Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu faktor penentu dalam proses produksi pertanian.

Oleh karena itu investasi irigasi menjadi sangat penting dan strategis dalam

rangka penyediaan air untuk pertanian. Dalam memenuhi kebutuhan air untuk

berbagai keperluan usaha tani, maka air (irigasi) harus diberikan dalam jumlah,

waktu, dan mutu yang tepat sehingga tidak mempengaruhi menurunkan

pertumbuhan dan produksi tanaman.

Pemberian air irigasi dari hulu sampai hilir memerlukan sarana dan

prasarana irigasi yang memadai, berupa; bendungan, bendung, saluran primer dan

sekunder, box bagi, bangunan-bangunan ukut, dan saluran tersier serta saluran

tingkat usaha tani. Terganggunya atau rusaknya salah satu bangunan irigasi akan

mempengaruhi kinerja sistem yang ada, sehingga mengakibatkan efisiensi dan

efektifitas irigasi menjadi menurun.

Penggunaan air irigasi yang efisien adalah merupakan kewajiban setiap

pemakai air. Di daerah dimana air merupakan barang yang langka dan mahal, air

yang tersedia pada umumnya digunakan dengan cermat dan hati- hati. Efisiensi

pengairan merupakan upaya pemakaian air yang benar-benar sesuai dengan

kebutuhan budidaya tanaman dengan jumlah debit air yang tersedia atau yang

dialirkan sampai ke lahan pertanian, sehingga pertumbuhan tanaman dapat

terjamin dengan baik, dan tercukupi air pengairannya (Silahooy, 2010). Dalam

1
melaksanakan efisiensi penggunaan air irigasi suatu areal tanaman diperlukan

perencanaan menyangkut perhitungan input (air irigasi dan curah hujan) dan

perhitungan out put seperti besarnya evapotranspirasi dan perkolasi (Yayuk,

2009). Menurut Pratowijoto (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi

pemakaian air adalah pemberian air yang berlebihan, kesalahan dalam pembacaan

debit, luas areal teralu besar dan kehilangan air diperjalanan untuk bukan irigasi.

Untuk menjamin kebutuhan air irigasi bagi pertanaman padi di Desa

Savana Jaya Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru, telah tersedia fasilitas Irigasi

berupa Bendung Way Bini dengan sumber air dari sungai Way Bini. Permasalah

yang di hadapi di Daerah Irigasi Way Bini adalah terjadi pemborosan dimana

pembagian air tidak merata, ada kelompok petani yang mendapat jatah pembagian

air cukup ada pula yang tidak cukup. Supaya pembagian air bisa merata dan

efisien maka perlu diatur pembagian air yang tepat, disamping itu kebiasaan

petani dalam bercocok tanam padi 2.5 kali dalam satu tahun sudah baik atau

belum. Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian tentang efisiensi pemakaian air

pada jaringan tersier.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Air

Sebelum memahami lebih dalam tentang air, tentu dibutuhkan pemahaman

tentang air itu sendiri. Di atas mungkin sudah dijelaskan secara singkat tentang

definisi air secara umum. Air sendiri mengandung banyak arti, baik secara umum

maupun secara istilah yang dikemukakan oleh para ahli.

Salah satu penjabaran definisi air secara ilmiah yang sudah disebutkan di

atas yakni sebuah senyawa kimia hasil ikatan antara unsur oksigen dan hidrogen

yang kemudian membentuk senyawa air. Senyawa inilah yang paling banyak

ditemukan di bumi, yakni mencapai 71%. Lapisan air yang menyelimuti bumi

sering disebut dengan hidrosfer.

Penjelasan ilmiah lain tentang pengertian air menyebutkan jika air adalah

sebuah zat pelarut. Ya, air merupakan sebuah zat pelarut yang memiliki fungsi

penting dalam kehidupan makhluk hidup. Hal tersebut karena sifat kimia air yang

bersifat melarutkan sehingga berperan penting dalam proses metabolisme

makhluk hidup.

Secara sederhana, air juga bisa diartikan sebagai sebuah sumber kehidupan

dan tanda kehidupan. Sumber kehidupan karena setiap makhluk yang hidup di

muka bumi ini memerlukan air untuk bisa bertahan hidup.

3
Dilain sisi, air juga diartikan sebagai tanda kehidupan. Hal tersebut tidak

lain karena di dalam tubuh manusia sebagian besar tersusun dari air, sehingga

ketika tidak ada air maka tidak akan ada kehidupan pada manusia. Dengan begitu,

bisa ditarik satu kesimpulan bahwa secara garis besar air merupakan senyawa

yang memiliki peran penting dalam mendukung segala sisi kehidupan bagi

makhluk hidup yang ada di permukaan bumi ini.

2.2 Irigasi

Irigasi adalah pemberian air pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan air

bagi pertumbuhannya. (Basri, 1987)

Irigasi merupakan kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk

memenuhi kepentingan pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari air

permukaan dan tanah. (Karta Saputro, 1994)

Irigasi adalah sejumlah air yang pada umumnya diambil dari sungai atau

bendung yang dialirkan melalui system jaringan irigasi untuk menjaga

keseimbangan jumlah air didalam tanah. (Suharjono, 1994).

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 23/1982 Ps. 1, pengertian irigasi,

bangunan irigasi, dan petak irigasi telah dibakukan yaitu sebagai berikut :

1. Irigasi adalah usaha penyediaan dan penyediaan dan pengaturan airuntuk

menunjang pertanian.

4
2. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu

kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari

penyediaan, pengambilan, pembagian pemberian dan penggunaannya.

3. Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu

jaringan irigasi.

4. Petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi. Dari butir-

butir pengertian tentang irigasi dan jaringan irigasi tersebut di atas

kemudian dapat disusun rumusan pengertian irigasi sebagai berikut: Irigasi

merupakan bentuk kegiatan penyediaan, pengambilan, pembagian,

pemberian dan penggunaan air untuk pertanian dengan menggunakan satu

kesatuan saluran dan bangunan berupa jaringan irigasi.

2.3 Maksut dan Tujuan Irigasi

Maksud irigasi adalah suatu sistem pemberian air ketanah-tanah pertanian

guna mencukupi kebutuhan tanaman agar tanaman tersebut tumbuh dengan baik.

Adapun tujuan dari irigasi antara lain :

a. Membasahi tanaman

Membasahi tanah dengan menggunakan air irigasi bertujuan memenuhi

kekurangan air didaerah pertanian pada saat air hujan kurang atau tidak

ada. Hal ini penting sekali karena kekuranggan air yang di perlukan untuk

tumbuh dapat mempengaruhi hasil panen tanaman tersebut.

b. Merabuk

5
Merabuk adalah pemberian air yang tujuannya selain membasahi juga

member zat-zat yang berguna bagi tanaman itu sendiri

c. Mengatur suhu

Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada suhu yang tidak terlalu tinggi

daan tidak terlalu rendah, sesuai dengan jenis tanamannya.

d. Membersihkan tanah / memberantas hama

Makhsud irigasi juga pertujuan untuk membasmi hama-hama yang berada

dan bersarang dalam tanah dan membahayakan bagi tanaman sehingga

pada musim kemarau sebaiknya sawah diberikan air agar sifat garamnya

hilang.

e. Kolmatase

Kolmotase adalah pengairan dengan maksud memperbaiki / meninggikan

permukaan tanah.

f. Menambah persediasan air tanah

Tujuan bermaksud menambah persediaan air tanah untuk keperluan

sehari-hari. Biasanya dilakukan dengan cara menahan air disuatu tempat,

sehingga memberikan kesempatan pada air tersebut untuk meresap

kedalam tanah yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh yang memerlukan.

2.4 Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman

dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan

kontribusi air tanah (Sosrodarsono dan Takeda, 2003).

6
Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor berikut :

a. Penyiapan lahan

b. Penggunaan konsumtif

c. Perkolasi dan rembesan

d. Pergantian lapisan air

e. Curah hujan efektif

C. Efesiensi Irigasi

Dalam praktek irigasi sering terjadi kehilangan air yaitu sejumlah air yang

diambil untuk keperluan irigasi tetapi pada kenyataannya bukan digunakan oleh

tanaman. Kehilangan air tersebut dapat berupa penguapan di saluran irigasi,

perkolasi dari saluran. menurut buku yang diterbitkan oleh DPU (Departemen

Pekerjaan Umum).

Efisiensi penyaluran (Conveyance efficiency) adalah efisiensi di saluran

utama yakni primer dan sekunder dari bendung sampai ke sadap tersier, dan dapat

dihitung dengan rumus :

Dimana :

Ec = Efisiensi penyaluran

Wf = jumlah air yang di salurkan

Wr = jumlah air yang diambil dari sungai

7
Tergantung pada panjang saluran primer dan sekunder, efisiensi

penyaluran dapat dipecah ke dalam (a) efisiensi penyaluran di saluran primer

E(cp) dan (b) efisiensi penyaluran di saluran sekunder E(cs).

Untuk mendapatkan gambaran efisiensi irigasi secara menyeluruh,

diperlukan gambaran menyeluruh dari suatu jaringan irigasi dan drainase mulai

dari bendung, saluran primer, sekunder, tersier.

Efisiensi penyaluran di beberapa daerah irigasi di banyak Negara telah

sering dikaji dan nampaknya merupakan suatu fungsi dari :

a. luas areal daerah irigasi,

b. metode pemberian air (kontinyu atau rotasi) dan

c. luasan dari unit rotasi.

Apabila air diberikan secara kontinyu dengan debit kurang lebih konstan

maka tidak akan terjadi masalah pengorganisasian. Kehilangan air hanya

terjadi karena rembesan dan evaporasi. Kehilangan air di saluran dapat diukur

dengan beberapa metode. Salah satu metode adalah inflow-outflow atau teknik

keseimbangan air pada suatu ruas saluran. Hal ini dapat dilakukan dengan

mengukur debit inflow pada hulu saluran dan debit outflow pada hilr saluran.

Kehilangan air dinyatakan dengan persamaan :

= debit di hulu – debit di hilir x 100 % / debit di hulu

Efisiensi penyaluran dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni :

a. Kehilangan rembesan,

b. Ukuran grup inlet yang menerima air irigasi lewat satu inlet pada

sistem petak tersier, dan

8
c. Lama pemberian air dalam grup inlet. Untuk mendapatkan efisiensi

penyaluran yang wajar, jaringan tersier harus dirancang dengan baik,

dan mudah dioperasikan oleh petani.

Manfaat pengukuran efisiensi pada jaringan irigasi adalah :

a. Untuk menghasilkan penggunaan air irigasi yang efisien di tingkat petani

yang disesuaikan dengan kebutuhan air tanaman.

b. Untuk penelitian terapan dalam evaluasi tingkat efisiensi penggunaan air

irigasi permukaan, misalnya rembesan/bocoran di saluran, debit yang

diperlukan, panjang alur (furrow) dan sebagainya.

c. Untuk keperluan iuran pelayanan air irigasi diperlukan alat ukur untuk

menetapkan jumlah air yang telah digunakan dan besarnya iuran air yang

harus dibayar oleh pemakai air tersebut.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pengertian tentang irigasi dan jaringan irigasi tersebut di atas

kemudian dapat disusun rumusan pengertian irigasi sebagai berikut: Irigasi

merupakan bentuk kegiatan penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan

penggunaan air untuk pertanian dengan menggunakan satu kesatuan saluran dan

bangunan berupa jaringan irigasi.

Adapun tujuan dari irigasi antara lain :

a) Membasahi Tanaman

b) Merabuk

c) Mengatur suhu Tanaman

d) Membersihkan tanah / memberantas

e) Kolmatase

f) Menambah persediasan air

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan

jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan

berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari

itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam

kesimpulan di atas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Undang - Undang Sumber Daya Air No.7 Tahun 2004 “Tentang Pengelolaan

Sumber Daya Air”.

Suyono Sasrodarsono, Takeda Kensaku (2003), Hidrologi untuk Pengairan,

Pradnya Paramita, Jakarta.

Soewarno (1991). ”Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai. ”,

PT Nova, Bandung.

11

Anda mungkin juga menyukai