)
Forsberg)
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak, dan disertai gangguan fungsi. Kerusakan
sel yang terkait dengan inflamasi berpengaruh pada selaput membran sel yang
mempunyai efek pada pembuluh darah, ujung saraf, dan pada sel-sel yang terlibat dalam
satu mekanisme pertahanan diri dari tubuh terhadap benda asing, tetapi jika proses ini
berlangsung secara terus menerus (kronis) justru akan merusak jaringan (Docke dkk.,
1997; Westerndorp dkk., 1997; Opal dkk., 1996; De Poll dkk., 1997).
adanya peningkatan mutasi seluler yang menginisiasi terjadinya kanker (Albini &
Sporn, 2007; Anonim 2012). Inflamasi yang terjadi terus menerus pada pembuluh darah
berkontribusi langsung pada terbentuknya plak dalam dinding pembuluh arteri sehingga
terjadi penyempitan pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi, serangan
jantung, serta stroke (Anonim, 2007; Libby dkk., 2010; Lusis, 2000; Patel dkk., 2008).
Penyakit lain yang melibatkan adanya proses inflamasi kronis dalam tubuh antara lain,
1
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 2
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
sintesis prostaglandin yang diketahui berperan sebagai mediator utama dalam inflamasi.
steroid dan non steroid. Obat antiinflamasi golongan steroid diketahui dapat
efek antiinflamasi yang poten, namun diketahui penggunaan obat-obatan ini dalam
jangka waktu yang lama justru akan mengakibatkan efek samping berupa hipertensi,
kanker, penyakit jantung dan hati (Anonimc, 2013). Disebutkan pula bahwa penggunaan
steroid secara topikal pada beberapa orang menunjukkan efek samping antara lain
dermatitis, diabetes mellitus dan atrofi jaringan (Judarwanto & Dewi, 2012).
menghambat sintesis prostaglandin dan tromboksan (Robert & Morrow, 2001). COX-1
mukosa lambung dan ginjal (Okazaki dkk., 1981). Mekanisme penghambatan COX-1
dan COX-2 yang tidak selektif berhubungan dengan toksisitas penggunaan obat-obat
antiinflamasi golongan non steroid (NSAIDs) pada dosis tinggi (Dewick, 2009).
Inhibitor selektif COX-2 diketahui dapat meminimalisasi efek samping yang disebabkan
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 3
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
karena mekanisme penghambatan COX-1, seperti kerusakan lambung dan ginjal tetapi
belakangan ini dilaporkan bahwa beberapa obat golongan inhibitor selektif terhadap
COX-2 memiliki efek samping terhadap kardiovaskuler (Dogne dkk., 2005). Contohnya
Rofecoxib (Vioxx) dan Valdecoxib (Bextra) telah ditarik dari pasaran karena
meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler antara lain serangan jantung dan stroke
Migrasi leukosit merupakan tahap yang penting dalam proses inflamasi (Robert
& Morrow, 2001; Di Rosa , 1979; Spector & Willoughby, 1964). Indometasin diketahui
dapat bekerja melalui mekanisme penghambatan enzim COX dan migrasi leukosit
polimorfonuklear seperti yang terlihat pada Gambar 1 (Caramis & Varonos, 1980;
Vane, 1971). Obat ini merupakan obat yang poten pada pengobatan antiinflamasi, tetapi
pada saat ini obat tersebut sudah mulai jarang digunakan karena tingginya insidensi dan
keparahan efek samping yang ditimbulkan akibat pemberian dalam jangka waktu yang
lama. Obat ini hanya digunakan pada kondisi tertentu jika demam tidak dapat memberi
Gambar 1. Grafik penghambatan produksi Prostaglandin (open bars) dan migrasi leukosit
(stippled bars). *P = < 0,1 ; ** P = < 0,01; ***P = < 0,005 (Vane, 1971)
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 4
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
pengobatan inflamasi yang dinilai lebih aman dari segi efek samping dan toksisitas
(Awang, 2009). Salah satu obat tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat
sebagai antiinflamasi adalah daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) (Anonima,
2013). Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya khasiat daun sukun sebagai
antiinflamasi. Dekokta dari daun sukun telah diteliti memiliki aktivitas antiinflamasi
(Sigh dkk., 2001, Abdasah dkk., 2009). Daun sukun pada dosis 60mg/kg BB terbukti
mampu meningkatkan aktivitas antiinflamasi dengan durasi 0,5 sampai 4 jam, dan
bereaksi sebagai antagonis PGE-2 dan bradikinin pada trakea (Sigh dkk., 2001) .
Menurut Abdasah dkk.(2009) formulasi gel ekstrak daun sukun dengan konsentrasi 16%
mampu memberikan efek inhibisi radang sebesar 6,96%. Penelitian ini perlu dilakukan
karena belum terdapat penelitian mengenai aktivitas inflamasi daun sukun berdasarkan
B. Perumusan Masalah
sebagai berikut :
2. Golongan senyawa apakah yang terdapat dalam ekstrak etil asetat daun
sukun?
C. Tujuan Penelitian
oleh thioglikolat.
D. Tinjauan Pustaka
1. Inflamasi
a. Definisi
Inflamasi merupakan sebuah reaksi yang kompleks dari sistem imun tubuh pada
jaringan vaskuler yang menyebabkan akumulasi dan aktivasi leukosit serta protein
plasma yang terjadi pada saat infeksi, keracunan maupun kerusakan sel. Inflamasi pada
penyakit (Abbas dkk., 2010). Terjadinya proses inflamasi diinisiasi oleh perubahan di
dalam pembuluh darah yang meningkatkan rekrutmen leukosit dan perpindahan cairan
serta protein plasma di dalam jaringan. Proses tersebut merupakan langkah pertama
yang rusak. Tubuh mengerahkan elemen-elemen sistem imun ke tempat benda asing dan
mikroorganisme yang masuk tubuh atau jaringan yang rusak tersebut. (Judarwanto,
2012).
b. Mekanisme Inflamasi
Inflamasi dibagi dalam 3 fase, yaitu inflamasi akut (respon awal terhadap cidera
jaringan), respon imun (pengaktifan sejumlah sel yang mampu menimbulkan kekebalan
untuk merespon organisme asing), dan inflamasi kronis (Katzung, 2004). Proses
inflamasi akut dan inflamasi kronis ini melibatkan sel leukosit polimorfonuklear
sedangkan sel leukosit mononuklear lebih berperan pada proses inflamasi imunologis
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 7
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
(Sedwick & Willoughby, 1994). Secara umum, dalam proses inflamasi ada tiga hal
c. Fagosit bergerak keluar pembuluh darah menuju menuju ke tempat benda asing,
Terjadinya respon inflamasi ditandai oleh adanya dilatasi pada pembuluh darah
serta pengeluaran leukosit dan cairan pada daerah inflamasi. Respon tersebut dapat
dalam jaringan lunak serta pengerasan jaringan akibat pengumpulan cairan dan sel-sel
(Ward, 1993).
Adanya rangsang iritan atau cidera jaringan akan memicu pelepasan mediator-mediator
inflamasi. Senyawa ini dapat mengakibatkan vasokontriksi singkat pada arteriola yang
diikuti oleh dilatasi pembuluh darah, venula dan pembuluh limfa serta dapat
vaskuler yang lokal dipengaruhi oleh komplemen melalui jalur klasik (kompleks
Peningkatan permeabilitas vaskuler lokal terjadi atas pengaruh anafilatoksin (C3a, C4a,
C5a). Aktivasi komplemen C3 dan C5 menghasilkan fragmen kecil C3a dan C5a yang
merupakan anafilatoksin yang dapat memacu degranulasi sel mast dan basofil untuk
melepaskan histamin. Histamin yang dilepas sel mast atas pengaruh komplemen,
meningkatkan permeabilitas vaskuler dan kontraksi otot polos, memberikan jalan untuk
migrasi sel-sel leukosit serta keluarnya plasma yang mengandung banyak antibodi,
opsonin dan komplemen ke jaringan perifer tempat terjadinya inflamasi (Abbas dkk.,
2010). Sel-sel ini akan melapisi lumen pembuluh darah selanjutnya akan menyusup
Aktivasi komplemen C3a, C5a dan C5-6-7 dapat menarik dan mengerahkan sel-
melepaskan berbagai mediator yang ikut berperan dalam reaksi inflamasi. Beberapa
jam setelah perubahan vaskuler, neutrofil menempel pada sel endotel dan bermigrasi
keluar pembuluh darah ke rongga jaringan, memakan patogen dan melepaskan mediator
yang berperan dalam respon inflamasi. Makrofag jaringan yang diaktifkan akan
melepaskan sitokin diantaranya IL-1 (interleukin-1), IL-6 dan TNF-α (tumor necrosis
factor-α) yang menginduksi perubahan lokal dan sistemik. Ketiga sitokin tersebut
menginduksi koagulasi. IL-1 akan menginduksi ekspresi molekul adhesi pada sel
mengenali molekul adhesi tersebut dan bergerak ke dinding pembuluh darah selanjutnya
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 9
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
bergerak menuju ke jaringan. IL-1 dan TNF-α juga berperan dalam memacu makrofag
dan sel endotel untuk memproduksi kemokin yang berperan pada influks neutrofil
melalui peningkatan ekspresi molekul adhesi. IFN-γ (interferon-γ) dan TNF-α akan
dilepaskan dan diproduksi secara serempak jika ada picuan. Selama proses inflamasi
(TGF-β) dan perubahan kolinergik yang menghambat produksi TNF pada makrofag.
Sistem tersebut dibutuhkan untuk mencegah terjadinya inflamasi yang berlebihan yang
dapat memicu kerusakan jaringan. Hal yang sama juga dapat terjadi ketika infeksi
jaringan yang terjadi terlalu besar dan respon inflamasi akut yang terjadi tidak mampu
dapat memicu terjadinya inflamasi kronis seperti yang terlihat pada Gambar 3,
Ketika proses inflamasi tersebut berlangsung secara terus menerus akan menyebabkan
kerusakan jaringan setempat dan fungsi jaringan menjadi terganggu bahkan dapat
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 11
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
meluas sehingga mengakibatkan kerusakan organ. Proses inilah yang kemudian akan
mengakibatkan berbagai macam penyakit (Kumar dkk., 2005). Interaksi antara sel
dengan sistem imun bawaan, sistem imun adaptif, dan mediator-mediator inflamasi
menginisiasi terjadinya inflamasi yang mendasari banyak penyakit pada organ (Libby,
2007). Peningkatan ekspresi gen proinflamasi dapat dipicu oleh adanya senyawa radikal
Ekspresi gen proinflamasi IL-1β, IL-6, TNF-α, COX-2, lipooksigenase dan iNOS
sel. IL-6 berkontribusi pada atropi neural, diabetes tipe 2 dan arterosklerosis. Mediator-
mediator proinflamasi lain seperti molekul adhesi (VCAM-1, ICAM-1, P-selectin, dan
E-selectin) semuanya ditingkatkan oleh aktivasi NF-κB dalam aorta selama proses
tersebut. Proses signaling cellular redox, misalnya protein kinase biasa diawali dengan
transfer protein tyrosine kinase/ protein tyrosine phosphatase (PTK/PTP). PTP dapat
kanker dan diabetes (Bouallegue dkk., 2009; Parkkila dkk., 2009). Aktivasi NF-κB
iNOS dan molekul adhesi pada aorta dan ginjal (Kim dkk., 2002) serta menginisiasi
terjadinya inflamasi kronis (Rahman dkk., 2004; Yu & Chung, 2006). Penghambatan
2. Obat-obat antiinflamasi
menekan atau mengurangi peradangan. Aktivitas ini dapat dicapai melalui berbagai
Pada saat terjadi inflamasi, enzim fosfolipase akan diaktifkan dengan mengubah
fosfolipid yang terdapat pada jaringan menjadi asam arakhidonat seperti yang terlihat
arakhidonat diubah oleh enzim lipooksigenase menjadi leukotrien. Kedua zat tersebut
ikut bertanggungjawab pada sebagian besar gejala inflamasi (Tjay & Raharja, 2002).
menjadi dua golongan yaitu golongan steroid dan golongan non steroid (Neal, 2006).
prostaglandin dan leukotrien dengan cara melepas lipokortin yang dapat menghambat
fosfolipase A2 pada sintesis asam arakhidonat seperti yang terlihat pada Gambar 5.
(Higgs dkk.,1974; Vane & Botting, 1987), sehingga bisa dikatakan bahwa steroid
Steroid pada dasarnya merupakan hormon atau senyawa endogen yang secara
alami dapat dihasilkan oleh tubuh untuk menjaga sistem homeostasis. Ketika terjadi
kondisi stress atau cidera, tubuh akan mensekresi hormon kortisol tetapi terdapat
kondisi tertentu dimana hormon ini tidak cukup untuk mengatasi rasa sakit yang timbul
dkk., 2008).
korteks adrenal yang terletak di atas ginjal. Hormon ini terdiri dari dua macam yaitu
apoptosis sel. Hormon ini dapat menurunkan diferensiasi dan proliferasi sel-sel
factor seperti activator protein (AP-1) dan Nuclear factor (NF-κB) (Karin, 1998; Ito
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 14
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
mellitus karena dapat menaikkan kadar gula darah. Penguraian protein pada jaringan
ginjal dan meningkatkan pengeluaran ion kalium. Ketika natrium ditahan maka tubuh
akan menjaga agar konsentrasi garam dalam tubuh tetap sama yaitu dengan menahan
air. Akibatnya volume cairan tubuh akan naik dan menyebabkan kenaikan tekanan
darah. Sekresi hormon ini juga memicu pelepasan renin yang mengubah
secara tiba-tiba karena dapat menyebabkan insufisiensi adrenal dimana tubuh akan
kekurangan hormon kortisol. Ketika tubuh menerima tambahan hormon dari luar maka
tubuh akan merespon dengan mengurangi produksi hormon tersebut sehingga ketika
dilakukan dengan menurunkan dosis secara bertahap (Barnes & Adcock, 2009;
Obat antiinflamasi golongan non steroid bekerja melalui mekanisme lain seperti
isoenzim COX-1 dan COX-2 seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5. Enzim COX ini
Inhibisi sintesis prostaglandin dalam mukosa lambung sering kali dapat menyebabkan
kerusakan gastrointestinal (dispepsia, mual, dan gastritis). Efek samping yang paling
serius adalah pendarahan gastrointestinal (Neal, 2006). Penghambatan enzim COX juga
Pemberian obat pada dosis yang rendah secara terus-menerus digunakan sebagai terapi
pada penderita stroke untuk mencegah terjadinya stroke berikutnya. Selain itu,
penghambatan COX juga berakibat pada peningkatan produksi leukotrien yang berperan
dalam proses kontraksi pada bronkus sehingga dapat memicu terjadinya asma (Roberts
Menurut Tjay & Raharja (2002), obat-obat antiinflamasi non steroid dapat
digolongkan menjadi:
sementara COX-2 diketahui hanya disekresi ketika terjadi reaksi inflamasi, sehingga
dikenallah golongan inhibitor COX-2 selektif untuk mengatasi masalah efek samping
tersebut. Penghambatan COX-2 sendiri dapat berakibat pada peningkatan sekresi enzim
meningkatkan agregasi platelet termasuk agregasi platelet pada pembuluh arteri dan
3. Indometasin
enzim siklooksigenase secara tidak selektif, obat ini juga diketahui dapat menghambat
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 17
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
migrasi leukosit polimorfonuklear (Caramis & Varonos, 1980; Roberts & Morrow,
2001). Obat ini memiliki sifat antiradang yang lebih poten dan analgetik-antipiretik
yang mirip dengan obat-obat turunan salisilat. Efek analgetik dan antipiretik
indometasin dicapai melalui kerja sistem saraf pusat dan perifer (Roberts & Morrow,
2001).
indometasin pada dosis tinggi memiliki efek samping seperti halnya obat-obat
antiinflamasi non-steroid yang lain. Efek samping tersebut antara lain gangguan
saraf pusat. (Anonim, 2007; Anonim, 2010). Indometasin dapat berinteraksi dengan
antikoagulan oral dapat berpotensi meningkatkan pendarahan saluran cerna (Roberts &
Morrow, 2001).
4. Leukosit
Menurut Kelly (1984), leukosit terdiri dari dua tipe yaitu polimorfonuklear
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 18
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
menjadi neutrofil, basofil, dan eosinofil, sedangkan leukosit agranuler dibagi menjadi
dua yaitu limfosit dan monosit. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler
Suatu sistem sel mampu mengikat, menelan, dan menghancurkan bahan asing melalui
Tabel I. Mediator kimia yang diproduksi oleh sel mast, basofil, dan eosinofil (Costa dkk., 1994)
Tipe sel jenis Mediator efek dan fungsi patologis
mediator
sel mast dan basofil
disimpan di Histamin Meningkatkan permeabilitas vaskuler,
dalam granul menstimulasi kontraksi sel otot
sitoplasma enzim : netral protease (triptase degradasi mikroba, kerusakan jaringan/
dan chymase), asam hidrolase, remodeling
cathepsin G, karboksipeptidase
mediator prostaglandin D2 vasodilatasi, bronkokontriksi, neutrophil
lipid chemotaxis
leukotrien C4, D4, E4 memperlama terjadinya bronkokontriksi,
sekresi mucus, peningkatan permeabilitas
vaskuler
platelet-activating factor chemotaxis, aktivasi leukosit,
bronkokontriksi, peningkatan
permeabilitas vaskuler
Sitokin IL-3 menginduksi poliferasi sel mast
TNF-α, MIP-1α menginduksi inflamasi/reaksi fase akhir
IL-4, IL-13 menginduksi diffensiasi TH2
IL-5 merangsang poduksi dan aktivasi
eosinofil
Eosinofil
disimpan di eosinofil protein kationik bersifat toksik pada cacing, bakteri, dan
dalam granul sel inang
sitoplasma eosinofil peroksidase, lisosomal degradasi cacing dan dinding sel
hidrolase, lisofosfolipase protozoa, kerusakan jaringan/remodeling
IL-3, IL-5, GM-CSF merangsang produksi dan aktivasi
Sitokin eusinofil
IL-8, IL-10, RANTES, MIP-1α, chemotaxis leukosit
eotaxin
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 19
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
a. Leukosit Polimorfonuklear
dapat dilihat pada Gambar 7. Bentuk awal polimorfonuklear disebut dengan mieloblast.
yang kemudian membentuk generasi berikutnya yaitu mielosit yang dapat dibedakan
antara satu dengan yang lain pada pembentukan granuler dan memungkinkan untuk
mielosit dewasa adalah metamielosit. Menurut (Leavel and Thorup 1960) pada tahap ini,
struktur kromatin nukleus menjadi lebih kasar, proses pembentukan granul terus
berlanjut lebih spesifik, dan nukleus bisa teridentifikasi. Metamielosit ini akan
berkembang menjadi band cell dan segmented cell. Menurut Tizard (1982), sel utama
1) Neutrofil
invasi jasad renik dan dapat memfagositosis partikel kecil secara aktif.
azurofil, sekunder atau spesifik) dan inti sel berongga yang kaya
1982)
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 21
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2) Eosinofil
mempunyai diameter yang sedikit lebih kecil dari neutrofil. Inti biasanya
(Judarwanto, 2012).
3) Basofil
sekitar 0,01 sampai 0,3% dari sirkulasi sel darah putih. Basofil
granulosit lain, basofil dapat tertarik keluar menuju jaringan tubuh dalam
dan heparin dalam keadaan tertentu. Basofil merupakan sel utama pada
(Guyton, 1995).
b. Leukosit Mononuklear
memiliki granul seperti pada leukosit polimorfonuklear dan hanya memiliki satu
inti.
a. Limfosit, b. Monosit
1) Limfosit
30% dari leukosit darah. Limfosit memiliki inti relatif besar, bulat, dan
pada membrannya. Sel limfosit besar yang berada dalam kelenjar getah
bening akan tampak dalam darah pada keadaan patologis (Kelly, 1984).
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 23
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
pertahanan, terutama saat ada antigen yang masuk kedalam tubuh. Limfosit
tanggal kebal sekunder, memori ini dengan cepat bisa mengenali dan akan
dihasilkan antibodi lebih banyak daripada pada saat tanggap kebal yang
2) Monosit
c. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 25
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Artocarpus
d. Morfologi
Tanaman sukun berdaun tunggal yang tersebar, tepi daun bertoreh, ujung daun
dengan permukaan licin, dan tulang daun menonjol. Buahnya berbentuk lonjong
dengan permukaan bergigi tumpul yang tersusun teratur dan berwarna hijau.
Buah ini dapat mengeluarkan getah. Bijinya berwarna cokelat dan berbentuk
e. Budidaya tanaman
banyak tumbuh di daerah tropis (Ragone, 1997). Sukun dapat tumbuh pada
berbagai tipe tanah alluvial maupun daerah pantai (Massal & Barrau 1954) tetapi
paling cocok ditanam pada tanah liat yang berpasir dan banyak mendapatkan
hujan (Coronel, 1983) dengan ketinggian 600-650 m di atas permukaan air laut
(Coronel, 1983, Rajendran, 1992). Tanaman ini mampu bertahan hidup di tanah
yang gersang atau pada musim kering. Sukun dibudidayakan secara vegetatif
f. Kandungan kimia
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 26
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Daun dan kulit batang sukun banyak mengandung tanin dan polifenol.
saponin, steroid, terpenoid, dan antrakinon. Ekstrak kloroform dari kulit akar
Weng dkk., 2006) sedangkan ekstrak etil asetat daun sukun mengandung
senyawa sitosterol dan flavonoid (Wang dkk., 2006). Fraksi etil asetat yang
diisolasi dari ekstrak metanol daun sukun juga mengandung senyawa geranyl
sebagai bahan makanan (Ragone, 1997; Anonima, 2013). Getah dari tanaman
sukun dapat digunakan untuk mengobati diare, sakit perut, dan disentri (Ragone,
1987). Daun sukun juga berkhasiat sebagai obat hipertensi, diabetes, dan rematik
(Lans, 2006; Do, 2005; Ragone, 1997). Ekstrak daun sukun terbukti memiliki
antimikroba (Raman dkk., 2012). Menurut Mai dkk. (2012), senyawa geranyl
aurone yang diisolasi dari daun sukun memiliki aktivitas sebagai inhibitor enzim
tirosinase dan enzim α-glukosidase. Ekstrak etil asetat daun sukun menunjukkan
adanya efek cytoprotective pada sel yang teroksidasi oleh adanya LDL (Wang
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 27
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dan inducible nitric oxide synthase (iNOS) pada sel makrofag tikus (Wei dkk.,
dalam aktivasi makrofag pada daerah inflamasi (Thiermermann & Vane, 1990).
6. Metode Ekstraksi
bahan sehingga terpisah dan larut dalam pelarut cair. Simplisia yang disari mengandung
senyawa aktif. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip perpindahan massa komponen zat
ke dalam pelarut, dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian
berdifusi masuk ke dalam pelarut (Harbourne, 1973). Apabila senyawa aktif yang
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 28
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dikandung simplisia sudah diketahui maka akan mempermudah pemilihan pelarut dan
cara ekstraksi yang tepat (Anonim, 2000). Proses ekstraksi dilakukan di luar pengaruh
cahaya matahari langsung. Ekstraksi akan lebih baik bila permukaan serbuk simplisia
Hasil yang diperoleh dari ekstraksi tersebut disebut ekstrak. Ekstrak merupakan
sediaan yang dapat berupa kering, kental ataupun cair yang diperoleh dengan
mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut dan cara
yang sesuai. Pembuatan ekstrak dimaksudkan agar diperoleh kadar zat berkhasiat yang
tinggi (Anief, 2000). Metode ekstraksi yang digunakan tergantung dari wujud dan bahan
Metode dasar ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah ekstraksi
secara panas dengan refluks dan penyulingan uap air serta ekstraksi secara dingin
dengan maserasi, perkolasi, dan soxhlet (Anonim, 1986). Pemilihan terhadap metode
tersebut harus disesuaikan dengan kepentingan agar didapatkan hasil yang baik
(Harborne, 1973).
proses perendaman bahan yang sudah halus dalam cairan penyari sampai meresap dan
melunakkan susunan sel sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut. Cairan
penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung
zat aktif. Zat aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dengan yang di luar sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam
sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik. Proses tersebut berulang sehingga
terjadi keseimbangan antara larutan di dalam sel dan di luar sel. Selama proses maserasi
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 29
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dilakukan pada temperatur kamar dalam waktu 3 hari sampai bahan-bahan melarut
(Ansel, 1985). Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan. Secara
teoritis pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin
besar perbandingan cairan pengekstraksi terhadap simplisia, akan semakin banyak hasil
yang diperoleh. Hal tersebut tentu akan membutuhkan pelarut serta wadah yang besar
sehingga tidak efektif (Voigt, 1995) Untuk memperbesar rendemen ekstrak yang
didapat dapat dilakukan remaserasi karena ekstraksi yang dilakukan berkali-kali dengan
pelarut yang mencukupi lebih efektif daripada ekstraksi satu kali dengan jumlah pelarut
yang banyak. Faktor yang mempengaruhi maserasi antara lain volume penyari, polaritas
tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa dalam pelarut tersebut. Pelarut yang
digunakan dapat berupa air, etanol, air etanol atau pelarut lain. Secara umum, pelarut
metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa
organik bahan alam karena dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder
(Darwis, 2000). Metanol juga lebih baik dalam hal menembus dinding sel dibandingkan
etanol karena viskositas metanol lebih encer dibandingkan etanol, tetapi hal tersebut
juga dapat menimbulkan kerugian mengingat senyawa yang tidak dibutuhkan juga akan
ikut tersari dan dapat memperkecil konsentrasi dari zat aktifnya. Bila pelarut yang
digunakan air, maka untuk mencegah timbulnya kapang dapat ditambahkan bahan
a. Definisi
pemisahannya adalah perbedaan kecepatan migrasi komponen yang dibawa oleh fase
gerak dan ditahan secara selektif oleh fase diam. Menurut Gandjar & Rohman (2007),
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah satu bentuk kromatografi planar, selain
Setiap kromatografi memiliki 2 fase, yaitu fase diam (stationary phase) dan fase
gerak (mobile phase). Fase diam KLT berupa lapisan yang seragam (uniform) pada
permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat aluminium, atau plat
plastik. Fase gerak akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada
Teknik KLT menggunakan suatu adsorben yang disalutkan pada suatu lempeng
kaca sebagai fase diamnya dan pengembangan kromatogram terjadi ketika fase gerak
tertapis melewati adsorben itu. Kelebihan KLT dibanding kromatografi kertas antara
lain, nyaman, cepat, ketajaman pemisahan yang lebih besar, dan kepekaannya tinggi
(Fessenden & Fessenden, 1986). Selain itu keuntungan lain dari KLT adalah sederhana,
Fase diam yang biasa digunakan ialah silika gel, aluminium oksida (alumina),
kieselgur, selulosa dan turunannya, poliamida, serta masih banyak lagi yang lain. Silika
gel merupakan fase diam yang paling banyak digunakan. Silika gel biasanya ditambah
gips (kalsium sulfat) untuk memperkuat pelapisannya pada pendukung. Silika gel juga
dapat ditambah senyawa fluoresensi, agar dapat berpendar jika disinari dengan sinar
UV, sehingga dikenal dengan silika gel GF254 yang berarti silika gel yang dapat
Mekanisme pemisahan pada fase diam silika gel adalah adsorpsi dimana terjadi
kompetisi antara fase diam dengan fase gerak untuk membentuk ikatan hidrogen dengan
sampel. Silika gel adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon
dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar dan pada
permukaannya atom silikon tersebut berlekatan pada gugus –OH sehingga terbentuklah
ikatan Si-O-H dan Si-O-Si. Gugus – OH ini bersifat sangat polar dan dapat membentuk
c. Fase Gerak
Menurut Gandjar & Rohman (2007), fase gerak pada KLT dapat dipilih dari
pustaka tetapi lebih sering dengan mencoba-coba karena waktu yang diperlukan hanya
sebentar. Sistem yang paling sederhana ialah campuran 2 pelarut organik karena daya
elusi campuran kedua pelarut ini dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga
Menurut Stahl (1973), fase gerak yang baik adalah pelarut dengan polaritas rendah.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk memilih fase gerak yang optimal pada KLT antara
1. Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT
2. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf
3. Polaritas fase gerak akan menentukan kecepatan migrasi solut yang berarti
juga menentukan nilai Rf. Penambahan pelarut yang bersifat sedikit polar
seperti dietil eter ke dalam pelarut non polar seperti metal benzene akan
polar.
pelarut sebagai fase geraknya, seperti campuran air dan metanol dengan
d. Penotolan Sampel
Larutan sampel yang akan diaplikasikan hendaknya berisi antara 0,1 dan 10 mg
kation per cm3 dan dapat bersifat netral dan asam encer sekitar 1 μl larutan ditotolkan
dengan sebuah pipa kapiler didekat salah satu ujung lempeng kromatografi
e. Pengembangan
pengembang merambat naik dalam lapisan. Jarak pengembangan normal, yaitu jarak
antara garis awal dan garis depan, ialah 100 mm di samping pengembangan sederhana,
yaitu perambatan satu kali sepanjang 10 cm ke atas, pengembangan ganda dapat juga
digunakan untuk memperbaiki efek pemisahan yaitu dua kali merambat 10 cm ke atas
berturut-turut pada pengembangan dua kali. Lapisan KLT harus dalam keadaan kering
diantara kedua pengembangan tersebut, ini dilakukan dengan membiarkan plat di udara
f. Analisis KLT
Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf dan hRf yang berguna untuk
sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang
ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan
dengan nilai Rf dari senyawa baku. Oleh karena itu bilangan Rf selalu berupa pecahan
dan terletak antara 0,01 dan 0,99. Namun akan lebih mudah jika bilangan tersebut
dikalikan dengan 100 dan dinyatakan dengan hRf (Harborne, 1973). Berikut ini rumus
g. Deteksi Bercak
Bercak pemisahan pada KLT umumnya merupakan bercak yang tidak berwarna.
Untuk penentuannya dapat dilakukan secara kimia, fisika, maupun biologi. Cara kimia
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 34
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
yang biasa digunakan adalah dengan mereaksikan bercak dengan suatu pereaksi melalui
cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas. Cara fisika yang dapat digunakan
untuk menampakkan bercak adalah dengan pencacahan radioaktif dan fluoresensi sinar
ultraviolet. Bila komponen tersebut tidak berwarna dan sulit diamati dengan mata
telanjang maka komponen tersebut dieksitasi dengan sinar ultra violet (UV) untuk
menghasilkan fluoresensi atau fosforesensi pada panjang 366 nm (Sherma & Fried,
1994). Fluoresensi sinar ultraviolet terutama untuk senyawa yang dapat berfluoresensi,
membuat bercak akan terlihat jelas. Jika senyawa tidak dapat berfluoresensi maka bahan
kelihatan hitam sedang latar belakangnya akan kelihatan berfluoresensi (Gandjar &
Rohman, 2007).
8. Thioglikolat
sering dikenal dengan nama sodium thioglikolat. Thioglikolat memiliki rumus molekul
seperti yang terlihat pada Gambar 10 dan berat molekul 114,1 (Anonimb, 2013).
Thioglikolat relatif tidak stabil dalam kondisi basa. Kecepatan oksidasi thiglikolat akan
meningkat seiring dengan kenaikan pH. Thioglikolat berwarna kuning dalam kondisi
basa. Adanya dekstrosa menyebabkan thoglikolat lebih mudah teroksidasi pada keadaan
netral dibanding ketika berada dalam kondisi basa (Cook & Steel, 1959)
menjaga kondisi pada media. Thioglikolat juga dapat mencegah inaktivasi enzim
dengan mekanisme proteksi terhadap gugus thiol pada protein (Dawson, 1986).
memunculkan respon neutrofil dan makrofag pada uji in vivo (Potter, 2003)
E. Landasan Teori
disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologi. Ketika
proses inflamasi berlangsung, terjadi reaksi vaskuler dimana cairan, elemen-elemen darah,
sel darah putih, dan mediator kimia berkumpul pada tempat cedera jaringan serta pelepsan
berbagai mediator kimia (Katzung, 2004). Proses inflamasi yang berlangsung terus-
menerus justru dapat merusak jaringan dan menyebabkan berbagai penyakit sehingga
diperlukan obat antiinflamasi (Libby, 2007; Chung dkk., 2011; Glass dkk., 2010;
Sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) merupakan salah satu tanaman yang
telah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai antiinflamasi, demam yang disebabkan
karena malaria, diare, diabetes, dan infeksi cacing pita (Jagtap & Bapat, 2010). Rebusan
dari daun sukun telah diketahui dapat beraksi sebagai antagonis Prostaglandin E2 (PGE2)
dan Bradikinin pada trakea yang merupakan mediator inflamasi (Singh dkk., 2001).
dalam daun sukun dapat menghambat pelepasan mediator-mediator inflamasi (Wei, 2005).
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.)
Forsberg) 36
MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH
THIOGLIKOLAT
ANI ANDRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Senyawa turunan fenolik dari ekstrak etil asetat dari tanaman bermarga Artocarpus telah
terbukti dapat menghambat pembentukan i-NOS dan ekspresi enzim COX-2 pada
Migrasi leukosit merupakan salah satu tahap yang penting dalam mekanisme
terjadinya inflamasi yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur adanya mekanisme inflamasi
dalam tubuh. Proses migrasi leukosit dapat terjadi salah satunya dengan menginduksi
thioglikolat secara peritoneal (Call dkk., 2001). Senyawa yang dapat menghambat proses
migrasi leukosit memiliki efek sebagai antiinflamasi (Di Rossa, 1979; Spector &
Willoughby, 1964)
F. Hipotesis
Ekstrak etil asetat daun sukun diduga memiliki aktivitas antiinflamasi dengan
menghambat migrasi leukosit pada mencit yang diinduksi oleh thioglikolat melalui rongga
peritonial.