Indriyati
SMP Negeri 19 Semarang
indriyatiibrahim@yahoo.com
Abstrak
P3 adalah kepanjangan dari Praktikum Pengamatan Plus.
Kemampuan melakukan praktik dan hasil belajar peserta
didik kelas VII B SMP Negeri 19 Semarang Tahun pelajaran
2015-2016 rendah. Rumusan masalah penelitian ini,
bagaimana dan seberapa banyak penerapan metode
praktikum pengamatan plus dapat meningkatkan
kemampuan melakukan praktik dan hasil belajar kognitif
IPA materi Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VII B.
Penelitian terdiri dari dua siklus, siklus satu menggunakan
metode praktikum pengamatan, siklus kedua menggunakan
metode praktikum pengamatan plus. Metode Praktikum
Pengamatan Plus adalah proses pembelajaran yang
melibatkan peran aktif peserta didik untuk melakukan
percobaan yang didominasi dengan kegiatan pengamatan
pada objek secara langsung ke materi praktik sesuai dengan
tujuan pembelajaran dengan penambahan tugas untuk
menunjang kemampuan melakukan praktik dan hasil
belajar kognitif, sehingga hasil yang diperoleh lebih
memuaskan. Kemampuan melakukan praktik meningkat
dari prasiklus 72,84 menjadi 73,81 pada siklus I, 84,81 pada
siklus II. Hasil belajar meningkat dari prasiklus 52,62
menjadi 66,75 pada siklus I, 82,25 pada siklus II.
Abstract
P3 is an extension of the Plus Observation Practice. Ability to
practice and learning outcomes of students of class VII B SMP
Negeri 19 Semarang Lesson 2015-2016 low. The research
problem consists of two cycles, one cycle using observational
practicum method, the second cycle using the method plus
observational observations. Plus Observation Practice Method
is a learning process that involves the active role of learners
to conduct experiments that are dominated by observation
activities on the object directly to the material practice in
accordance with the objectives of learning with the
addition of tasks to support the ability to practice and
cognitive learning outcomes, so the results obtained more
satisfying. The ability to practice increased from prasiklus
72.84 to 73.81 in cycle I, 84.81 in cycle II. Learning outcomes
Increase from prasiklus 52.62 to 66.75 in cycle I, 82.25 in
cycle II.
A. PENDAHULUAN
Kualitas pembelajaran IPA di kelas VII B SMP 19 Semarang
tahun ajaran 2015–2016 pada materi sebelumnya, yaitu klasifikasi
materi belum sesuai yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh
nilai rata-rata kemampuan praktik sebesar 72,84 dan Ulangan
Harian kondisi awal adalah 52,62. Nilai tersebut berada dibawah
nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM = 75). Walaupun guru
sudah memakai metode praktikum, akan tetapi hasil yang
diperoleh belum memenuhi KKM. Hal ini dikarenakan peserta
didik menerima LKS dari guru pada saat proses pembelajaran,
sehingga peserta didik kurang memiliki kesiapan dalam
menjalankan praktikum. Hal ini terlihat dengan adanya beberapa
peserta didik tidak membawa alat dan bahan praktikum. Secara
teoritis, jika peserta didik memiliki kesiapan materi, alat dan
bahan praktikum. Oleh karena itu peneliti sebagai guru sekaligus
fasilitator memilih menggunakan metode praktikum pengamatan
plus untuk menyampaikan materi
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Semarang pada
Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016, tepatnya pada bulan
September sampai November 2015 dengan subjek penelitian ini
Vol.1 No.1 2017
147
PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF...
mempresenta mempresentasikan
sikan hasil hasil diskusi di
diskusi di masing-masing
akhir siklus I. pertemuan.
8. Peserta didik 10. Peserta didik
mengerjakan mengerjakan soal
soal ulangan ulangan harian
harian sebagai sebagai nilai hasil
nilai hasil belajar siklus II.
belajar siklus
I.
C. PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Nilai
Ket Kemampuan melakukan praktik Hasil belajar
Nilai Min Nilai Nilai rata- Nilai Nilai Nilai
Maks rata Min Maks rata-
rata
Prasiklus 55 79 72,84 30 81, 52,62
25
Siklus I 65 81 73,81 42 82 66,75
Siklus II 75 91 84,81 50 100 82,25
100
80
Kema mpua n
60 melakukan
praktek
40
Ha sil belaja r
20
0
Prasiklus siklus I Siklus II
D. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil observasi dan pembahasan setiap
siklus pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran dengan metode praktikum pengamatan plus materi
Klasifikasi Makhluk Hidup kelas VII B SMP 19 Semarang pada
Semester I Tahun 2015-2016 sebagai berikut: (a) penerapan
metode praktikum pengamatan plus dapat meningkatkan
kemampuan melakukan praktik materi Klasifikasi Makhluk Hidup
di kelas VII B SMP Negeri 19 Semarang dilakukan dengan guru
memberi motivasi dan mengarahkan peserta didik untuk: (1)
mengerjakan LKS yang sudah diberikan oleh guru 1 minggu
sebelum pelaksanaan praktikum, (2) membawa alat dan bahan
praktikum yang ada di sekitar lingkungan peserta didik, (3)
mengamati dan mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan dan hewan,
(4) mencari persamaan, dan perbedaan pada klasifikasi makhluk
hidup, (5) mendiskusikan hasil pengamatan dan identifikasi
dengan anggota kelompoknya, (6) mengkomunikasikan hasil
diskusi kelompok, (7) diberi penguatan materi dan menyamakan
pendapat bersama dengan guru; (b) penerapan metode praktikum
pengamatan plus dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan
konsep Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VII B SMP Negeri 19
Semarang dilakukan dengan (1) pemberian LKS 1 minggu sebelum
pelaksanaan praktikum, sehingga peserta lebih memiliki alat serta
bahan praktikum, (2) penugasan pekerjaan rumah untuk
membuat peta konsep, sehingga peserta didik memiliki kesiapan
materi, (3) proses pembelajaran menggunakan media audio visual,
yaitu melihat secara langsung objek praktikum dan mendengar
penjelasan guru, sehingga konsep materi lebih
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)
158
Indriyati
DAFTAR PUSTAKA