Anda di halaman 1dari 6

Hakekat dan Lingkup IKD

Alam lingkungan hidup membutuhkan perhatian, upaya pemeliharaan, dan perlindungan


dari masyarakat di manapun baik di negara maju maupun di negara berkembang dan negara
tergolong miskin, Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat di tiap
negara haruslah menjamin kelestarian alam lingkungan. Pembangunan bukanlah kegiatan
berjangka tertentu saja atau sepanjang daya dukung lingkungannya tetapi harus berkelestarian.
Pembangunan harus selaras dengan penjaminan kelestarian daya dukung lingkungan di manapun
di muka bumi ini secara proporsional. Namun demikian bukan berarti negara yang tidak
memiliki hutan, negara yang wilayah daratannya didominasi oleh gurun/ padang tandus, dan
sebagain negara-negara di belahan bmi utara misalnya tidak peduli dengan permasalahan negara
yang memiliki hutan dalam menjaga kelestariannya sebagai fungsi “paru-paru” dunia. Semua
negara di muka bumi idealnya berkewajiban mendukung dan membantu negara-negara yang
memiliki hutan dalam membantu mewujudkan penjaminan pelestarian daya dukung lingkungan
bagi kehiduan manusia, meskipun hingga saat ini pembangunan berkelanjutan cenderung
ditujukan kepada negara-negara berkembang di belahan bumi selatan (Agusta, 2009). Faktanya
sebagian besar kondisi lingkungan hidup di negara-negara di belahan bumi selatan dalam kondisi
terancam mengalami krisis kemampuan mendukung kehidupan manusia secara optimal. Di lain
pihak kita juga lihat fakta bahwa beberapa negara yang beranjak menjadi negara industri seperti
China dan India akan mengikuti jejak Amerika Serikat dan negara industri maju lainnya di
belahan bumi utara sebagai negara penghasil gas penyebab pemanasan global yang tinggi.

Indonesia sebagai negara yang memiliki hutan tropis terluas kedua sesudah Brazil dan
tentunya menjadi harapan bagi penduduk dunia sebagai “paru-paru” dunia, mengingat
kapasitasnya yang tinggi dalam mendaur karbondioksida menjadi gas oksigen yang diperlukan
manusia. Di lain pihak tidak mudah merehabilitasi hutan yang rusak dan memelihara kelestarian
hutan di Indonesia. Hal ini sangat berkaitan dengan tingkat pemahaman dan kesadaran
masyarakat bangsa Indonesia yang secara rata-rata belum seperti yang diharapkan; indikatornya
adalah sampai saat ini relatif laju rehabilitasi hutan belum mampu melampaui laju kerusakan
hutan dan berbagai bencana alam akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan masih
marak ditemukan.

Pengetahun dasar tentang alam lingkungan hidup sangat diperlukan bagi semua penduduk
di Indonesia. Di masa depan tentunya generasi muda dan remaja sekarang akan
memegang1tampuk kekuasaan dan akan sangat menentukan arah pembangunan bangsa. Untuk
itu informasi dan konsep dasar tentang alam dan pemanfaatannya perlu disebar-luaskan kepada
generasi muda termasuk mahasiswa. Mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dasar pemahaman tentang alam lingkungan hidup bagi mahasiwa.

Mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar (IKD) yang merupakan bagian dari kelompok Mata
Kuliah Dasar Umum (MKDU) dapat dideskripsikan sebagai berikut: Mata kuliah ini bertujuan
untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa mengenai pengetahuan ilmu alam dasar dan alam
lingkungannya, perilaku umum alam, serta peran manusia dalam interaksi dengan
lingkungannya, sehingga memberi bekal dasar bagi mahasiswa sebagai calon sarjana/profesional
di bidangnya untuk mensikapi fenomena dan perubahan lingkungan sehingga memiliki
kemampuan ikut serta dalam upaya pemecahan masalah lingkungan hidup secara bijaksana.

Dalam kehidupannya mahasiswa tidak lepas keterkaitannya dengan tempat hidup bukan
hanya pada radius aktivitas perkuliahan tetapi juga dalam lingkup area yang lebih luas.
Mahasiswa sebagai individu harus ambil bagian dalam suatu sistem pengelolaan kawasan mulai
dari area tempat tinggal, melaksanakan aktivitas harian, area produksi pertanian di sekitarnya
bahkan hingga akawasan hutan yang dari padanya kita tergantung dalam memperoleh pasokan
air baik untuk keperluan minum, pengairan lahan pertanian serta berbagai kebutuhan lainnya.
Munandar (2008) menyampaikan bahwa dalam konsep Manajemen Hutan Terpadu diperlukan
adanya pembelajaran sosial (social learning) secara berkesinambungan bagi para ilmuwan,
perencana, manajer dan pengguna bidang kehutanan untuk memecahkan masalah yang berkitan
dengan hutan dan manusia. Pembelajaran sosial yang meliputi: (i) manajemen adaptif yaitu
pembelajaran secara sadar dan uji coba kebijakan, (ii) manajemen konflik yang dilakukan
melaluiproses keputusan politik yang dilakukan pada kelompok-kelompok terkait. Dengan
demikian mahasiswa sejak di kampus hingga di dunia kerja dimanapun akan senantiasa menjadi
bagian dalam sistem pengelolaan hutan dan kawasan yang disangganya baik langsung maupun
tidak langsung.

Ilmu Kealaman Dasar (IKD) bertujuan meningkatkan kualitas mahasiswa melalui


pemahaman dan respons dalam sikap hidup terkait alam dan komponennya serta interaksi di
dalamnya, sehingga mampu secara bijak menempatkan dirinya sebagai bagian dari upaya umat
manusia dalam menjaga kelestarian daya dukung lingkungan hidup secara bijaksana.

Soal

1. Alam lingkungan hidup membutuhkan perhatian, upaya pemeliharaan, dan ...

a. Perlindungan masyarakat

b. Perlindungan rakyat

c. Perlindungan pemerintah

d. Perlindungan negara

e. Perlindungan hukum

2. Indonesia sebagai negara yang memiliki hutan tropis terluas kedua setelah negara…

a. Amerika Serikat

b. Brazil
c. Inggris

d. Australia

e. Jerman

3. Mata kuliah IKD diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar pemahaman tentang alam
lingkungan hidup bagi…

a. Siswa

b. Dosen

c. Mahasiswa

d. Guru

e. PKL

4. Negara yang mengikuti amerika serikat untuk menjadi negara industri adalah...

a. China

b. Rusia

c. Australia

d. Brazil

e. Afrika

5. Pembangunan harus selaras dengan...

a. kemajuan teknologi

b. Kemakmuran rakyat

c. Ekonomi

d. Perkembangan budaya

c. Penjaminan kelestarian daya dukung lingkungan

Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya

Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah
yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam. Manusia
mampu menggunakan pengetahuannya yang dahulu untuk dikombinasikan dengan
pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuan yang lebih baru.4

Pengetahuan ini akhirnya tidak hanya terdapat pada objek yang diamati dengan panca
indera saja, tetapi juga di luar keinderaan. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat
terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalaman saja untuk memuaskan alam pikirannya.
Berbagai pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan gabungan dari pengalaman dan
kepercayaan seorang disebt mitos. Adapun pengetahuan yang merupakan cerita itu disebut
legenda. Mitos ini timbul karena keterbatasan alat indera manusia seperti: (i) mata yang tidak
mampu melihat pergerakan benda yang sangat cepat atau tidak mampu melihat jasad yang
ukurannya kurang dari 500 milimikron; (ii) alat pendengar manusia hanya mampu menangkap
getaran yang mempunyai ferkuensi 30 sampai 30.000 getaran perdetik, sehingga frekuensi di luar
kisaran itu tidak dapat didengar; (iii) bau dan rasa di luar rasa manis, asam, asin dan pahit yang
tidak dapat dideteksi indera pembau dan perasa; (iv) rangsangan baik berbentuk suhu,
kelembaban, teksutur pada tingkat tertentu yang tidak terdeteksi oleh alat perasa. Karena
keterbatasan inderanya tersebut, maka pada batas-batas tertentu manusia mampercayai mitos
dalam rangka upaya manusia untuk memenuhi hasrat ingin tahu.4

Interaksinya dengan alam dan tuntutan pemenuhan rasa ingin tahun manusia mempengaruhi
perkembangan kejiwaan dan perkembangan kebudayaan manusia. Seperti disampaikan Landow
dan Everett (2014) bahwa filsuf Perancis Auguste Comte (1798-1857), “Bapak Sosiologi” yang
terkenal dengan Filsafat Positif-nya, membagi tahapan perkembangan kebudayaan manusia
menjadi:

(i) Tahap teologi; manusia menciptakan mitos untuk memahami gejala alam yang terjadi pada
sekitarnya. Mitos adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman dan pemikiran
sederhana serta dikaitkan dengan kepercayaan akan danya kekuatan gaib. Dalam alam mitos ini,
penalaran belum terbentuk, dan yang bekerja adalah daya khayal, imajinasi dan intuisi;

(ii) Tahap metafisik; pada tahap ini manusia telah mengubah peradabannya dengan mendasarkan
pengetahuannya pada keyakinan akan maha pencipta atau wahyu yang diberikan oleh sang
pencipta;

(iii) Tahap positif; tahap ini manusia memahami hukum-hukum ilmiah atau mulai menggunakan
penalaran dalam proses berpikir yang memiliki ciri-ciri logis dan analistis untuk
memperoleh/menemukan pengetahuan yang benar atau kegiatan berfikir.

Di lain pihak hingga saat ini terdapat berbagai cara untuk memperoleh kesimpulan atau
pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, di antaranya ialah: pengambilan kesimpulan
berdasarkan perasaan atau intuisi, wahyu, dan tindakan trial dan error (tindakan coba-coba atau
untung-untungan). Pola pikir berdasarkan mitos ternyata juga mengajak manusia, di manapun di
muka bumi ini, untuk berkembang melalui tahap-tahap peradabannya dari menemukan sesuatu
yang asing menuju ke sesuatu yang dikenal; cara berpikir demikian sebagian masih bertahan
sampai sekarang.

Perkembangan alam pikir manusia dapat dilihat pada wujud perkembangan budayanya.
Ribuan tahun sebelum masehi manusia sudah mengenal pemanfaatan batu bagi berbagai
keperluan hidup seperti menciptakan alat berburu dan menciptakan api dari gesekan batu.
Kebudayaan manusia terus berkembang dari jaman batu menjadi jaman di mana manusia
mengenal logam bagi berbagai keperluan hidupnya yang ditunjukkan dengan berbagai alat
terbuat dari logam seperti tombak atau lembing, alat masak, dan berbagai bentuk lainnya. Pada
abad sebelum masehi manusia sudah mengenal alat transportasi baik yang menggunakan hewan
maupun yang bersifat mekanik; bahkan sudah juga dikenal pelayaran dan teknologi terkaitnya.
Revolusi industri pada abad 15-16 telah banyak mengubah peradaban manusia termasuk
pelayaran dalam rangka menemukan daerah baru dan usaha untuk menguasai sumberdaya alam.

Pada jaman modern saja perkembangan pemikiran manusia selama 2-3 dasawarsa telah
mengubah peradaban manusia sangat signifikan. Pada tahun 1980-an dalam komunikasi jarak
jauh (tanpa bertatap muka) manusia mengandalkan sarana telpon kabel, tetapi pada tahun 2010-
an, komunikasi lebih banyak dilakukan lewat hand phone yang dimediasi oleh jaringan
selular/satelit.

Soal

1. Bapak sosiologi adalah...

a. Landow

b. Everett

c. Auguste Comte

d. Thomas

e. Jackob

2. Auguste comte merupakan seorang filsuf yang berasal dari...

a. Austria

b. Perancis

c. Yunani

d. Inggris

e. Amerika
3. Yang merupakan tahapan perkembangan budaya manusia adalah...

a. Tahap evolusi

b. Tahap revolusi

c. Tahap teologi

d. Tahap metamorf

e. Tahap pasif

4. Revolusi industri yang mengubah peradaban manusia terjadi pada abad...

a. 14-13

b. 14-18

c. 16-17

d. 17-17

e. 15-16

5. Komunikasi jarak jauh manusia yang mengandalkan sarana telpon kabel terjadi pada
tahun...

a. 1980-an

b. 2000-an

c. 1990-an

d. 1960-an

e. 1970-an

Anda mungkin juga menyukai