Wulan Anggraeni Feb
Wulan Anggraeni Feb
Oleh
Wulan Anggraeni
NIM: 106084002846
JAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 15 juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
Hari ini Senin, 7 Maret 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :
selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas
dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Jikalau ini kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
( Wulan Anggraeni)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Wulan Anggraeni
2. Tempat & Tgl Lahir : Tangerang, 3 juli 1988
3. Alamat : Jln.Wr.Supratman Gg.Cemara
Rt 04/11 No.27 Desa Rengas.
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Telepon : 085714731734/ 021 7410341
6. Jenis Kelamin : Perempuan
7. Agama : Islam
II. PENDIDIKAN
Pendidikan Formal
Tempat Waktu
1. SD Negeri 2 Pondok Ranji 1994 – 2001
2. SMP Negeri 5 Ciputat 2001 – 2003
3. SMA Negeri 2 Ciputat 2003 – 2006
4. UIN SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta 2006 – 2011
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan
i
Pendidikan Non Formal
Pelatihan/Seminar Waktu
1. Seminar Ekonomi Islam " Ekonomi Juni 2007
Syariah sebagai Pondasi Pembangunan di
Indonesia".
2. Kursus Bahasa Inggris, Latansa BEC2 Maret 2006
ii
ABSTRACT
The purpose of this research was aimed to know the influence of Labor
Force Participation Rate (LFPR), Foreign Direct Investment (FDI), and Export to
Gross Regional domestic Product (GRDP) in Jakarta. The dependent variable
was the economic growth (GRDP), while the independent variables were the
Labor force Participation Rate (LFPR), Foreign Direct Investment (FDI), and
Exports. The data were used time series, 1987-2009 and the analytical method is
used an with multiple regression.
The results showed that the Foreign Investment (FDI) and Exports
positively influenced and significant to the GRDP growth in Jakarta, with
coefficient determination (R2), which is equal to 0,958513.
It means that the GRDP of Jakarta respectively increased with the
increase of the Foreign Investment and Exports, supported by sectors of industry
and tax. While the Labour Force Participation Rate (LFPR) has not positive
influenced to the growth of GRDP in Jakarta significantly.
iii
ABSTRAKSI
Hal ini berarti bahwa PDRB DKI Jakarta akan semakin meningkat dengan
meningkatnya Penanaman modal asing dan ekspor yang didorong oleh sektor-
sektor industri yang ada dan pendapatan pajak. Sedangkan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
PDRB DKI Jakarta.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala kekuatan dan kesabaran yang
penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program
sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Sripsi ini merupakan sebuah karya yang tidak mungkin terselesaikan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
1. Bapak Mujib dan Ibu Tiaroh, sumber motivasi bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas semua doa dan dukungan yang
telah diberikan padaku sampai detik ini. Semoga suatu saat aku dapat
membalas kebaikan yang diberikan dan dapat menjadi kebanggan bagi Papa
2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN
3. Drs. Lukman M.Si. selaku ketua jurusan IESP Fakultas Ekonomi dan Bisnis
v
4. Pheni Chalid Sf, MA, Ph.D. selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah
5. Fitri Amalia, MS.i. selaku dosen pembimbing II skripsi yang juga telah
6. Seluruh Dosen FEB atas ilmunya yang bermanfaat yang telah diberikan, iesp
for: Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan
proposal yang luar biasa dan Ibu Lili yang begitu baik dan murah hati untuk
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena telah menjadi sahabat dan
Mas Angga, Mas Ari, Mas Bayu yang sudah membantu dan mensupport ku
dalam kuliah dan tidak lupa juga kepada adikku tercinta, Farhati Anggraeni
9. Anak-anak Atdeeeeuh IESP B, Rezi, Zaka, Anda, Ikel, Iwan, Awang dan
semuanya yang selama ini telah mendukung dan memberi semangat selama
berkuliah.
10. Rekan-rekan IESP angkatan 2006 yang sama-sama berjuang untuk lulus
vi
11. Teman-teman IESP B, terima kasih untuk hari-hari yang indah yang tak
terlupakan.
12. Kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
13. Buat Febby dan Leny terima kasih banyak atas bantuan kalian selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan penulis dalam
Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan
bermanfaaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Terima Kasih
WULAN ANGGRAENI
penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRACT.............................................................................................. iii
ABSTRAKSI ........................................................................................... iv
viii
B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ........................................ 25
C. Investasi ................................................................................................ 29
D. Ekspor ................................................................................................... 37
ix
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 54
x
1. Keadaan Geografis DKI Jakarta....................................................... 67
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 94
A. Kesimpulan ....................................................................................... 94
B. Implikasi ............................................................................................ 96
C. Saran .................................................................................................. 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
barang dan jasa akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang
(2004) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh
suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai
suatu negara/daerah.
pertumbuhan ekonomi menurut ahli ekonomi klasik yaitu, Ricardo, Malthus dan
iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan laut yang dapat diperoleh,
1
dan jumlah atau jenis kekayaan barang tambang yang ada. Hal ini akan
Untuk mengatasi hambatan yang ada, maka perlu adanya modal yang cukup,
teknologi, teknik produksi dan tenaga-tenaga ahli secara efisien dan dapat
Indonesia.
2
sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius
kepada pembangunan.
Sekitar pada tahun 1998 Indonesia mulai mengalami krisis dari dampak
krisis dunia. Kerusuhan yang begitu hebat melanda Indonesia, dimana pada saat
itu terjadi penjarahan hingga, perekonomian menurun drastis. Hal ini terjadi
dijantung perekonomian Indonesia, tepatnya DKI Jakarta dan hal ini berujung
Jakarta. PDRB saat itu mengalami kemerosotan yang drastis sekitar -17,49%. Hal
ini tentunya membuat perekonomian Indonesia dan khususnya DKI Jakarta yang
dengan memulai dari periode 1987 dimana Indonesia delapan tahun sebelum
mengalami krisis dan berakhir pada periode 2009, dimana tiga belas tahun setelah
mengalami krisis.
Tabel 1.1
Data PDRB DKI Jakarta
Atas dasar harga konstan 2000 Tahun 2005-2009
Tahun Nilai PDRB Laju Pertumbuhan
(Juta rupiah) (%)
2005 295.270.545,00 6,01
2006 312.826.713,00 5,95
2007 322.971.255,00 6,44
2008 353.539.057,00 6,22
2009 371.399.302,00 5,01
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta Dalam Angka, 2010.
3
Pada perkembangan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
dimana pada tahun 2005 PDRB mengalami kenaikan sekitar 6,01 persen, pada
tahun 2006 pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta sedikit melambat 5,95 persen.
Namun pada tahun 2007 dampak dari peningkatan harga tersebut mulai
Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 perekonomian DKI Jakarta kembali
melambat. Hal ini terjadi karena krisis ekonomi global yang berawal dari Amerika
dan menjalar ke Eropa dan sebagian negara Asia sedikit banyak turut
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor ini menciptakan nilai tambah
sekitar 30 persen dari PDRB DKI Jakarta, kemudian diikuti oleh sektor
yang paling baik terhadap ciri suatu daaerah itu makmur, bila tidak diikuti
perluasan kesempatan kerja guna menampung tenaga- tenaga kerja baru yang
4
setiap tahun. Memasuki angkatan kerja, dalam hal ini pertumbuhan ekonomi
karena faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor yang penting artinya bagi
pertumbuhan ekonomi, selain dipengaruhi oleh model alam dan teknologi. Oleh
jumlah angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai faktor yang positif dan
angkatan kerja dengan penduduk dalam usia kerja dalam kelompok yang sama.
Tabel 1.2
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Menurut Jenis kelamin di DKI jakarta 2005-2009
Tahun TPAK (%)
2005 63,08
2006 62,72
2007 61,04
2008 68,68
2009 66,60
Sumber data : sakernas BPS DKI jakarta, 2010
5
manejer, sehingga terjadi perubahan pembangunan ketenagakerjaan dan
perkembangan kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya tingkat
partisipasi angkatan kerja yang terserap dari berbagai lapangan pekerjaan didaerah
angkatan kerja (TPAK) dari 2005 mengalami kenaikan sebesar 1,78 persen.
tahun 2005-2008 mengalami peningkatan dan penurunan yang relative pada tahun
2009, jumlah penduduk usia kerja di Jakarta yang masuk pasar kerja Jakarta, yang
diukur dengan TPAK, setiap tahunnya rata-rata berjumlah 62,84 persen dari total
penduduk bekerja (sekitar 4,2 juta jiwa). Setelah itu TPAK berangsur meningkat
tahun 2008, yaitu sebesar 68,68 persen (sekitar 4,77 juta jiwa). (BPS, 2010:23).
pada saat itu juga sangat berperan penting untuk meningkatkan perekonomian,
produktif yaitu dengan menggenjot investasi, baik penanaman modal dalam negeri
6
Penanaman modal asing langsung merupakan investasi yang dilakukan oleh
swasta asing ke suatu negara tertentu. Bentuknya dapat berupa cabang perusahaan
multinasional, lisensi, joint venture, dan lain-lain. Investasi oleh penduduk dalam
negeri merupakan pengakuisisian surat-surat berharga luar negeri dan aset fisik.
Investasi luar negeri dalam aset keuangan khususnya lembaga investasi dilakukan
dalam negeri. Investasi luar negeri langsung dalam bentuk fisik di dalam pabrik
manufaktur yang baru dan cabang-cabang penjualan yang lebih bagi pengusaha
multinasional.
Kepadatan penduduk kota Jakarta ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya
dengan tujuan untuk menetap dijakarta untuk mencari nafkah. Hal ini disebabkan
mencari pekerjaan dijakarta lebih mudah karena lapangan pekerjaan lebih banyak
sehingga penduduk desa lebih banyak ingin mengadu nasib dijakarta dan itu
pertumbuhan ekonomi Jakarta saat ini ikut pula meningkat hal ini dikarenakan
banyak factor, salah satunya adalah banyaknya investasi asing yang menanamkan
7
Tabel 1.3
Perkembangan penanaman modal asing (PMA) 2005-2009
Nilai persetujuan pemerintah
Tahun PMA
Proyek Investasi
(Ribu US $)
2005 796 2.624.156
2006 801 2.635.281
2007 916 6.091.830
2008 434 9.927,8
2009 433 5.510,8
Sumber data: BPS, indicator ekonomi DKI Jakarta,2010
dalam kurun waktu 2005-2008 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 dimana
bidang usaha jasa-jasa lainnya memberikan kontribusi yang besar sedangkan pada
tahun 2006 nilai investasi yang disetujui sebesar 2.635.281 ribu US $. Tahun 2007
sebesar 6.091.830 ribu US $. Secara keseluruhan kurun waktu dari tahun 2005-
Jakarta. Karena melihat perkembangan perekonomian Jakarta yang sangat tinggi dan
merupakan ibu kota atau pusat perekonomian Indonesia, peran investasi dari luar
Jakarta.
ekonomi dan ekspor. Ketika Indonesia mengalami pertumbuhan ekspor maka hal
8
itu, perlu adanya perhatian utama terhadap ekspor sebagai penghasil devisa.
Dalam era perdagangan global, kebijakan perdagangan luar negeri menjadi sangat
penting. Salah satu kebijakan perdagangan luar negeri adalah kebijakan ekspor,
tujuan utama dari kebijakan ekspor adalah meningkatkan ekspor dengan prasyarat
Tabel 1.4
Data Nilai Ekspor DKI Jakarta 2005-2009
Tahun Nilai Ekspor Perubahan (%)
( Milyar US $)
2005 26.958.167.238 10,03
2006 29.809.517.841 10,58
2007 32.186.884.841 7,98
2008 36.090.170.062 12,13
2009 37.060.160.034 10,26
Sumber data : BPS, Ekspor DKI Jakarta, 2009
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, nilai ekspor DKI Jakarta selalu
mengalami peningkatan dimana nilai ekspor DKI Jakarta tahun 2009 telah
mencapai 37,06 milyar US $. Sedangkan pada tahun 2005 nilai ekspor baru
jakarta yang merupakan tujuan utama bagi para pencari kerja pada tenaga kerja
dimana investasi asing dan ekspor diharapkan dapat menjadi motor penggerak
9
proses pemulihan ekonomi nasional. Dalam teori ekonomi makro (macro economi
theory), hubungan antara ekspor dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan / atau
Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuni Priadi Utomo mengenai ekspor
bahwa, ekspor pada dasarnya telah memainkan peranan yang sangat penting di
dalam proses pembangunan ekonomi indonesia. Ekspor (terutama migas dan gas
yang dominan yang kemudian pandangan ini sebagai sektor yang diharapkan
produk domestik regional bruto (PDRB). Dengan begitu penulis tertarik untuk
10
B. Rumusan Masalah
oleh pemerintah khususnya daerah/kota Jakarta menarik untuk dilihat. Salah satu
merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya
angkatan kerja, investasi asing dan ekspor ekonomi DKI Jakarta saat itu
berpengaruh terhadap fluktuasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat terlihat jelas
Jakarta?
11
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
yang terjadi.
(UIN).
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan Ekonomi
13
negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami
penurunan.
dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan
14
Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik, pertumbuhan
sederhana adalah :
Q = f (K,L)
Dimana :
a. Barang Modal
dimungkinkan jika investasi neto lebih besar dari pada nol. Sebab,
15
jika investasi neto sama dengan nol, perekonomian hanya dapat
kualitas
b. Tenaga kerja
c. Teknologi
output. Namun apakah hal itu berarti makin baik ?, tujuan akhir
16
optimal apa yang ada dalam diri dan lingkungannya. Bahkan
𝑌𝑟𝑡 −𝑌𝑟𝑡−1
Gt = 𝑥 100%
𝑌𝑟𝑡−1
17
Salah satu sasaran pembangunan ekonomi daerah adalah
Lewis yakni:
Y = Aeμt . Kα . L1-α
18
Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik Tradisional, pertumbuhan
output selalu bersumber dari satu atau lebih dari 3 (tiga) faktor yakni ;
98).
Qt = Tt Kta Ltb
19
5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
jumlah nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam
suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir
tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor
(intermedicate cost).
1. Metode Langsung
2004: 26).
20
a. PDRB Menurut Pendekatan Produksi (Production Approach)
PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi (di suatu region) pada suatu
Rumusnya : Y= 𝑃 .𝑄
Y = P1 . Q1 + P2 . Q2 + .... + Pn . Qn
mengurangkan biaya antara dari total produksi bruto sektor atau sub
dan nilai biaya antara. Biaya antara adalah nilai barang dan jasa yang
digunakan sebagai input antara dalam proses produksi. Barang dan jasa
yang termasuk input antara adalah bahan baku atau bahan penolong
atas balas jasa faktor produksi seperti upah dan gaji, sewa tanah, bunga
21
modal, dan keuntungan yang diterima perusahaan bukan termasuk
biaya antara. Begitu juga dengan penyusutan dan pajak tidak langsung
produksi yang ikut dalam proses produksi di suatu wilayah pada jangka
produksi yang komponennya terdiri dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga
pendapatan yaitu ;
22
Rumusnya : Y = Yw + YI + YR + YP
Ket : W = upah
I = bunga
R = sewa
dilakukan dengan bertitik tolak dari penggunaan akhir barang dan jasa
Rumusnya : Y = C + I + G + (X-M)
G = pengeluaran pemerintah
impor)
23
lebih luas. Untuk melakukan alokasi PDRB wilayah ini digunakan
beberapa alokator antara lain: Nilai produksi bruto atau netto setiap
a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas
dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada saat
daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB yang besar
sebaliknya.
atas dasar harga tetap, maka perkembangan agregat pendapatan dari tahun
kenaikan harga atau inflasi. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan
laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun
ke tahun.
24
B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Angkatan kerja terdiri atas golongan yang bekerja dan golongan yang
dengan bukan angkatan keja adalah mereka yang masih sekolah, golongan
pendapatan.
kerja, yang dimaksud dengan penduduk usia kerja adalah penduduk yang
telah berusia 15-64 tahun keatas yng berpotensi memproduksi barang dan
jasa.
angkatan kerja (labour force participation rate) yaitu berapa persen dari
tenaga kerja yang akan menjadi angkatan kerja dan pengertian dari
angkatan kerja itu sendiri adalah bagian dari tenaga kerja yang
dan jasa. Dan dalam konsep “Labour Force Participation Rate” angkatan
kerja mempunyai refrensi waktu yang pasti misalnya satu minggu dan
25
Jadi mereka yang bukan pekerja (yaitu: penggangguran/pencari pekerjaan)
Gambar 2.1
Skema Angkatan Kerja
Penduduk
Penuh
Sumber : Supas, Jakarta.
Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah 15-65 tahun. Tetapi
tidak semua orang yang berusia 15-65 tahun dihitung sebagai angkatan
kerja, yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berusia
15-65 tahun yang bekerja dan sedang mencari kerja,sedangkan yang tidak
Negara dapat dibedakan menjadi usia kerja (15-65 tahun) dan bukan usia
26
kerja. Dari jumlah penduduk usia kerja, yang masuk angkatan kerja adalah
terhadap penduduk usia kerja. Dilihat dari sisi kerja, TPAK yang rendah
ditemui pada kelompok penduduk usia kerja wanita dan pada penduduk
usia muda.
kesempatan kerja yang tersedia bagi penduduk usia kerja dan sebaliknya
Indonesia terdapat 155,5 juta penduduk usia kerja, sekitar 60,61 persen
dari mereka berada di Pulau Jawa. Bagian dari tenaga kerja yang aktif
27
terhadap faktor-faktor produksi di Indonesia. Secara langsung naik
TPAK dari seluruh penduduk usia kerja, namun dapat juga digunakan
lebih khusus seperti umur, jenis kelamin, atau tempat tinggal (desa,kota).
28
Kombinasi antara jumlah modal dan tenaga kerja yang
tingkat efisiensi yang berbeda pula. Dengan kata lain, pada suatu
C. Investasi
1. Pengertian Investasi
produsen (swasta) untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok
29
berpendapat bahwa investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk
c. Kemajuan teknologi.
30
1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,
kapasitas produksi;
utilization).
Perusahaan.
pendapatan nasional.
besarnya tetap, demikian juga ratio antar modal dan output (Capital
31
(Incremental Capital Output Ratio) dimana persamaanya sebagai
𝐾 ∆𝐾
berikut; COR = k sehingga, k = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∆𝐾 =
𝑌 ∆𝑌
proporsi penggunaan tenaga kerja dan modal tidak tetap, harga selalu
32
berpeluang untuk memperbaiki efisiensi alokasi sumberdaya domestik
berasal dari luar negeri yang mengalir ke sektor swasta baik yang melalui
33
diperlukan untuk memperlancar bisnis dan perdagangan seperti jalan raya,
rel kereta api, proyek irigasi dan bendungan, serta sarana kesehatan umum.
bersifat sekaligus. Tidak ada seorang pun atau perusahaan kecil yang
mampu membangun suatu sistem jalan raya. Tidak ada perusahaan yang
bisa berharap mendapatkan laba jika dana yang diperlukan tidak mampu
yang kesemuanya itu berasal dari luar negeri yang dapat menyebar ke
seluruh perekonomian.
perusahaan yang di tetapkan, tujuan yang hendak di capai, tidak lepas dari
34
pembelian obligasi/perusahaan asing, tanpa kontrol manajemen di
perusahaan investasi.
riel yang terakhir jelas merupakan pembedaan dari segi pemiliknya saja
swasta, dan merupakan milik serta dilakukan oleh orang asing atau oleh
bila investasi netto negatif atau dimana investasi bruto lebih kecil daripada
investasi pengganti.
35
Dunia usaha mengadakan investasi didorong oleh pertimbangan
keuntungan juga naik dan demikian pula tingkat investasi. Bila tingkat
pendapatan atau output rendah, ini berarti dunia usaha mempunyai cukup
kontribusi yang lebih baik kedalam proses pembangunan. Oleh karena itu,
PMA ini. Disisi lain, negara pengekspor kapital juga memberikan insentif
kepada sektor swasta berupa insentif pajak, jaminan dan asuransi atas
36
Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus-menerus
Pengaruh dari peran ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan
seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan kerja.
D. Ekspor
1. Pengertian Ekspor
37
dengan cara mengeluarkan barang-barang dalam negeri keluar negeri
macam barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri ke luar negeri.
(Jhingan, 2000:448).
38
daerah/kota perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan-kebijakan
yang didasarkan pada isolasi, baik yang penuh maupun yang hanya
sebagian, tetap saja secara ekonomi akan lebih rendah nilainya daripada
2. Teori Ekspor
a. Teori Hecksher-Ohlin
anggapan yaitu;
tidak sama, yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih
padat capital.
39
Inti dari model Hecksher-Ohlin yang diuraikan diatas adalah
dinegara tersebut.
untuk investasi.
investasi yaitu antara impor dan ekspor, dalam hal ini tingkat
1998:169-171).
40
3. Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah
2000:448).
41
Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam menganbil
Smith, 2004:28 ).
E. Penelitian Sebelumnya
yang digunakan dalam bentuk data tahunan tahun 1986-2002. Dan alat
investasi asing, total nilai ekspor, jumlah tenaga kerja, tabungan domestik
dan hutang luar negeri. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini
adalah variabel investasi asing, total nilai ekpor, jumlah tenaga kerja, dan
Indonesia.
42
Jamzani Sodik dan Didi Nuryadin (2008), dengan judul ”
penelitian ini menggunakan data panel dan translog model, analisis regresi
angkatan kerja dan upah, hanya angkatan kerja yang berpengaruh dan
partisipasi angkatan kerja dengan PDRB didaerah khusus ibu kota Jakarta
43
perubahan pembangunan ketenagakerjaan dan perkembangan kesempatan
kerja. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya tingkat partisipasi angkatan
produk domestic regional bruto didaerah khusus ibu kota Jakarta. Ingin
diteliti apakah didaerah ibu kota jakarta telah terjadi mekanisme tingkat
1999”. Dalam Penelitian ini metode yang digunakan adalah regresi linier
variabel bebas dalam model data panel ini adalah indicator perkembangan
44
perbankan yang didefinisikan dalam penelitian ini terdiri dari tiga
komponen utama, kredit, asset dan dana pihak ketiga yang terhimpun.
factor lainnya yaitu factor produksi yaitu biaya tenaga kerja dan
minyak yang mencapai titik terendah pada agustus 1986, ekspor pada
impor, ekspor (terutama migas dan gas bumi) hanya dipandang sebagai
45
Dipilihnya strategi industrialisasi promosi ekspor pada hakekatnya
Indonesia.
kausalitas dalam studi empiris yang dilakukan pada subjek ini, dalam
46
penelitian ini menguji secara empiris dengan arah sebab-akibat antara
pada data time series dari enam negara (Brasil, India, Indonesia, Korea
panel dalam estimasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada FDI
pendapatan yang lebih tinggi. Hasil lain yang menarik adalah ketersediaan
47
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Sebelumnya
48
6. Jamzani Sodik 2008 Determinan Kausalitas Variabel market size
dan Didi Investasi di Granger (PDRB) berpengaruh
Nuryadin daerah: studi negative, untuk indicator
kasus propinsi di infrastruktur yaitu listrik
indonesia” tidak berpengaruh terhadap
pilihan lokasi investasi,
sedangkan indicator
ketenagakerjaan yaitu
angkatan kerja dan upah,
hanya angkatan kerja yang
berpengaruh dan negative,
untuk indicator keterbukaan
ekonomi yaitu ekspor
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap lokasi
berinvestasi.
7. Nushiwat, 2010 Ekspor dan Kausalitas Variabel Ekspor dan
Munter Pertumbuhan Granger Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi A Re- saling mempengaruhi
Pemeriksaan atas
hubungan
kausalitas di Enam
Negara 1981-2005
Sumber : Berbagai Jurnal
F. Kerangka Pemikiran
dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternative solusi dari
PDRB DKI Jakarta. Variabel bebas yang terdiri dari Tingkat pertisipasi
49
(sebagai variable bebas) berpengaruh terhadap pertumbuhan PDRB
persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Nilai TPAK yang
50
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Latar Belakang
PDRB adalah jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh
unit ekonomi disuatu wilayah. PDRB menjadi perhatian penting karena merupakan
salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Dimana apabila
naik turunya PDRB akan berdampak terhadap variable makro ekonomi lainnya.
Kesimpulan dan
Implikasi
51
G. Hipotesis Penelitian:
DKI Jakarta.
52
4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Investasi Asing (PMA),
Jakarta.
53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pengaruh PDRB, TPAK, PMA, dan Ekspor di DKI Jakarta. Penelitian ini
yang dikendaki.
54
2. Sampel yang baik menidentifikasikan setiap probabilitas dari setiap
sampel statistika.
1. Penentuan Populasi
6. Pemilihan Sampel
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang
55
D. Metode Analisis Data
regresi linear berganda dan secara umum model regresi berganda sebagai
berikut :
sebagai berikut :
Dimana :
LEXP : Ekspor
α : Intercept / Konstan
i : Observasi ke i
dua atau lebih variable independen dengan variable dependen. Analisis ini
56
berhubungan positif atau negative dan untuk memperediksi nilai variabel
apakah model tersebut dapat dianggap relevan atau tidak. Pengujian yang
dilakukan melalui uiji stasioneritas, uji asumsi klasik yang meliputi uji
statistik yang meiliputi uji signifikansi parameter individu (uji statistik t),
uji sinifikan simultan (uji statistik F), dan uji koefisien determinasi (R2).
1. Uji Stasioneritas
data time series merupakan data sekumpulan nilai suatau variable yang
57
berkala pada interval waktu tertentu, misalnya : harian, triwulan,
menghilangkan otokorelasi.
varian dari data time series tersebut tidak mengalami perubahan secara
yang dikenal dengan sebutan uji akar unit root atau “Uji Unit Root (uji
58
ADF)” uji ini merupakan pengujian yang sangat popular, dan
dikenalkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller yang disebut Uji
b. UJi Autokorelasi
59
pengganggu telah bebas, tetapi satu sama lain berhubungan.
nama lain dari uji BG ini adlah uji langrange multiplier (LM test
c. Uji Heteroskedastisitas
masalah heterokedastisitas.
60
d. Uji Multikolinearitas
2007:51).
signifikan.
multikolinearitas.
61
koefisien determinasi model regresi aslinya, maka terjadi
3. Uji Statistik
variabel dependen. Uji statistik ini meliputi Uji t, Uji F dan Koefisien
Determinasi (R2).
variable dependen.
variable dependen.
62
apabila tingkat kesalahan suatu variable > 5% atau 0,05 berarti
tabel dengan F-hitungnya. Jika nilai probability < 0,05 atau α=5
(Kuncoro, 2003:219).
63
2
c. Koefisien Determinasi R (Goodness Of Fit)
1. Variabel Dependen
a. Pertumbuhan PDRB
Jakarta atas dasar harga konstan 2000. Data yang digunakan adalah data
64
Tingkat pertumbuhan ekonomi dalam suatu tahun tertentu (tahun t)
Ket:
2000) (Rp)
2. Variabel Independen
c. Ekspor
65
dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan
Tabel 3.1
Variabel Penelitian
No. Variabel Definisi Satuan
1. Variabel Dependent PDRB adalah seluruh nilai Juta Rupiah
- Pertumbuhan barang dan jasa akhir yang
Ekonomi dihasilkan seluruh unit ekonomi
(PDRB) disuatu wilayah
2. Variabel Independent - Gambaran persentase Persentase
- Tingkat angkatan kerja dan
partisipasi penduduk usia kerja.
angkatan kerja
(TPAK)
- Penanaman modal asing Ribu US $
- Investasi Asing /arus modal yang
(PMA) berasal dari luar negeri
yang mengalir ke sector
swasta yang disetujui
oleh pemerintah.
Milyar US $
- Ekspor - Ekspor adalah
perdagangan barang dan
jasa dari dalam negeri
keluar negeri.
66
BAB IV
administrative, yaitu: kota administrasi Jakarta pusat dan luas 47,90 km2 ,
Jakarta utara dengan luas 142,20 km2 ; Jakarta barat dengan lus 126,15 km2 ;
Jakarta selatan dengan luas 145,73 km2 dan kota administrasi Jakarta timur
dengan luas 187,73 km, serta kabupaten administatif kepulauan seribu dengan
luas 11,81 km2. Disebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang
lebih luas dari daratan memiliki potensi sumber daya laut yang cukup
besar,yaitu berupa sumber daya mineral dan hasil laut sumber daya mineral
bumi dan gas mulai dieksploitasi sejak tahun 2000 dengan rata-rata kapasitas
Perannya sebagai ibu kota Negara indonesia, Jakarta tidak hanya sekedar
pusat segala kegiatan, antara lain kegiatan ekonomi, budaya, pendidikan, dan
67
digerakkan oleh sektor jasa-jasa terutama sektor keuangan, persewaan, dan
sektor keuangan (moneter maupun fiskal). Oleh karenanya, pada saat krisis
ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 jakarta menjadi daerah yang paling
modal dan permintaan luar jakarta (ekspor neto). Dari sisi pertumbuhan
untuk tingkat nasional. Dalam penelitian ini, PDRB yang digunakan adalah
PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan tahun 2000, yaitu semua
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan
tambah sekitar 16 persen dari PDRB DKI Jakarta. Bila dilihat menurut
68
sekitar 33 persen, dan yang disebabkan oleh permintaan luar Jakarta (ekspor
Gambar 4.1
Perkembangan PDRB Berdasarkan Harga konstan 2000
Periode 1987-2009
mengalami peningkatan tiap tahunnya dimulai dari tahun 1987 PDRB terus
bruto mencapai angka Rp. 265.529.501,00 namun pada tahun 1998 jakarta
penurunan yaitu pada tahun 1999 jakarta hanya tumbuh sekitar -0,29 persen
69
namun dari sisi pertumbuhan ekonomi, selama delapan tahun terahir
tumbuh sekitar 6,01 persen, pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi DKI
Jakarta sedikit melambat 5,95 persen. Namun pada tahun 2007 dampak dari
kembali melambat. Hal ini terjadi karena krisis ekonomi global yang
berawal dari Amerika dan menjalar ke Eropa dan sebagian negara Asia
Jakarta, sehingga pada tahun 2009 PDRB mengalami penurunan sekitar 5,01
persen. Krisis ekonomi tersebut terjadi disektor keuangan, dalam hal ini
70
3. Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
kesempatan kerja, ditambah lagi dengan imigran dari daerah yang lebih
terpencil yang ingin mengadu nasib di kota besar seperti Jakarta, sehingga
masih banyak angkatan kerja yang tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan
mereka dapat berwiraswasta tetapi hal itu pun terkadang terbatas oleh dan
menghitung proporsi penduduk yang masuk dalam pasar kerja atau proporsi
angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Ukuran ini biasanya disebut
71
maka semakin besar keterlibatan penduduk dalam pasar kerja, baik mencari
Gambar 4.2
Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(dalam Persentase) Periode 1987-2009
Pada grafik 4.2 terlihat bahwa nilai TPAK mengalami fluktuasi pada
pada setiap tahunnya, pergerakan yang meningkat dari tahun 1987 – 1997,
hal ini didukung oleh keadaan ekonomi yang membaik saat itu.
Perkembangan tenaga kerja pada masa orde baru tersebut juga dapat dilihat
dari perkembangan pertumbuhan ekonomi yang pada saat itu terus membaik,
sehingga angka tenaga kerja yang bekerja pada saat itu mulai teserap oleh
kerja (15 tahun keatas ) di DKI Jakarta, masuk dalam kategori angkatan
72
kerja. Hal ini terlihat dari indicator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
bekerja mengalami kenaikan sekitar 57,90 persen dan pada tahun 1997
usia kerja, yaitu pada tahun 1998 angka TPAK turun menjadi 58,16 dan
disebabkan oleh tejadinya krisis ekonomi yang dialami oleh indonesia pada
saat itu, sehingga berdampak pula terhadap DKI Jakarta, dimana Jakarta
TPAK sekitar 63,08 persen dan mengalami turun naik hingga pada tahun
2009 TPAK menempati angka sekitar 66,60 persen. Keadaan ini dipacu oleh
dalam arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanam
73
Gambar 4.3
Perkembangan Penanaman Modal Asing
(dalam Ribu US $)
Periode 1987-2009
modal baru, dan mempertahankan penanam modal yang berasal dari luar
roda perekonomian serta mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak. Untuk
menarik investasi dari luar negeri, khususnya DKI Jakarta sangat dibutuhkan
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa, telah terjadi peningkatan positif dari
tahun 1987 sampai dengan tahun 1995. Keadaan ini menunjukkan bahwa
74
masih diminati oleh asing. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi stabilitas
yaitu menjadi. 703.916,00 ribu US $ Hal ini sebagai dampak dari krisis
ekonomi yang melanda Indonesia. Hal ini juga membuat keluarnya beberapa
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, pada tahun 1999 PMA masih tetap
pada kisaran angka yaitu 777.547,00 ribu US $. Pada dua tahun berikutnya
dan pada tahun 2003 menginjak angka 5.395.705,00 ribu US $. Hal ini di
yang dianggap masih tidak stabil. Selain itu ada indikasi beralihnya minat
75
tahun berikunya yaitu tahun 2008 dan 2009, PMA kembali mengalami
penurunan hal ini disebabkan sebagai dampak krisis ekonomi yang melanda
(PMA), menurun sebesar 44,5 persen dibanding tahun 2008, dari 9,93 ribu
5. Perkembangan Ekspor
Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara
suatu tahun tertentu. Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar
sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk
perekonomian nasionalnya.
76
Gambar 4.4
Perkembangan Ekspor
(dalam Milyar US $) Periode 1987-2009
ini telah dijalankan yaitu, pada tahun dasawarsa „70an merupakan dasawarsa
77
penerimaan ekspor berkembang negatif dan pada tahun berikutnya terus
17.729575474 milyar US $.
Namun pada tahun 1999 dan 2001 nilai ekspor mengalami penurunan
yaitu, sekitar 13,83 persen dan 7,56 persen. Dimana nilai ekspor pada tahun
US $. Hal ini dipacu oleh pengaruh kinerja ekspor yang bersifat eksternal
yaitu, lingkungan ekonomi internasional. Ekspor tentu saja tidak luput dari
moneter yang melanda Indonesia begitu terasa imbasnya pada ibu kota
dibandingkan antara nilai ekspor tahun 2008 dengan tahun 1991 maka
peningkatan ekspor mencapai 5 kali lipat. Nilai ekspor DKI Jakarta tahun
sebab pada saat terjadi penurunan volume ekspor, justru nilainya meningkat.
Hal ini merupakan akibat dari jenis barang yang berbeda, ataupun makin
78
B. Analisis dan Pembahasan
Uji stasioner adalah suatu uji yang dilakukan untuk melihat apakah
Wing, Wahyu 2007:10.2) Tujuan uji stasioneritas ini adalah agar meanya
stasioner ini mulai dari tingkat level, first different, dan second defferent.
Adapun tahap-tahap untuk melakukan uji stasioner apakah data yang ada
merupakan data yang sudah stasioner atau belum, adalah sebagai berikut:
Level
sudah stasioner atau belum. Berikut ini adalah table hasil pengujian
Tabel 4.1
Hasil Uji Stasioner Tingkat Level
Dari hasil stasioner tingkat level diatas kita lihat bahwa variable
PDRB, TPAK, dan PMA masih adanya variable yang tidak stasioner, maka
79
benar-benar stasioner. Untuk menguji tahap selanjutnya yaitu dilakukan uji
First Different
dilakukan karena pada pengujian tingkat level masih ada variable yang
different :
Tabel 4.2
Hasil Uji stasioner Tingkat First Different
Dari hasil stasioner tingkat first different diatas kita lihat bahwa semua
variable benar-benar sudah stasioner, tidak ada lagi yang tidak stasioner
sehingga tidak perlu dilakukan uji stasioner tahap selanjutnya yaitu second
different.
80
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas
berdistribusi normal atau mendekati normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai
sebesar 0,218892 yang lebih kecil dari nilai X2 tabel 0,05 df=(n-k) 21- 4=17
sebesar 27.58711 Selain itu nilai probabilitas lebih besar dari α=5 persen
yaitu: 0,896330 atau 8,9 persen. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
81
b. Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
adalah 0,347753. Nilai ini lebih besar dari derajat kesalahan (α)=5
82
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
7.462988 nilai ini lebih kecil dari χ2 tabel yaitu 27.58711. Selain itu nilai
heteroskedastisitas.
atau pasti diantara beberapa atau seluruh variabel bebas dari suatu
83
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas dengan Regresi Auxiliary
Variabel Koefisien R2
LPDRB=f(LTPAK,LPMA,LEXP) 0,958513
LTPAK=f(LPMA,LEXP) 0,844526
LPMA=f(LEXP,LTPAK) 0,419471
LEXP=f(LTPAK,LPMA) 0,875453
bahwa R-squared yang dihasilkan dari regresi auxiliary lebih kecil dari
regresi model utama. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada
84
2. Hasil Uji Regresi Metode OLS
Tabel 4.6
Hasil Olah Data Dengan Metode OLS
Uji t statistik dapat dilakukan dengan uji satu sisi (one tail test),
dengan α = 5%. Jika t-tabel < t-hitung berarti Ho ditolak atau variabel
85
jika t-tabel > t-hitung berarti Ho diterima, maka variabel independen
Tabel 4.7
Hasil Uji t-Statistik
adalah :
dependen.
variabel dependen.
dapat disimpulkan t-hitung > t-tabel, tetapi hasil yang diperoleh ialah
86
Perbadingan tersebut menunjukkan jika t-hitug > t tabel , sehingga
Nilai Prob. t-statistik TPAK adalah 0,0511. Nilai ini lebih besar
dari α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak HA dan menerima Ho.
besaran dari desa ke kota. Hal tersebut terjadi karena masyarakat desa
Jakarta masih kurang memadai. Oleh karena itu pada nilai TPAK tidak
87
Mengatakan bahwa TPAK tidak berpengaruh secara signifikan
PDRB adalah :
dependen.
variabel dependen.
dapat disimpulkan bahwa t-hitung > t-tabel, tetapi hasil yang diperoleh
Nilai Prob. t-statistik PMA adalah 0,0247. Nilai ini lebih kecil dari
α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak Ho dan menerima HA. Hal
mengalami kenaikan sebesar satu persen maka nilai PDRB akan naik
88
koefisien PMA (Penanaman Modal Asing) memiliki pengaruh yang
sektor yang bisa dimasuki oleh investor asing. Dengan adanya PMA
akan membawa dampak positif bagi ibu kota yang meliputi adanya
89
tekstil serta sektor perdagangan dan reparasi. Sektor pertambangan,
dependen.
variabel dependen.
Selain itu, nilai Prob. t-statistik EXP adalah 0,0003. Nilai ini lebih
kecil dari α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak Ho dan
90
sebesar satu persen maka nilai PDRB akan naik sebesar 0,291972
persen.
pertumbuhan PDRB DKI Jakarta. Hal ini disebabkan dari hasil ekspor
dalam perdagangan luar negeri, disisi lain juga dapat menyerap SDM
yang ada seperti halnya, tenaga kerja buruh dalam sektor industri di
91
b. Uji F-statistik
antara F hitung dan F tabel, menunjukkan nilai F hitung > F tabel maka
Selain itu, nilai Prob. F-statistik adalah 0,000000. Nilai ini lebih kecil
dari tingkat kesalahan (α=5 persen atau 0,05) yang berarti menolak Ho
92
95,8513 persen terhadap permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
orang yang bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan, namun disini
Oleh karena itu pada nilai TPAK tidak berpengaruh secara singnifikan
94
b. Hasil Pengujian ini menunjukkan bahwa Penanaman Modal Asing
PDRB. Jadi saat terjadi kenaikan nilai PMA maka akan menyebabkan
Dimana sektor industri barang dan jasa meningkat, begitu juga dengan
pajak, sektor-sektor ekonomi dan usaha terkait lainya. Hal ini karena
pertumbuhan PDRB.
dari produk barang dan jasa akan keluar negeri dapat menyebabkan
95
3. Variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Penanaman Modal
atau lebih kecil dari α = 5 persen. Nilai koefisien konstanta adalah 8,932592
berarti bila semua variabel independen naik satu persen secara rata-rata
0,95851. Hal ini berarti 95,851 persen perubahan PDRB secara bersama-
model yaitu TPAK, PMA dan Ekspor. Sedangkan sisanya sebesar 4,1487
persen dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model
yang digunakan.
B. Implikasi
Modal Asing (PMA) dan Ekspor terhadap PDRB adalah dimana pemerintah
96
untuk sektor-sektor usaha yang ada guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi
PDRB.
C. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diajukan beberapa saran
ekonomi juga akan meningkat, maka kebijakan yang dapat diambil adalah
pengaturan akan bea masuk dan pajak dapat menstabilkan nilai pendapatan
97
terhadap PDRB agar model estimasi dapat lebih dipercaya dan mampu
98
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 1989.
Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2000.
Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2002.
Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2008.
Hamid, Abdul MS, “Buku Panduan Penulisan Skripsi” Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2010.
99
Mankiw, Greogory. N. “ Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi ke 3. Salemba empat,
Jakarta, 2006.
100
Svetlana, Ledyaeva and Mikael, Linden. “Foreign Direct Investment and
Ekonomic Growth: Empirical evidence from Russian regions”. Bofit
Discussion Papers, 2006.
Tarigan, Robinson. “M.R.P Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi”, Edisi revisi,
2005.
.
Todaro, Michael p., ”Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”, Edisi ke 7,
Erlangga, Jakarta, 1998.
101
Lampiran 1 : Data Penelitian (Data Mentah)
102
Keterangan :
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto (Rp)
TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Persentase)
PMA : Penanaman Modal Asing (US $)
EXP : Ekspor (US $)
103
Lampiran 2 : Hasil Data Setelah Diestimasi
104
Lampiran 3 : Hasil Uji Regresi Log Linier
105
Lampiran 4 : Hasil Uji Stasioneritas
t-Statistic Prob.*
106
Null Hypothesis: LTPAK has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)
t-Statistic Prob.*
107
Null Hypothesis: LPMA has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)
t-Statistic Prob.*
108
Null Hypothesis: LEXP has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)
t-Statistic Prob.*
109
Lampiran 5 : Hasil Uji Stasioneritas
t-Statistic Prob.*
110
Null Hypothesis: D(LTPAK) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)
t-Statistic Prob.*
111
Null Hypothesis: D(LPMA) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)
t-Statistic Prob.*
112
Null Hypothesis: D(LEXP) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)
t-Statistic Prob.*
113
Lampiran 6 : Hasil Uji Normalitas JB Test
114
Lampiran 7 : Hasil Uji Autokorelasi
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 01/06/08 Time: 12:35
Presample missing value lagged residuals set to zero.
115
Lampiran 8 : Hasil Uji Heteroskedastisitas
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 01/06/08 Time: 12:35
Sample (adjusted): 1987 2007
Included observations: 21
116
Lampiran 9 : Hasil Uji Multikolinearitas
117
Dependent Variable: LPMA
Method: Least Squares
Date: 01/08/08 Time: 12:28
Sample (adjusted): 1987 2007
Included observations: 21
118
Dependent Variable: LEXP
Method: Least Squares
Date: 01/08/08 Time: 12:29
Sample (adjusted): 1987 2007
Included observations: 21
119