 45,70 – 1.

Fasilitas kepada adalah skala likert.

Anak. Sistem yang di

Gunakan pada

Kuesioner adalah

Sebagai berikut :

Untuk bentuk

Peryataan

Farorable, yaitu :

Selalu : 4

Sering : 3

Kadang-kadang : 2

Tidak pernah : 1

Untuk bentuk

Pernyataaan

Unfavorable, yaitu :

Selalu : 1

Sering : 2

Kadang-kadang : 3

Tidak pernah : 4

36
Karies Karies gigi merupakan Di lakukan dengan Penentuan karies Skala

Gigi. Suatu penyakit mengenai pemeriksaan visual dengan ketentuan Ordinal

Jaringan keras gigi berupa langsung terhadap gigi sebagai berikut :

Daerah yang membusuk anak oleh peneliti Karies di beri skor : 1

Pada gigi yang menye- dan perawat gigi. Tidak karies di beri

Babkan gigi berlubang. Skor : 0.

37
4.6 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Alat penelitian

Alat penelitian yang digunakan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan karies gigi.

Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu

daftar pertanyaan yang berupa formulir.11 Lembar kuesioner yang dirancang terdiri dari

pertanyaan untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam kebersihan gigi dan mulut anak.

Kuesioner yang digunakan dibuat sendiri oleh peneliti dengan melakukan uji validitas dan

reliabilitas terlebih dahulu.

a. Instrumen kuesioner peran orang tua

1) Kuesioner A, berisi tentang identitas responden yang meliputi: Nama anak, umur anak, jenis

kelamin anak, kelas, status pekerjaan orang tua, jumlah anak yang dimiliki

2) Kuesioner B, berisi lembar pernyataan untuk orang tua responden menggunakan 15

pernyataan dengan memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda checklist (√) dari

empat pilihan jawaban yang sudah disediakan. Skala yang digunakan adalah skala likert.

Sistem penilaian yang digunakan pada kuesioner adalah sebagai berikut:

Untuk bentuk pernyataan favorable, yaitu:

Selalu :4

Sering : 3

Kadang-kadang : 2

Tidak pernah : 1

Untuk bentuk pernyataan unfavorable, yaitu:

Selalu :1

Sering : 2

Kadang-kadang : 3

Tidak pernah : 4

38
Hasil pengukuran dengan menggunakan skor. Skor terendah 15

dan skor tertinggi 60 dengan hasil:51

Berperan baik: x > 45,70 + 1

Berperan cukup: 45,70 – 1 < x < 45,70 + 1

Berperan kurang: x < 45,70 – 1

b. Instrumen pemeriksaan karies gigi

Untuk pemeriksaan karies gigi, peneliti dibantu oleh perawat gigi bernama Silvia Dewi

Racmawanti yang telah berkompeten dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.

2. Uji Kuesioner

Instrumen kuesioner peran orang tua ini dapat dipertanggungjawabkan atau tidak dengan cara

melakukan uji expert judgement, validitas dan reliabilitasnya.

a. Uji validitas

Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai

validitas tinggi jika alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang

sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Berikut uji validitas yang digunakan, yaitu:

1) Validitas isi (content validity) mengukur sejauhmana instrumen tersebut mewakili semua

aspek sebagai kerangka konsep. Butir butir dalam suatu tes harus dipertimbangkan mengenai

keterwakilan materi yang terkait, yang berarti bahwa setiap butir harus dinilai sehubungan

relevansinya dengan sifat yang diukur. Uji validitas isi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian

antara instrumen dengan tujuan, materi yang dipaparkan dan masalah yang akan diteliti.

Penyusunan instrumen harus berdasarkan materi untuk tujuan peneliti. Setelah butir-butir

39
pertanyaan disusun, kemudian harus ditelaah dengan kriteria tertentu sesuai dengan materi yang

dipaparkan.

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas instrumen adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh

orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda.11 Uji reliabilitas dilakukan setelah semua

pertanyaan dinyatakan sudah valid. Hasil pengukuran dapat dipercaya jika dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,

selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam penelitian ini uji

reliabilitas menggunakan internal konsistensi, yaitu setelah instrumen dilakukan uji coba sekali

kepada responden kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Teknik yang

digunakan yaitu dengan metode Alpha Cronbach, dengan rumus:

Dimana:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan ∑ 2 : jumlah varians butir 1 2 : varians total Instrumen

dinyatakan reliabel apabila hasil atau nilai Alpha Cronbach’s > konstanta (0,60).52

Hasil dari uji reliabilitas kuesioner peran orang tua dalam kebersihan gigi dan mulut yang

diperoleh dari analisa rumus Alpha Cronbach yaitu sebesar 0,768. Kuesioner tersebut dinyatakan

cukup reliabel karena nilai α hitung > dari nilai α tabel (0,60).

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Tahap pengumpulan data

a. Peneliti meminta izin kepada Kepala Desa Gedanagn

b. Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah TK untuk meminta daftar Taman Kanak-

kanak di wilayah desa Gedangan.

40
c. Peneliti melakukan survei lapangan di Taman Kanak-kanak Al – Azhar Gedangan

d. Peneliti meminta izin kepada Dinas Kesehatan Kota Lamongan untuk pengkajian data awal di

TK Al-Azhar Desa Gedangan –Maduran - lamongan

e. Peneliti mendapatkan surat pengantar dari Dinas Kesehatan Kota Lamongan untuk Kepala

Sekolah TK Al- Azhar Desa Gedangan.

f. Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah TK Al-Azhar untuk meminta data karies gigi

serta meminta izin untuk mengikutsertakan perawat gigi dalam penelitian di Taman Kanak

kanak Al –Azhar Desa Gedangan dengan menggunakan surat pengantar dari Dinas Kesehatan

Kota Lamongan.

4.8 Etika Penelitian

Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh bertentangan dengan etik.

Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak responden harus dilindungi. Etika dalam penelitian ini

meliputi:

1. Otonomi

Hak untuk memilih apakah ia disertakan atau tidak dalam suatu proyek penelitian dengan
memberi persetujuannya atau tidak memberi persetujuannya dalam informed consent. Peneliti
memberikan informed consent kepada responden sebagai persetujuan menjadi responden.
Peneliti jugamemberi kesempatan kepada subjek untuk bertanya mengenai prosedur yang telah
dijelaskan. Peneliti menghormati responden yang tidak bersedia menjadi responden.

2. Beneficence

Penelitian inidilakukan dengan melibatkan responden, guna mendapatkan manfaat yang baik
bagi responden, yaitu orang tua sebagai responden dapat mengetahui apakah sudah berperan baik
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak kemudian mengaplikasikan peran seharusnya
untuk anak usia prasekolah

41
3. Nonmaleficence

Penelitian ini tidak membahayakan atau merugikan maupun mengancam jiwa responden
karena peneliti hanya memberikan kuesioner peran orang tua serta melakukan pemeriksaan
karies gigi pada anak

4. Confidentiality

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan responden. Peneliti tidak


mencantumkan nama responden pada analisa data, namun hanya mencantumkan kode untuk
menjaga kerahasiaan dari responden

5. Veracity

Penelitian yangdilakukan dijelaskan secara jujur kepada responden yang terlibat dalam
penelitian apa tujuan dan manfaat penelitian serta bagaimana prosedur penelitian. Penelitian ini
dilakukan di sekolah TK Al – Azhar Desa Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamongan

42
DAFTAR PUSTAKA

Suwelo, I . S . 1992 . Karies gigi pada anak dengan berbagai factor etiologi , EGC . Jakarta.

Anwar, (2011). Kesehatan Mulut dan Gigi Anak. Jakarta. Salemba Medika

Hidayat AA. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika;

2009

Halim MP. Peran orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan status

kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD ST. Yoseph 1 Medan. [serial online] 2011. Available

from: URL:http://repository.usu.ac.id

Sunyoto D.Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012

Hidayat AAA. Pengantar ilmu kesehatan anak. Jakarta: Salemba Medika; 2008

Gunarsa SD. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulia; 2008

Bastable SB. Perawat sebagai pendidik. Jakarta:EGC; 2002

Iriani S. Meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting dengan

menggunakan bahan bekas pada kelompok B TK Eidya Merti Surabaya. [serial online] 2013.

Available from: URL: ejournal.unesa.ac.id/

Ahsan, Susmarini D, Adisantika, Anitasari AR. Hubungan antara pola asuh orang tua (ibu) yang

bekerja dengan tingkat kecerdasan moral anak usia prasekolah (4-5) tahun di TK Mutiara

Indonesia Kedungkandang Malang. Jurnal LP3 [serial online] 2014;2(2). Available from: URL:

http://www.erudio.ub.ac.id/

Gurian M. The wonder of boys. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta; 2006

43
Susi, Bachtiar H, Azmi U. Hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan karies pada gigi

sulung anak umur 4 dan 5 tahun. Majalah Kedokteran Andalas [serial online] Januari-Juni

2012;36(1). Available from: URL:http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

Elmanora, Hastuti D, Muflikhati I. Kesejahteraan keluarga dan kualitas lingkungan pengasuhan

pada anak usia prasekolah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konseling [serial online] 2015;8(2).

Available from: URL: http://jurnal.ipb.ac.id/

Harnilawati. Konsep dan proses keperawatan keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As Salam;

2013

Ali Z. Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta: EGC; 2006

Alhamda S. Status kebersihan gigi dan mulut dengan status karies gigi (kajian pada murid

kelompok umur 12 tahun di sekolah dasar negeri kota bukittinggi). Berita Kedokteran

Masyarakat [serial online] 2011;27(2) Available from: URL:journal.ugm.ac.id/

Anonim. Karies gigi: pengukuran risiko dan evaluasi. Available from: URL:

http://usupress.usu.ac.id/

Herentina T dan Yusiana MA.Peran orang tua dalam kegiatan bermain dalam perkembangan

kognitif anak usia prasekolah (5-6 tahun). Jurnal STIKES [serial online] 2012;5(2). Available

from: URL: petra.ac.id

Haeriyah. Tingkat kepedulian orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak

usia 6-36 bulan di Kelurahan Tamalanrea Makassar [serial online] 2013. Available from: URL:

https://www.academia.edu

Werdiningsih ATA dan Astarani K. Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak terhadap

perkembangan anak usia prasekolah. Jurnal STIKES [serial online] 2012;5(1). Available from:

URL: cpanel.petra.ac.id

Handayani RD dan Puspitasari NPD. Pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kooperatif selama

menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah (36 tahun) di Rumah Sakit Panti Rapih

44
Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta [serial online] 2010. Available from :

URL: academia.edu

Puspitawati H. Analisis gender terhadap kebiasaan makan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku positif pelajar sekolah menengah di Kota Bogor. Media Gizi dan Keluarga [serial

online] Juli 2008;32(1). Available from: URL: http://jurnal.ipb.ac.id/ Novita D dan Budiman

MH. Pengaruh pola pengasuhan orang tua dan proses pembelajaran di sekolah terhadap tingkat

kreativitas anak prasekolah (3-5 tahun). Jurnal Pendidikan [serial online] 2015;16(2). Available

from: URL: jurnal.ut.ac.id

Hidayati F, Kaloeti DVS, Karyono. Peran ayah dalam pengasuhan anak. Jurnal Psikologi Undip

[serial online] 2011;9(1). Available from: URL:ejournal.undip.ac.id

45
LAMPIRAN

46
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth.Calon Responden Di Tempat
Dengan hormat,

Saya yang bertandatangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi DIII Keperawatan
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga :
Nama : NORMA KHOIRUL HUDA
NIM : 151611913079
Bermaksud melakukan penelitian tentang berjudul “Peran Orang Tua Terhadap Gigi
karies Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di TK Al-Azhar Desa Gedangan Kecamatan Maduran
Kabupaten lamongan”.
Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan saudara untuk bersedia menjadi responden
dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi saudara akan sangat kami jaga
dan informasi yang akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya ucapkan terima kasih.

Lamongan, Juni 2019


Peneliti

NORMA KHOIRUL HUDA


151611913079

47
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan kerahasiaan dan
tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program Studi DIII
Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang bernama NORMA KHOIRUL HUDA
mengenai penelitian yang berjudul “Peran Orang Tua Terhadap Gigi karies Pada Anak Usia
3-5 Tahun Di TK Al-Azhar Desa Gedangan Kecamatan Maduran Kabupaten lamongan”.
Saya mengetahui bahwa informasi yang akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengetahuan
keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-
benarnya.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan.

Lamongan, Juni 2019


Responden

48
49

Anda mungkin juga menyukai