Oleh :
i
PROPOSAL
PERAN ORANG TUA TERHADAP GIGI KARIES PADA ANAK USIA 3-5
TAHUN DI TK AL – AZHAR DESA GEDANGAN KECAMATAN
MADURAN KABUPATEN LAMONGAN
Oleh
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 151611913079
Menyatakan bahwa Laporan Akhir Studi yang berjudul “Peran Orang Tua
Terhadap Gigi Karies Pada Anak Usia 3-5 Tahun di TK Al- Azhar Desa Gedangan
dan bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
Airlangga Surabaya.
Yang menyatakan,
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
PERAN ORANG TUA TERHADAP GIGI KARIES PADA ANAK USIA 3-5
TAHUN DI TK AL –AZHAR DESA GEDANGAN KECAMATAN MADURAN
KABUPATEN LAMONGAN
Menyetujui,
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Mengetahui,
Koordinator Program Studi D III Keperawatan
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan akhir studi dengan judul “Peran Orang Tua Terhadap Gigi Karies pada Anak Usia 3-5
Tahun di TK Al- Azhar Desa Gedangan Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan”. Telah
berhasil diuji dan dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan
Ketua,
Anggota 1, Anggota 2,
Mengesahkan,
Koordinator Program Studi D III Keperawatan
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga
5
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Studi yang berjudul “Peran Orang Tua
Terhadap Gigi Karies pada Anak Usia 3-5 Tahun di TK Al- Azhar Desa Gedangan Kecamatan
Tujuan laporan akhir studi Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan
Dalam penyusunan akhir studi ini, penulis mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang terhormat Bapak atau
Ibu:
1. Prof. Dr. Mohammad Nasih SE., M.,T., Ak., CMA selaku rektorat Universitas Airlangga
Universitas Airlangga.
3. Dr. Joni Haryanto, S.Kp.,M.Si selaku Koordinator Program Studi DIII Keperawatan, yang
telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penulisan laporan akhir studi ini.
4. Khusrufiatin, S.Pd, selaku Kepala Sekolah TK Al- Azhar Desa Gedangan Kecamatan Maduran
Kabupaten Lamongan yang telah memberikan ijin dan fasilitas dalam penulisan laporan akhir
studi ini.
5. Amellia Mahardhika, S. Kep., Ns., M. Kes., dan Lailatul Fadhliyah, S.ST., M. Kes.., selaku
pembimbing laporan akhir studi yang telah banyak memberikan arahan, motivasi dan
6
5. (Amellia Mahardhika, S. Kep., Ns., M Kes., dan Lailatul Fadhliyah, S.ST.,M. Kes.,) selaku
penguji yang telah bersedia memberikan pengarahan, kritik dan saran sehingga laporan akhir
6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materiil demi terselesaikannya
Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan yang diberikan.
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga
Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada
umumnya.
Penulis
7
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
1.3 Tujuan.....................................................................................................4
3.2 Hipotesis................................................................................................
LAMPIRAN...........................................................................................................
9
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.5 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala 17
Pengukuran
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian peran ibu dalam
mejaga kebersihan Gigi dengan kejadian karies gigi
33
pada anak persekolahan di TK……………………
11
DAFTAR LAMPIRAN
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN / TEORI
Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada siste pencernaan dalam tubuh
manusia. Masa pra sekolah (3-5 tahun) merupakan masa praktis yang perlu mendapat
perhatian lebih besar dari orang tuanya dengan salah satunya memperhatikan kesehatan mulut
dan gigi anak. Masalah utama kesehatan gigi dan mulut anak adalah salah satunya karies gigi.
Faktor penyebab karies gigi salah satunya yaitu dengan anak mengkonsumsi susu formula
karena produk susu mengandung karbohidrat yang merupakan media yang baik bagi kuman
pembentukan asam. Keadaan ini akan memudahkan terbentuknya plak yang merupakan
penyebab kerusakan gigi yang khas denagan caries (Suwelo, dalam Ni Nyoman, 2013).
Karies gigi dapat mengurangi kualitas hidup seoarang anak karena mereka merasakan
sakit, tidak nyaman, infeksi akut serta kronik, gangguan makan dan tidur. Karies yang parah
juga dapat meningkatkan resiko dirawat dirumah sakit sehingga anak tidak hadir di sekolah
dan dapat mempengaruhi proses pembelajaran anak (Anwar, 2011). Prevalensi karies gigi
yang masih tinggi menimbulakan dampak negatif pada penderitanya. Apabila tidak ditangani,
karies gigi dapat menyebabkan infeksi bahkan terjadi abses alveolar gigi pada anak-anak
(Berhman, 2008). Hollins (2008) juga mengungkapkan bahwa rasa sakit atau nyeri yang
ditimbulkan oleh karies gigi dapat membuat penderita sering mengalami gangguan tidur.
Di Indonesia, karies gigi pada anak menduduki urutan pertama sebagai penyakit kronis
yang paling banyak dialami oleh anak-anak usia sekolah. Sayangnya, kebanyakan orang tua
13
cenderung menganggap bahwa karies gigi pada anak adalah kondisi yang tidak serius,
sehingga tidak perlu melakukan perawatan khusus. Padahal, karies gigi yang tidak ditangani
dengan baik bisa menyebabkan nyeri, gigi tanggal, bahkan kematian. Oleh sebab itu, penting
bagi orangtua untuk untuk peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut si kecil sejak dini.
Kesehatan gigi dan mulut yang terjaga dengan baik dapat menunjang aktivitas dan tumbuh
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2013, prevalensi karies
gigi pada penduduk Indonesia mencapai 53,2%. Hal ini meningkat dibandingkan dengan hasil
Riskesdas pada tahun 2007 yang berada pada angka 43,4%. Di Indonesia, 90,05% kasus karies
gigi lebih umum dialami oleh anak-anak. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut
jika Indonesia memiliki angka prevalensi Early Childhood Caries (ECC) tertinggi pada anak
usia tiga hingga lima tahun. Karies gigi atau gigi berlubang sendiri adalah kerusakan yang
terjadi pada jaringan keras gigi karena aktivitas bakteri dalam plak. Bakteri penyebab karies
gigi adalah Streptococcus mutans. Adanya bakteri dalam mulut memang suatu hal yang
normal. Namun seiring waktu penumpukkan bakteri, sisa-sisa makanan, dan air liur di dalam
mulut dapat menyebabkan plak terbentuk. Zat asam dalam plak dapat menyebabkan jaringan
keras gigi larut, sehingga terjadilah karies gigi. Karies ditandai dengan bercak putih pada gigi
(white spot). Bercak putih ini muncul karena adanya proses penghilangan kadar garam dan
mineral (demineralisasi) pada jaringan keras gigi akibat plak dan sisa makanan yang
menumpuk. Jika dibiarkan terus menerus, bercak putih akan berubah menjadi bercak
kecoklatan yang menyebar dan membentuk lubang pada gigi. Jika tidak ditangani, karies ini
dapat menyebabkan nyeri, gigi tanggal, infeksi berbahaya, dan bahkan kematian. Secara
umum, penyebab karies gigi pada anak dipicu oleh beberapa faktor yang saling berkaitan.
14
Sebagai orang tua, penting untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan karies gigi pada anak. Salah satu penyebab paling umum karies adalah
kebiasaan minum susu botol pada usia bayi hingga tertidur. Gula yang yang terkandung pada
susu dapat mengendap menjadi asam yang merusak hingga memicu gigi berlubang.
Kebiasaan mengkonsumsi makanan manis tinggi gula seperti permen, coklat, es krim,
minuman rasa-rasa dan lain sebagainya juga dapat menyebabkan karies gigi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa anak yang banyak makan makanan manis lebih rentan mengalami karies
gigi. Hal ini diperparah karena orangtua tidak membiasakan anak untuk rutin sikat gigi. Maka
dari itu, penting bagi orang tua untuk peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut si kecil.
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa karies gigi sudah ada sejak masa prasejarah. Sebuah
tengkorak yang diperkirakan berasal dari satu juta tahun yang lalu dari masa neolitikum
memberi petunjuk adanya karies. Adanya peningkatan prevalensi karies sejak masa
neolitikum mungkin disebabkan banyaknya konsumsi makanan dari tumbuhan yang banyak
mengandung karbohidrat. Sebuah gurdi atau bor dari kayu ditemukan pada masa neolitikum.
gurdi tersebut diperkirakan digunakan sebagai pelubang gigi untuk mengeluarkan abses dari
gigi. Perubahan kebudayaan berupa penemuan teknik pertanian di Asia Selatan dipercayai
15
Sebuah teks dari Sumeria (5000 SM) menggambarkan sebuah "cacing gigi" sebagai
penyebab karies. Bukti pada kepercayaan ini juga ditemukan pada India, Mesir, Jepang, dan
Tiongkok.
Banyak fosil tengkorak yang dapat menunjukkan adanya perawatan gigi yang primitif. Di
Pakistan, sebuah gigi yang diperkirakan berasal dari 5500 SM hingga 7000 SM menunjukkan
sebuah lubang yang mungkin disebabkan gurdi gigi. Karies juga dituliskan oleh Homer dan
Guy de Chauliac dalam tulisan mereka. Papirus Ebers, sebuah tulisan Mesir kuno (1550 SM)
menyebutkan sebuah penyakit gigi. Selama pemerintahan dinasti Sargonid Assyria pada 668
SM hingga 626 SM, dituliskan bahwa dokter kerajaan memerlukan tindakan pencabutan gigi
untuk mencegah penyebaran radang. Selama masa pendudukan Bangsa Romawi di Eropa,
proses pemasakan makanan menurunkan tingkat terjadinya karies. Pada masa peradaban
Yunani dan Romawi dan Mesir, memiliki perawatan untuk meredakan rasa nyeri karena
karies.
Tingkat kejadian karies menurun pada zaman perunggu dan besi, namun meningkat tajam
pada zaman pertengahan. Peningkatan prevalensi karies secara periodik ini serupa dengan
kejadian pada masa tahun 1000, ketika gula menjadi lebih mudah didapatkan di dunia Barat.
Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan herbal dan jampi-jampi, serta pencabutan gigi.
Umat Katolik menyampaikan doa dengan penyertaan Santo Appolonia, santo pelindung untuk
dokter gigi.
16
Ada pula bukti yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat karies di suku Indian,
Amerika Utara setelah memulai kontak dengan kolonial Eropa. Sebelum kolonisasi, Indian
Amerika Utara menggantungkan hidupnya pada berburu, kemudian berubah menjadi bertani
Pada masa pencerahan, kepercayaan bahwa "cacing gigi" sebagai penyebab karies ditepis
oleh kelompok ilmuwan kedokteran. Pierre Fauchard, yang dikenal sebagai bapak kedokteran
gigi masa kini, adalah salah satu pihak pertama yang menolak ide cacing gigi tersebut. Ia
menyebutkan bahwa konsumsi gula yang menjadi penyebab karies gigi. Pada tahun 1850,
prevalensi karies meningkat lagi dan disebabkan oleh pergeseran pola makan.
Pada 1890-an, W.D. Miller memulai rangkaian penelitian untuk menyelidiki perihal
penyakit karies gigi. Ia menemukan bahwa ada bakteri yang hidup di rongga mulut dan
mengeluarkan asam sehingga melarutkan struktur gigi ketika terdapat sisi karbohidrat.
Penjelasan ini dikenal sebagai teori karies kemoparasitik. Penemuan Miller, bersamaan
penelitian terhadap plak gigi oleh G.V. Black dan J.L. Williams, membuat sebuah dasar
1. Bentuk gigi.
Ukuran dan bentuk gigi berperan pada perkembangan karies, karena sisa-sisa makanan
lebih mudah menumpuk padabagian gigi belakang, seperti gigi geraham dimana pada gigi
tersebut terdapat bagian kunyah yang terdiri dari pit dan fissure atau lekukan.
17
2. Jumlah saliva
Saliva atau ludah merupakan sistem pertahanan mulut karena berfungsi untuk
membersihkan sisa makanan dan bakteri dari gigi dan melawan produksi asam dari sisa
makanan yang menumpuk di gigi. Semakin sedikit jumlah saliva, gigi akan semakin rentan
terkena karies.
3. Faktor waktu
Karies merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu beberapa bulan sampai tahun
untuk berkembang menjadi suatu lubang pada gigi. karies rampan merupakan penyakit yang
4. Mikroorganisme
dapat berkolonisasi di permukaan gigi dan cepat menghasilkan asam yang berujung pada
kerusakan gigi.
5. Faktor makanan
Makanan yang tinggi karbohidrat dan gula seperti jus atau susu formula akan meningkatkan
risiko karies pada permukaan gigi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang banyak
mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami karies gigi dari pemberian
nutrisi melalui botol. Hal ini dikarenakan cairan yang tersisa di mulut akan tergenang
18
mengelilingi permukaan gigi, lalu mengendap dan dirubah menjadi asam yang akan merusak
gigi.
Plak yang muncul akibat anak yang kurang menjaga kebersihan gigi merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya karies. Dengan rajin menyikat gigi, minimal dua kali sehari, pagi
sesudah sarapan dan malam sebelum tidur, risiko terjadinya karies gigi dapat dihindari.
Dianjurkan pula menggunakan pasta gigi berfluoride untuk anak supaya melindungi gigi dari
Mengatasi karies gigi pada anak tergantung pada usia dan tingkat keparahannya. Pada
tahap yang ringan yaitu muncul bercak kuning / coklat di gigi, membersihkan gigi secara
teratur oleh orang tua dapat membantu mencegah terjadinya karies gigi pada anak bertambah
luas dan proses terjadinya karies juga dapat di hentikan. Untuk anak usia 3 tahun atau lebih,
kita bisa menggunakan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung fluoride ( gunakan sedikit
saja ).
Peran ibu yang aktif dalm pemeliharaan kesehatan gigi memberi pengaruh yang cukup
signifikan terhadap perilaku anak-anak TK. Ibu dapat mengajarkan cara mengurangi resiko
terjadinya karies gigi dengan cara melakukan pencegahan karies dengan berkumur dengan air
bersih setelah minum susu maupun makanan-makanan yang manis, membiasakan anak –anak
memeriksakan gigi ke dokter gigi 2 kali dalam 1 tahun dan menggosok gigi untuk menjaga
kebersihan gigi. Anak TK khususnya usia 3-5 atau sampai 6 tahun memerl;ukan bantuan
orang tua dalam menyikat gigi. Petan ibu hendaknya di tingkatkan dalam membiasakan
menjaga kebersihan gigi anak-anaknya secara teratur untuk menghindarkan kerusakan gigi
19
pada anak
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
“ Apakah ada hubungan peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian gigi karies
pada anak di TK Al- Azhar Desa Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamongan ?”.
Menganalisis peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada
1. Mengidentifikasi peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi
2. Mengidentifikasi kejadian gigi karies pada anak di TK Al-Azhar Desa Gedangan Kec.
3. Mengansalisis hubungsan peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian karies
gigi pada anak-anak di TK Al-Azhar Desa Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamongan.
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan dan pengetahuan kepada peneliti
alam menyusun karya tulis ilmiah. Hasil penelitian ini juga bisa bermanfaat sebagai bahan
masukkan, bahan referensi atau sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya.
20
2. Bagi Ibu
Penelitian ini akan di ketahui hubungan peran ibu dalam menjaga kebersihan Gigi dengan
kejadian karies gigi pada anak TK. Agar ibu dapat mengetahui dan mengevaluasi diri
dengan ibu lainnya agar lebih baik dengan anaknya yang mengalami kejadian karies gigi
Penelitian ini sebagai tenaga kesehatan dapat di harapkan bisa menyampaikan informasi
pentingnya dalam menjaga kebersihan gigi pada anak-anak TK agar terhindar dari resiko
4. Bagi Guru-Guru TK
Penelitian ini bisa memberikan informasi atau mengajarkan kepada guru, orang tua
murid khususnya ibu dan murid TKdalam pentingnya menjaga kebersihan gigi.
Penelitian tentang peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi
pada anak di TK di harapkan bisa menjadi suatu referensi untuk mengembangkan penelitian
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan tentang Konsep Perang Orang Tua Terhadap gigi karies pada anak dan
2.1.1 Peran
Peran berarti laku, bertindak. Didalam kamus besar bahasa Indonesia peran ialah perangkat
tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Harahap,
2007). Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam suatu sistem (Mubarak, 2006 dalam Hernawati (2015).
Peran Orang Tua Dalam Kesehatan Gigi dan Mulut Pada AnakPeran merupakan kemampuan
individu untuk mengontrol atau memengaruhi atau mengubah perilakuorang lain. Orang tua adalah
guru yang paling utama dan yang pertama memberikan pendidikankepada anaknya dan
dipengaruhi oleh peranan lingkungan dan peran orang tua.Agar proses tumbuhkembang anak
berjalan optimal, maka perlu diterapkan pola asuh, asih, asah dalam setiap aktivitasmerawat dan
mengasuhnya.
22
Beberapa metode yang dapat dilakukan orang tua kepada anak, yaitu :
Anak-anak khususnya usia dini, selalu meniru apa yang dilakukan orang disekitarnya.
Metodeketeladanan memerlukan sosok pribadi yang secara visual dapat dilihat, diamati,
Orang tua diharapkan mampu menjelaskan, memberikan pemahaman yang sesuai dengantingkat
berpikir mereka.
Metode ini secara tidak langsung juga menanamkan etika perlunya menghargai
orang lain.Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat diperlukan pada saat mereka
Peran aktif orang tua yang dimaksud adalah membimbing, memberikan pengertian,
mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak.Dalam hal ini khususnya peran orang tua
terhadap anaknya dalam hal kesehatan gigi dan mulut. Pada anak usia prasekolah, pemeliharaan
kesehatan gigi mereka masih bergantung kepada orang tuasebagai orang terdekat anak. Mulai
tumbuhnya gigi merupakan proses penting dari pertumbuhan seorang anak. Orang tua khususnya
23
2.2 Konsep Karies Gigi
Karies gigi adalah suatu proses penghancuran setempat jaringan kalsifikasi yang dimulai
pada bagian permukaan gigi melalui proses dekalsifikasi lapisan email gigi yang diikuti oleh lisis
struktur organik secara enzimatis sehingga terbentuk kavitas (lubang) yang bila didiamkan
akan menembus email serta dentin dan dapat mengenai bangian pulpa (Dorland, 2010).
Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutnya mineral
email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan
oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (medium makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan
(pembentukan lubang) (Kennedy, 2002 dalam Ambari Ningsih, 2013). Karies dentis merupakan
proses patologis berupa kerusakan yang terbatas di jaringan gigi mulai dari email kemudian
berlanjut ke dentin. Karies dentis ini merupakan masalah mulut uatama pada anak dan remaja,
periode karies paling tinggi adalah pada usia 4-8 tahun pada gigi sulung dan usia 12-13 tahun
pada gigi tetap, sebab pada usia itu email masih mengalami maturasi setelah erupsi, sehingga
kemungkinan terjadi karies besar. Jika tidak mendapatkan perhatian karies dapat menular
menyeluruh dari geligi yang lain (Behrman, 2002 dalam Ambari Ningsih, 2013).
Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies. Diketahui adanya
pit dan fisur pada gigi yang merupakan daerah gigi yang sangat rentan terhadap karies oleh
karena sisa-sisa makanan maupun bakteri akan mudah tertumpuk disini. Saliva merupakan
sistem pertahanan utama terhadap karies. Saliva disekresi oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu
24
glandula parotida, glandula submandibularis, dan glandula sublingualis, serta beberapa kelenjar
saliva kecil. Sekresi saliva akan membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa
tidak menjadi kering. Saliva membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga
bakteri tidak dapat tumbuh dan berkembang biak. Mineralmineral di dalam saliva membantu
proses remineralisasi email gigi. Enzim-enzim mucine, zidine, dan lysozyme yang terdapat dalam
saliva mempunyai sifat bakteriostatis yang dapat membuat bakteri mulut menjadi tidak berbahaya.
Selain itu, saliva mempunyai efek buffer yaitu saliva cenderung mengurangi keasaman plak yang
disebabkan oleh gula dan dapat mempertahankan pH supaya tetap konstan yaitu pH 6-7. Aliran
saliva yang baik akan cenderung membersihkan mulut termasuk melarutkan gula serta mengurangi
potensi kelengketan makanan.
b. Substrat/diet
Substrat/diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan
dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan email. Selain itu, dapat mempengaruhi
metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk
memproduksi asam serta bahan yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies.
c. Mikrorganisme
Mikroorganisme merupakan faktor paling penting dalam proses awal terjadinya karies. Mereka
memfermentasikan karbohidrat untuk memproduksi asam. Plak gigi merupakan lengketan yang
berisi bakteri produk-produknya, yang terbentuk pada semua permukaangigi. Akumulasi bakteri
ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui serangkaian tahapan. Jika email
yang bersih terpapar di rongga mulut makan akan ditutupi olehlapisan organik yang amorf yang
disebut pelikel. Pelikel ini terutama terdiri atas glikoproteinyang diendapkan dari saliva dan
terbentuk segera setelah menyikat gigi. Sifatnya sangat lengket dan mampu membantu melekatkan
bakteri-bakteri tertentupada permukaan gigi.
25
Asam terbentuk dari hasil fermentasi sakar diet oleh bakteri di dalam plak gigi. Sumber utamanya
adalah glukosa yang masuk dalam plak gigi, sedangkan sumber utama glukosa adalah sukrosa.
Penyebab utama terbentuknya asam tadi adalah S.Mutans serotipe c yang terdapat di dalam plak
karena kuman ini memetabolisme sukrosa menjadi asam lebih cepat dibandingkan kuman lain.
d. Waktu
Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta alam dan frekuensi substrat menempel di
permukaan gigi. Secara umum, lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi
suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.
Memasuki usia inilah pertumbuhan gigi primer telah lengkap. Perawatan gigi pada masa ini,
sangat penting untuk memelihara gigi. Kontrol motoric halus pada masa ini sudah membaik,tetapi
anak masih membutihkan pengawasan orang tua dalam menggosok gigi.
F. Hubungan Peran Ibu Dalam Menjaga Kebersihan Gigi Dengan Gigi Karies Pada Anak
TK.
Ibu memiliki peran penting dalam tanggung jawab dalam menjaga kesehatan anggota
keluarganya. Ibu selalu memperhatikan perkembangan anaknya baik itu tentang makanan dan
kebersiahan, serta kesehatan. Ibu memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap anak-
anaknya, seba ibu merupakan figure utama yang menjadi contoh anak-anaknya. Ibu berkewajiban
memberi dan mengajarkan hal-hal yang positif serta kasih sayang pada anak-anaknya
(Nurnahdianty, 2010 ). Hal yang dapat di lakukan antara lain membantu menjagakebersihan gigi
terutama pada anak usianya di bawah 10 tahun karena anak-anak TK belum memiliki kemampuan
motoric yang baik muntuk membersihkan gigi terutama pada bagian belakang gigi ( Halimsyah,
dkk 2008 ). Peran aktif ibu terhadap perkembangan anaknya sangat di perlukan terutama pada saat
26
anak usianya di bawah 5 tahun. Ibu yang dominan pada anak usia tersebut yaitu ibu yang bisa
menjadi tokoh sentral dalam tahap perkembangan seorang anak TK sehingga ibu menguasai
berbagai pengetahuan keterampilan yang baik maka di harapkan pemantauan anak dapat di
lakukan dengan baik. Kurangnya peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak akan
memberikan dampak yang kurang baikbagi perkembangan anak itu sendiri ( Werdiningsih, 2012).
27
BAB 3
Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat di lihat pada gambar 3.1 :
Sangat rendah
Rendah
Peran Ibu Dalam Menjaga Karies Gigi
Kebersihan Gigi : Sedang
1. Pengasuh
2. Pendidik Tinggi
3. Pendorong
Sangat Tinggi
4. Pengawas
gigi pada anak usia 3-5 tahun di TK Al-Azhar Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamonagan.
Peran ibu adalah pendidikan, perilaku, pengetahuan, perhatian, ekonomi, dan sikap. Peran ibu
dalam menjaga kebersihan gigi pada anak TK meliputi pengasuh, pendidik, pendorong, dan
pengawas. Peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi pada anak TK di kriteriakan menjadi 2 peran
positif jika T –skor responden >50 T mean dan peran negative jika T –skor <50 mean. Faktor
dalam yang mempengaruhi gigi karies terdiri dari gigi dan saliva, microorganisme, substrat (sisa
makanan ), dan waktu. Faktor l;uar yang mempengaruhi gigi karies terdiri dari usia, jenis kelamin,
ras (suku bangsa ). Dampak terjadinya gigi karies yaitu gigi terasa sakit, ketidaknyamanan, dan
infeksi (akut dan kronis), gangguan makanan, dan tidur. Pencegahan gigi karies pada anak TK
B. HIpotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian
sampai terbukti melalui data yang terkumpul ( Arikunto, 2010 ) Hipotesis Penelitian ini yaitu :
HI : Ada hubungan ibu dalam peran menjaga kebersihan gigi dan kejadian karies gigi pada
anak usia 3-5 tahun di TK Al- Azhar Desa Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamongan.
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu (Suryana, 2010). Pada bab ini akan disajiakan
mengenai metode penelitian yang berisi tentang : 1) Desain Penelitian, 2) Rancang Bangun
Penelitan, 3) Lokasi dan Waktu Penelitian, 4) Populasi dan Sampel, 5) Kerangka Oprasional, 6)
Instrumen, 8) Teknik dan Prosedur Pengambilan Data, 9) Pengolahan dan Analisa Data, 10) Etik
penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian
deskriptif ini merupakan salah satu jenis penelitian non eksperimen, dimana penelitian yang
menggambarkan data yang diperoleh yang mencakup fenomena dari populasi tanpa mencari
hubungan antar variabel. Sehingga pada penelitian ini peneliti tidak perlu kelompok kasus dan
kontor untuk perbandingan, namun berusaha untuk mendeskripsikan fenomena yang menjadi
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan yang sistematis
dan subjektif yang digunakan untuk menggambarkan pengalaman hidup dan memberikannya
30
Metode deskriptif menurut Sugiyono (2012) adalah “metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatuhasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan
penelitian yang bersifat obyektif, mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta
2. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Metode penelitian deskriptif
adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu
keadaan secara obyektif. Deskriptif korelasi adalah metode penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan hubungan antar dua variabel atau lebih. Adapun bentuk penelitian yang digunakan
adalah cross sectional, yaitu dalam penelitian seksional silang, variabel sebab atau risiko dan
akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan secara simultan,
sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu yang bersamaan, tidak ada follow up. Pada
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan antara peran orang tua dalam kebersihan gigi
a. Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kejadian karies gigi pada
31
b. Variabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah peran orang tua dalam
kebersihan gigi.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti.11 Populasi dapat berupa orang,
benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti.11 Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa dan orang tua di Taman Kanak-kanak (TK) Al-Azhar sejumlah 160
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi.11 Penelitian ini menggunakan sampel anak prasekolah di Taman Kanak-kanak (TK).
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
Metode pengambilan sampel dinamakan sampling. Sampling adalah suatu proses dalam
menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi.11 Metode sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling, yaitu
32
pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasinya tidak homogen yang terdiri atas
kelompok yang homogen atau berstrata secara proporsional. Teknik ini dipakai karena jumlah
siswa tiap kelas tidak sama, sehingga perlu pertimbangan antara jumlah anggota populasi
berdasarkan strata secara acak. Responden akan dipilih secara acak dari masing-masing
kelas A dan kelas B. Penelitian ini menggunakan sampel anak prasekolah di Taman Kanak-
E. Besar Sampel
Nn= 1 + N (d2)
Keterangan:
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
160 n = 1,4
n = 114,28
33
Hasil besar sampel = 114,28 sehingga besar sampel dibulatkan menjadi 114 responden. Untuk
N1 x n
Keterangan:
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak (TK) Al- Azhar Desa Gedangan
Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan karena cakupan wilayah gedangan cukup luas
dengan jumlah TK yang cukup banyak dan peneliti memilih TK dengan karakteristik yang sama.
Penelitian ini menggunakan sampel anak usia 3-5 tahun di Taman Kanak-kanak (TK) Al-Azhar
menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi operasional ini merupakan
suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang
sama.
34
Tabel 4.5 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran.
Cara Pengukuran
usia .
Anak. Di lakukan
Anak.
Orang tua mengingatkan orang tua mengguna- dengan skor ter- Ordi-
35
Dokter gigi ). Dari empat pilihan b. Berperan cukup :
Gunakan pada
Kuesioner adalah
Sebagai berikut :
Untuk bentuk
Peryataan
Farorable, yaitu :
Selalu : 4
Sering : 3
Kadang-kadang : 2
Tidak pernah : 1
Untuk bentuk
Pernyataaan
Unfavorable, yaitu :
Selalu : 1
Sering : 2
Kadang-kadang : 3
Tidak pernah : 4
36
Karies Karies gigi merupakan Di lakukan dengan Penentuan karies Skala
Pada gigi yang menye- dan perawat gigi. Tidak karies di beri
37
4.6 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
1. Alat penelitian
Alat penelitian yang digunakan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan karies gigi.
Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu
daftar pertanyaan yang berupa formulir.11 Lembar kuesioner yang dirancang terdiri dari
pertanyaan untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam kebersihan gigi dan mulut anak.
Kuesioner yang digunakan dibuat sendiri oleh peneliti dengan melakukan uji validitas dan
1) Kuesioner A, berisi tentang identitas responden yang meliputi: Nama anak, umur anak, jenis
kelamin anak, kelas, status pekerjaan orang tua, jumlah anak yang dimiliki
pernyataan dengan memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda checklist (√) dari
empat pilihan jawaban yang sudah disediakan. Skala yang digunakan adalah skala likert.
Selalu :4
Sering : 3
Kadang-kadang : 2
Tidak pernah : 1
Selalu :1
Sering : 2
Kadang-kadang : 3
Tidak pernah : 4
38
Hasil pengukuran dengan menggunakan skor. Skor terendah 15
Untuk pemeriksaan karies gigi, peneliti dibantu oleh perawat gigi bernama Silvia Dewi
Racmawanti yang telah berkompeten dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.
2. Uji Kuesioner
Instrumen kuesioner peran orang tua ini dapat dipertanggungjawabkan atau tidak dengan cara
a. Uji validitas
Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas tinggi jika alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang
1) Validitas isi (content validity) mengukur sejauhmana instrumen tersebut mewakili semua
aspek sebagai kerangka konsep. Butir butir dalam suatu tes harus dipertimbangkan mengenai
keterwakilan materi yang terkait, yang berarti bahwa setiap butir harus dinilai sehubungan
relevansinya dengan sifat yang diukur. Uji validitas isi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian
antara instrumen dengan tujuan, materi yang dipaparkan dan masalah yang akan diteliti.
Penyusunan instrumen harus berdasarkan materi untuk tujuan peneliti. Setelah butir-butir
39
pertanyaan disusun, kemudian harus ditelaah dengan kriteria tertentu sesuai dengan materi yang
dipaparkan.
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas instrumen adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh
orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda.11 Uji reliabilitas dilakukan setelah semua
pertanyaan dinyatakan sudah valid. Hasil pengukuran dapat dipercaya jika dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,
selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam penelitian ini uji
reliabilitas menggunakan internal konsistensi, yaitu setelah instrumen dilakukan uji coba sekali
kepada responden kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Teknik yang
Dimana:
dinyatakan reliabel apabila hasil atau nilai Alpha Cronbach’s > konstanta (0,60).52
Hasil dari uji reliabilitas kuesioner peran orang tua dalam kebersihan gigi dan mulut yang
diperoleh dari analisa rumus Alpha Cronbach yaitu sebesar 0,768. Kuesioner tersebut dinyatakan
cukup reliabel karena nilai α hitung > dari nilai α tabel (0,60).
b. Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah TK untuk meminta daftar Taman Kanak-
40
c. Peneliti melakukan survei lapangan di Taman Kanak-kanak Al – Azhar Gedangan
d. Peneliti meminta izin kepada Dinas Kesehatan Kota Lamongan untuk pengkajian data awal di
e. Peneliti mendapatkan surat pengantar dari Dinas Kesehatan Kota Lamongan untuk Kepala
f. Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah TK Al-Azhar untuk meminta data karies gigi
serta meminta izin untuk mengikutsertakan perawat gigi dalam penelitian di Taman Kanak
kanak Al –Azhar Desa Gedangan dengan menggunakan surat pengantar dari Dinas Kesehatan
Kota Lamongan.
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh bertentangan dengan etik.
Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak responden harus dilindungi. Etika dalam penelitian ini
meliputi:
1. Otonomi
Hak untuk memilih apakah ia disertakan atau tidak dalam suatu proyek penelitian dengan
memberi persetujuannya atau tidak memberi persetujuannya dalam informed consent. Peneliti
memberikan informed consent kepada responden sebagai persetujuan menjadi responden.
Peneliti jugamemberi kesempatan kepada subjek untuk bertanya mengenai prosedur yang telah
dijelaskan. Peneliti menghormati responden yang tidak bersedia menjadi responden.
2. Beneficence
Penelitian inidilakukan dengan melibatkan responden, guna mendapatkan manfaat yang baik
bagi responden, yaitu orang tua sebagai responden dapat mengetahui apakah sudah berperan baik
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak kemudian mengaplikasikan peran seharusnya
untuk anak usia prasekolah
41
3. Nonmaleficence
Penelitian ini tidak membahayakan atau merugikan maupun mengancam jiwa responden
karena peneliti hanya memberikan kuesioner peran orang tua serta melakukan pemeriksaan
karies gigi pada anak
4. Confidentiality
5. Veracity
Penelitian yangdilakukan dijelaskan secara jujur kepada responden yang terlibat dalam
penelitian apa tujuan dan manfaat penelitian serta bagaimana prosedur penelitian. Penelitian ini
dilakukan di sekolah TK Al – Azhar Desa Gedangan Kec. Maduran Kab. Lamongan
42
DAFTAR PUSTAKA
Suwelo, I . S . 1992 . Karies gigi pada anak dengan berbagai factor etiologi , EGC . Jakarta.
Anwar, (2011). Kesehatan Mulut dan Gigi Anak. Jakarta. Salemba Medika
Hidayat AA. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika;
2009
Halim MP. Peran orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan status
kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD ST. Yoseph 1 Medan. [serial online] 2011. Available
from: URL:http://repository.usu.ac.id
Hidayat AAA. Pengantar ilmu kesehatan anak. Jakarta: Salemba Medika; 2008
Gunarsa SD. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulia; 2008
Iriani S. Meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting dengan
menggunakan bahan bekas pada kelompok B TK Eidya Merti Surabaya. [serial online] 2013.
Ahsan, Susmarini D, Adisantika, Anitasari AR. Hubungan antara pola asuh orang tua (ibu) yang
bekerja dengan tingkat kecerdasan moral anak usia prasekolah (4-5) tahun di TK Mutiara
Indonesia Kedungkandang Malang. Jurnal LP3 [serial online] 2014;2(2). Available from: URL:
http://www.erudio.ub.ac.id/
43
Susi, Bachtiar H, Azmi U. Hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan karies pada gigi
sulung anak umur 4 dan 5 tahun. Majalah Kedokteran Andalas [serial online] Januari-Juni
pada anak usia prasekolah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konseling [serial online] 2015;8(2).
Harnilawati. Konsep dan proses keperawatan keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As Salam;
2013
Alhamda S. Status kebersihan gigi dan mulut dengan status karies gigi (kajian pada murid
kelompok umur 12 tahun di sekolah dasar negeri kota bukittinggi). Berita Kedokteran
Anonim. Karies gigi: pengukuran risiko dan evaluasi. Available from: URL:
http://usupress.usu.ac.id/
Herentina T dan Yusiana MA.Peran orang tua dalam kegiatan bermain dalam perkembangan
kognitif anak usia prasekolah (5-6 tahun). Jurnal STIKES [serial online] 2012;5(2). Available
Haeriyah. Tingkat kepedulian orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak
usia 6-36 bulan di Kelurahan Tamalanrea Makassar [serial online] 2013. Available from: URL:
https://www.academia.edu
Werdiningsih ATA dan Astarani K. Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak terhadap
perkembangan anak usia prasekolah. Jurnal STIKES [serial online] 2012;5(1). Available from:
URL: cpanel.petra.ac.id
Handayani RD dan Puspitasari NPD. Pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kooperatif selama
menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah (36 tahun) di Rumah Sakit Panti Rapih
44
Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta [serial online] 2010. Available from :
URL: academia.edu
Puspitawati H. Analisis gender terhadap kebiasaan makan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku positif pelajar sekolah menengah di Kota Bogor. Media Gizi dan Keluarga [serial
online] Juli 2008;32(1). Available from: URL: http://jurnal.ipb.ac.id/ Novita D dan Budiman
MH. Pengaruh pola pengasuhan orang tua dan proses pembelajaran di sekolah terhadap tingkat
kreativitas anak prasekolah (3-5 tahun). Jurnal Pendidikan [serial online] 2015;16(2). Available
Hidayati F, Kaloeti DVS, Karyono. Peran ayah dalam pengasuhan anak. Jurnal Psikologi Undip
45
LAMPIRAN
46
Lampiran 1
Kepada
Yth.Calon Responden Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi DIII Keperawatan
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga :
Nama : NORMA KHOIRUL HUDA
NIM : 151611913079
Bermaksud melakukan penelitian tentang berjudul “Peran Orang Tua Terhadap Gigi
karies Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di TK Al-Azhar Desa Gedangan Kecamatan Maduran
Kabupaten lamongan”.
Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan saudara untuk bersedia menjadi responden
dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi saudara akan sangat kami jaga
dan informasi yang akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya ucapkan terima kasih.
47
Lampiran 2
(Informed Consent)
48
49