Kepuasan kerja yang dirasa oleh medical Stres merupakan suatu kondisi internal
representatif tidak terlepas dari suatu keadaan yang terjadi dengan ditandai gangguan fisik,
yang mengikuti seorang individu, salah lingkungan, dan situasi sosial yang berpotensi
satunya yaitu stress. Sullivan & Bhagat (1992) pada kondisi yang tidak baik. Pendapat
menyebutkan bahwa banyak penelitian tersebut diungkapkan oleh Morgan & King,
mengenai pengaruh stres kerja terhadap (1986: 321) yang lebih jelasnya sebagai
kepuasan kerja dalam suatu organisasi. Hasil berikut:
penelitian Alberto (1995), Praptini (2000) “…as an internal state which can be caused
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang by physical demands on the body (disease
mempengaruhi kepuasan kerja salah satunya conditions, exercise, extremes of temperature,
adalah stres kerja. and the like) or by environmental and social
Lebih lanjut penyebab stress dapat dibagi situations which are evaluated as potentially
menjadi dua, yaitu internal dan eksternal, di harmful, uncontrollable, or exceeding our
mana salah satu penyebab stress yang berasal resources for coping”
dari eksternal yaitu beban kerja yang dirasakan Ada beberapa definisi yang dikemukakan
individu sebagaimana diungkapkan oleh oleh para ahli tentang kepuasan kerja
Cooper (dalam Rice, 1999). Beban kerja itu diantaranya Wagner III & Hollenbeck (1995),
sendiri misalnya target yang telah ditetapkan mengutip ungkapan yang diberikan oleh Locke,
perusahaan merupakan suatu beban kerja yang menjelaskan kepuasan kerja adalah
yang harus ditanggung oleh para medical suatu perasaan menyenangkan yang datang
representative. Beban kerja yang dirasa cukup dari persepsi seseorang mengenai
berat dapat berpengaruh pada kondisi fisik dan pekerjaannya atau yang lebih penting yaitu nilai
Motivasi Usaha
Nova Ernita Wati Bain
20170102372
Tugas Pert.13
kerja, untuk lebih jelasnya sebagai berikut : tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat
”a pleasurable feeling that results from the merusak). Lebih lanjut Eustress dapat
perception that one's job fulfills or allows for the memunculkan suatu kondisi kepuasan dalam
fulfillment of one's important job values”. pekerjaannya. Sebagaimana diungkapkan
oleh Nilvia (2002) bahwa Kepuasan kerja
karyawan merupakan salah satu aspek penting
Kerangka Berpikir yang perlu diperhatikan dalam usaha
peningkatan kemampuan sumber daya
Dalam suatu kesempatan Smith (1981)
manusia suatu organisasi, karena dengan
mengemukakan bahwa konsep stres kerja
kepuasan kerja yang dirasakan maka seorang
dapat ditinjau dari beberapa sudut yaitu:
karyawan mampu bekerja secara optimal.
pertama, stres kerja merupakan hasil dari
keadaan tempat kerja. Kedua, stres kerja Sullivan & Bhagat (1992) menyebutkan
merupakan hasil dari dua faktor organisasi bahwa banyak penelitian mengenai pengaruh
yaitu keterlibatan dalam tugas dan dukungan stres kerja terhadap kepuasan kerja dalam
organisasi. Ketiga, stres karena ”work load” suatu organisasi. Hasil penelitian Lee (dalam
atau beban kerja. Keempat, akibat dari waktu Google.com, 2008) menunjukkan bahwa
kerja yang berlebihan. Dan kelima, faktor faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
tanggung jawab kerja. Kahn dan Quin (dalam kerja salah satunya adalah stres kerja.
Ivanceviech et al, 1982) menambahkan bahwa Selanjutnya penelitian Alberto (1995),
stres kerja merupakan faktor-faktor lingkungan mengungkapkan bahwa stress kerja
kerja yang negatif, salah satunya yaitu beban berpengaruh terhadap kepuasan kerja staf
kerja yang berlebihan dalam pekerjaan. Hal audit. Penelitian yang senada juga ditemukan
senada juga diungkapkan oleh Keenan dan oleh Praptini (2000) yang menunjukkan bahwa
Newton (1984) yang menyebutkan bahwa stress berpengaruh terhadap kepuasan kerja
stress kerja merupakan perwujudan dari yang dirasakan oleh tenaga edukatif tetap
kekaburan peran dan beban kerja yang Universitas Airlangga.
berlebihan.
Namun hasil penelitian Lut (2008)
Hasil penelitian Kuan (1994), Bat (1995), menunjukkan bahwa pengaruh stres kerja
Aun (1998) dan Yahya (1998) membuktikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT
bahwa beban kerja yang berlebih berpengaruh SHARP Electronics Indonesia adalah stres
pada stres kerja. Selanjutnya, penelitian kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan
Widjaja (2006) menemukan bahwa beban terhadap kepuasan kerja karyawan. Karena
pekerjaan yang terialu sulit untuk dikerjakan dengan stres, seseorang semakin terpacu
dan teknologi yang tidak menunjang untuk untuk mengerahkan segala kemampuan dan
melaksanakan pekerjaan dengan baik sering sumberdaya-sumberdaya yang dimilikinya
menjadi sumber stres bagi karyawan. agar dapat memenuhi persyaratan dan
kebutuhan kerja.
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan
jenis stres menjadi dua, yaitu: Eustress, yaitu Berdasarkan kerangka berpikir diatas
hasil dari respon terhadap stres yang bersifat maka dapat dibuat suatu model sebagai
sehat, positif, dan konstruktif (bersifat kerangka pemikiran teoritis untuk menjawab
membangun), dan yang ke dua Distress, yaitu masalah penelitian sebagai berikut:
hasil dari respon terhadap stres yang bersifat
Motivasi Usaha
Nova Ernita Wati Bain
20170102372
Tugas Pert.13
menunjukkan bahwa tidak ada masalah Hasil tersebut lebih diperjelas dengan nilai
heteroskidastisitas yang mengindikasikan F hitung sebesar 2,391 dengan signifikansi
varians konstan yang menghasilkan model 0,130. Dan dari perhitungan uji t diperoleh nilai
estimator yang tidak bias. Maka dapat sebesar 1.546 dengan signifikansi sebesar
dikatakan model regresi memenuhi syarat 0.130. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
untuk memprediksi stres. stres kerja terhadap kepuasan kerja tidak
signifikan. Hasil penelitian ini berarti menolak
Dari hasil pengujian hipotesis dengan
Hipotesis 2 yaitu : stres kerja berpengaruh
menggunakan tekhnik analisis regresi
secara signifikan terhadap kepuasan kerja.
diperoleh hasil uji hipotesis menunjukkan nilai
Adjusted R2 sebesar -,025 ini menunjukkan
bahwa pengaruh beban kerja terhadap stres Diskusi
kerja sebesar 2,5 %. Dengan pengaruh yang
sangat kecil tersebut, dapat diartikan bahwa Hasil penelitian ini bertentangan dengan
tidak ada bentuk pengaruh beban kerja hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
terhadap stres kerja, yang berarti semakin menyatakan bahwa beban kerja
tinggi beban kerja, stres kerja yang dirasakan mempengaruhi stres yang dirasakan seorang
dapat tinggi ataupun rendah. Begitupun juga karyawan. Hasil penelitian tersebut antara lain :
sebaliknya semakin kecil beban kerja yang Kuan (1994), Bat (1995), Aun (1998) dan
ditanggung, stres kerja yang dirasakan dapat Yahya (1998) membuktikan bahwa beban kerja
tinggi ataupun rendah.. Selain itu diketahui yang berlebih berpengaruh pada stres kerja.
hasil nilai F hitung sebesar 0.000 dengan Selanjutnya, penelitian Widjaja (2006)
tingkat signifikansi 0.993, dan nilai t hitung - menemukan bahwa beban pekerjaan yang
0.009 dengan sigifkansi 0.993. Hal ini terialu sulit untuk dikerjakan dan teknologi yang
menunjukan bahwa beban kerja tidak tidak menunjang untuk melaksanakan
berpengaruh secara signifikan terhadap stress pekerjaan dengan baik sering menjadi sumber
kerja. Hasil penelitian berarti menolak hipotesis stres bagi karyawan.
1 penelitian, yaitu beban kerja berpengaruh Namun pada kenyataanya beban tidak
secara signifikan terhadap strees kerja. selalu menjadi sumber penyebab stress yang
Dari hasil pengujian hipotesis dengan dirasakan medical represntatif, terdapat faktor-
menggunakan tekhnik analisis regresi faktor lain yang dapat mempengaruhi stres
diperoleh: Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai kerja medical representatif . dimana faktor
Adjusted R2 sebesar 0,033 ini menunjukkan yang mempengaruhi stres kerja itu sendiri
stres kerja berpengaruh terhadap kepuasan sangat banyak sekali dan juga tergantung dari
kerja sebesar 3,3 %, Dengan pengaruh yang persepsi individu dalam menghadapi suatu
juga sangat kecil, dapat diartikan bahwa tidak masalah. Terkadang ada individu yang saat
ada bentuk pengaruh stres kerja terhadap menghadapi beban kerja yang berat menjadi
kepuasan kerja, yang berarti semakin tinggi merasa tertantang untuk dapat
stres kerja, kepuasan kerja yang dirasakan menyelesaikannya sehingga akan lebih rajin
dapat tinggi ataupun rendah. Begitupun juga dan giat dalam mencapai target yang telah
sebaliknya semakin kecil stres kerja, kepuasan dibebankan. Sehingga individu yang demikian
kerja yang dirasakan dapat tinggi ataupun tidak merasakan stres dalam pekerjaannya
rendah. tetapi merasa lebih bersemangat untuk bekerja
memenuhi target.
Motivasi Usaha
Nova Ernita Wati Bain
20170102372
Tugas Pert.13
Hal itu sejalan dengan yang diungkapkan semakin kecil stres kerja, kepuasan kerja yang
Selye (dlm Brief et al,1981) bahwa stres kerja dirasakan dapat tinggi ataupun rendah.
adalah konsep yang terus bertambah. Ini
Hasil dari penelitian ini mendukung
terjadi akibat adanya permintaan yang
penelitian yang dilakukan oleh Lut (2008) yang
bertambah, maka semakin bertambah pula
menunjukkan bahwa pengaruh stres kerja
munculnya potensi kerja yang disebakan oleh
terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT
banyak hal.
SHARP Electronics Indonesia tidak memiliki
Stres kerja itu bisa diakibatkan karena pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
pengaruh gaji atau salary yang diterima kerja karyawan. Karena dengan stres,
karyawan, seperti yang dikemukakan oleh seseorang semakin terpacu untuk
Cooper & Payne (dlm Robins, 2001). apalagi mengerahkan segala kemampuan dan
pada saat sekarang ini perekonomian menjadi sumberdaya-sumberdaya yang dimilikinya
sangat sulit sehingga seseorang banyak yang agar dapat memenuhi persyaratan dan
mengalami stres karena kesulitan untuk kebutuhan kerja.
mencukupi kebutuhan hidup. Hasil uji hipotesis
Sejalan dengan penelitian diatas, McGee,
menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar -,025
Goodson & Cashman (1984) mendapati bahwa
ini menunjukkan bahwa pengaruh beban kerja
beberapa faktor yang menyebabkan pegawai
terhadap stres kerja sebesar 2,5 %. Dengan
mengalami stres kerja tetapi masih merasa
pengaruh yang sangat kecil tersebut, dapat
puas terhadap pekerjaannya. Hal ini
diartikan bahwa tidak ada bentuk pengaruh
diantaranya disebabkan oleh tugas yang
beban kerja terhadap stres kerja, yang berarti
mereka kerjakan penuh dengan tantangan dan
semakin tinggi beban kerja, stres kerja yang
menyenagkan hati mereka. Selain itu terjadi
dirasakan dapat tinggi ataupun rendah.
komomunikasi yang efektif di antara para
Begitupun juga sebaliknya semakin kecil
anggota dalam organisasi tersebut.
beban kerja yang ditanggung, stres kerja yang
dirasakan dapat tinggi ataupun rendah Selain dari penelitian Lut, beberapa
pendapat juga menyatakan bahwa terdapat
Begitu juga dengan hasil penelitian stres
banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja tidak berpengaruh secara signifikan
kerja karyawan yaitu insentif dan gaji yang
terhadap kepuasan. Jadi stres kerja tidak
diterima (Parwanto & Wahyudin, 2008).
secara otomatis mempengaruhi kepuasan
Pendapat yang lain juga diungkapkan oleh
kerja Medical representatif di kota Kudus.
Soewondo (1992) dimana faktor yang
Artinya stres kerja bukan sebagai prediktor
mempengaruhi kepuasan kerja itu antara lain
terhadap munculnya variabel kepuasan kerja.
hubungan personal, tempat kerja, dan karir
Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai Adjusted
yang tidak jelas.
R2 sebesar 0,033 ini menunjukkan stres kerja
berpengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar
3,3 %, Dengan pengaruh yang juga sangat Simpulan dan Saran
kecil, dapat diartikan bahwa tidak ada bentuk
Simpulan
pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja,
yang berarti semakin tinggi stres kerja, Berdasarkan dari penelitian yang telah
kepuasan kerja yang dirasakan dapat tinggi dilakukan didapatkan hasil bahwa stres kerja
ataupun rendah. Begitupun juga sebaliknya tidak secara signifikan mempengaruhi
Motivasi Usaha
Nova Ernita Wati Bain
20170102372
Tugas Pert.13
Saran