Anda di halaman 1dari 6

Tuan muda : “ya baginda. Tebakkan baginda tepat sekali.

LA : “ada perlu apa tuan kepadaku ?? ”

Tuan muda : “ hamba ingin belajar ilmu kesaktian kepada baginda kalaw seandainya hamba bisa di
terima. ”

LA : sangat di sayangkan sekali tuan, di perguruan ini yang bisa diterima hanya wanita. Tuan bisa
saksikan sendiri bukan bearti aku tidak mau menerima tuan.

Tua muda : “ baginda ratu, kenalkah baginda pada hamba ? ”

LA : “tidak. Aku tidak pernah kenal pada tuan siapa engkau ??”

Tuan muda : “nama hamba jarung, bohong walikadiman, sengaja menyamar. Aku dating karena di
perintahkan nenek baginda ratu sebagai pendidik ku di istana siluman. ”

LA : “kalaw kau peserta didik nenek ku, apa buktinya ?”

Tuan muda : “ya, kau lihat tongkat ini kepunyaan siapa ?? kau cukup tahu bukan ??”

Lia asmara terdiam sejenak tahu ini milik siapa.

Tuan Muda : “ ya aku cukup tahu. Tongkat itu adalah kepunyaan nenek ku. ” bukan tongkat ini saja di
berikannya kepadaku. Tapi juga seekor kuda merah baginda bisa melihat sendiri kuda itu ku tambahkan
kedepan pintu gerbang perguruan gunung naga merah ini. Aku adalah murid nenek mu yang cerdas
menurut keterangannya. Aku datang diperintahkan nenek mu aku ingin bersahabat, karena kita adalah
saudara seperguruan, sama sama menjadi peserta didik nenek mu. Kalau seandainya uluran tanganku
kau terima, maka aku akan sangat berterima kasih.

LA: “Kalau kau benar peserta didik nenek ku, maka uluran tanganmu kuterima. Mulai saat ini aku
memanggilmu kakak dank au panggil aku sebagai adik karena kita sepeguruan.

Tuan muda: “kalaw kau tidak percaya, dengan tongkat dan omongan ku, lihatlah kuda merah yang
tertambat didepan pintu gerbang perguruan naga merah ini. Menurut keterangan nenek, kuda ini
sepasang. ”

Lia asmara mengikuti ajakan walikadiman yang mengaku bernama jarung menuju pintu gerbang.

Tuan muda : “ warna kuda ini menurut nenek ada merah dan putih. Yang merah diberikannya
kepadaku, sedang yang putih diberikannya kepada mu. Masih kurang percayakah adinda dengan hal itu
??”

LA : “aku percayah kanda. Haiii pendekar wanita hentikan semua kegiatan. Marih kumpul di sini seru
sang ratu.

Semua pembantu dan murid murid lia asmara berbaris menurut perintah ratunya.

LA: “saudara-saudara sekalian. Mungkin saudara bertanya Tanya mengapa saudara ku perintahkan
berkumpul sekarang ini. Baiklah saudara saudara, sekarang kuterangkan dan saudara bisa lihat sendiri
didepan kita berdiri seorang laki-laki tampan dan perkasa. Aku ingin mengenalkannya pada kalian. Laki-
laki ini bernama jarung. Dia datang ingin brsahabat dengan kita. Bukan mau berniat buruk. Dia
diperintahkan guru besar kita di istana siluman untuk datang meninjau perguruan gunung naga merah
ini. Dia adalah saudara sepeguruan kita, murid tunggal laki-laki guru besar kita. Kalian bisa lihat sendiri
buktinya tongkat dan kuda merah yang ia pakai adalah kepunyaan nenek kita di istana siluman. Nah,
saudara-saudara boleh bubar latihan kembali.

Para pembantu dan murid-muridnya bubar. Melaksanakan tugas dan kegiatan masing-masing.

LA : “jadi apa rencana kakanda selanjutnya, atau kanda ingin mengajar atau masih meneruskan
pengembaraan ??”

Tuan mudah : “aku belum tahu rencanaku selanjutnya dinda ??”

LA : “apakah kakanda tidak punya rencana untuk menjadi tenaga pendidik, untuk menyebarkan ilmu
yang kanda punyai,

Tuan muda : Belum Adinda. Aku belum mau menjadi tenaga pendidik. Cita_citaku belum selesai. Satu
lagi yang belum tercapai.

LA : apakah cita-cita itu ? aku ingin tahu andai kat hal itu bukan rahasia.

Tuan Muda : aku belum akan berhenti mengembara kalau aku belum punya istri pendamping.

LA : jadi kakanda masih mau meneruskan pengembaraan sebelum berhasil mendapatkans eorang istri ?

Tuan Muda : Ya. Aku akan terus mengembara sebelum cita_citaku tercapai.LA : Kalau sekedar wanita
cari saja disini kanda. Mungkin disini ada yang berkenan dihati kanda. Para pendekar dan peserta didiku
tidak kurang banyaknya.

Tuan Muda : terima kasih atas tawaranmu, adinda. Semua ppendekar dan peserta didik adinda tidak ada
yang berkenan di hati kanda, selain satu orang saja. Itupun sulit bagi kanda mengatakannya.

LA : mengapa harus sulit. Kemukakanlah yang mana peserta didik atau pendekar adinda yang berkenan
dihati kanda. Adinda pasti akan merestui.

Tuan Muda : Murid and pembantu adinda tak ada yang berkenan dengan diri kanda, selain…

LA: Selain siapa? Katakanlah !

Tuan Muda : Aku takut mengatakannya tentang itu dan aku khawatir lamaranku tidak akan diterima.

LA : katakanlah, kanda. Kanda harus kesatria

.tidak boleh bersikap pengecut, karena kanda adalah laki laki sakti peserta didik tunggal nenek yang
harus berjiwa terbuka. ”

Lia asmara mendesak anak raja yang mengaku bernama jarung itu.

Tuan muda : baiklah, dinda. Akan segera kanda katakan semua wanita yang ada di perguruan gunung
naga merah ini tidak ada yang menarik hati kanda, selain dari pada adinda sendiri.

LA : berarti perasaan kita sama adinda juga mencintai kanda benar kata orang orang tua jodoh datang
nya tanpa di duga duga sekarang mari kita menghadap ibu.
LA : para pendekar sekalian, berhubung aku ingin menjenguk ibuku urusan perguruan untuk sementara
aku serahkan pada kalian,

Pembantu : perintah akan kami laksanakan secara hati hati.

Mereka berdua pergi mengendarai kuda masing masing. Dengan secepat kilat lia asmara
bersama sang calon suami sudah berada di rumah ibu lia. Sang ibu menyambut kedatangan mereka.

Ibu : bagaimana kabar nenek mu, nak ??

LA : nenek dalam keadaan sehat, tak kurang satu apapun bu.

Ibu : syukurlah, nak. Ini siapa ??

LA : ini jarung, bu. Teman seperguruanku diperguruan naga merah dia adalah peserta didik tunggal
nenek untuk yang laki laki. Maksud hatiku pulang karena ada sesuatu yang akan aku katakana pada ibu.

Ibu : katakanlah, sekiranya keperluan ananda sangat penting, bicarakanlah. Ibu akan mendengarkan nya.
Apa keperluan itu ??

LA : kami datang kepada ibu untuk membicarakan temanku ini. Ia ingin meminangku unutuk dijadikan
istrinya. Kalau ibu setuju, ananda mohon pertimbangan.

Ibu : ibu merestui saja asalkan kalian berdua sudah saling menyetujui dan saling mencintai. Sebenarnya
ibu sudah lama ingin menyuruhmu berumahtangga. Tetapi untuk membicarakan nya ibu tidak ada
kesempatan, karena kau terlampau sibuk dan jarang pulang

LA : atas persetujuan ibu, kami ucapkan terimah kasih..

Sejak saat itu, lia asmara resmi bertunangan. Mereka kemana mana tidak pernah berpisah.
Walikadiman selalu setia membantu lia asmara mengajar ilmu kesaktian digunung naga merah mereka
di mata para pembantunya dan didepan peserta didiknya merupakan pasangan yang serasi.
Walikadiman tidak pernah menceritakan pad alia asmara bahwa orang tuanya mati terbunu oleh calon
istrinya sendiri.

Tuan muda: biarlah lia asmara mengetahui sendiri bahwa aku adalah putra pangeran garang raja
kerajaan hulu sungai musi yang pernah di bunuh nya.sesuai dengan pendidikku, nenek lia asmara, aku
tidak boleh dendam dan tidak boleh berbuat kejahatan,piker hati walikadiman.

LA: mengapa kanda hari ini banyak melamun, apakah ada sesuatu yang menjadi beban pikiran
kakanda?kalaw ada persoalan yang sulit di pecahkan, kemukakanlah pada adinda. Mungkin adinda bisa
membantu memecahkanya. Paling tidak mencarikan jalan keluaranya.

Tuan muda: tidak, adinda. Kakanda tidak ada persoalan yang harus di pecahkan bersama,hanya saja
kanda teringat akan kampung halaman, teringat wajah ibu dan sanak keluarga yang telah lama kanda
tinggalkan.

LA: kalaw begitu, supaya tidak menganggu pikiran kakanda, bagaimana kalaw besok kita berkunjung ke
kampung kakanda, sekalian kanda mengenalkan adinda kepa keluarga disana?
Tuan muda: kanda sebenarnya ingin mengajak adinda berkunjung ke kampung kanda,tapi kanda
khawatir adinda akan terkejut, karena di kampung kanda banyak sekali keanehan yang akan membuat
adinda terkejut. Daerah kanda tandus dan kehidupan keluarga kanda sangat miskin. Ayah kanda telah
meninggal dunia.

LA : “ adinda tidak kaget kalaw itu yang kanda ceritakan. Kanda kan tau tentang kehidupan adinda
sangat memprihatinkan sekali. Lebih baik kita hidup dalam gubuk yang reot dengan seribu kebahagiaan
dari pada kita hidup dalam mahligai dengan sejuta kemelut derita. Percuma kekayaan melimpah-ruah
kalaw tidak menemui kedamaian. ”

Tuan muda : “ benar itu. Adinda. Bagaimana kalaw besok kita berkunjung ketempat nenek saja?
Bukannya nenek belum tahu kita bertunangan ? nenek pasti bahagia melihat cucunya telah
bertunangan. Untung pulang ke daerah kanda nanti saja kalaw kita sudah kawin, sekalian kita minta
pendapat, bagaimana dan dimana tempat yang baik untuk kita melakukan pesta pernukahan. ”

LA : “kalaw begitu, baiklah kita akan kesana. ”

Pagi-pagi benar mereka berdua mengendarai kuda menuju istana siluman, tempat dimana nenek
berada. Dengan waktu yang sangat singkat, mereka telah sampai ditempat yang dituju.

Nenek : “apa kabar cucu-cucuku ?? mengapa sudah lama sekali tidak datang kesini ?? ”

LA : “kabar baik baik-baik saja, nek. Kami sudah lama tidak datang kesini. Karena sibuk dengan tugas. Tak
berapa lama lagi, murid-murid ku menamatkan pelajarannya dan pendekar penghuni istana ini akan
kembali kesini. Kalaw mereka kembali sudah pasti nenek tidak akan kesepian lagi. ”

Nenek tua mengangguk mendengar pembicaraan lia asmara.

LA : “kami datang kesini membawa kabar gembira untuk nenek. ”

Nenek : “kabar apakah itu gerangan cucuku ??”

Tuan muda : “ kami berdua datang kesini untuk memohon restu nenek, karena kami berdua sudah
bertunangan. Peresmian tunangan itu telah kami lakukan di depan ibunda. ”

Nenek : “ nenek bahagia sekali atas kabar itu, bearti tak lama lagi nenek akan melihat cucuku
bersanding, ” katanya memeluk lia asmara.

LA : “ kami mohon pendapat nenek, dimanakah yang paling baik tempat kami melakukan pesta
perkawinan ??”

Nenek : berhubung nenek sudah tua dan tidak kuat lagi berjalan, walaupun memakai kendaraan kuda,
maka nenek berharap cucu melakukan pesta disini saja supaya nenek bisa menyaksikan kalian ibumu
dan sanak keluarga handai tolan bisa berkumpul disini.

Pada hari yang telah di tentukan, lia asmara pun mengadakan pesta perkawinan. Pesta sangat
meriah dihadiri oleh kerabat dan handai tolan, juga keluarga besar ikatan keluarga besar perguruan
gunung naga merah. Para undangan berdatangan dari pelosok penjuru daerah. Para bekas murid nenek
tua semua datang taka da terkecuali. Mereka ingin membalas jasa nenek tua yang dicintainya.
Walaupun suaminya telah lama meninggal mereka tetap setia dan ingat . pesta dilaksanakan 7 hari 7
malam, sangat meriah sekali matahari berputar pada porosnyajarum jam tetap bergeser, waktu bulan
berganti bulan, hari berganti hari, tak terasa berumah tangga sudah genap 1 tahun lamanya.

LA : kanda, kapaan kita berkunjung kekampung halaman melihat ibu kanda dan sanak keluarga,
sekaligus kita berziarah kemakam ayah dan membawa anak kita. Ibu barangkali rindu terhadap kanda
yang taka da kabar beritanya. Tidak baik kita melupakan tanah leluhur,apa lagi kita sudah punya putra.
Ibu akan gembira melihat cucunya yang sehat ini apalagi anak kita seoraang laki – laki .

LA: kalau kita pergi kembali kedaerah kanda ,siapa yang akan mengurus perguruan gunung naga merah
ini?

Tuan Muda : untuk sementara kita serahkan kepada wakil ku pendekar intan permana sari. Kita pergikan
tidak lama ? kalau kita kembali kedaerah itu sudah pasti ibu tidak akan mengizinkan lagi kita kembali ke
sini. Percayalah pada kanda, walaupun seribu alasan pasti kita tidak di suruh lagi.

LA: Baiklah kanda , kalau kita tidak di perbolehkan, perguruan gunung naga merah akan kita serah kan
kepada pendekar intan permana sari saja untuk mengurusnya. Ia telah mampu untuk memimpin
perguruan. Disana nanti kehidupan kita. Kita mengolah pertanian.

Walikadiman yang di mata istrinya bernama jarung itu kehabisan akal. Semua rahasia akan terbongkar
bila istriku datang ke kerajaan hulu sungai musi menjenguk ibuku, pikir hati walikadiman.

Tuan Muda: kalau adinda ingin menjenguk ibu, besok pagi kita berangkat, semua urusan serahkan dulu
pada pendekar intan permana sari.

LA: ‘’ Hal ini gampang.

Esok hari , walikadiman berangkat bersama sang istri menuju daerah kelahiran nya dengan menunggang
kuda, mereka dilepas oleh peserta didik di pintu gerbang perguruan gunung naga merah. Setelah
menempuh perjalanan satu hari mereka pun sampai di kerajaan hulu sungai musi.

Di depan pintu istan, walikadiman berhenti.

LA: ‘’ Mengapa kita berhenti disini kanda? Inikan istana kerajaan hulu sungai musi?

Tuan muda: ‘’ Ya adinda, kita harus berhenti disini.’’

Walikadiman turun dari kudany. Penagwal istana menyambut kedatangan mereka. Seisi istana gegap
gempita menyambut kedatangan Rajanya.

Tuan muda : ‘’ masuklah adinda. Kanda tau perasaan adinda. Tetapi… yang lalu tak usah di kenang
kembali. Biarkanlah kenangan itu berlalu. Kenangan pahit masa lalu kenanglah dalam- dalam. Kanda
tidak dendam pada adinda. Marilah kita menatap masa depan dengan kehidupan yang lebih baik.
Kesalahan adinda sudah Kanda maafkan secara diam-diam sejak kita mulai berjumpa satu tahun yang
lalu.’’

LA: ‘’ Kanda, mengapa kanda tidak berterus terang sejak kita mulai berjumpa dulu?’’

Tuan muda :’’ kanda sengaja tidak berterus terang karena kanda khawatir Adinda memusuhi kanda.
Marilah kita masuk. Kita temui ibu. Ibu telah rindu pada kita,’’ ajaknya.
LA: ‘’ Ibu, Hamba mohon maaf karena satu tahun yang lalu hamba kesini untuk membunuh ayah, dan
sekarang hamba datang sebagai anak ibu.

Lia asmara menangis dipelukan ibu mertuanya.

Ibu mertua:‘’ Tidak, ananda. Ananda tidak berdosa, yang berdosa adalah ayah anakku pangeran Garang
kerena telah membunuh ayahmu Naga Hitam sehingga mengakibatkan kau dan ibumu melarat, korban
nafsu serakah suami ibu, Pangeran Garang. Ananda Walikadiman, kau sudah beristri dan sudah kembali
dan sudah punya anak. Perliharalah anak dan istrimu dengan baik. Ibu akan berbangga melihat kau
berbahagia. Pimpinlah kerajaan Hulu Sungai Musi ini dengan Arif dan Bijaksana.’’

Seisi istana diudangan. Walikadiman mengadakan pesta besar satu hari satu malam. Rayat bergembira
ria. Rajanya telah kembali membawa istri dan anaknya. Semuanya datang menghadiri pesta kerajaan.
Mereka berbondong-bondong mengucaokan selamat datang kepada baginda Raja Walikadiman beserta
permaisurinya Lia Asmara.

SELAMAT BEKERJAA, BEKARYA, BERAKTIVITAS, DAN SEMANGAT

Anda mungkin juga menyukai