Tutorial Kep Anak
Tutorial Kep Anak
Disusun Oleh :
Akhsan Imam Munanda (17.0601.0062)
Aisah Widiyaningsih (17.0601.0063)
Rizkiyanna Anggreani (17.0601.0064)
Linda Oktaviani (17.0601.0067)
Emy Kurniyasari (17.0601.0068)
Miftahul Hanipa (17.0601.0069)
STEP 1
1. Emy (bau amuniak)
2. Linda (konsistensi cair)
3. Miftahul (infus mikrodrip)
4. Rizkiyanna (ikterik)
5. Aisah (Mur-mur)
6. Ahsan (Compos mentis)
7. Aisah (susu formula)
8. Linda (Jamur)
9. Rizkiyanna (grok-grok)
STEP 2
1. Soal nomor 1
(Miftahul) bau yang di akibatkan oleh pembuangan sisa-sisa metabolisme dari zat
amuniak
(Rizkiyanna) bau tajam berkhas dari senyawa-senyawa yang bergas
(Aisah) senyawa kausrik dan dapat merusak kesehatan
2. Soal nomor 2
(Miftahul) zat pembuangan pencernaan yang bersifat cair karena sifat humeus status pada
tubuh.
(Emy) bab dengan konsistensi cair
3. Soal nomor 3
(Linda) tetesan mikro
(Rizkiyanna) infus yang dipakai untuk pasien anak anak dengan debit cairan yang sedikit.
4. Soal nomor 4
(Emy) suatu kondisi tubuh yang kuning
(Linda) perubhan warna menjadi kuning pada bayi neonatus
(Miftahul) perubahan kekuningan pada sklera diakibatkan oleh berlebihnya produksi
bilirubin pada hepar
(Ahsan) perubahan warna seklera
(Aisah) warna kuning pada kulit
5. Soal nomor 5
(Rizkiyanna) tuberlensi atau aliran darah tidak normal
6. Soal nomor 6
(Linda) tingkat kesadaran
(Rizkiyanna) kesadaran penuh yang akan dirinya maupun dengan lingkungannya
7. Soal nomor 7
(Akhsan) Campuran susu atau makanan pengganti susu
8. Soal nomer 8
(Miftahul) suatu mkroorganisme yang berada dalam kingdom fungsi dimana bisa bersifat
parasit
(Akhsan) jenis tumbuhan yang tidak berdaun dan tidak berbuah
9. Soal nomor 9
(Emi) suatu bunyi yang berasal dari sputum
(Miftahul) suara yang diakibatkan oleh wheezing pada paru-paru
(Aisah) bunyi nafas pada bayi yang terjadi akibat produksi lendir yang berlebih
STEP 3
1. Linda
Apa yang dilakukan perawat pada kondisi bayi tersebut?
2. Mifahul
Diagnosa keperawatan pada kasus tersebut?
3. Rizkiyanna
Bagaimana penanganan yang dilakukn perawat untuk mengatasi anak yang tidak mau
menghisap puting ibu?
4. Akhsan
Diit yang tepat yang sesuai pada kasus tersebut?
5. Aisah
Cara menangani diare sesuai dengan kasus tersebut?
6. Emy
Apakah benar bayi yang baru lahir jika diberikan susu formula dapat mempengaruhi
tumbuh kembang bayi? Jelaskan
7. Miftahul
Evaluasi yang dapat diberikan sesuai dengan kasus tersebut?
8. Linda
Apa penyebab diare pada anak ?
9. Aisah
Terapi non farmakologi yang dapat diberikan sesuai kasus tersebut?
10. Rizkiyanna
tanda dan gejala pada diare?
11. Emy
Manifestasi klink pada kasus tersebut?
12. Akhsan
Patofisiologi diare pada kasus tersebut?
STEP 4
1) soal nomor 1 step 3
(Miftahul) pemberian terapi farmakologi
(Aisah) pemberian diit yang sesuai
(Emy) pemeriksaan fisik
(Akhsan) pemeriksaan laboratorium
(Rizkiyanna) memenuhi kebuthan cairan yang cukup pada bayi
2) Soal nomor 2 step 3
(Emy) resiko defisien cairan
(Aisah) diare
(Linda) defisit volume cairan
(Rizkiyanna) intoleransi aktivitas
(Akhsan) ansietas
(Rizkiyanna) resiko hipertermia
3) Soal nomer 3 step 3
(linda) dekatkan payudara ibu dengan mulut bayi
(Aisah) dengan posisi yng benar agar bayi mau mengisap payudara
(Emi) dengan cara di paksa dan pastikan kondisi bayi dengan nyaman
(Miftahul) dengan cara perawat mengajarknn ibu untuk teknik pelekatan yang benar
dalam menyusui
(Akhsan) posisi dan waktu yang tepat saat bayi tidak rewel
4) Soal nomer 4 step 3
(Emy) dengan memberian ASI
(Rizkiyanna) dengan pemenuhan kebutuhan cairan
5) Soal nomer 5 step 3
(Linda) Diberikan nutrisi secara parenteral
(Akhsan) dengan cara memberikan mkrodrip
6) Soal nomer 6 step 3
(miftahul) bisa,karena kandungan susu formula dan ASI berbeda kandunga ASI yang
bermanfaat bagi bayi terutama bagi pertumbuhan
(Aisah) Bisa, karena bisa mengganggu sistem imun serta pembentukan pematangan
fungsi organ.
7) Soal nomer 7 step 3
(linda) dengan memenuhi kebutuhan cairan
(Emy) dengan memberikan diit
(Rizkiyanna) dengan cara agar bayi dapat menghisap payudara ibu
(Aisah) dengan terapi non farmakologi
(Akhsan) memonitoring eliminasi
8) Soal nomer 8 step 3
(Miftahul) Adanya aktifitas mikroorganisme pada susu formula yang dikonsumsi
(Emy) Terdapat infeksi bakteri atau parasite
(Rizkiyanna) Akibat adanya zat terlarut yang tidak dapat diserap didalam feses
9) Soal nomer 9 step 3
(Miftahul) Modifikasi lingkungan pada ibu agar proses menyusui bisa berjalan
(Emy) Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan tinggi kalori
(Rizkiyanna) Anjurkan ibu untuk makanan tinggi protein
(Linda) Anjurkan ibu untuk memnerikan ASI eklusif pada bayi
(Akhsan) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi air putih dengan cukup
10) Soal nomer 10 step 3
(Linda) Bayi sering diare dan demam
(Aisah) Bayi mengalami demem
(Emy) Kesulitan dalam bernafas
(Akhsan) Bayi mengalami muntah
(Miftahul) Feses ada darahnya
11) Soal nomer 11 step 3
(Linda) Konjungtiva anemis
(Miftahul) Turgor kulit elastis
(Akhsan) Mulut kering
(Aisah) Bayi tampak Lemas
(Rizkiyanna) Adanya demam
12) Patofisiologi Demam
STEP 5
1. Diit Yang Tepat Pada Kasus Tersebut.
2. Cara menangani diare sesuai denga kasus tersebut.
3. Penyebab diare pada anak.
4. Terapi non farmakologi yang dapat di berikan sesuai kasus.
5. Tanda dan gejala diare.
6. Patofisiologi diare.
STEP 6
Menjawab LO dari Step 5
1. Diit yang tepat diberikan pada Bayi sesuai dengan kasus diatas :
a. Akhsan
- Diet BRAT (Banana,Rice,Applesauce,Toast) diet Pisang, Beras, Apel yang
dihalusksan, dan Roti. Pola makanan ini baik untuk penderita diare karena
memiliki kandungan serat, protein dan lemak yang rendah, sehingga baik bagi
organ pencernaan yang bermasalah.
- Konsumsi makanan berkuah
- Konsumsi cairan yang tepat
Referensi:
World Health Organization (2013). Diarrhoea.
Hafifah, C. N (2017). Ikatan Dokter Anak Indonesia. Bagaimana Memberi Makan
Anak Saat Sedang Diare.
Kaneshiro, N. (2015). National Institutes of Health, U.S. National Library of
b. Miftahul hanipa
Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah
1. memberikan larutan Oralit
Berikan dengan sendok atau gelas
Berikan sedikit-sedikit sampai habis atau hingga anak tidak kelihatan haus
Bila muntah, dihentikan sekitar 10 menit, kemudian lanjutkan dengan sabar sesendok
setiap 2 atau 3 menit.
Walau diare berlanjut, Oralit tetap diteruskan
Zinc selama 10 hari berturut-turut
2. Cara Pemberian Obat Zinc
Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat obat Zinc selama 10 hari
berturut-turut.
Larutkan tablet dalam 1 sendok air minum atau ASI (tablet mudah larut kira-kira 30
detik, segera berikan ke anak).
Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat Zinc, ulangi pemberian
dengan cara potong lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga 1 dosis penuh.
Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan obat
Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan.
Pemberian ASI dan makanan
b. Akhsan
Diare pada bayi memang sering di alami biasanya dapat disebabkan karena
terkontaminasi kuman. Kontaminasi kuman dapat berasal dari makanan yang
dimakan atau dapat berasal dari tangan yang kotor. Mengingat bayi dalam tahap
berkembang biasanya jg dapat efek dari kuman yang didapat ketika bayi suka
memasukan apapun kemulut. Keracunan terhadap apapun ataupun alergi terhadap
hal tertentu dapat menjadi salah satu penyebabnya. Gejala yang dapat terjadi pada
bayi biasanya mulai dari bab cair disertai dengan lesu, lemah, tanda-tanda
dehidrasi, demam, hingga muntah.
Referensi:
WebMD (2018). Diarrhea in Children: Causes and Treatments.
WebMD (2018 WebMD (2015). The Truth About Baby Poop.
MedicineNet (2016). Medical Definition of Oral rehydration salts.
Mahoney, T. Parents. Is Your Baby Dehydrated?
c. Linda
1. Tidak memberikan Asi secara penuh 4-6 bulan pertaama pada kehidupan.
Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diarelebih besar dari pada
balita yg diberikan asi.
2. Penggunaa botol susu.penggunaan botol ini memudahkan pencernaan terkena
oleh kuman karena botol susah dibersihkan, penggunaan botol yang tidak
bersih atau sudah dipake selama berjam- jamdibiarkan dilingkungan yg panas,
sering menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat tercemar oleh
kuman kuman bakteri penyebab diare..
3. Menggunakan air minum yang tercemar
Refrensi: Parents. Your Baby's Diarrhea.). Diarrhea in Babies.
Zamosky, L.
d. Rizkiyanna
Penyebab diare pada bayi adalah Infeksi. Faktor paling umum yang menyebabkan
bayi diare adalah infeksi seperti bakteri, virus, atau parasit yang dapat menyebar
melalui makanan atau minuman yang tercemar atau kontak dengan tinja penderita.
Siklus penyebaran kuman bisa melalui tinja, lalat, makanan, peralatan makan, dan
jari tangan.
1. Penurunan daya tahan tubuh. Ibu yang tak memberikan ASI hingga usia 2
tahun atau lebih biasanya akan membuat daya tahan tubuh bayi kurang
sempurna. Bayi dengan kekurangan gizi akan mudah mengalami infeksi atau
terserang virus.
2. Faktor lingkungan dan perilaku. Diare atau cirit birit bisa disebabkan oleh
lingkungan atau perilaku, seperti pemberian makanan pendamping (MP) ASI
terlalu dini (di bawah umur 6 bulan), botol susu kurang bersih, air yang
tercemar, tidak mencuci tangan dengan bersih, dan sebagainya.
3. Keracunan makanan.
4. Alergi terhadap makanan tertentu.
5. Alergi terhadap obat-obatan tertentu.
6. Terlalu banyak mengonsumsi jus buah.
7. Intoleransi laktosa.
e. Miftahul hanipa
f. Emy
Penyebab diare pada bayi antara lain:
1. Tidak memberikan air susu ibu(ASI Eksklusif), memberikan makanan
pendamping MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap
kuman
2. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan resiko terkena penyakit diare
karena sangat sulit untuk membersihkan botol susu
3. Tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan paka sabun sebelum memberi
ASI/makan, setelah buang air besar (BAB) dan setelah membersihkan BAB
anak
4. Penyimpanan makanan yang tidak higienis
4. Terapi nan formakologi yang dapat diberikan kepada kasus diatas
a. akhsan:
Pemberian edukasi sebagai langkah pencegahan, meliputi :
1. Higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.
2. Mengkonsumsi makanan yang sehat.
3. Menghindari makanan yang merangsang peristaltik usus, seperti makanan padat,
pedas, produk susu dan makanan berserat.
4. Imunisasi
Referensi: Medicine. MedlinePlus. When your child has diarrhea. Vyas, S. (2017).
Kids Health, Nemours Foundation. Diarrhea. NHS Choices UK (2016). Diarrhoea.
b. linda oktaviani
1. Jika ingin memberikan susu formula pada bayi rebus air minum terlebih dahulu
2. Gunuakan air bersih untuk memasak
3. Bila tidak tahan laktosa sebaiknya berikan rendah laktosa
4. Minum yang banyak bila perlu infus untuk mencegah terjadinya dehidrasi
Refrensi : Rucoba, R. (2016). Healthline. The Meal Plan to Relieve Toddler Diarrhea.
c. Rizkiyanna
Pemberian edukasi kepada ibu dan keluarga, meliputi :
1. Higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.
2. Ibu Mengkonsumsi makanan yang sehat dan tidak pedas karena dapat
mempengaruhi kondisi pada bayi saat di lakukan pemberian ASI.
3. Ibu harus menghindari makanan yang merangsang peristaltik usus, seperti
makanan padat, pedas, produk susu dan makanan berserat.
4. Imunisasi.
Referensi : Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Edisi ketiga, Depkes RI,
Direktorat Jenderal PPM dan PL tahun 2007
d. Miftahul hanipa
Pada dasarnya terapi harus diberikan secara farmakologi agar tidak menimbulkan
bahaya yang meumungkinkan pada kematian.
Adapun tujuan dari penalataksanaan diare terutama pada balita adalah:
1. Mencegah dehidrasi.
2. Mengobati dehidrasi.
3. Mencegah ganngguan nutrisi dengan memberikan makan selama dan sesudah diare.
4. Memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat.
Semester/Tingkat : 4/2
Tempat Praktek :
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. Nama inisial klien : An. Vf
2. Umur : 32 hari
3. Alamat : Ciputat
4. Agama : Islam
5. Tanggal masuk RS/RB : 2 September 2011
6. Nomor Rekam Medis : 1229001
7. Bangsal : IKA 1
c. Riwayat pengobatan
No Nama obat/jamu Dosis Keterangan
1.
2.
2. NUTRITION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT:
1) BB biasanya: BB awal 3,5 kg dan BB terakhir 3 kg
2) Tinggi Badan : 50 cm
IMT : usia tahun x 2) + 8 = (1/12 x 2) + 8 = 1/6 + 8 = 8,17
b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abormal:
Hb: 8,4 g/dl
Eritrosit : 2,9 juta/dl
Ht: 26%
c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir,
conjungtiva anemis/tidak:
Rambut : Hitam
Konjungtiva : Anemis
Mukosa bibir : Kering
Turgor kulit : Baik
d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama di rumah
sakit:
An. Vf hanya diberi susu formula
e. E (Enegy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifitas selama di rumah sakit:
An Vf dalam aktifitas masih dalam pengawasan Ibunya karena An Vf masih
berusia 32 hari
f. F (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi: (kemampuan menelan,
mengunyah,dll) :
An. Vf mengalami gangguan dalam menelan sebab saat Ibu An. Vf memberi ASI,
An. Vf tidak mau menghisap.
g. Cairan masuk
j. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Tidak ada jejas
Auskultasi : bising usus 13x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (Frekuensi , jumlah, ketidaknyamanan)
An. Vf menggunakan popok
2) Riwayat kelainan kandung kemih
An. Vf tidak mempunyai riwayat kandung kemih
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Wrna urin kuning jernih, bau khas urin
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
An. Vf tidak mempunyai distensi kandung kemih atau retensi urine
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
An. Vf BAB 5 x sehari berlendir, tampak darah dalam feses
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
An. Vf tidak mengalami konstipasi
c. Sistem Integument
1) Kulit (integritas kulit / hidrasi/ turgor /warna/suhu)
Disekitar Mulut An. Vf terdapat keputihan di sekitar bibir, turgor kulit pada n.
Vf elastis, warna sawo matang, Suhu 36,7 C.
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : Kurang dari 4 jam
2) Insomnia : tidak mengalami insomnia
3) Pertolongan untuk merangsang tidur:
An. Vf tidak dilakukan rangsangan tidur
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : Belum bekerja
2) Kebiasaan olah raga : Belum berolahraga
3) ADL
a) Makan : Dibantu orang tua
b) Toileting : Dibantu orang tua
c) Kebersihan : Dibantu orang tua
d) Berpakaian : Dibantu orang tua
4) Bantuan ADL :
5) Kekuatan otot :
5 5
5 5
6) ROM : Pasif
7) Resiko untuk cidera : Tidak ada
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung : Tidak ada penyakit jantung
2) Edema esktremitas : Tidak ada edema esktremitas
3) Tekanan darah dan nadi
a) Berbaring :-
b) Duduk :-
4) Tekanan vena jugularis:
Tidak Terkaji
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : Tidak ada jejas
b) Palpasi : Tidak terdapat gumpalan pada area jantung
c) Perkusi : Redup
d) Auskultasi : S1 dan S2 terdengar reguler
d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas : Tidak mengalami gangguan sistem nafas
2) Penggunaan O2 : An. Vf tidak menggunkan alat bantu saat bernafas
3) Kemampuan bernafas : Kemampuan bernafas An. Vf normal
4) Gangguan pernafasan (batuk, suara nafas, sputum, dll)
An. Vf tidak mengalami gangguan pernafasan
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : Bentuk dada Simetris
b) Palpasi : Ekspansi dada normal
c) Perkusi : Sonor
d) Auskultasi : Normal
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : Tidak terkaji
2) Kurang pengetahuan : Ibu dari An. Vf mengetahui tentang kondisi
anaknya
3) Pengetahuan tentang penyakit: Ibu dari An. Vf mengetahui tentang penyakit
anaknya
4) Orientasi (waktu, tempat, orang) : Cukup
b. Sensasi/persepi
1) Riwayat penyakit jantung : An Vf tidak mempunyai riwayat penyakit
jantung
2) Sakit kepala : An. Vf tidak sakit kepala
3) Penggunaan alat bantu : An. Vf tidak menggunakan alat bantu
4) Penginderaan : Baik
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
2) Kesulitan berkomunikasi : An. Vf mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : An.V terlihat rewel dan menangis terus
2) Perasaan putus asa/kehilangan: Ibu tidak merasa putus asa karena sudah
berusaha agar An.V mau untuk menyusu ASI
3) Keinginan untuk mencederai : Tidak ada keinginan untuk mencederai
4) Adanya luka/cacat : Tidak ada luka atau cacat
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : Anak
2) Orang terdekat : Ibu
3) Perubahan konflik/peran : Tidak ada perubahan konflik peran
4) Perubahan gaya hidup : Tidak ada perubahan gaya hidup
5) Interaksi dengan orang lain : Tidak ada perubahan interaksi dengan orang
lain.
6)
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual : Tidak ada masalah disfungsi seksual
2) Periode menstruasi : Tidak ada
3) Metode KB yang digunakan : Tidak ada
4) Pemeriksaan SADARI : Tidak ada
5) Pemeriksaan papsmear : Tidak ada
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : Ibu An.V merasa cemas akan kondisi anaknya
yang tidak mau menyusu ASI
2) Kemampan untuk mengatasi : Ibu An.V mengatasinya dengan berdoa dan
berusaha agar An.V mau untuk menyusu
3) Perilaku yang menampakkan cemas ; Ibu An.V cemas saat An.V tidak mau
menyusu ASI
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : An.V tidak mempunyai alergi
b. Penyakit autoimune : An.V tidak mempunyai penyakit
autoimune
c. Tanda infeksi : An.A tidak mempunyai tanda-tanda
infeksi
d. Gangguan thermoregulasi : An.A tidak mengalami gangguan
thermoregulasi
e. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi neurovaskuler
peripheral, kondisi hipertensi, pendarahan, hipoglikemia, Sindrome disuse, gaya
hidup yang tetap)
Tidak ada gangguan thermoregulasi
12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) :
2) Quality (bagaimana kualitasnya) :
3) Regio (dimana letaknya) :
4) Scala (berapa skalanya) :
5) Time (waktu) :
b. Rasa tidak nyaman lainnya : An.A menangis saat BAB
c. Gejala yang menyertai :
13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan : Tidak ada
b. DDST (Form dilampirkan) : Tidak ada
c. Terapi Bermain (SAB dilampirkan)
C. DATA LABORATORIUM
NO DATA
Tgl/Hari DATA SUBJEKTIF (GEJALA) DATA OBJEKTIF (TANDA)
1. DS : DO :
- Diare selama 3 hari sehari 5-6 x - Konsistensi cairan
- Bayi hanya diberi susu formula - Putting ibu tampak menonjol dan
- ASI hanya keluar sedikit kecil
- Bayi tidak mau menyusu pada - ASI tampak keluar sedikit
putting ibu
2. DS : DO :
- Keluarga px mengatakan An VF - Konjungtiva anemis
mengalami diare selama 3 hari 5-6 - Keputihan pada lidah dan
X/ hari konsistensi cair, warna - Konsistensi cairan
kehitaman da nada ampas - Tampak darah dalam feses
- Keluarga Pasien An. VF muntah
dan demam
3. DS : DO :
- Ibu anak mengatakan An Vf tidak - Terdapat keputihan sekitar lidah
mau minum ASI karena putting dan
ibu kecil - BB bayi turun dari 3,5 kg- 3kg
- Tampak darah dalam feses
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Untuk
- Berikan pijat melancark
Oksitosin pada an
ibu produksi
ASI pada
ibu
- Kolaborasi - Untuk
dengan dokter membantu
tentang mengatasi
pemberian obat kebutuhan
nutrisi dan
cairan
pasien
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
S : ibu bayi
mengatakan bayi
sudah tidak muntah
O : frekuensi diare 4-
5x
2. 3 Defisien Volume - Monitor vital S : ibu pasien
oktober Cairan sign setiap 15 mengatakan anak
2011 berhubungan menit – 1 jam masih rewel
08.00 dengan hambatan O:
mengatasi cairan Nadi : 110 x/ menit
Suhu : 36,70C
Respirasi : 26 x/
- Pertahankan menit
catatan intake S : bayi masih
dan output yang menangisdan tidak
akurat mau disusui ibu
O : pemberian caira
secara parenteral
- Berikan kompres
S : ibubayi
hangat pada perut
mengatakan anak
bayi
sedikit tenang
O : bayi terlihat rileks
dan tenang
- Kaji frekuensi
S : ibu bayi
muntah dan diare
mengatakan bayi
sudah tidak muntah
O : frekuensi diare 3
-4x
5. 4 Defisien Volume S : bayi sedikit mau
oktober Cairan - Pertahankan disusui ibu
2011 berhubungan catatan intake O : pemberian cairan
08.00 dengan hambatan dan output yang secara parenteral
mengatasi cairan akurat
S : ibu bayi
- Kaji frekuensi
mengatakan bayi
muntah dan diare
sudah tidak muntah
O : frekuensi diare 2
- 3x
8. 5 Defisien Volume S : bayi sedikit mau
oktober Cairan - Pertahankan disusui ibu
2011 berhubungan catatan intake O : pemberian cairan
08.00 dengan hambatan dan output yang secara parenteral
mengatasi cairan akurat
4. 4 Diare Berhubungan S : Ibu An. Vf mengatakan anak sudah tidak rewel dan
oktober dengan sudah tidak muntah
2011 penyalahgunaan O : An. Vf terlihat rileks dan tenang, Frekuensi diare
laktasif An. Vf 3-4 x
- Nadi : 110 x/ menit
- Suhu : 36,70C
- Respirasi : 26 x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor tanda vital sign
- Berikan kompres hangat pada perut bayi
- Kaji frekuensi muntah dan diare