Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGATAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah
makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“SUPERVISI DALAM MANAJEMEN KESEHATAN”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat
kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Tangerang, 12 Juli 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen serta
keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam
manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan
kemampuan manajemen dari Perawat profesional. Oleh karena itu sebagai seorang
manajer keperawatan atau sebagai Perawat profesional diharapkan mempunyai
kemampuan dalam supervisi dan evaluasi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segalam kegiatan yang
telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara
langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai
hambatan/permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan
dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang
mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan
pemecahannya.
Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan
keperawatan tanpa melakukan supervisi, karena masalah –masalah yang terjadi di
unit keperawatan tidak seluruhnya dapat diketahui oleh manajer keperawatan
melalui informasi yang diberikan oleh staf keperawatan yang mungkin sangat
terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


Melihat dari latar belakang tersebut, masalah yang dapat penulis rumuskan antara
lain:
1. Apa Pengertian dari SUPERVISI?
2. Apa saja Tujuan dari SUPERVISI?
3. Manfaat dari SUPERVISI ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam rangka penyusunan makalah ini antara lain :
1. Dapat memahami pengertian dari SUPERVISI.
2. Dapat mengetahui tujuan dari SUPERVISI.
3. Mengetahui siapa saja sasaran dari SUPERVISI.
4. Dapat mengerti Strategi yang digunakan dalam kegiatan SUPERVISI
5. Dapat mengetahui manajemen dari SUPERVISI.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Supervisi


Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam
bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk
perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan.
Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.
Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau
pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.
Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber
yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan,
membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki,
mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan
sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat
bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi
dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan
pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat
dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-
usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan
sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif.
Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman.
Ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantara para
tenaga keperawatan dan tenaga lainnya. Juga meliputi jumlah persediaan dan
kelayakan peralatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Lingkungan yang
sehat bila dapat memberikan rasa bebas dan keinginan untuk bekerja lebih baik.
Supervisor juga mengusahakan semangat kebersamaan dengan lebih
menekankan “kita” daripada “saya”.
Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam mengambil
keputusan melalui pengamalan dalam tugas untuk menemukan metoda yang
lebih baik guna melaksankan pendelegasian tugas dalam kelompok kerja, tentu
memerlukan dukungan dari anggota kelompok. Walaupun supervisor
memperhatikan kondisi dan hasil kerja, tetapi perhatian utama ialah manusianya,
untuk itu harus mengenal tiap individu dan mampu merangsang agar tiap
pelaksana mau meningkatkan diri. Salah satu tujuan utama dari supervisi adalah
orientasi, latihan dan bimbingan individu, berdasarkan kebutuhan individu dan
mengarah pada pemanfaatan kemampuan dan pengembangan ketrampilan yang
baru.
Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor membuat suatu keputusan tentang suatu
pekerjaan yang akan dilaksanakan, kemudian siapa yang akan melaksanakan.
Untuk itu supervisor perlu memberikan penjelasan dalam bentuk arahan kepada
para pelaksana.

2.2. Tujuan supervise


Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya
meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan
perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi
adalah :
1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan.
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan.

2.3. Fungsi supervise


1. Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan
mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut
pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang standar asuhan yang
telah disepakati.
2. Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki factor-
factor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan
keperawatan.
3. Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan,
menstimuli, dan mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
4. Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support
(supporting) dan mangajak untuk diikutsertakan (sharing).

2.4 Fungsi Supervisi


Fungsi-fungsi supervisi pendidikan yang sanggat penting diketahui oleh para
pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut:
1. Dalam bidang kepemimpinan.
a. menyusun rencana dan policy bersama
b. mengikut sertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai)
dalam berbagai kegiatan
c. memberikan bantuan dalam kelompok dalam menghadapi dan
memecahkan persoalan-persoalan
d. membangkitkan dan memupuk semangant kelompok atau memupuk
moral yang tinggi kepada anggota dalam kelompok
e. mengikut sertakan semua anggota dalam menetapkan putusan-putusan
f. membagi-bagi dan medelegasikan wewenan dan tanggung jawab
kepada kelompok sesuai dengan fungsi dan kecakapan masing-masing
g. mempertinggi daya kriatif kepada anggota kelompok
h. menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota kelompok
sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan
bersama
2. Dalam hubungan manusia
a. Memaafkan kekeliran atau kesalah-kesalahan yang dialami atau
dijadikan pelajaran demi perbaikannya, bagi diri sendiri maupun
anggota lainya
b. Membatu megatasi kesulitan ataupun kekuranganyang dihadapi anggota
kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak
acuh, pesimistis, dsb.
c. Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap demokratis.
d. Memupuk rasa saling menghormati diantara sesame anggota kelompok
dan sesama manusia.
e. Menghilangkan rasa curiga-mencurigai antara anggota kelompok.
3. Dalam pembinaan proses kelompok.
a. Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok baik kelemahan
maupun kemampuan masing-masing.
b. Menimbulkan dan memelihara sikap percayaan-mempercayai antara
sesame anggota maupun anggota dan pimpina.
c. Memupuk sikap dan kesediaantolong menolong.
d. Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.
e. Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan tau persilisihan
pendapat anggota kelompok.
f. Menguasai tehnik-tehnik pemimpin rapat dan pertemua-pertemuan
lainya.
4. Dalam bidang administrasi personel
a. Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang
diperlukan untuk suatu keperluan.
b. Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan
kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c. Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan
daya kerja serta hasil maksimal.
5. Dalam bidang evaluasi
a. Menguasai dan memeahami tujuan pendidikan secara khusus dan
teperinci.
b. Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan
digunakan sebagai kriteria pengukuran.
c. Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga
mendapat gambaran tentang kemungkinan-kemunkinan untuk
mengadakan perbaikan-perbaikan.
Jika fungsi-fungsi supervisi itu benar-benar dikuasai dan dijalankan dengan
sebaik-sebaik oleh setiap pemimpin pendidikan termasuk kepalah sekolah
terhadap anggotanya, maka kelancara jalanya sekolah atau lembaga dalam
mencapai tujuan pendidikan akan lebih terjamin.

2. Kompetensi Supervisi
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti
oleh staf dan pelaksana keperawatan.
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan
pelaskanaan keperawatan
4. Proses kelompok (dinamika kelompok)
5. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksanaan keperawatan
6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.

3. Prinsip Supervisi
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
1. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
2. Kegiatan yang direncanakan secara matang
3. Bersifat edukatif, supporting dan informal
4. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
5. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf dan
pelaksana keperawatan.
6. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
7. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan
masing-masing
8. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan
kebutuhan.
9. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan.

4. Cara Supervisi
1. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada
supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar
pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara
memberikan pengarahan yang efektif adalah :
 Pengarahan harus lengkap
 Mudah dipahami
 Menggunakan kata-kata yang tepat
 Berbicara dengan jelas dan lambat
 Berikan arahan yang logis
 Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
 Pastikan bahwa arahan dipahami
 Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor
tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

5. Teknik-Teknik Supervisi
Supervisor dalam meningkatkan program sekolah dapat menggunakan berbagai
teknik atau metode supervisi pendidikan. Pada hakikatnya, terdapat banyak
teknik dalam menyelenggarakan program supervisi pendidikan. Dari sejumlah
teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari banyaknya guru
dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yakni teknik individual dan
teknik kelompok. Berikut uraiannya:
1. Teknik Individual (Individual Technique)
Teknik individual ialah bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh petugas
supervise, baik terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam hal ini
yang disupervisi mungkin juaga perseorangan, tapi mungkin juga bukan
hanya seorang. Maksudnya adalah memberikan bantuan perseorangan atau
individu. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
A. Kelas (classroom visitation)
Kunjungan kelas bisa dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas atau
pembina lainnya. Dengan cara masuk atau mengunjungi kelas-kelas
tertentu untuk melihat guru yang sedang mengelola proses pembelajaran.
Dalam hal ini kunjunagn kelas dimaksudkan untuk melihat dari dekat
situasi dan suasana kelas secara keseluruhan. Apabila dari
kunjungantersebut dijumpai hal-hal yang baik atua kurang pada
tempatnya, maka pengawas atau kepala sekolah dapat mengundang guru
atau siswa diajak berdiskusi menggali lebih dalam tentang kejadian
tersebut. Yang penting untuk diingat adalah bahwa dengan kunjungan
kelas seperti ini sebaiknya deperoleh hasil dalam bentuk bantuan atau
pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan
kata lain sebaiknya terjadi diskusi yang akrab dan dialog yang hangat
antara supervisor dengan guru atau siswa sehingga diperoleh kesepakatan
yang harmonis.
B. Observasi kelas ( classroom observation)
Observasi kelas adalah kunjungan yang dialakukan supervisor kesebuah
kelas denagn maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yang
sedang berlangsung di kelas yang bersangkutan.[6]
1. Tujuannya:
a. Memperoleh data yang seobjektif mungkin sehingga bahan yang
diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-
kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memprbaiaki hal
belajar-mengajar.
b. Bagi guru sendiri data yang dianalisis akan dapat membantu
untuk mengubah kearah yang lebih baik.
c. Bagi murid-murid sudah tentu akan dapat menimbulkan
pengaruh pasotif terhadap kemajuan belajar mereka.
2. Aspek-aspek yang diobservasi:
a. Usaha dan aktifitas guru-siswa dalam proses pembelajaran.
b. Usaha dan kegiatan guru-siswa dalam hubungan penggunaan
bahan dan alat/media pembelajaran.
c. Usaha dan kegiatan guru-siswa dalam memperoleh pengalaman
belajar.
d. Lingkungan sosial, fisik sekolah, baik di dalam maupun di luar
kelas dan faktor-faktor penunjang lainnya.
C. Wawancara perseorangan )Individual interview(
Dilakukan apabila supervisor berpendapat bahwa dia menghendaki
adanya jawaban dari individu tertentu. Hal ini dapat dilakukan, pertama
apabila ada masalah khusus pada individu guru yang penyelesainnya
tidak boleh didengar oleh orang lain. Kedua, apabila supervisor ingin
mengecek kebenaran data yang sudah dikumpulkan dari orang lain.
Dalam hal ini teknik perseorangan adalah hal yang tepat agar orang yang
diwawancarai tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain.
D. Wawancara kelompok (group interview)
Segala sesuatu biasanya mengandung kelebihan dan kekurangan, seperti
pada wawancara perseorangan memiliki banyak keuntungan karena apa
yang diperoleh supervisi adalah pendapat murni pribadi yang
diwawancarai. Namun dibalik itu ada saja individu, terutama yang kurang
mempunyai kepercayaan diri, akan lebih tepat digali pendapatnya apabila
ada pendamping. Mungkin sekali pada waktu dia sendirian, merasa
kurang berani mengemukakan pendapat, tetapi ketika ada orang lain, dia
menjadi nyerocos dalam mengemukakan pendapat. Sebagai alasan utama
adalah bahwa ketika orang beramai-ramai mengemukakan pendapat, dia
berharap pewawancara tidak terlalu ingat siapa yang berkata seperti apa
yang dia katakana.
Teknik wawancara ini biasa dikenal dengan round table (meja bundar).
Dikatakan demikian karena round table menghendaki adanya
persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu situasi dan peraturan duduk dalam
diskusi hendaknya memang dalam posisi lingkaran yang bundar, dimana
masing-masing anggota kelompok memiliki kedudukan dan hak yang
sama. Demikian juga pewawancara hendaknya duduk juga dalam
lingkaran, berada dalam anggota kelompok yang lain.

2. Teknik Kelompok

Teknik kelompok adalah teknik yang digunakan bersama-sama oleh


supervisor dengan sejumlah guru dalam suatu kelompok. Beberapa
orang yang diduga memiliki masalah dikelompokkan secara bersama
kemudian diberi pelayanan supervise sesuai dengan permaslahan
yang mereka hadapi. Banyak bentuk-bentuk dalam teknik yang
bersifat kelompok ini, namun di antaranya yang lebih umum adalah
sebagai berikut:
a. Pertemuan Orientasi Sekolah bagi Guru Baru (Orientation Meeting
for New Teacher)
Yakni pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru
untuk memasuki suasana kerja yang baru. Beberapa hal yang
disajikan adalah:
1. Sistem kerja sekolah tersebut.
2. Proses dan mekanisme administrasi organisasi sekolah
b. Rapat Guru
Rapat ini diadakan untuk membahas masalah-masalah yang terjadi
pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Yang bertujuan
untuk:
1. Menyatukan pandangan-pandangan dan pendapat guru tentang
konsep umum maupun metode metodeuntuk mencapai tujuan
pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama.
2. Mendorong guru untuk melaksanakan tugasnya dan
mendorong kemajuan mereka.
c. Lokakarya (Workshop)
Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang
terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan
problema yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara
kelompok maupun bersifat perseorangan.
Ciri-ciri workshop pendidikan meliputi:
1. Masalah yang dibahas bersifat “life centered” dan muncul dari
peserta sendiri.
2. Cara pemecahan masalahnya dengan metode pemecahan
“musyawarah dan penyelidikan”.
d. Diskusi Panel
Adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan di hadapan sejumlah
partisipan atau pendengar untuk memecahkan suatu problema dan
para panelis terdiri dari orang-orang yang dianggap ahli dalam
lapangan yang didiskusikan.[10]
 Tujuannya:
1. Untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar memperoleh
lebih banyak pengetahuan mengenai maslah yang dihadapi dari
berbagai sudut pandang.
2. Untuk menstimulir para partisipan agar mengarahkan perhatian
terhadap masalah yang dibahas melalui dimanika kelompok sebagai
hasil interaksi dari para panelis.
3. Symposium
Adalah suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu pokok
masalah untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang mengenai
suatu masalah.
Tujuaanya adalah untuk mengumpulkan dan membandingkan
beberapa sudut pandang yang berbeda-beda tentang suatu problema.
4. Penataran-penataran (in-service training)
Teknik ini dapat dilakukan disekolah sendiri dengan mengundang
narasumber, tetapi dapat diselenggarakan bersama antar beberapa
sekolah, jika diinginkan biaya yang lebih irit. Teknik supervisi
kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak
dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu,
penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang
administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-penataran
tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah,
maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan
membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil
penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.
5. Seminar
Seminar adalah suatu bentuk mengajar belajar kelompok dimana
sejumlah kecil orang melakukan pendalaman atau penyelidikan
tersendiri bersama-sama terhadap pelbagai masalah dengan
dibimbing secara cermat oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu
tertentu. Cara yang baik dalam mengikuti seminar adalah apabila
dilakukan dengan sungguh-sungguh, serius dan cermat mengikuti
presentasi dan acara Tanya jawab
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Supervisi keperawatn diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit. Supervisi modern bukan mencari kesalahan dan
menghukum, tetapi memberi pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan secara efektif dan efisien.
Supervisor perlu membuat rencana supervisi dengan dilengkapi oleh standar
acuan agar hasil supervisi dapat dianalisa untuk tindak lanjut perbaikan atau
pemeliharaan perilaku staf keperawatan. Oleh karena itu melalui supervisi
dapat tercapai motivasi kerja, kreatifitas, ketrampilan dan pengetahuan perawat
yang akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.
3.2. Saran
Daftar Pustaka

Evant, Wisnu. 2015. Supervisi dalam Manajemen Keperawatan. Diunduh pada 12


Juni 2019
https://www.academia.edu/27573637/MAKALAH_SUPERVISI_DALAM_MENEJE
MEN_KEPERAWATAN

http://chiwankraja.blogspot.com/2016/02/konsep-supervisi.html

Anda mungkin juga menyukai