Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia bisnis beberapa tahun ini sanngatlah cepat dan membuat
pihak-pihak yang terlibat didalamnya harus bekerja keras agar keberadaanya
tetap diakui oleh pelanggan mereka. Jika dahulu pelanggan membutuhkan
sesuatu untuk pemutih gigi, mereka akan dapat dengan cepat mendapatkannya.
Hal ini terjadi karena pasta gigi yang ada ditujukan untuk semua orang (semua
segmen pasar). Saat ini jika kita membutuhkan pasta gigi, akan terdapat banyak
pilihan yang ditawarkan ada pepsodent, close up, ciptadent dan lain-lain. Dan ini
akan membuat kesulitan tersendiri bagi pelanggan untuk memilih. Semakin
beragamnya jenis dan macam pasta gigi (dan produk lainnya) menggambarkan
semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis.
Bervariasinya merk dan jenis produk menunjukkan bahwa perusahaan tidak
dapat hanya berdiam diri dalam melakukan bisnisnya. Mereka harus mulai
berpikir dan mengalahkan (kalau perlu membunuh) para pesaingnya. Hanya
perusahaan yang betul-betul kuat yang akan memenangkan persaingan. Dalam
usahanya menuju perusahaan yang kuat, para pengambilan keputusan (Chief
Executif Officer) didalam perusahaan diwajibkan untuk merubah cara berfikir
hanya untuk mencari keuntungan semata, saat ini mereka harus berfikir secara
strategik karena seperti dikatakan oleh jendral Karl von Clausewitz pada tahun
1831 dalam bukunya “On War”, bahwa bisnis adalah sebuah peperangan.
Berfikir strategik juga sangat diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah
strategik yang timbul seiring dengan berkembangnya perusahaan/organisasi.
Karakteristik dari masalah strategik di antaranya; berorientasi pada masa depan,
biasanya berhubungan dengan unit bisnis yang sangat komplek, memerlukan
perhatian dari manajemen puncak, akan mempengaruhi kemakmuran jangka
panjang dari perusahaan, melibatkan pengalokasian sejumlah besar sumber-
sumber daya perusahaan.
Berdasarkan uaraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa strategi dan
manajemen pengembangan bisnis bagi perusahaan atau organisasi dipandang
sangat urgent atau penting. Karena melihat peran dan manfaatnya bagi
keberlangsungan dan keberhasilan perusahaan/organisasi yang harus
menyesuaian dengan lingkungan yang penuh perkembangan dan perubahan serta
kian pesatnya baik informasi maupun teknologi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang kami angkat pada makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian dari Strategi Kewirausaan?
2. Apa Nilai-Nilai & Hakikat Strategi Kewirausahaan?
3. Apa Jenis-Jenis Strategi Kewirausaan?
4. Apa Manfaat Strategi Kewirausaan?

1.3 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan kami dalam penulisan ini antara lain adalah :
1. Mengetahui pengertian dari Strategi Kewirausaan?
2. Mengetahui Nilai-Nilai & Hakikat Strategi Kewirausahaan?
3. Mengetahui Jenis-Jenis Strategi Kewirausaan?
4. Mengetahui Manfaat Strategi Kewirausaan?
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian Strategi Kewirausahaan
Strategi merupakan suatu upaya bagaimana tujuan-tujuan perencanaan dapat
dicapai dengan mempergunakan sumbersumber yang dimiliki oleh suatu lembaga
atau perusahaan, disamping diusahakan pula untuk mengatasi kesulitankesulitan
serta tantangan yang ada. Sedangkan kewirausahaan merupakan kamauan dan
kemampuan seseorang dalam menciptakan kegiatan usaha dengan berfikir kreatif
dan inovatif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada serta berani
mengambil risiko dan bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik dan
memperoleh keuntungan yang besar.

2.2. Nilai-Nilai & Hakikat Strategi Kewirausahaan


Perwujudan nilai-nilai universal dalam nilai murni kewirausahaan dapat
diungkapkan diantaranya; komitmen, percaya diri, kerjasama dan lain
sebagainya. NK mencakup 10 unsur. Kesepuluh itu yakni: commitment,
confidence, cooperative, care, creative, challenge, calculation, communicatoins,
competitiviness, change. Sepuluh NK di atas seyogyanya inhern dalam
menumbuhkan jiwa wirausaha sehingga pada gilirannya menjadikan usahawan
berwirausaha menjadi berjaya. Sekalipun demikian, tidak mudah untuk dilakukan
akan tetapi bisa dikerjakan. Sehubungan dengan hal itu, pemahaman nilai-nilai
tersebut perlu ditumbuh-kembangkan dalam setiap perilaku kehidupan manusia.
Nilai-nilai itu akan memberikan sentuhan kepada potensi akademik diri setiap
manusia. Untuk memperjelas mengenai 10 C berikut dipaparkan satu per satu.
a. Commitment/ Komitmen
Komitmen diri dalam bahasa yang lain memiliki keinginan, minat, kemauan,
dan motivasi untuk berwirausaha. Bilamana dicermati maka hal itu
mempunyai niat untuk berwirausaha. Nilai ini penting, sebab segala sesuatu
perbuatan yang dilakukan tergantung pada niatnya.
b. Confidence/ Percaya Diri Percaya diri
bagi seorang wirausaha merupakan sebuah daya yang mampu memberikan
dukungan kemantapan dalam mengambil keputusan (Djokoaw2007).
Sehubungan hal itu, stabilitas emosional tetap dijadikan rujukkan. Percaya
diri sebagai suatu sikap positif seorang individu yang memiliki kemampuan
untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya, sehingga dengan alasan
ini, akan mampu melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan, dalam
merencanakan dan harapkan (Nimahsyifa 2013).
c. Cooperative/ Kerjasama
Dasar dari wirausaha berkembang dan sukses bertumpu pada suatu
ketrampilan komunikasi, jaringan dan kerjasama yang baik. Selain itu,
jaringan yang baik dapat berperan dalam meningkatkan dan menyebarkan
wirausaha yang luas, memberikan dorongan signifikan terhadap keuntungan.
d. Care/ Teliti
Dalam melakukan usaha memerlukan tindakan cermat, teliti untuk
pertumbuhan ekonomi dengan mengharapkan ridho ilahi. Teliti berarti cermat
dan hati-hati. Teliti termasuk akhlak mahmudah yang harus dimiliki setiap
muslim utamanya usahawan muslim. Orang yang senantiasa cermat dan teliti
dalam setiap perbuatan maka kemungkinan besar akan terhindar dari
kesalahan dan kerugian. Islam melarang umatnya tergesa-gesa dan berlaku
sembarangan dalam tindak tanduknya, sebab sikap tergesa-gesa itu sebagai
tindak tanduk setan.
e. Creative/ Kreatif
Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga
berbuat, Untuk itu, dibutuhkan kreativitas, mengenai pola pikir sesuatu yang
baru, dan tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru (Vanirawan 2011).
Selanjutnya, dikatakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk
memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan
masalah.
f. Challenge/ Tantangan
Tantangan bukan dipandang sebagai hambatan melainkan merupakan liku-
liku dalam perjalanan kehidupan, hidup itu ujian. Kehidupan yakni
perjalanan. Usahawan memaknai perjalanannya menghadapi berbagai varians
kehidupan. Untuk itu, perlu mengenal varians tersebut merupakan kawan
bukan lawan. Selanjutnya, dinyatakan tidak banyak wirausahawan yang
menyadari beratnya tantangan yang dihadapi, terutama saat pertama kali
merintis usahanya (Gondokusumo 2013).
g. Calculation/ Perhitungan
Usahawan perlu melakukan perhitungan matang agar terhindar dari kerugian.
Perhitungan yang dimaksud sangat standart misalnya, hari ini dalam
melakukan usaha jangan impas, bahkan lebih jelek dari hari sebelumnya.
Tentunya hari ini lebih baik dari hari kemarin, inilah usahawan perlu
mengemban usahanya dengan senantiasa memperhitungkan semakin hari
semakin meningkat hasilnya, dengan kata lain melakukan usaha semakin hari
semakin mendapatkan hasil yang lebih baik.
h. Communication/ Komunikasi
Dalam komunikasi harus ramah, supel, tidak kaku. Perspektif Islam,
komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Ini dipahami bahwa segala gerak langkah manusia selalu disertai
dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang
islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi
yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-
Quran dan hadits.
i. Competitiviness/ Daya Saing
Siap menghadapi persaingan baik di lingkungan sendiri maupun lingkungan
luas, termasuk lingkungan lokal, regional, nasional, maupun internasional.
Dunia bisnis persaingan menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dielakkan. Setiap
pelaku wirausaha selalu meningkatkan daya saing usahanyanya dari waktu ke
waktu. Berbagai macam strategi dan teknik dipakai untuk memenangkan
persaingan yang kadang memang sangat menguras tenaga dan pikiran bahkan
materi. Munculnya pesaing-pesaing baru yang semakin banyak turut memberi
andil betapa pentingnya selalu meningkatkan daya saing.
j. Change/ Berubah
Inovasi inkremental terlihat pada sektor kerja, yaitu: (a) Knowledge-intensive
service (KIS), usahanya meliputi pengembangan ekonomi, contoh: konsultan
akuntasi, administrasi, R&D service, teknik, komputer, dan manajemen.
Sumber utama inovasi dari kemampuan mereka untuk memberikan hasil
desain yang sesuai untuk pengguna layanan mereka; (b) Supplier-dominated
services (SDS), meliputi perdagangan retail, pelayanan pribadi (seperti
potong rambut), hotel dan restaurant. Selanjutnya, macam inovasi
berdasarkan fungsi adalah inovasi teknologi dapat berupa produk, pelayanan
atau proses produksi dan inovasi administrasi dapat bersifat organisasional,
struktural, dan inovasi social (Jong &Hartog 2003).

Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses


mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan
memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena
berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan
menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi
definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau
ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963)
kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan
mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya
dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan
kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang
wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari
manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi
dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai
manusia unggul.

2.3. Jenis-Jenis Strategi Kewirausaan


Menurut Indriyo Gito Sudarmo ada beberapa macam jenis bisnis, untuk
memudahkan mengetahui pengelompokannya maka dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Ekstraktif, yaitu bisnis yang melakukan kegiatan dalam bidang
pertambangan atau menggali bahanbahan tambang yang terkandung di
dalam perut bumi.
2. Agrobisnis, yaitu bisnis yang menjalankan bisnisnya dalam bidang
pertanian.
3. Industri, yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang industri.
4. Jasa, yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang jasa yang menghasilkan
produk produk yang tidak berwujud
2.4. Manfaat Strategi Kewirausaan
Dari beerapa penelitian mengedintifikasi bahwa pemilik bisnis mikro, kecil, atau
percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan lebih
banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu perusahaan
besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha sebaiknya
mempertimbangkan manfaatkepemilikikan bisnis mikro, kecil atau menengah.
Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah
sebagai berikut:
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi
pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba
memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk
memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk mewujudkan cita-citanya.
2. Memberi peluang melakukan perubahan Semakin banyak bisnis yang
memulai usahanya karena mereka dapat menagkap peluang untuk melakukan
berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa
penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan
mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya alam yang
terbatas, pebisnis kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud
kepedulian mereka terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan
harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya Banyak orang
menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali membosanka,
kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi
seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja
atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang
dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan
aktualisasidiri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh
kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau
perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan
spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4. Memiliki peluang untruk meraih keuntungan Walaupun pada tahap awal
uang bukan daya tarik utama bagi wirausahawan, keuntungan
berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan
usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi
kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi berkecukupan. Hampir
75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya (Majalah Forbes) merupakan
wirausahawan generasi pertama. Menurut hasil penelitian, Thomas stanley
dan William Danko, pemilik perusahaan sendiri mencapai 2/3dari jutawan
Amerika serika. “Orang-orang yang bekerja memiliki perusahaan sendiri
empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan daripada orang-orang yang
bekerja untuk orang lain (karyawan perusahaan lain).
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali
merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya.
Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati adalah
ciri pengusaha kecil.Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang
diterima dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam bertahun-
tahun. Peran penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan
setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam
melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan
bagi manajer perusaan kecil.
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan
rasa senang dalam mengerjakan Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil
atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka
sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewierausahawan yang berhasil
memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab mereka tertarik dan
mrenyukai pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran
mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka
melakukannya. Wirausahawan harus mengikutu nasihat Harvey McKey.
Menurut McKey: “ Carilah dan dirikan usaha yang anda sukai dan anda tidak
akan penrnah terpaksa harus bekerja sehari pun dalam hidup anda” Hal ini
yang menjadi penghargaan terbesar bagi pebisnis/wirausahawan bukan
tujuannya, melainkan lebih kepada proses atau perjalanannya.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi
dan keadaan perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau
lingkungan mikro perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang
dikenal dengan lingkungan makro perusahaan. Perusahaan yang berjaya dan
mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi penjulannya ditengah-tengah
pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil menetapkan strategi
pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan tepat. Penentuan strategi
bersaing hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan kepada besar dan
posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Karena perusahaan yang besar
mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu yang jelas tidak bisa dilakukan oleh
perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah menjadi sesuatu hal yang
jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu
menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada
perusahaan besar.
3.2. Saran
Dalam melakukan persaingan dalam dunia kewirausahaan hendaknya dapat
bersaing dengan sehat. Oleh karena itu, strategi yang digunakan haruslah strategi
yang berorientasi pada konsumen dan kebutuhan pasar.Dengan demikian usaha
yang dijalankan akan lebih mendapatkan nilai tambah di masyarakat. Sehingga
dapat eningkatkan taraf ekonomi masyarakat yang berdampak pada
meningkatnya perekonomian secara nasional
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchar. Kewirausahaan. Bandung: PT Alfabeta, 2013


Kewirausahaan. (2013). Suryana. Jakarta Selatan: Salemba.

Anda mungkin juga menyukai