Anda di halaman 1dari 11

Nama : Suhervi

Nim : 1800029102

Kelas : B

1. jelaskan teori segitiga api?


Definisi Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur
yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan
cahaya.

Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran adalah panas, bahan
bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi
dan hanya menghasilkan pijar.. Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan
komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal
sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga
elemen yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar
tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.(kelvin,p.2015)

Tiga unsur Api.

1. Oksigen

Sumber oksigen adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume
oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara normal di dalam atmosfir kita
mengandung 21% volume oksigen. Ada beberapa bahan bakar yang mempunyai cukup
banyak kandungan oksigen yang dapat mendukung terjadinya pembakaran

2. Panas

Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat mendukung
terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas matahari, permukaan yang panas, nyala
terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi listrik, percikan api listrik, api las atau
potong, gas yang dikompresi.

3. Bahan bakar

Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya pembakaran. Ada tiga
wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas. Untuk benda padat dan cair dibutuhkan panas
pendahuluan untuk mengubah seluruh atau sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat
mendukung terjadinya pembakaran.

a) Benda Padat

Bahan bakar padat yang terbakar akan meninggalkan sisa berupa abu atau arang setelah
selesai terbakar. Contohnya: kayu, batu bara, plastik, gula, lemak, kertas, kulit dan lain-
lainnya.

b) Benda Cair

Bahan bakar cair contohnya: bensin, cat, minyak tanah, pernis, turpentine, lacquer, alkohol,
olive oil, dan lainnya.

c) Benda Gas

Bahan bakar gas contohnya: gas alam, asetilen, propan, karbon monoksida, butan, dan lain-
lainnya.

2. jelaskan klasifikasih kelas kebakaran menurut NFPA dan permenaker no. 04 men
1980?

Klasifikasi kebakaran di Indonesia ditetapkan dalam Permenaker No. 04/Men/1980 yang


mengacu pada NFPA (National Fire Protection Association) Amerika Serikat,(Chen,T.2015)
sebagai berikut:
1. Kelas A : Kebakaran yang terjadi pada benda padat kecuali logam (Kayu, arang, kertas,
plastic, karet, kain dan lain-lain). Kebakaran kelas A dapat dipadamkan dengan air,
pasir/tanah, APAR dry chemical, APAR foam, dan APAR HCFC.
2. Kelas B : Kebakaran yang terjadi pada benda cair dan/atau gas (bensin, solar, minyak tanah,
aspal, alkohol, elpiji, dan sebagainya). Kebakaran kelas B dapat dipadamkan dengan
pasir/tanah (untuk area kebakaran yang kecil), APAR dry chemical, APAR CO2,
APAR foam, dan APAR HFCF. AIR TIDAK BOLEH DIPERGUNAKAN Cairan yang
terbakar akan terbawa aliran air dan menyebar.
3. Kelas C : Kebakaran yang terjadi pada peralatan listrik bertegangan. Kebakaran kelas ini
biasanya terjadi akibat korsleting listrik sehingga menimbulkan percikan api yang
membakar benda-benda di sekitarnya. AIR TIDAK BOLEH DIPERGUNAKAN! Air adalah
konduktor (penghantar listrik) dan akan menyebabkan orang-orang yang berada di area
tersebut tersengat listrik. Kebakaran kelas C dapat dipadamkan dengan APAR dry chemical,
APAR CO2, dan APAR HCFC.
4. Kelas D : Kebakaran yang terjadi pada bahan logam (magnesium, almunium, kalium, dan
sebagainya). Kebakaran kelas ini sangat berbahaya dan hanya dapat dipadamkan dengan
APAR sodium chloride dry powder. Air dan APAR berbahan baku air sebaiknya tidak
digunakan, karena pada kebakaran jenis logam tertentu air akan menyebabkan terjadinya
reaksi ledakan.

3. sebutkan jenis alat pemadam api ringan dan cara menggunakannya?

 Bakti,I (2014) Mengemukakan berdasarkan Bahan pemadam api yang digunakan,


APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dapat digolongkan menjadi beberapa Jenis.
Diantaranya terdapat 4 jenis APAR yang paling umum digunakan, yaitu :

1. Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water

APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air dengan
tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling Ekonomis dan
cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam
seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A). Tetapi akan
sangat berbahaya jika dipergunakan pada kebakaran yang dikarenakan Instalasi Listrik
yang bertegangan (Kebakaran Kelas C).

2. Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam (AFFF)

APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang dapat
membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang disembur keluar akan
menutupi bahan yang terbakar sehingga Oksigen tidak dapat masuk untuk proses
kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan
oleh bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya
(Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang
mudah terbakar seperti Minyak, Alkohol, Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis
B).

3. Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder

APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher terdiri dari
serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-amonium danammonium
sulphate. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar
sehingga memisahkan Oksigen yang merupakan unsur penting terjadinya kebakaran.
APAR Jenis Dry Chemical Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna
karena efektif untuk memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti
Kelas A, B dan C. APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk digunakan
dalam Industri karena akan mengotori dan merusak peralatan produksi di sekitarnya.
APAR Dry Chemical Powder umumnya digunakan pada mobil.

4. Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida / Carbon Dioxide (CO2)

APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang menggunakan bahan
Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai bahan pemadamnya. APAR Karbon
Dioksida sangat cocok untuk Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah terbakar) dan
Kelas C (Instalasi Listrik yang bertegangan).
 Cara Menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)Untuk mempermudah dalam
mengingat proses ataupun cara penggunaan Alat Pemadam Api, kita dapat menggunakan
singkatan T.A.T.A. yaitu :

1. Tarik pin Pengaman (Safety Pin) APAR


2. Arahkan Nozzle atau pangkal selang ke sumber api (area kebakaran)
3. Tekan Pemicu untuk menyemprot
4. Ayunkan ke seluruh sumber api (area kebakaran)

4. sebutkan pengelompokkan klasifikasi kebakaran dan media alat pemadam api yang
efektif ?

Klasifikasi kelas kebakaran adalah pengklasifikasian tipe-tipe kebakaran berdasarkan zat


pembentuk api. Zat pembentuk api ada 4 yang berlaku di Indonesia yaitu padat, cair, elektrikal,
dan logam yang mudah terbakar.(Arso,W.2014)

 Klasifikasi Kelas Kebakaran A

Klasifikasi kelas kebakaran A adalah kebakaran yang terjadi akibat benda padat mudah terbakar
seperti kain, kertas, sampah kering, atau kayu. Benda-benda tersebut tentunya umum ditemukan
di lingkungan sekitar Anda, baik di tempat tinggal maupun lingkungan kerja.

 Klasifikasi Kelas Kebakaran B

Klasifikasi kelas kebakaran B adalah kebakaran yang terjadi akibat zat cair mudah terbakar
seperti bensin, minyak, oli, wax, cat, thinner, alkohol, acetone, propanol, methanol, dan lain
sebagainya. Kebakaran akibat zat-zat tersebut biasanya terjadi pada pabrik kimia, perusahaan
minyak dan gas, pabrik cat, dan sejenisnya.

 Klasifikasi Kelas Kebakaran C


Klasifikasi kelas kebakaran C adalah kebakaran yang terjadi akibat aktivitas elektrikal
atau listrik. Kebakaran elektrikal dapat terjadi selama ada sumber daya listrik seperti
hubungan arus pendek, konsleting, kelebihan beban pada outlet, maupun masalah-
masalah lainnya yang dapat menyebabkan daya listrik tidak stabil. Hal tersebut dapat
terjadi pada peralatan elektronik, motor penggerak, atau instalasi jaringan listrik di
sekitar kita. Untuk itu penggunaan listrik sebaiknya dilakukan secukupnya dan teliti.
Bentuk pencegahan yang dapat kita lakukan yaitu:

1. Tidak memasang steker lebih dari kapasitas stop kontak


2. Cabut steker dari stop kontak dan matikan daya listrik jika sudah tidak diperlukan
3. Lakukan pemeriksaan rutin peralatan elektronik agar terhindar dari malfungsi
4. Pemberian tanda pada instalasi kabel
5. Klasifikasi Kelas Kebakaran D
Klasifikasi kelas kebakaran D adalah kebakaran yang terjadi akibat zat logam yang
mudah terbakar seperti magnesium, titanium, lithium, kalium, pottasium, sodium, dan
sejenisnya. Zat-zat tersebut menjadi rawan terbakar karena mudah bereaksi dengan
oksigen yang merupakan salah satu pembentuk timbulnya api dalam rangkaian segitiga
api.

5. Apa yang di maksud dengan ergonomic ?


Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS
(HUKUM ALAM) ,Dengan ini dimaksudkan dengan ergonomi adalah ilmu yang
mempelajari manusia dalam hubungannya dengan pekerjaan .1 Ergonomi adalah ilmu,
seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala
fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara
keseluruhan menjadi lebih baik.( A.M, madyana.1996)
6. Jelaskan konsep keseimbangan dalam ergonomic ?
Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk menyerasikan
alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan , kebolehan dan segala keterbatasan
manusia , sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa pengaruh buruk dari
pekerjaannya .dari sudut pandang ergonomi ,antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus
selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performasi kerja yang tinggi , dengan kata
lain , tuntutan tugas pekerjaan tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu
berlebih (overload). Karena keduanya, baik underload dan overload akan menyebabkan
stress.(hardiyanto,dkk.2014)

 Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas tersebut .


1. Kemampuan seseorang sangat ditentukan oleh:
Personal capacity ( karakteristik pribadi ) meliputi faktor usia, jenis kelamin,
antopometri, pendidikan,pengalaman, status sosial,dll.
2. Physiological capacity ( kemampuan fisiologis), meliputi kemampuan daya tahan
kardiovaskuler, syaraf otot, panca indra ,dan sebagainya.
3. Boemecanical capacity ( kemampuan biomekanik)

 Tuntutan tugas pekerjan atau aktifitas tergantung pada :


1. Task and material characterictic (karakteristik-karasteristik tugas dan material) ,
ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe kecepatan dan irama kerja
dan sebagainya.
2. Organisation characterictic ( karakteristik organisasi , hubungan dengan jam kerja
dan jam istirahat, kerja malam dan bergilir , cuty, dan libur manajemen dan
sebagainya.
3. Environtal charactristic( karakteristik lingkungan), berkaitan dengan manusia
teman setugas, suhu, dan kelembapan, bising dan getaran, penerangan, sosio-
budaya, tabu, norma, adat dan kebiasaan, bahan-bahan pencemar dan sebagainya.
 Tampilan seseorang tergantung kepada rasio besarnya tuntutan tugas dengan besarnya
kemampunan yang bersangkutan , dengan demikian
1. Bila rasio tugas lebih besar dari pada kempuan seseorang atau kapasitas kerjanya,
maka akan terjadi penampilan ketidak nyamanan, over stres , kelelahan ,
kecelakaan, dan sebagainya,
2. Sebaiknya bila tuntutan tugas lebih rendah dari kempuan seseorang atau kapasitas
kerjanya , maka akan terjadi penampilan akhir akhir berupa, under stress,
kebosanan, kejenuhan ,dan sebagainya.
3. Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan dinamis
antara tuntutan tugas dengan kemampuan yang dimiliki sehingga tercapai kondisi
lingkungan yang sehat, aman ,nyaman, dan produktif.

7. 3( tiga) sikap kerja yaitu : berdiri, duduk berdiri, dan duduk


a. Posisi/Sikap Berdiri
Posisi tubuh sewaktu bekerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang
dilakukan. Masing-masing jenis pekerjaan mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap tubuh. (harrianto,R.2008) menjelaskan posisi kerja berdiri merupakan posisi
siaga baik fisik maupun mental sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat
dan teliti. Tetapi pada dasarnya berdiri itu sendiri lebih melelahkan daripada duduk dan
energy yang dikeluarkan untuk berdiri 10%-15% lebih banyak dibandingkan dengan
duduk. Pada posisi kerja berdiri, apabila tenaga kerja harus bekerja pada periode yang
lama, maka sering menimbulkan kelelahan.

Posisi/sikap kerja berdiri membutuhkan pengurangan beban fisiologis tubuh pada


periode panjang, utamanya pergerakan darah dan penumpukan cairan tubuh di daerah
paha (leg). Terkadang pembebanan berulang pada perut dan leher untuk jenis gerak
menjangkau meraih maupun memutar. Keluhan biasanya terjadi karena lambat laun terasa
berat pada otot vena, jarak raih di luar toleransi jangkauan normal, luasan kerja yang
ketinggian atau kependekan, tidak tersedianya ruang gerak kaki (knee).
. (Harrianto,R.2008) menyatakan pertimbangan pekerjaan yang paling baik dilakukan
dengan sikap kerja berdiri adalah sebagai berikut :
1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut
2. Harus memegang objek yang berat (lebih dari 4,5 kg)
3. Sering menjangkau ke atas, ke bawah dan ke samping
4. Sering dilakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah
5. Diperlukan mobilitas tinggi

b. Posisi/Sikap Kerja Duduk Berdiri


Posisi kerja duduk berdiri ini merupakan pilihan kedua terhadap hampir seluruh
jenis pekerjaan dan biasanya lebih sesuai digunakan terhadap jenis pekerjaan yang
terdiri dari beberapa sub bagian tugas dan sering melakukan gerak di dalam ruang
kerja (harrianto,R.2008). Pengguna dapat memilih salah satu sikap kerja yang sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Berdasarkan kedua sikap kerja duduk dan berdiri mencoba memadukan satu
desain dengan batasan sebagai berikut:
1. Pekerjaan dilakukan dengan duduk pada satu saat dan pada saat lainnya
dilakukan dengan berdiri daling bergantian
2. Perlu menjangkau sesuatu lebih dari 40 cm ke depan atau 15 cm di atas
landasan kerja
3. Tinggi landasan kerja dengan kisaran antara 90-120 cm merupakan
ketinggian yang paling tepat baik untuk posisi duduk maupun posisi berdiri.
c. Posisi/Sikap Kerja Duduk
(Harrianto,R.2008) menyatakan bekerja dengan posisi duduk mempunyai
keuntungan yaitu pembebanan pada kaki yang minimal sehingga pemakaian energi
dan keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi. Posisi kerja duduk mempunyai
derajat stabilitas tubuh yang tinggi, dapat mengurangi kelelahan dan keluhan
subyektif bila bekerja lebih dari 2 jam. Di samping itu, tenaga kerja juga dapat
mengendalikan tungkai dan kaki untuk melakukan gerakan. Sebaliknya, kerja dengan
posisi duduk yang terlalu lama dapat menyebabkan tonus otot perut menurun dan
tulang belakang akan melengkung sehingga dapat menyebabkan pekerja mudah lelah.
.(Harrianto,R.2008 menyatakan bahwa pekerjaan yang paling baik dilakukan
dengan posisi duduk adalah sebagai berikut:
1. . Pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti pada kaki.
2. Pekerjaan utama adalah menulis atau memerlukan ketelitian pada tangan
3. Tidak diperlukan tenaga dorong yang besar.
4. Objek yang dipegang tidak melebihi ketinggian lebih dari 15 cm dari
landasan kerja.
5. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi.
6. Pekerjaan dilakukan dalam waktu yang lama dan
7. Seluruh objek dikerjakan atau disuplai masih dalam jangkauan dengan
posis duduk.
Referensi :

Kelvin,P.2015. Pemetaan lokasi kebakaran berdasarkan prinsip segitiga api pada industri
textile.teknik industri. Sekolah tinggi surabaya.
Bakti,I.2014. jenis-jenis APAR( alat pemadam api ringan). Jakarta: Gunnebo indolok Bakti
Utama.
Arso,W.2014. Alat pemadam kebakaran. Bandung: winarso One.
AM, madyan.1996. Analisis perencanaan kerja dan ergonomi. jilid 1 halaman 4 .yogyakarta :
Universitas Atma Jaya yogyakarta
Hardianyanto,dkk.2014. Ergonomi suatu pengantar. Bandung :PT Remaja Rosdakarya.
Harrianto,R.2008. Buku ajar kesehatan kerja. Jakarta : EGC buku kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai