Anda di halaman 1dari 13

CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
pada Mata Kuliah Sistem Kardiovaskuler
Semester Dua
yang Diampu oleh Ns. Yunie Armiyati, M.Kep, Sp.KMB

Disusun oleh :
Ratna Faradhila
G2A016018

JURUSAN S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Congestive Heart Failure
(CHF)”.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran sistem kardiovaskuler di Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada :

1. Ibu Ns. Yunie Armiyati, M.Kep, Sp.KMB selaku dosen pengampu pada mata kuliah blok
sistem kardiovaskuler .
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan blok sistem kardiovaskuler.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Congestive Heart Failure
(CHF)”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Semarang, 8 Mei 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian.........................................................................................3
B. Etiologi.............................................................................................3
C. Patofisiologi......................................................................................5
D. Manifestasi klinik.............................................................................6
E. Komplikasi........................................................................................7
F. Penatalaksanaan................................................................................7
G. Pengkajian Focus..............................................................................9
H. Pathways Keperawatan..................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................11
B. Saran................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam
mediastinum di antara kedua paru-paru. Jantung memiliki fungsi utama sebagai pemompa
darah. Jantung merupakan salah satu organ yang tidak pernah beristirahat dalam keadaan
fisiologis, pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial (nodus
SA) dan menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung. Jika
rangsang irama ini mengalami gangguan dalam pembentukannya dan penghantarannya, maka
dapat terjadi gangguan pada kinerja jantung.
Gangguan pada sistem kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan utama yang dialami
masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan, jantung mempunyai suatu sistem
pembentukan rangsang tersendiri. Pada zaman modern ini, angka kejadian penyakit jantung
semakin meningkat baik dinegara maju maupun berkembang, penyebab yang sering
ditemukan adalah gaya hidup misalnya, diet yang salah, stress, kondisi lingkungan yang
buruk, kurang olahraga, kurang istirahat dan lain-lain. Diet yang salah, seperti terlalu banyak
mengonsumsi junk food yang notebene banyak mengandung kolesterol jahat, yang berujung
pada kegagalan jantung. Apalagi ditambah dengan lingkungan yang memiliki tingkat stressor
tinggi, kurang olahraga, dan istirahat, maka resiko untuk terkena penyakit jantung akan
semakin tinggi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah-
masalah yang akan dibahas pada penulisan kali ini. Masalah yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari gagal jantung?
2. Apa saja etiologi pada gagal jantung?
3. Bagaimanakah patologi dari gagal jantung?
4. Bagaimanakah manifestasi klinis dari gagal jantung?
5. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita gagal ginjal apa
saja?
6. Apa saja penatalaksanaan dari gagal jantung?
7. Komplikasi dari gagal jantung itu apa? 2
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada penderita gagal jantung?

C. Tujuan
1. Tujuan umum 1
Mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan konsep asuhan
keperawatan dengan gagal jantung (CHF).
2. Tujuan khusus
a. Memahami pengertian dari gagal jantung.
b. Mengetahui etiologi gagal jantung.
c. Memahami patofisiologi dari gagal jantung.
d. Mengetahui manifestasi klinis dari gagal jantung.
e. Mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita
gagal ginjal.
f. Mengetahui penatalaksanaan dari gagal jantung.
g. Mengetahui komplikasi dari gagal jantung.
h. Menguasai konsep asuhan keperawatan pada gagal jantung.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Gagal jantung adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jantung tidak dapat
berespon secara adekuat terhadap stress untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Pada kondisi ini jantung gagal untuk melakukan tugasnya sebagai pompa dan akibatnya
gagal jantung.
Gagal jantung merupakan suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi
jantung yang berakibat jantung gagal mempertahankan darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peningkatan tekanan
pengisian ventrikel.
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan
pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi.
Suatu kegagalan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
tubuh (Purnawan Junadi, 1982)

B. Etiologi / Predisposisi
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan timbulnya dekompensasi kordis adalah
keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir, atau yang menurunkan
kontraktilitas miokardium. Beban awal meningkat pada kondisi regurgitasi aorta, dan
cacat septum ventrikel. Beban akhir meningkat pada keadaan ketika terjadi stenosis aorta
atau hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miookard
atau kardiomiopati.
Faktor lain yang dapat menyebabkan jantung gagal sebagai pompa adalah
gangguan pengisian ventrikel (stenosis katup atrioventrikuler), gangguan pada pengisian
dan ejeksi ventrikel (perikarditis konstriktif dan tamponade jantung). Dari seluruh
penyebab tersebut di duga yang paling mungkin terjadi adalah pada setiap kondisi 4

tersebut mengakibatkan gangguan penghantaran kalsium di dalam sarkomer atau di


dalam sintesis atau fungsi protein kontraktil (Price, 1995)
Penyebab gagal jantung digolongkan berdasarkan sisi dominan jantung yang
3
mengalami gagal jantung. Dominan sisi kiri, seperti penyakit jantung iskemik, penyakit
jantung hipertensif, penyakit katup aorta, penyakit katup mitral, miokarditis,
kardiomiopati, amiloidosis jantung, keadaan curah tinggi ( tirotoksikosis, anemia, fistula
arteriovenosa). Dominan sisi kanan, seperti gagal jantung kiri, penyakit paru kronis,
stenosis katup pulmonal, penyakit katup trikuspid, penyakit jantung kongenital (VSD,
PDA), hipertensi pulmonal, emboli pulmonal massif ( Chandrasoma, 2006)
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut:
1. Disfungsi miokard.
2. Beban tekanan berlebihan – pembebanan sistolik (systolic overload).
a. Volume: defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus arteriosus
paten.
b. Tekanan: stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
c. Disritmia
3. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload)
4. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand overload)

FAKTOR PREDISPOSISI
1. Penyakit yang menimbulkan penurunan fungsi ventrikel:
a. Penyakit arteri koroner
b. Kardiomiopati
c. Penyakit pembuluh darah
d. Penyakit jantung congenital
2. Keadaan yang membatasi pengisian ventrikel
a. Stenosis mitral-penyakit pericardial
b. Kardiomiopati.

FAKTOR PENCETUS
1. Peningkatan asupan garam
2. Ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti gagal jantung
3. Serangan hipertensi
4. Aritmia akut
5. Infeksi atau demam, anemia, emboli paru
6. Tirotoksikosis, kehamilan dan endokarditis infeksi.

FAKTOR RESIKO
1. Merokok
2. Hipertensi
3. Hiperlipidemia
4. Obesitas
5. Kurang aktivitas fisik
6. Stress emosi
7. Diabetes milletus

C. Patofisiologi
Sindrom gagal jantung disebabkan oleh beberapa komponen:
1. Ketidakmampuan miokard untuk berkontraksi dengan sempurna mengkibatkan stroke
volum dan cardiac output menurun.
2. Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel ( systolic overload)
menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah
ventrikel.
3. Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload) akan
menyebabkan volume dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi.
4. Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung
dimana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung
walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi
6
kebutuhan sirkulasi tubuh
5. Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk kedalam ventrikel
atau pada aliran balik venous return akan menyebabkan pengeluaran atau output
ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.

Gagal jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban kerja (tekanan
atau volume) yang berlebihan dan atau gangguan otot jantung itu sendiri. Beban
volume atau preload disebabkan karena kelainan ventrikel memompa darah lebih
banyak semenit sedangkan beban tekanan atau afterload disebabkan oleh kelainan
yang meningkatkan tahanan tehadap pengaliran darah keluar jantung. Kelainan atau
gangguan fungsi miokard dapat disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas dan oleh
hilangnya jaringan kontraktil (infark miokard). Dalam menghadapi beban lebih,
jantung berkompensasi seperti bila jantung menghadapi latihan fisik. Akan tetapi bila
beban lebih yang dihadapi berkelanjutan maka mekanisme kompensasi akan
melampaui batas dan ini menimbulkan keadaan yang merugikan.

D. Manifestasi Klinik
Gagal jantng kiri
Keluhan utama badan lemah, cepat lelah, berdebar-debar,sesak napas, batuk, anoreksia,
dan keringat dingin, batuk dan/atau batuk berdarah,fungsi ginjal menurun. Tanda dan
gejala kegagalan ventrikel kiri:
1. Kongesti vaskuler pulmonal
2. Dipsnea,nyeri dada dan syok
3. Orthopnea,dipsnea nocturnal paroksismal
4. Batuk iritasi,edema pulmonal akut
5. Penurunan curah jantung
6. Gallop atrial –S4, gallop ventrikel-S1
7. Crakles paru
8. Disritmia pulsus alterans
9. Peningkatan berat badan
10. Pernapasan chyne stokes
11. Buktikan radiografi tentang kongesti vaskuler pulmonal 7
Gagal jantung kanan
Edema, anoreksia, mual, asites, sakit daerah perut. Tanda dan gejala kegagalan ventrikel
kanan:
1. Curah jantung rendah
2. Distensi vena jugularis
3. Edema
4. Disritmia
5. S3 dan S4 ventrikel kanan
6. Hipersonor pada perkusi
7. Imobilisasi diafragma rendah
8. Peningkatan diameter pada antero posterial

E. Komplikasi
1. Asites
2. Hepatomegali
3. Edema paru
4. Hidrotoraks

F. Penatalaksanaan
Penatalkasanaa gagal jantung bertujuan untuk menurunkan kerja jantung,
meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard, dan menurunkan retensi
garam dan air. Penatalaksaan, meliputi:
TERAPI NON FARMAKOLOGI:
1. Anjurkan istirahat total atau tirah baring dalam posisi semi fowler
2. Anjurkan untuk diet rendah garam/retriksi garam
3. Ajarkan untuk batuk efektif
4. Anjurkan untuk mengubah posisi tidur dalam posisi semi fowler

TERAPI FARMAKOLOGIS :
1. Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan
memperlambat frekuensi jantung. Efek yang dihasilkan : peningkatan curah
jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisi dan
mengurangi edema.
2. Terapi diuretic
Diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.

3. Terapi vasodilator
Obat-obatan fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan
terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Pengosongan ventrikel dan
peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat
diturunkan.
4. Terapi nitrit
Untuk vasodilatasi perifer guna menurunkan afterload.
5. Terapi digitalis
Obat utama untuk meningkatkan kontraktilitas (inotropik), memperlambat
frekuensi ventrikel, peningkatan efisiensi jantung
6. Inotropik positif
a. Dopamin
Pada dosis kecil 2,5-5 mg/kg akan merangsang alfa-adrenergik beta-
adrenergik. Reseptor dopamine ini mengakibatkan keluarnya katekolamin dari
sisi penyimpanan saraf. Memperbaiki kontraktilitas curah jantung isi
sekuncup. Dilatasi ginjal-serebral dan pembuluh koroner. Pada dosis
maksimal 10-20 mg/kg BB akan menyebabkan vasokonstriksi dan
meningkatkan beban kerja jantung.
b. Dobutamin
Merangsang hanya beta-adrenergik. Dosis mirip dopamine memperbaiki isi
sekuncup, curah jantung dengan sedikit vasokonstriksi dan takikardia. 9

Tindakan mekanis:
1. Dukungan mekanis ventrikel kiri (mulai 1967) dengan konterpulasi balon intraaorta atau
pompa PBIA. Berfungsi untuk meningkatkan aliran koroner, memperbaiki isi sekuncup
dan mengurangi preload dan afterload ventrikel kiri.
2. Tahun 1970, dengan ekstracorporeal membrane oxygenation (ECMO). Alat ini
menggantikan fungsi jantung paru. Mengakibatkan aliran darah dan pertukaran gas.
ECMO dapart digunakan untuk member waktu hingga tidak pasti, seperti bedah bypass
arteri koroner, perbaikan septum atau transplantasi jantung dapat dilakukan.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Tidak ada pemeriksaan khusus yang dapat menegakkan diagnosis gagal jantung
( santoso, 1989). Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk mengetahui sejauh
mana gagal jantung telah mengganggu fungsi organ lain seperti hati, ginjal dan lain-
lain.
2. Radiologi
a. Bayangan hulu paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin kepinggir
berkurang
b. Lapang paru bercak-bercak karena edema paru
c. Distensi vena paru
d. Hidrotoraks
e. Pembesaran jantung, rasio kardio-toraks meningkat.
3. EKG
Dapat ditemukan kelainan primer jantung (iskemik, hipertrofi ventrikel, gangguan
irama) dan tanda-tanda faktor pencetus akut (infark miokard, emboli paru
4. Ekokardiografi
Untuk deteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi penyebab gagal
jantung
5. Kateterisasi jantung
Pada gagal jantung kiri didapatkan (VEDP) 10 mmHg atau pulmonary arterial wedge
pressure >12 mmHg dalam keadaan istirahat. Curah jantung lebih rendah dari

2,71/menit/m² luas permukaan tubuh.

10
H. Pathways Keperawatan
Gagal Jantung

Gagal Ventrikel Kiri Gagal Ventrikel Kanan

Penurunan Curah Masalah keperawatan: Penurunan Curah


Jantung Penurunan curah jantung Jantung

Peningktan Tekanan Peningktan Tekanan

Atrium Kiri Atrium Kanan


Peningkatan Tekanan Masalah keperawatan: Tekanan vena sistemik
Vena Pulmonalis Gangguan pertukaran meningkat:

gas  Asites
Edema paru terjadi  hepatomegali
karena tekanan arteri
pulmonal meningkat Masalah keperawatan
 Gangguan perfusi Gejala klinis:

Sistolik overload pada jaringan  Edema dikedua


 Intoleransi aktivitas tungkai
ventrikel kanan. Gejala klinis:  Kelebihan volume  Asites
 Takikardia cairan  Hepatosplenomeg
 Dipsnea/ sesak nafas  Resiko kerusakan
 Sianosis ali
 Penurunan perfusi integrasi kulit  Peningkatan vena

jaringan jugular
 Penurunan perfusi
jaringan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai
dan menjadi penyebab mortalitas utama baik di negara maju maupun di negara sedang
berkembang. Kejadian gagal jantung dalam individu yang menderita kematian jantung mendadak
sekitar 64 dan 90 %.
Gagal jantung adalah pemberhentian sirkulasi normal darah dikarenakan kegagalan dari
ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole. Akibat kekurangan
penyediaan oksigen ke otak , menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas
dengan tiba-tiba.
Terdapat tiga aspek penting dalam menanggulangi gagal jantung yaitu pengobatan
terhadap penyakit yang mendasari dan pengobatan terhadap faktor pencetus . Termasuk dalam
pengobatan medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam, meningkatkan
kontraktilitas dan mengurangi beban jantung. Sekaligus pengobatan umum meliputi istirahat,
pengaturan suhu, kelembapan, oksigen, pemberian cairan dan diet.
B. Saran
Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagal jantung diperlukan
pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.
Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien dengan gagal jantung selain itu
pengobatan terbaik untuk gagal jantung adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap
penyebabnya.

11

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Reny Yuli. 2010. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler
Aplikasi NIC dan NOC. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Bulechek, Gliria. M,dkk. 2013. Nursing Interventions Clasification (NIC). Oxford: Elserveir
Global Rights.
Doengoes, Marilynn, E,dkk. 2011. Manual Diagnosis Keperawatan. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Herdman, T.H & S. Kamitsuru. 2015. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Morhead, Sue,dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Oxford :Elseveir Global
Rights.

12

Anda mungkin juga menyukai