INDIKASI ICU/PICU
1. Gangguan Neurologi: - status konvulsivus
-Penurunan kesadaran dengan ggn pernapasan, kardiovaskular
apapun sebabnya.
2. Bantuan pernapasan: Pneumonia atau bronkitis dengan gagal pernapasan, edema paru, efusi
pleura masif, retensi sputum ancaman respiratory blocking, status asmaticus, tetanus derajat 3,
apnea primer(idiopatik), distress respirasi apapun penyebabnya
3. Gangguan hemodinamik darah dan keseimbangan elektrolit/cairan dan gangguan
metabolisme: syok, dehidrasi berat, kombustio berat, gagal jantung kongestif.
4. Penderita pasca operasi atas indikasi bedah
5. Kelainan endokrin: krisis tiroid(hipertiroid), ketoasidosis diabetika
6. Gangguan ginjal: gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik eksaserbasi akut
7. Pasca henti jantung yang berhasil diresusitasi
8. Keracunan (intoksikasi): berbiturat,transqualizer, narkotik, insektisida, bisa atau racun hewan
SYOK
Sindrom klinik akibat kegagalan system sirkulasi dalam mencukupi kebutuhan nutrisi
dan oksigen- baik dari pasokan maupun utilisasinya untuk metabolisme seluler jaringan
tubuh sehingga terjadi defesiensi akut oksigen di tingkat seluler.
Laboratorium:
1. Darah rutin ( hemotokrit turun= hemodilusi/perdarahan, ht naik=hemokonsentrasi)
2. Glukosa darah, turun jika hipoglikemi
3. CRP, syok septik +
4. Gas darah, elektrolit
1. Jauhi etiologi
2. Obat-obatan:
Obat inotropic: dopamine, dobutamine, epinefrin
Obat vasopressor: dopamine, norepinefrin, phenylephrine, epinefrin
Obat vasodilator: nitrogliserin
a) Epinefrin (agonis adregenik alfa dan beta)
indikasi : asystole, heart block, vasodilatasi
dosis: 0,01 mg/kgbb 1:1000 IV , 0,05-1 mcg/kgbb/menit infus isoproterenol
indikasi : bradikardi yang tak baik jika dikasih atropine
dosis: 0,1-0,5 mcg/kgbb/menit
b) Dopamin
Dosis: <10 mcg/kgbb/menit = vasodilatasi renal dan splank, efek inotropic +
>10 mcg/kgbb/menit=vasokontriksi,
indikasi= meningkatkan kontraksi otot jantung dan vol semenit jantung, dosis: 5-20 mcg/kgbb/menit
c) Dobutamin
Indikasi: agonis adregenik beta-1 selektif, dosis= 10-20 mcg/kgbb/menit
d) Komplikasi pulmonal
Kortikosteroid(kortison 2-10 mg/kg/iv
Dexametason 2 mg
Furosemide 1-2 mg/kgbb cegah nekrosis tubuler akut
PH pCO2 HCO3
-tekanan parsial oksigen darah, -kadar bikarbonat yang deficit
N=80-100 atau berlebihan darah, N=22-26
-tekanan parsial co2, N=35-45 mEq/L
mmHg
ASIDOSIS METABOLIK TURUN TURUN TURUN
ALKALOSIS METABOLIK NAIK NAIK NAIK
ASIDOSIS RESPIRASI TURUN NAIK NAIK
ALKALOSIS RESPIRASI NAIK TURUN TURUN
EDEM PARU
Adanya cairan dari vascular paru kedalam alveoli dan jaringan paru
Klasifikasi:
1. Edem paru kardiak: peningkatan tekanan vena pulmonalis
2. Edem paru non kardiak: peningkatan permeabilitas kapiler
Penyebab:
1. ARDS(adult respiratory distress syndrome), oleh infeksi, inhalasi, rekasi imunologik
2. Gagal jantung kiri, CHD, RHD, hipertensi dan pemberian cairan berlebihan
3. Neurologic , trauma kepala, tumor, perdarah subaraknoid, kejang
Diagnosis :
1. Pucat,gelisah,sianosis,takipneu, batuk takikardi, nyeri dada
2. Dada: perkusi redup, auskultasi ronki basah-basal yang tersebar
3. Radiologic: bat wing appreance dan kerley line
4. Pemeriksaan fisik:
- ronki basah halus dari cairan yang terakumulasi di dalam alveolus
- wheezing, bila ada edema pada saluran pernapasan
- edem paru kardik : ada gallop S3, peningkatan vena jugularis, edem perifer,
hepatomegaly,
Talak:
1. Talak penyakit penyebab
2. Perbaiki pertukaran gas dengan oksigen 100 persen pipa hidung atau masker, dianggap cukup
( PO2 >80 torr kalua kurang hipoksemia(<80 tor)), PCO2 35-40 dan PH normal)
3. Koreksi gg asam-basa
4. Penderita diposisikan setengah duduk
5. Perbaiki kontraksi ventrikel kri dengan:- glikosida jantung/digoksin,
- aminofilin 5 mg/kg bb IV 3-5 menit.
6. kurangi beban ventrikel jantung: posisi penderita tegak
7. Diuretik: 1 mg/kgbb
8. batasi masukan cairan
HENTI JANTUNG-PARU
Keadaan ventilasi dan atau sirkulasi tidak efektif lagi
Penyebab:
A. Henti napas
1. Obstruksi jalan napas akut: aspirasi cairan lambung/benda asing, edem, lender
berlebihan,spasme jalan naps bg.bawah
2. Depresi ssp: obat2, racun, trauma, infeksi,edem cerebri,hipoksemia berat, hiperkarbia
3. Gg ventilasi: paralisis neuromuscular, trauma pneumothorax, distensi abdomen hebat.
4. Penyakit parenkim paru
B. Henti sirkulasi: Hipoksia, hiperkapnea,asidemia, sengatan listrik, aritmia, efusi pericardial
dengan tamponade jantung, renjatan(trauma, pendarahan, sepsis)
Talak :
1. Air way. Bebaskan jalan naps dan jaga lidah tidak jatuh
2. Breathing. Mouth to mouth atau amubag,o2 100%, ventilasi cukup dengan gerakan dinding
dada baik dan terdengar suara napas
3. Circulation. Pijat jantung
4. Drugs. Prinsip: koreksi asidosis,. Berikan obat:
- adrenalin 1:10000 setelah pijat jantung 0,01 mg/kgbb iv diulang 3- menit, intracardial atau
0,5 mg,
- bikarbonat natrikus:1-2 mq/kg/kgbb IV pelan
5. EKG: asystole(kasih adrenalin diselingi bikarbonat natrikus bila ventilasi sdh baik), fibrilasi
ventrikel, koreksi asidosis trus kerjakan defibrilasi listrik, bila ada