Anda di halaman 1dari 3

PERPAJAKAN

5. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengetahuan Wajib Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
di kota Semarang ?
2. Apakah Ketegasan Sanksi Perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM dikota Semarang ?
3. Apakah Keadilan Perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
dikota Semarang ?

6. Grand Theory

Pengetahuan perpajakan adalah pengetahuan mengenai konsep ketentuan umum di


bidang perpajakan, jenis pajak yang berlaku di Indonesia mulai dari subyek pajak, obyek
pajak, tarif pajak, perhitungan pajak terutang, pencatatan pajak terutang, sampai dengan
bagaimana pengisian pelaporan pajak (Supriyati, 2009 dalam Ghoni, 2012). Sanksi
perpajakan merupakan salah satu alat pemerintah untuk mencegah atau meminimalisir
agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan. Berkaitan diberlakukannya PP
No. 46 Tahun 2013 memungkinkan terjadinya penghindaran pajak yang dilakukan oleh
Wajib Pajak UMKM, sehingga diperlukan adanya ketegasan sanksi perpajakan demi
menegakkan hukum guna mencapai kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Wajib Pajak akan
memenuhi kewajiban perpajakannya bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih
banyak merugikannya (Jatmiko, 2006). Vogel, spicer, dan Becker dalam Richardson
(2006) menyatakan pembayar pajak cenderung menghindari pajak jika mereka
menganggap sistem pajak tidak adil. Hal tersebut menunjukkan pentingnya persepsi
keadilan pajak sebagai variabel yang mempengaruhi perilaku kepatuhan Wajib Pajak
UMKM.
AKUNTANSI

5. Rumusan Masalah
1. Apakah Kecerdasan Intelektual berpengaruh Terhadapsikap Etis Mahasiswa
Akuntansi ?
2. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh Terhadapsikap Etis Mahasiswa
Akuntansi ?
3. Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh Terhadapsikap Etis Mahasiswa
Akuntansi ?
6. Grand Theory

Penekanan penelitian ini pada dimensi IQ, EQ, dan SQ sebagai bagian dari
aspek individual yang mempengaruhi sikap etis mahasiswa akuntansi
didasarkan pada ungkapan bahwa IQ merupakan kemampuan untuk mengarahkan
pikiran atau tindakan (Binet & Simon dalam Azwar, 2004:5), bertindak dengan
tujuan tertentu, berpikir rasional, menghadapi lingkungan dengan efektif
(Wechsler dalam Azwar, 2004:7), serta dalam mengorganisasi pola-pola tingkah
laku seseorang sehingga dapat bertindak lebih efektif dan lebih tepat (Freeman
dalam Fudyartanta, 2004:12). EQ adalah kemampuan mengetahui perasaan sendiri
dan perasaan orang lain, serta menggunakan teori tersebut menuntun pikiran dan
perilaku seseorang (Salovey & Mayer, 1990 dalam Svyantek, 2003). SQ adalah
kecerdasan untuk menghadapi memecahkan persoalan makna dan nilai yang
menempatkan perilaku dan hidup. manusia dalam konteks yang lebih luas dan kaya
(Zohar & Marshall, 2002:4) yang memungkinkan seseorang untuk menyatukan
hal-hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani
kesenjangan antara diri sendiri dan orang lain (Zohar & Marshall, 2002:12). Wujud
dari SQ ini adalah sikap moral yang dipandang luhur oleh pelaku (Ummah dkk,
2003:43).

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi di bidang


akuntansi di Indonesia memiliki Kode Etik yang mengikat para anggotanya. Kode
Etik IAI sebagaimana ditetapkan dalam Kongres VIII IAI di Jakarta pada tahun
1998 terdiri dari tiga bagian, yaitu: a) Prinsip Etika, b) Aturan Etika, dan c)
Interpretasi Aturan Etika. Kode Etik IAI tersebut menekankan pentingnya
prinsip etika bagi para akuntan dalam melakukan kegiatan profesionalnya. Prinsip
Etika dalam Kode Etik IAI terdiri dari delapan, yakni: (1) Tanggung jawab profesi,
(2) Kepentingan publik, (3) Integritas, (4) Obyektivitas, (5) Kompetensi dan kehati-
hatian profesional, (6) Kerahasiaan, (7) Perilaku profesional, dan (8) Standar teknis
(Jusup, 2001:91)

Anda mungkin juga menyukai