TINJAUAN PUSTAKA
8
Hipertensi gestasional atau transient hypertension
Hipertensi dalam kehamilan yang tidak dapat diklasifikasikan
Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah hipertensi yang menetap oleh
sebab apapun, ditemukan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, atau
hipertensi yang menetap setelah 12 minggu pasca persalinan. Preeklampsia adalah
penyakit dengan tanda-tanda hipertensi dan proteinuria ≥300 mg/24 jam yang
timbul karena kehamilan. Superimposed preeclampsia/eclampsia adalah
preeklampsia/eklampsia pada penderita hipertensi kronik. Hipertensi gestasional
(disebut juga transient hypertension) adalah hipertensi yang timbul pada
kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan
pasca persalinan.
Preeklampsia adalah sindrom klinis pada masa kehamilan (setelah
mmHg) dan proteinuria (0,3 gram/hari) pada wanita yang tekanan darahnya
penyakit sistemik yang tidak hanya ditandai oleh hipertensi, tetapi juga disertai
(Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelet Count) yang ditandai dengan
sistem koagulasi. Angka kejadian sindrom HELLP ini sekitar 1 dari 1000
diseminata, yang memper buruk prognosis baik ibu maupun bayi. Eklampsia
merupakan jenis preeklampsia berat yang ditandai dengan adanya kejang, terjadi
9
menyerupai ensefalopati hipertensi. Komplikasi serebrovaskuler, seperti stroke
eklampsia.9,10,11,12
darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam disebut sebagai
preeklampsia berat. Beberapa tanda dan gejala dari preeklampsia berat antara lain
nyeri epigastrium, sakit kepala dan gangguan penglihatan akibat edema serebral.12
2. Faktor Risiko
10
a. Primigravida
b. Primipaternitas
Berdasarkan teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin dinyatakan bahwa
ibu multipara yang menikah lagi mempunyai risiko lebih besar untuk terjadinya
kelompok usia ibu yang ekstrim yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun. Tekanan darah meningkat seiring dengan pertambahan usia sehingga pada
d. Hiperplasentosis
11
Hiperplasentosis ini misalnya terjadi pada mola hidatidosa, kehamilan
keduanya, maka bila ditelusuri ke belakang ia memiliki 7 kali risiko lebih besar
meningkatkan risiko sebesar 3 kali lipat bagi ibu hamil. Wanita dengan
kehamilannya terdahulu.10
desain penelitian case control study dikemukakan bahwa pada populasi yang
diselidikinya wanita dengan hipertensi kronik memiliki jumlah yang lebih banyak
penyakit ini.10
h. Obesitas
12
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penting terjadinya
Indikator yang paling sering digunakan untuk menentukan berat badan lebih dan
obesitas pada orang dewasa adalah indeks massa tubuh (IMT). Seseorang
indeks massa tubuh ibu 5-7 kg/m2, terkait dengan obesitas dalam kehamilan,
Kariadi didapatkan ibu hamil dengan obesitas memiliki risiko 3,9 kali lebih besar
penelitian dan panduan Internasional terbaru dibagi dua bagian besar faktor risiko
Riwayat preeklampsia
Kehamilan multipel
Hipertensi kronis
Penyakit ginjal
13
Penyakit autoimun (contoh: systemic lupus erythematous,
antiphospholipid syndrome)
Risiko Sedang
Nulipara
Usia ≥ 35 tahun
3. Patofisiologi
perfusi plasenta dan sindrom maternal. Tahap pertama terjadi selama 20 minggu
terjadinya sindrom maternal. Tahap ini merupakan tahap kedua atau disebut juga
fase sistemik. Fase ini merupakan fase klinis preeklampsia, dengan elemen pokok
14
Gambar 1. Hipotesis tentang peranan soluble fms-like tyrosine kinase 1 (sFlt1)
pada preeklampsia.10
darah sering kali lebih tinggi pada malam hari disebabkan peningkatan aktivitas
15
vasokonstriktor simpatis, yang akan kembali normal setelah persalinan. Hal ini
uteroplasenta.10
selama kehamilan normal, fungsi renal biasanya meningkat 35-50%. Klirens asam
urat serum menurun, biasanya sebelum manifestasi klinis. Kadar asam urat >5,5
mg/dL akibat penurunan klirens renal dan filtrasi glomerulus merupakan penanda
penting preeklampsia.10
4. Diagnosis
dibuat jika tekanan darah >140/90 mmHg pada dua kali pengukuran disertai
derajat kerusakan target organ, tetapi tidak ada yang spesifik untuk diagnosis
preeklampsia.11
16
Gambar 2.3. Algoritma diagnosis hipertensi pada kehamilan.12
5. Tatalaksana
esensial yang bersifat kronis. Terapi hipertensi di luar kehamilan ditujukan untuk
darah yang cepat pada preeklampsia berat. Selain itu, preeklampsia melibatkan
endotel.11
17
Preeklampsia onset dini (<34 minggu) memerlukan penggunaan obat
antihipertensi secara hati-hati; selain itu, diperlukan tirah baring dan monitoring
baik terhadap ibu maupun bayi. Pasien preeklampsia biasanya sudah mengalami
darah yang terlalu cepat; hipotensi dan penurunan aliran uteroplasenta perlu
primernya. Tujuan utama terapi antihipertensi adalah untuk mengurangi risiko ibu,
yang meningkatkan risiko perdarahan serebral. Selain itu, risiko abrupsi plasenta
dan asfiksia juga meningkat. Penurunan tekanan darah yang terlalu cepat dan
Obat Antihipertensi
a. Hipertensi ringan-sedang
(tekanan darah sistolik 140-169 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-109
18
European Society of Cardiology (ESC) terbaru merekomendasikan pemberian
terapi jika tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada wanita
dengan:16
• Hipertensi dengan kerusakan target organ subklinis atau adanya gejala selama
masa kehamilan.
b. Hipertensi berat
ESC merekomendasikan jika tekanan darah sistolik >170 mmHg atau diastolik
>110 mmHg pada wanita hamil diklasifi kasikan sebagai emergensi dan
metildopa oral, atau nifedipin sebaiknya segera diberikan. Obat pilihan untuk
intravena dengan dosis 5 μg/menit dan ditingkatkan bertahap tiap 3-5 menit
jika respons diuresis kurang adekuat. Morfin intravena 2-3 mg dapat diberikan
mekanik.17
Tabel 2.3. Obat antihipertensi untuk hipertensi kronis atau gestasional selama
kehamilan.9
19
Tabel 2.4. Obat untuk kontrol cepat hipertensi berat pada kehamilan.9
Magnesium Sulfat
Magnesium sulfat merupakan agen pencegahan eklampsia paling efektif, dan obat
lini pertama untuk terapi kejang pada eklampsia. Selain itu, direkomendasikan
20
Pengobatan Obstetrik
1. Induksi persalinan :12 tetesan oksitosin dengan syarat nilai Bishop 5 atau lebih
b. Syarat tetesan oksitosin tidak dipenuhi (nilai Bishop kurang dari 5) atau adanya
c. 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitosin belum masuk fase aktif. Pada
Kala I
1. Fase laten :12 6 jam belum masuk fase aktif maka dilakukan seksio sesaria.
2. Fase aktif :12 Amniotomi saja. Bila 6 jam setelah amniotomi belum terjadi
pembukaan lengkap maka dilakukan seksio sesaria (bila perlu dilakukan tetesan
oksitosin).
Kala II
kortikosteroid.12
21
b. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah
pengobatan medisinal.12
a. Indikasi
b. Pengobatan medisinal
3. Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatan medisinal
4. Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih dahulu
2. Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan pre eklampsia ringan :
22
penderita dapat dipulangkan dan dirawat sebagai pre eklampsia ringan
janin. Indikasi terminasi bisa oleh karena faktor ibu (misal eklamsi, Hellp
syndrome, udema paru) dan atau faktor janin (misal fetal distress).14
antenatal atau preeklampsia. Tekanan darah sering tidak stabil pada beberapa hari
dihentikan dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah tekanan darah
normal. Jika tekanan darah sebelum konsepsi normal, tekanan darah biasanya
normal kembali dalam 2-8 minggu. Hipertensi yang menetap setelah 12 minggu
postpartum mungkin menunjuk kan hipertensi kronis yang tidak ter diag nosis
preeklampsia berat atau rekuren, atau pada pasien dengan proteinuria yang
tahun pada 223 wanita yang mengalami eklampsia, didapatkan bahwa risiko
paling tinggi adalah pada wanita yang mengalami hipertensi pada usia kehamilan
23
sebelum 30 minggu. Wanita dengan hipertensi gestasional juga mengalami
besar terjadinya disfungsi dan hipertrofi ventrikel kiri asimptomatik dalam 1-2
tahun pasca-persalinan.18
lebih besar pada wanita dengan riwayat preeklampsia. Wanita dengan riwayat
setelah kejadian preeklampsia. Tiga bulan hingga paling tidak tiga tahun pasca-
persalinan masih di dapat kan gangguan dilatasi endotel. Wanita dengan riwayat
intercellular adhesion molecule-1 kadarnya lebih tinggi hingga >15 tahun pasca-
susu ibu (ASI). Paparan neonatus pada penggunaan obat metildopa, labetalol,
captopril, dan nifedipin rendah, sehingga obat-obat ini dianggap aman diberikan
24
selama menyusui. Diuretik juga didapatkan pada konsentrasi rendah, tetapi dapat
B. PRETERM
1. Definisi
yaitu:
menjadi:
1. Komplikasi medis dan obstetrik Kurang lebih 1/3 dari kejadian persalinan
prematur disebabkan oleh halhal yang berkaitan dengan komplikasi medis atau
saat kehamilan preterm. Akan tetapi, 2/3 dari kejadian persalinan prematur tidak
diketahui secara jelas penyebabnya karena persalinan prematur pada kelompok ini
25
2. Faktor gaya hidup Perilaku seperti merokok, gizi buruk, penambahan berat
badan yang kurang baik selama kehamilan, serta penggunaan obat seperti kokain
atau alkohol telah dilaporkan memainkan peranan penting pada kejadian prematur
dan hasil akhir bayi dengan berat lahir rendah (Cunningham et al, 2004).
melainkan dengan peningkatan cedera otak pada bayi yang lahir prematur.
alkohol lebih dari satu gelas per hari dapat meningkatkan risiko persalinan
prematur sementara jika mengosumsi akohol kurang dari 4 gelas tiap miggu tidak
dan Kenny, 2012). Faktor usia juga diduga berhubungan dengan kejadian
yang lebih banyak dan infeksi pada vagina, sementara wanita usia yang lebih tua
(Chalermchockcharoenkit, 2002).
3. Faktor genetik
Kelahiran prematur juga diduga sebagai suatu proses yang terjadi secara familial
karena sifat persalinan prematur yang berulang dan prevalensinya yang berbeda-
4. Infeksi cairan amnion dan korion Infeksi koriamnion yang disebabkan oleh
dini dan persalinan prematur. Proses persalinan aterm diawali dengan aktivasi dari
26
fosfolipase A2 (PLA-2) yang melepaskan bahan asam arakidonat dari selaput
dalam cairan amnion merangsang sel desidua untuk memproduksi sitokin dan
tumor nekrosing faktor (TNF), dan interleukin 6 adalah produk sekretorik yang
(PAF) yang ditemukan dalam air ketuban terlibat secara sinergik pada aktivasi
jalinan sitokin tadi. PAF diduga dihasilkan dari paru dan ginjal janin. Dengan
27
c. ketuban pecah dini (KPD)
f. kehamilan ganda/gemeli
g. polihidramnion
2. Ibu
b. diabetes mellitus
c. preeklamsia/hipertensi
f. stress psikologik
28