Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan takdir yang begitu menakjubkan bagi semua
wanita di dunia. Selain itu, kehamilan merupakan proses ilmiah untuk
menjaga kelangsungan keturunan peradapan manusia. Kehamilan bisa tejadi
jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan
terjadinya menstruasi. Kehamilan merupakan fenomena normal yang terjadi
karena adanya pertemuan sel sperma dengan sel telur di tuba fallopi,
kemudian bernidasi dilapisan endometrium yang akan berkembang menjadi
janin, lamanya kehamilan normal 280 hari atau 40 minggu. Pada masa
kehamilan akan terjadi perubahan pada calon ibu baik secara fisiologis dan
psikologis. Perubahan tersebut sebagian besar dikarenakan pengaruh hormon
esterogen dan progesteron.
Pada kehamilan 3 bulan pertama status psikologis seorang calon ibu
sangatlah tidak menentu atau labil. Dengan adanya bayi pada rahim ibu
secara tidak langsung dapat mempengaruhi emosi dan mental sang ibu. Jika
hal ini tidak didukung dengan lingkungan dan keluarga yang harmonis maka
si ibu akan mengalami stres. Jika tingkat stres tejadi secara terus menerus
tentunya sang calon ibu akan mengalami depresi, hal ini akan berakibat juga
pada bayi yang ada di dalam perutnya, karena bayi yang berada di dalam
rahim dapat merespon apa yang dialami oleh ibu.
Sekarang ini stres seakan menjadi sesuatu yang sulit sekali dipisahkan
dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Terkadang sang calon ibu tak
menyadari jika sedang mengalami stres. Kondisi stres pada umumnya
ditandai dengan gejala sakit kepala, gelisah, tegang dan tak karuan.
Oleh sebab itu, demi menjaga kesehatan ibu dan janinnya sangat
dianjurkan untuk mengurangi beban mental yang akan menimbulkan stres
berlebihan. Menjaga pola makan, berolah raga, dan melakukan aktivitas
sehari-hari yang positif, hal ini dinilai akan membantu mnengurangi stres
selama masa kehamilan ibu.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mengambil
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian stres dan kehamilan?
2. Apa faktor yang menyebabkan stres selama masa kehamilan?
3. Bagaimana tingkat stres dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil?
4. Bagaimana cara mengurangi resiko stres pada ibu hamil?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari stres dan kehamilan.
2. Mengetahui faktor penyebab dari stres selama masa kehamilan sang
ibu.
3. Mengidentifikasi tingkatan stres dalam mempengaruhi kesehatan ibu
hamil.
4. Mengetahui cara-cara mengurangi resiko stres pada ibu hamil.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stres


Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis emosi maupun mental.
Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan
stres dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-
gangguan mental. Pada dasarnya, stres adalah sebuah bentuk ketegangan
ketegangan.
Menurut Robbins (2001) stres juga dapat diartikan sebagai suatu
kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu
kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan
atau penghalang.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya
sistem kognitif, apresiasi stres menyebabkan segala peristiwa yang terjadi
disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stres berdasarkan arti atau
interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut dan bukan karena
peristiwa itu sendiri.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stres adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang.
Stres menurut Hans Selye (1976) merupakan respons tubuh yang
bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.

2.2 Penyebab Stres Selama Kehamilan


Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu
dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau
gangguan emosi saat lahir nanti jika stres pada ibu tidak tertangani dengan
baik. Stres ini di bagi menjadi 2 :
 Stres Internal : Faktor psikologis yang mempengaruhi dalam kehamilan
dapat berasal dari dalam diri ibu hamil (internal). Faktor psikologis yang
mempengaruhi ibu hamil sendiri ialah latar belakang kepribadian ibu dan
pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Ibu hamil

3
memiliki kepribadian immature atau kurang matang biasanya dijumpai
pada calon ibu dengan usia ibu yang masih sangat muda, introvet atau
tidak mau berbagi dengan orang lain.
 Stres Eksternal : berasal dari orang lain, sikap penerimaan atau penolakan
orang lain terhadap individu. Penyebab lain dari stres dapat berasal dari
eksternal dimana terjadinya keretakan dalam rumah tangga,
pengangguran atau adanya kematian anggota keluarga.
Stres yang terjadi pada ibu hamil juga berasal dari support keluarga. Ibu
merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga
perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan
keluarga. Bagi pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi dari masa anak
menjadi orang tua sehingga kehamilan dianggap suatu krisis bagi kehidupan
berkeluarga yang dapat diikuti oleh stres dan kecemasan. Dukungan keluarga
memegang peranan yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu,
karena selama hamil ibu mengalami perubahan fisik atau psikologis sehingga
membuat emosi ibu hamil labil.
Subtstance Abuse adalah pola psikoaktif dari penggunaan zat atau
bahan yang beresiko secara fisik bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya, dapat
memberikan pengaruh juga secara psikologis. Pengaruh psikologis tersebut
dalam bentuk ketergantungan, kecanduan dan penyalahgunaan. Gejala- gejala
gangguan psikologis akibat substance abuse antara lain : ganggguan dalam
sosialisasi, gelisah, sifat lekas marah, halusinasi, euphoria atau ketagihan dan
over dosis, paranoid, stres.
Partner abuse merupakan kekerasan atau penyiksaan yang dilakukan
oleh pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan.
Kekerasan terebut dapat berupa kekerasan emosional,seksual atau fisik,
kekerasan seperti pemukulan, penyiksaan dibebani kerja berat. Kekerasan
psikologis seperti tidak di perhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab
yang pasti, istri menanggung beban keluarga, tingkah laku suami yang buruk
seperti mabuk,judi dan pemarah. Kekerasan terhadap wanita dapat terjadi
pada semua kebudayaan, pendidikan, ras, agama dan latar belakang sosial
ekonomi. Kekerasan terhadap wanita merupakan suatu bentuk kejantanan

4
laki-laki terhadap wanita. Seseorang wanita bagaikan sebuah benda, harta
yang harus tunduk pada peraturan rumah tangga dan patut mendapat
kekerasan .

2.3 Resiko Stres dalam Mempengaruhi Kesehatan Ibu Hamil


Saat hamil, seorang calon ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik
saja, tetapi juga mengalami perubahan psikis. Oleh karena itu seorang calon
ibu harus mempersiapkan fisik dan mental dengan matang, hal ini
dikarenakan adanya perubahan hormon selama hamil yang bisa
mempengaruhi emosi dan mental ibu. Bila kondisi ini tidak didukung dengan
lingkungan dan keluarga yang harmonis maka ibu akan mengalami stres,
terutama pada calon ibu yang masih bekerja di kantor saat hamil.
Stres yang dialami ibu sewaktu hamil tentu akan dapat mempengaruhi
janin yang ada dalam andungan. Ada banyak hal yang sering dikhawatirkan
para ibu pada masa kehamilannya, rasa khawatir yang berlebih inilah yang
membuat stres tak dapat dihindari. Berikut ini adalah beberapa resiko stres
yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan anak dalam kandungan.
1. Meningkatkan Resiko Alergi Pada Janin
Sebuah penelitian mengungkapakan bahwasanya stres yang dialami
ibu ketika hamil akan mampu meningkatkan resiko alergi pada bayi
kelak. Hal ini terjadi, disebabkan saat stres, janin akan menyerap hormon
kortisol yang diproduksi oleh ibu sewaktu mengalami stres. Dan bayi
dengan tingkat kadar hormon kortisol yang tinggi akan memiliki resiko
lebih besar mengidap alergi dibandingkan bayi dengan kadar hormon
kortisol yang rendah.
2. Meningkatkan Resiko Abortus (Keguguran)
Stres yang menimpa ibu hamil tentunya akan beresiko lebih bahaya
terhadap kesehatan janin yang ada dalam kandungannya. Pada kondisi
terparah hal ini dapat menyebabkan ibu kehilangan janinnya atau
keguguran. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan ibu dngan tingkat
stresor yang lebih rendah dan memiliki sistem pengendalian stres yang
lebih baik ketika menghadapi sumber stres pada ibu hamil.

5
3. Membuat Sistem Kekebalan Bayi Berkurang
Sebagaimana diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Jurnal Brain, Behavior anda Immunity, bahwa ibu hamil yang sering
mengalami tegang, panik, dan cemas yang berlebihan akan dapat
melemahkan sistem kekebalan bayi ketika bayi berusia 6 bulan.
4. Terganggunya Kesehatan Ibu
Jika seorang ibu mengalami stres baik itu ringan ataupun berat,
seorang ibu akan kehilangan nafsu makan, hal ini dapat menyebabkan
seorang ibu kekurangan nutrisi dan timbulah berbagai macam gangguan
yang mempengaruhi kesehatan seorang ibu, seperti diare, pusing, lemas,
lesu dan berbagai gangguan metabolisme lainnya.

2.4 Cara Mengurangi Tingkat Stres Selama Masa Kehamilan


Seorang wanita biasanya lebih cepat bereaksi dengan setiap kondisi
daripada seorang pria. Begitu juga ketika seorang wanita sedang hamil dan
tidak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan maka bisa membuatnya
mudah stres. Ada beberapa hal dan cara yang dapat mengurangi tingkat stres
selama kehamilan, yaitu:
1. Dukungan Suami
Dukungan suami kepada istri sangat penting dan diperlukan dalam
membantu melewati masa kehamilan. Dengan menumbuhkan rasa
percaya diri kepada istri dapat membuat mentalnya menjadi lebih kuat.
Selain itu, membantu istri dalam menyiapkan kebutuhan calon bayi akan
menumbukan rasa aman dan nyaman pada sang istri. Dan dengan begitu,
yang awalnya sang istri takut, cemas, dan stres akan mulai menghilang
menjadi kebahagiaan.
2. Menghindari Pekerjaan yang Beresiko
Pada saat ini, baik di Indonesia maupun di luar negeri, jumlah
wanita yang memiliki pekerjaan cukup banyak. Tetapi pada saat
kehamilan, sebuah pekerjaan menjadi masalah yang cukup dilema
sehingga membuat sebahagian wanita stres dalam memikirkannya. Stres
bisa melemahkan kondisi fisik dan mengganggu perkembangan janin.

6
Jika dihadapi oleh masalah dilema seperti ini, maka tidak ada salahnya
meminta dipindahkan kebagian yang tidak beresiko bagi perkembangan
janin atau bahkan meminta cuti dalam jangka waktu yang lama. Tetapi
jika dua hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, maka wanita hamil harus
tegas dalam memutuskan pekerjaan yang diambil atau kesehatan bayi.
Dari banyaknya pekerjaan, ada beberapa pekerjaan yang mungkin
harus dihidari oleh wanita yang sedang hamil misalnya ahli di
laboatorium, bertani, polisi lalu-lintas, juru masak, dan pekerjaan yang
memerlukan waktu yang lama ketika duduk berjam-jam di depan layar
komputer. Selain itu, jangan pernah menganggap remeh pekerjaan rumah
tangga. Pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan yang lain sama
melelahkan dan menguras tenaga dan pikiran.
3. Melakukan Yoga
Selain mengurangi dan menghilangi stres, yoga dapat mengurangi
rasa sakit punggung dan memelihara kesehatan baik untuk sang ibu atau
calon bayi. Berlatih yoga juga dapat memberi dampak positif yaitu
mempermudah dan mempercepat proses kelahiran yang akan mendatang.
Posisi-posisi berikut ini dapat membantu menyesuaikan diri
dengan perubahan yang ada, yaitu:
 Posisi Mudah
Duduk tegak, luruskan punggung hingga menyangga dengan
baik. Letakkan kedua tangan di lutut.
 Membungkuk ke depan
Regangkan tubuh membungkuk ke depan mulai dari panggul,
cobalah untuk memegang jempol kaki atau lutut. Luruskan tulang
punggung dan kaki. Rendahkan kepala. Tahan selama 30 detik.
Luruskan kembali tubuh. Ulangi 2 kali.
 Meregangkan punggung
Telungkuplah dengan posisi kaki rapat, siku terlipat, kening
menempel pada lantai. Perlahan angkatlah tubuh ke arah belakang,
tahan bagian perut agar tetap menempel di lantai, punggung

7
melengkung dan dada condong ke luar. Tahan selama 10 detik, lalu
turunkan tubuh kembali. Ulangi sebanyak 3 kali.
 Posisi kaki
Berlututlah, jatuhkan pantat ke lantai bagian kaki kiri.
Tekuklah kaki kanan dan silangkan ke arah bagian luar lutut kaki
kiri. Tegakkan punggung, tangan terpaut di lutut.
 Memutar
Letakkan tangan kanan ke belakang, pegang pergelangan kaki
kanan dengan tangan kiri. Palingkan kepala ke kanan. Ulangi ke arah
kiri.
 Memutar tulang belakang
Setelah membungkuk ke depan dan ke belakang, tulang
belakang perlu diputar untuk menjaga kelenturannya. Cobalah
memutar tubuh seperti di atas, mulai dari posisi duduk, hingga posisi
berlutut.
 Relaksasi terakhir
Berbaring terlentang dan tutup mata. Gulingkan kepala dari
satu sisi ke sisi lainnya, lalu kembalilah ke posisi tengah. Tarik napas
dalam-dalam. Rentangkan tangan, dengan telapak ke atas.
Kendorkan rahang dan wajah. Diamlah selama 10 menit. (Elizabeth,
2006)
4. Mengikuti Senam Hamil
Kelas kelahiran adalah suatu program pelatihan untuk menghadapi
kelahiran di bawah bimbingan dokter kandungan atau bidan yang sudah
berpengalaman. Tujuan mengikuti kelas ini adalah mempersiapkan diri
ibu hamil secara fisik dan mental. Sering kali ibu hamil mengalami
ketakutan akan rasa nyeri pada saat melahirkan sehingga menyebabkan
stres. Melahirkan memang nyeri, tetapi ditambah dengan rasa takut dan
stres justru memperburuk keadaan. Dengan mengikuti kelas kelahiran,
maka ibu hamil dapat mematahkan hubungan antara rasa nyeri-takut.
Disana juga ibu hamil juga dapat bertemu dengan ibu-ibu yang lain

8
dengan kondisi yang sama sehingga bisa saling bertukar informasi dan
memberi dukungan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Stres merupakan bentuk ketegangan dari fisik, psikis emosi maupun
mental. Setiap manusia pasti pernah mengalami stres tidak terkecuali ibu
hamil. Saat hamil, seorang calon ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik
saja, tetapi juga mengalami perubahan psikis. Oleh karena itu, seorang calon
ibu harus mempersiapkan fisik dan mental dengan matang, hal ini
dikarenakan adanya perubahan hormon selama hamil yang bisa
mempengaruhi emosi dan mental ibu. Banyak faktor yang menyebabkan ibu
hamil stres diantaranya stres yang berasal dari internal dan stres yang berasal
dari eksternal. Selain memberi dampak negatif pada ibu, stres juga memberi
dampak negatif bagi sang calon bayi. Oleh sebab itu, dengan dukungan suami
dan keluarga, menghindari pekerjaan yang beresiko, berlatih yoga, dan
mengikuti kelas senam hamil diharapkan dapat mengurangi stres pada ibu
yang sedang hamil.

3.2 Saran
Tidak hanya fisik, psikis calon ibu pada saat hamil harus diperhatikan.
Stres yang berkelanjutan sangatlah memberi dampak negatif. Dengan
melakukan hal-hal yang positif seperti berolahraga, pola hidup yang sehat,
komunikasi yang baik dengan keluarga dan orang lain diharapkan akan
mengurangi stres calon ibu pada masa kehamilan demi menjaga kesehatan ibu
dan calon bayi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Christian, M., Yusron N., 2006. 1001 Tentang Kehamilan. Bandung: PT. Triext
Media.
Hani, U., Kusbandiyah, J., Yulifah, R., Marjati. 2011. Asuhan Kebidanan pada
Proses Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.
Priyadi, K., 2006. 101 Tips Terpenting Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat
Sunarsih, T., Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Herdiyani.2013. Pengertian stres.
http://dedeh89-psikologi.blogspot.in/2013/04/pengertian-stress.html?m=1.
(Di akses pada 9 November 2015, pukul 15.00 WIB)
Liana,Merry.2013.Faktor Psikologis yang mempengaruhi Kehamilan.
http://merry-ceations.blogspot.in/2013/02/faktor-psikologis-yang-
mempengaruhi.html?m=1. (Di akses pada 9 November 2015, pukul 20.00
WIB).

11

Anda mungkin juga menyukai