net/publication/265593065
CITATIONS READS
0 1,152
2 authors, including:
Riad Sahara
Universitas Mercu Buana
7 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Riad Sahara on 12 September 2014.
Abstrak – Perkembangan ICT yang semakin pesat, ukuran MLO 454 kb, yaitu sebesar 9,294064 detik.
melahirkan sebuah model pembelajaran baru yang Berdasarkan pengujian, parameter performansi
dikenal sebagai mobile learning (M-Learning) yang seperti throughput, packet loss, delay, dan time
aktifitas utamanya adalah mendistribusikan bahan sangat dipengaruhi oleh besar bandwidth, ukuran
belajar kepada peserta didik agar dapat diakses file, dan jumlah user.
dimana saja dan kapan saja dengan menggunakan
perangkat komunikasi portabel semacam Smart Keywords: ICT, M-Learning, Performa
Phone, Tablet PC, PDA, dsb. Namun, M-Learning Jaringan Wireless
tidak begitu saja bisa langsung diimplementasikan
pada suatu institusi pendidikan, mengingat 1. PENDAHULUAN
kemampuan komputasi dan media untuk menyajikan
konten dari M-Learning yang dimiliki oleh Paradigma baru yang menjadikan peserta
perangkat telepon genggam terbatas. Oleh karena didik sebagai active learner saat ini mendapatkan
itu, dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana sarana yang sesuai untuk diimplementasikan pada
mengimplementasikan M-Learning dengan sistem pendidikan di Indonesia dengan keberadaan
menggunakan MLE dan Moodle yang menggunakan Information and Communication Technologies
platform J2ME sebagai aplikasinya. Serta akan (ICT). ICT mampu berperan dalam menghasilkan
dilakukan analisa performansi M-Learning pada berbagai produk bahan belajar yang jauh lebih
jaringan wireless menggunakan aplikasi wireshark menarik untuk dipelajari, memiliki unsur interaktif
dengan dua metode pengukuran. Pertama, yang tinggi, dan mudah dipahami oleh peserta didik.
menggunakan satu client yang akan diberikan Segala kelebihan tersebut dapat mempercepat proses
bandwidth yang berbeda-beda dalam mengkases belajar mereka. Lebih dari itu ICT juga mampu
kursus dan konten M-Learning. Kedua, mengantarkan berbagai bahan belajar tersebut ke
menggunakan pengukuran skalabilitas, hadapan peserta didik tanpa batasan jarak dan waktu
menggunakan lima client untuk mengkases kursus dengan adanya internet sebagai medianya. Salah satu
dan konten M-Learning. Berdasarkan hasil contoh dari produk bahan belajar yang dihasilkan
penelitian MLE dan Moodle sebagai aplikasi M- dari keberadaan ICT adalah kegiatan pembelajaran
Learning merupakan sebuah solusi dalam elektronik, seperti E-Learning dan M-Learning yang
pembelajaran jarak jauh. Untuk hasil pengukuran merupakan pengembangan dari E-Learning.
performansi mobile learning pada jaringan wireless Melalui kegiatan pembelajaran elektronik,
didapatkan nilai throghput paling besar didapatkan pelajar (siswa, mahasiswa, dan sebagainya) dapat
pada bandwidth 1024 kbps dengan ukuran MLO 603 berkomunikasi dengan pengajar (guru, dosen,
kb, yaitu sebesar 113958,63763565 bps. Packet loss pembimbing, dan sebagainya) kapan saja dan
paling besar didapatkan pada bandwidth 512 kbps dimana saja, demikian pula sebaliknya, pengajar
dengan ukuran MLO 454 kb, yaitu sebesar bisa berhubungan langsung denga pelajar melalui
0,0039795918 %. Nilai packet loss ini tergolong media elektronik. Sifat komunikasinya bisa
baik pada komunikasi data TCP karena masih dilakukan secara tertutup antara satu pelajar dengan
dibawah 0,1 % (berdasarkan ITU-T Y.1541). Nilai pengajar atau bahkan bersama-sama. Melalui E-
delay paling besar didapatkan pada bandwidth 28 Learning, para mahasiswa dimungkinkan tetap dapat
kbps dengan ukuran MLO 274 kb, yaitu sebesar belajar sekalipun tidak hadir secara fisik di dalam
0,0003207908 detik. Waktu untuk reload dan konten kelas. Kegiatan belajar menjadi sangat fleksibel
MLO sampai ke pengguna paling tercepat karena dapat disesuaikan dengan ketersediaan waktu
didapatkan pada bandwidth 1024 kbps dengan para mahasiswa. Kegiatan pembelajaran terjadi
2
melalui interaksi mahasiswa dengan sumber belajar Table 1. Perbandingan terminology antara E-
yang tersedia dan dapat diakses dari internet. Learning dan M-Learning (Rachel, T Stephen, S
Perkembangan teknologi saat ini diarahkan Jude, B Axel, 2006)
untuk dapat mempermudah proses kegiatan. Dalam E-Learning M-Learning
hal ini terobosan-terobosan ICT untuk pembelajaran Computer Mobile
masih sangat gencar untuk dikembangkan terus- Bandwidth GPRS, 3G, Bluetooth
menerus. Mobile internet merupakan salah satu Multimedia Objects
metode yang kini terus dikembangkan dalam dunia Interactive Spontaneous
pendidikan agar bisa dimanfaatkan sebagai fasilitas Hyperlinked Connected
untuk pembelajaran oleh learner (pembelajar) Collaborative Networked
dengan fleksibilitas dan kemudahannya itu yang Media-rich Lightweight
memungkinkan cara belajar dengan metode mobile Distance learning Situated learning
atau lebih dikenal dengan mobile learning (M- More formal Informal
Learning). Istilah mobile learning (M-Learning)
Simulated situation Realistic situation
mengacu kepada penggunaan perangkat IT genggam
Hyperlearning Constructivism,
dan bergerak, seperti PDA, telepon genggam, dan
situationism,
tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. M-
collaborative
Learning adalah pembelajaran yang unik karena
pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran,
arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan course Sebagaimana ditunjukan pada gambar di bawah,
kapan-pun dan dimana-pun. Hal ini akan lingkungan belajar tradisional adalah salah satu yang
mungkin masih belajar dilakukan melalui PC
meningkatkan perhatian pada materi pembelajaran,
desktop. Dalam lingkungan M-Learning,
membuat pembelajaran menjadi pervasif, dan dapat
infrastruktur komunikasi, di sini diwakili oleh garis
mendorong motivasi pembelajar kepada
putus-putus, berisi titik akses nirkabel yang
pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning).
Selain itu, dibandingkan pembelajaran konvensional, memungkinkan komunikasi antar perangkat ponsel,
M-Learning memungkinkan adanya lebih banyak khususnya ponsel, PDA, dan perangkat genggam
nirkabel. Model yang diusulkan menunjukkan
kesempatan untuk kolaborasi secara ad hoc dan
bahwa perangkat mobile dapat diterapkan sebagai
berinteraksi secara informal di antara pembelajar.
pendukung akademik bagi pelajar melalui penilaian
Saat ini teknologi M-Learning memang
online, pengiriman konten, dan akses ke Internet.
masih dalam proses pengembangan, akan tetapi,
teknologi M-Learning sebagai media pembelajaran Perangkat ini juga memungkinkan peserta didik
untuk belajar komunikasi interpersonal, serta
merupakan salah satu teknologi yang prospektif di
interaksi peserta didik dengan guru. Singkatnya,
masa depan. Hal ini didukung dengan beberapa
unsur-unsur penting dari sebuah lingkungan belajar
faktor sebagai berikut:
ponsel, adalah meliputi: pengajar, pelajar, belajar,
a. Tuntutan kebutuhan konsumen yang
menginginkan hal – hal yang praktis. dan perangkat mobile instruksional, dan infrastruktur
komunikasi (Barker, 2005).
b. Harga handphone yang relatif murah dan
pengguna handphone yang relatif lebih banyak
dari pada pengguna komputer.
c. Teknologi wireless / seluler (2G; 3G; 3,5G;
4G) yang pesat.
Perkembangan learning system yang inovatif,
tentunya akan dihadapkan dengan tantangan teknis
dan administrasi yang signifikan, bersama dengan
tantangan yang lebih tak jelas: 'Bagaimana
penggunaan teknologi mobile saat ini membantu
pendidik untuk merangkul pendekatan yang berpusat
pada pembelajar yang benar-benar belajar?".
Transfer dari E-Learning untuk revolusi M-Learning
telah disertai dengan perubahan terminologi:
'multimedia' sekarang memberikan cara belajar
objek untuk'', 'interaktif' menjadi 'spontan',
sebagaimana digambarkan dalam Tabel 1. (Rachel,
Gambar 1. Model adopsi M-Learning (Barker,
2006).
2005)
3
sistem mobile learning dengan menggunakan tiga Wireless Network”. Namun, peneliti akan
mobile phone untuk mengkases sistem mobile mengembangkan beberapa hal dalam peneletian ini,
learning dari tempat yang berbeda-beda. Ketiga seperti adanya konten multimedia pada bahan ajar
mobile phone ini menggunakan operator seluler dalam mobile learning, menggunakan perangkat
yang sama. Jarak antara lokasi mobile phone yang pengujian yang lebih baik lagi (server, device
satu dengan yang lainnya sekitar 35 meter. Untuk user/mobile phone, dan access point), variasi
pengukurannya user mengakses sistem mobile bandwidth dan besar ukuran konten dari mobile
learning dan mendownload bahan ajar atau materi learning, menggunakan Modem Mobile WiFi ZTE
yang ada didalamnya, semua aktifitas yang MF90 Thunder BOLT 4G dan mikrotik RB951G-
dilakukan oleh user dilakukan dengan serempak. 2HnD sebagai wireless access point serta
Pada saat user melakukan aktifitas di dalam sistem manajemen bandwidth yang akan diterapkan dalam
maka si peneliti mulai melakukan pengukuran penelitian untuk pengukuran performansi mobile
performansi mobile learningnya dengan mengukur learning pada jaringan wireless, serta inovasi dari
throughput, delay, dan packet loss. Hasil analisanya system mobile learning yang akan dibuat.
adalah performa yang baik yang ditunjukan oleh
jaringan GPRS untuk menggunakan sistem mobile 2. 2. Mobile learning
learning, tidak ada packet loss dan delay rata-rata
1,3 ms. Namun untuk throughput masih berada di El-Hussein dan Cronje (2010)
nilai standar kualitas. Throughput tertinggi yang mengemukakan mobile learning sebagai suatu
dicapai hanya 60 kbps. kegiatan pendidikan yang rasional dan
Selanjutnya penelitian terkait yang dijadikan memungkinkan ketika menggunakan teknologi
sebagai referensi utama dari penelitian yang akan mobile dengan sepenuhnya dan ketika penggunanya
dilakukan kali ini adalah penelitian yang dilakukan juga menggunakan teknologi mobile untuk belajar.
oleh Candra Ahmadi tahun 2011 dengan judul Quinn (2002) mendefinisikan mLearing
“Performance Analysis of Mobile learning in sebagai belajar menggunakan peralatan mobile
Wireless Network”. Penelitian yang dilakukan seperti Palms, iPad, PDA dan juga telepon genggam.
Candra bertujuan untuk menguji performa dari Berbeda dengan Nyiri (2002) yang menyatakan
mobile learning pada jaringan wireless. Untuk mLearning sebagai pembelajaran yang berlaku
menguji performa mobile learning pada jaringan apabila komunikasi antara individu dengan individu
wireless sang peneliti menggunakan beberapa yang lain berlaku secara wireless. Sementara
metode yang berbeda-beda. Pertama dengan O’Malley, Vavoula, Glew, Taylor, Sharples, dan
menggunakan metode pengukuran dengan 1 (satu) Lefrere (2003) mendefinisikan mLearning sebagai
buah mobile phone yang akan melakukan akses apa saja pembelajaran yang berlaku di tempat dan
mobile learning dengan membuka kursus yang ada lokasi yang tidak ditetapkan atau pembelajaran yang
dan mendownload bahan ajar atau materi. Mobile berlaku apabila pelajar menggunakan teknologi
phone ini akan mendapatkan akses internet dari mobile. Keegan (2005) menyatakan banyak peneliti
access point wireless yang sudah dibuat oleh memberikan definisi yang kompleks mengenai
peneliti. Pengukuran dengan 1 (satu) buah mobile mLearning. Bagi beliau mLearning ialah penyediaan
phone ini akan dilakukan secara berulang-ulang kali pendidikan dan latihan menggunakan PDA,
dengan bandwidth yang berbeda-beda pada besaran palmtops, komputer tablet, smartphone, dan telepon
MLO (Mobile learning Object) yang berbeda-beda genggam. Berdasarkan beberapa definisi diatas
pula. Metode pengukuran yang selanjutnya adalah dapat disimpulkan mobile learning ialah apa saja
pengukuran performansi mobile learning pada pembelajaran atau latihan yang dijalankan
jaringan wireless secara skalabilitas, yaitu dengan menggunakan peralatan berteknologi mobile seperti
menggunakan 1 (satu) sampai 5 (lima) mobile phone komputer, PDA, telepon genggam yang
yang akan mengakses halaman kursus yang ada membolehkan pembelajaran dapat berlaku di mana
dalam sistem mobile learning dan mendownload saja dan kapan saja. [5]
MLO. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai Mobile learning atau M-Learning juga sering
tolak ukur jika ingin membuat sebuah sistem mobile didefinisikan sebagai E-Learning melalui perangkat
learning yang memiliki performansi yang baik komputasi mobile. Pada umumnya, perangkat mobile
sehingga akan sesuai dengan yang diharapkan dari berupa telepon seluler digital dan PDA. Namun,
sistem mobile learning itu sendiri. secara lebih umum kita dapat menganggapnya
Berdasarkan studi literatur dari penelitian- sebagai perangkat apapun yang berukuran cukup
penelitian yang terkait, peneliti berniat akan kecil, dapat bekerja sendiri, yang dapat kita bawa
mengadakan penelitian yang secara garis besarnya setiap waktu dalam kehidupan kita sehari-hari, dan
hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh yang dapat digunakan untuk beberapa bentuk
Candra Ahmadi ditahun 2011 dengan judul pembelajaran. Perangkat kecil ini dapat dilihat
“Performance Analysis of Mobile learning in sebagai alat untuk mengakses konten, baik disimpan
5
2. 3. Moodle
Dalam jurnalnya Ahmadi, Candra., Ahmad
Sirojuddin, Djoko Suprajitno R, Achmad Affandi
(2010) mengungkapkan moodle adalah sebuah nama
untuk sebuah program aplikasi yang dapat
mengubah sebuah media pembelajaran ke dalam
Gambar 3. Contoh Model Mobile Learning
bentuk web. Moodle juga merupakan sebuah course
(Sumber:http://wikieducator.org/images/thumb/0/02/
management system yang digunakan untuk membuat
HowMlearningworks)
sebuah proses belajar (learning) bisa dilakukan
Diakses pada: 7 Juli 2014
6
secara online, powerful dan fleksibel. Moodle 2. 4. MLE (Mobile learning Engine)
merupakan program aplikasi yang bersifat open
source dan free (gratis) di bawah ketentuan GPL Mobile learning Engine (MLE) adalah
(General Public License), boleh didistribusikan atau aplikasi multimediabased untuk ponsel dan tersedia
dimodifikasi di bawah ketentuan GNU General secara gratis melalui: www.mlearn.net MLE ini
Public License sebagaimana dipublikasikan oleh telah dikembangkan dengan menggunakan Java 2
Free Software Foundation. Moodle dapat berjalan di Micro Edition (J2ME). independensi platform ini
atas berbagai web server yang support bahasa memungkinkan penanganan (Andreas & Matthias,
pemrograman PHP dan sebuah database. Ia akan 2005):
berjalan dengan sangat baik di atas web server 1. Berbeda sistem operasi (Symbian OS,
Apache dengan database MySQL. Microsoft MS Pocket PC, Palm OS, dll)
Moodle adalah suatu course content 2. Berbagai resolusi layar yang berbeda
management (CMS), yang diperkenalkan pertama 3. Kemungkinan masukan yang berbeda-beda
kali oleh Martin Dougiamas, seorang computer (keypad, keyboard atau perangkat pointer)
scientist dan educator, yang menghabiskan sebagian Untuk mewujudkan aplikasi platform-
waktunya untuk mengembangkan sebuah learning independen, yang dapat digunakan pada berbagai
management system di salah satu perguruan tinggi di sistem operasi yang berbeda dari ponsel, sebuah
kota Perth, Australia. Moodle merupakan salah satu pengembangan environment standar yang
paket software untuk membuat suatu pelatihan – diperlukan, seperti Edisi Java 2 Micro (J2ME).
pelatihan berbasis web dan internet yang biasa Hampir setiap ponsel terbaru adalah Java, ini berarti
disebut sebagai Learning Management System mampu menjalankan aplikasi J2ME. J2ME adalah
(LMS) / Course Management System (CMS) / platform-independen dan membuat penciptaan
Virtual Learning Environment (VLE). Moodle mobile, aplikasi berbasis internet. Dengan
disediakan secara gratis dan bebas digunakan karena menggunakan aplikasi perpustakaan berbasis
merupakan software open source (dibawah lisensi multimedia tambahan dapat dibuat. Pelaksanaan
GNU Public). Pada Januari 2008 tercatat 38,896 tambahan perpustakaan ini bervariasi dari produsen
lebih situs yang memakai moodle, dengan ke produsen tetapi aturan dasar adalah: yang lebih
16,927,590 user bergabung di dalam 1,713,438 baru pada Smartphone, J2ME memungkinkan untuk
course. mendukung library. Namun demikian aplikasi inti
Ketika seorang web surfer datang untuk harus bekerja tanpa tambahan library tersebut tetapi
pertama kalinya kepada komunitas Moodle halaman jika mereka tersedia fitur tambahan harus digunakan.
utama, biasanya akan terkejut dengan pesan selamat
datang yang pertama: "Moodle is a course 2. 5. JAVA
management system (CMS) - a free, Open Source Pada perkembangan selanjutnya, Sun
software package designed using sound pedagogical Microsystem memperkenalkan Java versi 1.2 atau
principles, to help educators create effective online lebih dikenal dengan nama Java 2 yang terdiri atas
learning communities”.” Prinsip-prinsip pedagogis JDK dan JRE versi 1.2. Aplikasi java yang
suara adalah konstruksi dasar Sosial yang membuat kompatibel dengan Java 2 ini dikenal dengan Java 2
platform Moodle cocok untuk menciptakan Compliant. Pada Java 2 ini, java dibagi menjadi 3
komunitas belajar (Alier, 2007). kategori: (Krestianti, 2014)
Moodle dapat diinstall pada komputer
manapun (Windows, Mac, dan berbagai distro 2. 5. 1 Java 2 Standart Edition (J2SE)
Linux) yang dapat menjalankan PHP dan
mendukung database bertipe SQL (MySQL, Postgre, Kategori ini digunakan untuk menjalankan dan
Oracle, ataupun Microsoft SQL Server). Namun mengembangkan aplikasi-aplikasiJava pada level PC
pada article ini penulis tidak akan membahas (Personal Computer)
mengenai tahapan installasi maupun cara pemakaian
Moodle, karena saat ini telah banyak sekali tutorial 2. 5. 2 Java 2 Enterprise Edition (J2EE)
yang dapat ditemukan untuk hal tersebut. Disini
penulis akan mencoba menjelaskan fungsi dan Kategori ini digunakan untuk menjalankan dan
manfaat-manfaat apa saja yang akan pengguna mengembangkan aplikasi-aplikasiJava pada
peroleh bila menggunakan Moodle. Maksud dari lingkungan entriprise dengan menambahkan
tulisan ini adalah untuk memberikan gambaran fungsionalitas, fungsionalitas Java semacam EJB
apakah moodle memang cocok dengan software e (Enterprise Java Bean), Java CORBA, Servletdan
learning yang anda butuhkan ataupun hanya sebatas JSP serta Java XML (Extensible Markup Language)
pengantar atau gambaran mengenai moodle
(Herman, 2009)
7
2. 5. 3 Java 2 Micro Edition (J2ME) dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi
yang ada di jaringan karena retransmisi akan
Kategori ini digunakan untuk menjalankan dan mengurangi efisiensi jaringan secara
mengembangkan aplikasi-aplikasiJava pada handled seluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup
devices atau perangkat-perangkat semacam tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut.
handphone, Palm,PDA, dan Pocket PC. Java 2 Umumnya perangkat jaringan memiliki
Micro Edition J2ME dirancang untuk dapat buffer untuk menampung data yang diterima.
enjalankan program Java pada perangkat- Jika terjadi kongesti atau kelebihan beban
perangkatsemacam handphone dan PDA, yang dalam jaringan LAN yang cukup lama, buffer
memiliki karakteristik yang berbeda dengan sebuah akan penuh, dan data baru tidak akan
komputer biasa, misalnya kecilnya jumlah memori diterima, hal inilah yang bisa menyebabkan
pada handphone dan PDA. J2ME terdiri atas packet loss.
komponen-komponen sebagai berikut : c. Delay adalah waktu tunda suatu paket yang
a. Java Virtual Machine (JVM) diakibatkan oleh proses transmisi dari satu
Komponen ini untuk menjalankan program titik ke titik lain yang menjadi tujuannya.
program Java pada emulator atau handled
mdevices.
b. Java API (Application Programming 3. Metodologi Penelitian
Interface)
Komponen ini merupakan kumpulan librari
Mulai
untuk menjalankan dan mengembangkan
program Java pada handled devices.
c. Tools lain untuk pengembangan aplikasi Java Studi literatur yang
semacam emulator Java Phone,emulator berhubungan dengan Analisa
Installasi MLE dan
Motorolla. M-Learning dan perancangan
Moodle
Pengukuran kinerja sistem
jaringan wireless
2. 6. QoS (Quality of Service)
Installasi No
Pengelolaan traffic pada jaringan dikenal
berhasil
dengan QoS (Quality of Service). QoS di jaringan
dapat dikelompokan terdiri atas beberapa kelas Implementasi dan analisa Yes
layanan, mulai dari kelas Best Effort, kelas real time sistem M-Learning
(terutama dipergunakan oleh layanan yang
memerlukan pengiriman traffic yang real time),
kelas yang membagi atas trafik yang dijamin dan Persiapan pengukuran dan
best effort. QoS mengacu kepada kemampuan analisa performansi mobile
emberikan pelayanan berbeda kepada lalulintas learning pada jaringan wireless
jaringan dengan kelaskelas yang berbeda. Tujuan
akhir dari QoS adalah memberikan network service
yang lebih baik dan terencana dengan dedicated Konfigurasi perangkat keras
Intallasi dan konfigurasi
pendukung (mikrotik,
bandwidth, jitter dan latency yang terkontrol dan modem, kabel LAN) dan
perangkat lunak pendukung
meningkatkan loss karakteristik. Atau QoS adalah (Winbox, Wireshark)
pembuatan topologi jaringan
kemampuan dalam menjamin pengiriman arus data
penting atau dengan kata lain kumpulan dari
Pengukuran
berbagai kriteria performansi. (Fatoni, 2011) performansi mobile
a. Throughput merupakan jumlah total learning pada jaringan
kedatangan paket yang sukses yang diamati wireless
No
pada destination selama interval waktu
tertentu dibagi oleh durasi interval waktu Pengukuran
tersebut. Throughput adalah kemampuan sesuai
Mengelola website
Melihat tampilan
<<include>> depan website
Admin
Login Tamu
<<include>>
<<include>>
<<include>>
Kelola aktifitas
Pengajar yang tidak mengedit Login
kegiatan kurus
Pengajar
<<include>>
Kegiatan belajar
mengajar Gambar 3. 6 Tampilan Implementasi M-Learning
Siswa
MLO (kb)
MLO (kb)
MLO (kb)
4. 5. Pembahasan Hasil Analisa pengukuran device user. Dalam pengukuran ini MLO yang akan
dengan 1 (satu) device diakses oleh user sebesar 1041 kb dan bandwidth
1600 kbps.
1. Nilai throghput paling besar
didapatkan pada saat pengukuran
dengan menggunakan bandwidth 1024
kbps dengan ukuran MLO 603 kb,
yaitu sebesar 113958,63763565 bps.
2. Nilai throghput paling kecil
didapatkan pada saat pengukuran
dengan menggunakan bandwidth 28
kbps dengan ukuran MLO 274 kb,
yaitu sebesar 3117,2958641 bps.
3. Packet loss paling besar didapatkan
pada saat pengukuran dengan
menggunakan bandwidth 512 kbps
dengan ukuran MLO 454 kb, yaitu
sebesar 0,0039795918 %. Nilai packet
loss ini tergolong baik karena masih
dibawah 0,1%. Nilai packet loss ini
tergolong baik pada komunikasi data
TCP karena masih dibawah 0,1%
(berdasarkan ITU-T Y.1541).
4. Packet loss paling kecil didapatkan
pada saat pengukuran dengan Gambar 13. Gantt Chart data hasil pengukuran
menggunakan bandwidth 28 kbps throughput dalam pengukuran skalabilitas dengan
dengan ukuran MLO 603 kb, yaitu bandwidth 1600 kbps dan besaran MLO 1041 kb.
sebesar 0,0000135685 %.
5. Nilai Delay paling besar didapatkan
pada saat pengukuran dengan 5. 1. Data Packet loss hasil pengukuran
menggunakan bandwidth 28 kbps skalabilitas dalam %
dengan ukuran MLO 274 kb, yaitu
sebesar 0,0003207908 detik.
6. Nilai Delay paling kecil didapatkan
pada saat pengukuran dengan
menggunakan bandwidth 1024 kbps
dengan ukuran MLO 603 kb, yaitu
sebesar 0,0000087751 detik.
7. Time untuk reload dan konten MLO
sampai ke pengguna paling terlama
didapatkan pada saat pengukuran
dengan menggunakan bandwidth 28
kbps dengan ukuran MLO 1041 kb,
yaitu sebesar 547,684076 detik.
8. Time untuk reload dan konten MLO
sampai ke pengguna paling tercepat
didapatkan pada saat pengukuran
dengan menggunakan bandwidth 1024
kbps dengan ukuran MLO 454 kb,
yaitu sebesar 9,294064 detik.
6. 1. Kesimpulan