Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Isolasi Sosial

1. Pengertian Isolasi Sosial

Isolasi Sosial adalah keadaan dimana seorang individu

mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu

berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya (Damayanti, 2012).

Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu

mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu

berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin

merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu

membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Kelliat, 2006).

Isolasi sosial merupakan keadaan ketika individu atau

kelompok memiliki kebutuhan dan hasrat untuk memiliki

keterlibatan kontak dengan orang lain,tetapi tidak mampu

membuat kontak tersebut (Carpenito-moyet, 2009).

Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang di alami oleh

individu dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain

dan sebagai pernyataan negatif atau mengancam (NANDA1,2012).

5
6

2. Etiologi Isolasi Sosial

a. Faktor predisposisi

1) Faktor perkembangan

Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk

berhubungan sosial berkembang sesuai dengan proses

tumbuh kembang mulai dari usia bayi sampai dewasa lanjut

untuk dapat mengembangkan hubungan sosial yang positif,

diharapkan setiap tahap perkembangan dilalui dengan

sukses. Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang

perkembangan respon sosial maladaptive.

2) Faktor biologis

Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial

maladaptive.

3) Faktor sosiokultural

Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam

gangguan berhubungan sosial. Hal ini diakibatkan oleh

norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang

lain, tidak mempunyai anggota masyarakat yang kurang

produktif seperti lanjut usia, orang cacat, dan penderita

penyakit kronis. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi

norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari yang

dimilki budaya mayoritas.


7

4) Faktor dalam keluarga

Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar

seseorang dalam gangguan berhubungan, bila keluarga

hanya menginformasikan hal-hal yang negatif dan

mendorong anak mengembangkan harga diri rendah.

Adanya dua pesan yang bertentangan disampaikan pada

saat yang bersamaan, mengakibatkan anak menjadi

enggan berkomunikasi dengan orang lain (Sutejo, 2018).

b. Faktor presipitasi

1) Stress sosiokultural

Stress dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya

stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang berarti,

misalnya karena meninggal dunia

2) Sress psikologi

Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi

bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk

mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang

dekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi

kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas

tingkat tinggi (Sutejo, 2018).

3. Manifestasi Klinik Isolasi Sosial

Menurut Farida dan Hartono (2010), tanda dan gejala isolasi

sosial, adalah:
8

a. Menyendiri diruangan

b. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak

mata

c. Sedih, efek datar

d. Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan

perkembangan usianya

e. Berfikir menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak

bermakna

f. Mengekspresikan penolakan atau kesepian kepada orang lain

g. Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan lainnya

h. Menggunakan kata-kata simbolik

i. Menggunakan kata yang tidak berarti

j. Kontak mata kurang atau tidak mau menatap lawan bicara

4. Rentang respon Isolasi Sosial

Gambar 2.1 pohon masalah isolasi sosial (deden,2013)

RESPON ADAPTIF RESPON MALADAPTIF

Menyendiri/solitude merasa sendiri manipulatif


Otonomi (loneliness) inpulsif
Bekerja sama menarik diri narcissism
(mutualisma). Tergantung
Saling tergantung (dependen)
(interdependen).

a. Respon adaptif

Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapinya


9

1) Solitude

Respon yang dibutuhkan untuk menentukan apa yang

telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan merupakan

suatu cara mengawasi diri dan menentukan langkah

berikutnya

2) Otonomi

Suatu kemampuan individu untuk menentukan dan

menyampaikan ide-ide pikiran

3) Kebersamaan

Suatu keadaan dalam hubungan interpersonal dimana

individu tersebut mampu untuk memberi dan menerima.

4) Saling ketergantungan

Saling ketergantungan antara individu dengan orang

lain dalam hubungan interpersonal.

b. Respon maladaptive

Respon maldaptif adalah respon yang diberikan individu

ketika dia tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang

dihadapi

1) Menarik diri

Gangguan yang terjadi apabila seseorang

memutuskan untuk tidak berhubungan dengan orang lain

untuk mencari ketenangan sementara waktu.


10

2) Manipulasi

Manipulasi adalah hubungan sosial yang terdapat

pada individu yang menganggap orang lain sebagai objek

dan berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan, bukan

berorientasi pada orang lain. Individu tidak dapat membina

hubungan sosial secara mendalam

3) Ketergantungan

Individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dan

kemampuan yang dimiliki

4) Impulsive

Ketidak mampuan merencanakan sesuatu, tidak

mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan,

mempunyai penilaian yang buruk dan cenderung

memaksakan kehendak.

5) Narkisme

Harga diri yang rapuh, secara terus menerus

berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, memiliki

sifat egosentris, pencemburu dan marah jika orang lain

tidak mendukung (Ernawati,dkk, 2009).

5. Penatalaksanaan Isolasi Sosial

Menurut Dalami, dkk (2009), isolasi sosial termasuk dalam

kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan maka jenis

penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah:


11

a. Electro Convulsive Therapy (ECT)

Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis

pengobatan dimana arus listrik digunakan pada otak dengan

menggunakan 2 elektroda yang ditempatkan dibagian temporal

kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut menimbulkan

kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan tujuan

terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan

terjadinya perubahan faal dan biokimia dalam otak

b. Psikoterapi

Membutuhkan waktu yang relative cukup lama dan

merupakan bagian penting dalam proses terapeutik, upaya

dalam psikoterapi ini meliputi, yaitu memberikan rasa aman dan

tenang, menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat

empati, menerima pasien apa adanya, memotivasi pasien untuk

dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap

ramah, sopan, dan jujur kepada pasien.

c. Terapi okupasi

Terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni untuk

mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan

aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk

memperbaiki, memperkuat, dan meningkatkan harga diri

seseorang
12

B. Tinjauan Tentang Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial

1. Pengkajian Isolasi Sosial

Menurut Damayanti, dkk (2014) pengkajian keperawatan

jiwa dengan klien isolasi sosial, meliputi:

a. Faktor predisposisi

1) Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas

perkembangan yang harus dilalui individu dengan sukses

agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Apabila

tugas-tugas dalam setiap perkembangan tidak terpenuhi

maka akan menghambat fase perkembangan sosial

selanjutnya.

Misalnya : tidak mampu madiri dan menyelesaikan

tugas, kegagalan dalam bekerja, bergaul, sekolah,itu

semua mengakibatkan ketergantungan pada orang tua dan

rendahnya ketahanan berbagai kegagalan.

2) Faktor komunikasi dalam keluarga

Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan

faktor pendukung untuk terjadinya gangguan hubungan

sosial, seperti adanya komunikasi yang tidak jelas (double

bind) yaitu suatu keadaan dimana individu menerima pesan

yang saling bertentangan dalam waktu yang bersamaan

dan ekspresi emosi yang tinggi disetiap berkomunikasi.


13

3) Faktor pola asuh keluarga dan sosial budaya

Mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan

suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam

hubungan sosial.hal ini disebabkan oleh norma-norma yang

salah dianut keluarga.

Misalnya : pada anak yang kelahirannya tidak

diharapkan, seperti hamil diluar nikah, kegagalan keluarga

berencana, jenis kelamin yang tidak di inginkan, cacat,

akan menyebabkan keluarga mengasingkan individu

tersebut dan mengeluarkan komentar-komentar yang

negative, merendahkan dan menyalahkan.

4) Faktor biologis

Faktor Biologis juga merupakan salah satu faktor

pendukung yang menyebabkan terjadinya gangguan dalam

hubungan sosia. Organ tubuh yang jelas mempengaruhi

adalah otak. Klien skizoprenia yang mengalami masalah

dalam hubungan sosial terdapat struktur yang abnormal

pada otak, seperti atropi otak, perubahan ukuran dan

bentuk sel-sel dalam limbic dan kortikal.

b. Faktor Presipitasi

1) Faktor eksternal dan internal

Stressor sosial budaya, keluarga dan psikologik.

Misalnya : stress terjadi akibat ansietas atau rasa cemas


14

yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan

keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya.

Ansietas atau rasa cemas terjadi akibat berpisah dengan

orang terdekat, hilangnya pekerjaan atau orang yang

dicintai.

2) Koping individu tidak efektif

Saat individu menghadapi kegagalan menyalahkan

orang lain, ketidakberdayaan, menyangkal, tidak mampu

menghadapi kenyataan dan menarik diri dari lingkungan,

terlalu tinggi self ideal dan tidak mampu menerima realitas

dengan rasa syukur.

c. Pohon masalah

Gambar 2.2 pohon masalah isolasi sosial (deden,2013)

Resiko gangguan persepsi sensori : halusinasi Effect

Isolasi sosial core problem

Harga diri rendah causes

2. Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial

Menurut Damayanti, dkk (2012), diagnosa keperawatan

yang diangkat dengan klien isolasi sosial, yaitu:


15

a. Isolasi social

1) Deskriptif :ketidakmampuan untuk membina hubungan

yang intim, hangat, terbuka, dan interdependen dengan

orang lain.

a) Data mayor

b) Subjektif : mengatakan malas berinteraksi,mengatakan

orang lain tidak mau menerima dirinya, merasa orang

lain tidak relevan

c) Objektif : menyendiri, mengurung diri, tidak mau

bercakap-cakap dengan orang lain

2) Data Minor

a) Subjektif : curiga dengan orang lain, mendengar suara-

suara atau melihat bayangan, merasa tidak berguna

b) Objektif : mematung, mondar-mandir tanpa arah, tidak

berinisiatif berhubungan dengan orang lain

b. Harga Diri Rendah

1) Deskriptif : ide, pikiran, dan perasaan yang negative

tentang diri

2) Data Mayor

a) Subjektif : mengeluh hidup tidak bermakna, tidak

memiliki kelebihan apapun,merasa jelek

b) Objektif : kontak mata kurang, tidak berinisiatif

berinteraksi dengan orang lain


16

3) Data Minor

a) Subjektif : mengatakan malas, putus asa,ingin mati

b) Objektif : tampak malas-malasan, produktivitas

menurun.

c. Resiko Gangguan Persepsi Sensori

1) Deskriptif : gangguan persepsi dimana individu merasakan

adanya stimulus melalui panca indra tanpa adanya

rangsangan nyeri

2) Data Mayor

a) Subjektif : mengatakan mendengar suara bisikan/

melihat bayangan

b) Objektif : bicara sendiri, tertawa sendiri, marah tanpa

sebab

3) Data Minor

a) Subjektif : menyatakan kesal, mengatakan senang

dengar suara-suara atau bisikan

b) Objektif : menyendiri,melamun

3. Intervensi Keperawatan Isolasi Sosial

Intervensi Keperawatan isolasi sosial dalam bentuk strategi

pelaksanaan

PASIEN KELUARGA
NO
SP1P SP1K
1 Membina hubungan saling Mendiskusikan masalah yang
percaya, mengidentifikasi dirasakan keluarga dlam merawat
penyebab isolasi sosial (siapa pasien.
17

yang serumah, siapa yang


dekat dan yang tidak dekat, dan
apa sebabnya).

2. Berdiskusi dengan pasien Menjelaskan pengertian tanda dan


tentang keuntungan berinteraksi gejala isolasi sosial yang dialami
dengan orang lain. pasien beserta proses terjadinya.

3. Berdiskusi dengan pasien Menjelaskan cara-cara


tentang kerugian berinteraksi merawatpasien dengan isolasi
dengan orang lain. sosial.

4. Mengajarkan pasien cara


berkenalan dengan satu orang.

5. Menganjurkan pasien
memasukkan kegiatan latihan
berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan
harian.
SP1P SP1K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga mempraktikkan
harian pasien. cara merawat pasien dengan
isolasi sosial.
2. Memberikan kesempatan
kepada pasien mempraktekkan Melatih keluarga mempraktikkan
cara berkenalan dengan satu cara merawat langsung kepada
orang (seorang perawat). pasien isolasi sosial.

3. Membantu pasien memasukkan


kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan
harian.
SP3P SP3K
18

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga dalam


harian pasien. merawat/melatih pasien
berkenalan dengan satu orang
2. Memberikan kesempatan atau lebih.
kepada pasien mempraktekkan
cara berkenalan dengan satu
orang (seorang perawat.

3. Membantu pasien memasukkan


kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan
harian.

SP4P SP4K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Membantu keluarga membuat
harian pasien. jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning).

2. Melatih cara berbicara saat saat Anjurkan membantu pasien sesuai


melakukan beberapa kegiatan jadwal kegiatan dan memberikan
harian (melipat baju). pujian.

3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP5P SP5K
1. Mengevaluasi semua kegiatan Mengevaluasi kegiatan keluarga
latihan berkenalan (berkenalan dalam merawat atau melatih
dengan perawat,pasien atau pasien berkenalan, berbicara, saat
tamu) berbicara saat melakukan melakukan kegiatan harian,
kegiatan harian merapikan tempat tidur dan
Berikan pujian. kegiatan lain follow up.
Berikan pujian.
2.
Nilai kemampuan kegiatan Nilai kemampuan keluarga
mandiri apakah dapat terkontrol. merawat pasien dan nilai
kemampuan keluarga melakukan
control ke puskesmas atau rumah
sakit.
Sumber : Nita Fitiah, 2019
19

4. Implementasi Keperawatan Isolasi Sosial

Menurut NANDA (2012-2014) implementasi yang dilakukan

perawat terdiri dari:

a. Melakukan (Do) yang dibagi menjadi dependent interventionis

dilaksanakan dengan mengikuti order dari pemberi perawatan

kesehatan lain dan independent (outonomous) interventions

yang dilakukan dengan nursing orders.

b. Mendelegasikan (delegate) yaitu pelaksanaan order bisa

didelegasikan dengan mencermati tugas dan tanggung jawab

komunitas yang tepat, adanya supervise atau pengecekan

aktivitas yang didelegasikan.

c. Mencatat (record) yaitu pencatatan bisa dilakukan dengan

berbagai format tergantung dari setiap permintaan antara lain :

Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan

Medikal Bedah, Keperawatan Komunitas, dan keperawatan jiwa.

5. Evaluasi Isolasi Sosial

Evaluasi Keperawatan merupakan suatu aktivitas yang

direncanakan terus menerus, aktivitas yang disengaja yaitu

klien,keluarga, perawat dan petugas kesehatan lain menentukan

kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai dan keefektifan

dari rencana asuhan keperawatan (NANDA 2012-2014).

Anda mungkin juga menyukai