Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

BATCH CHEMICAL REACTOR

DISUSUN OLEH :
CINDY ANDAHERA 05161015
FAIDI RIJANI 05161023
INA WATI 05161032
KAHLIL GIBRAN 05161035
LINDATIANA YULISTIONO 05161038

DOSEN : MEMIK DIAN PUSFITASARI, S.T., M. T.


ASISTEN : AZWAR AZHARY MUHAMMAD

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI DAN PROSES
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


DAFTAR TABEL ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR NOTASI .............................................................................................. viii
1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Tujuan Percobaan ..................................................................................... 1
1.2 Dasar Teori ............................................................................................... 1
2. METODOLOGI PERCOBAAN .................................................................. 6
2.1 Alat dan Bahan ......................................................................................... 6
2.2 Prosedur Percobaan .................................................................................. 6
2.3 Diagram Alir ............................................................................................. 7
2.4 Variabel Percobaan ................................................................................... 9
3. PEMBAHASAN ........................................................................................ 10
3.1 Perhitungan ............................................................................................. 10
3.2 Pembahasan ............................................................................................ 14
4. KESIMPULAN .......................................................................................... 20
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 20

i
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Diperoleh dari Literatur ................................................................ 10


Tabel 3.2 Data Produk Gliserol Diperoleh dari Perhitungan ................................ 10
Tabel 3.3 Data Produk Biodiesel Diperoleh dari Perhitungan .............................. 11
Tabel 3.4 Data RBD Olein Diperoleh dari Perhitungan ........................................ 11
Tabel 3.5 Data Ethanol Diperoleh dari Perhitungan ............................................. 11
Tabel 3.6 Data Air Diperoleh dari Perhitungan .................................................... 11
Tabel 3.7 Data x1 (fraksi mol Ester) dan x2 (fraksi mol RBD Olein).................... 12
Tabel 3.8 Data Mol Biodiesel Diperoleh dari Perhitungan ................................... 12
Tabel 3.9 Data Mol FAEE dan Mol RBD Olein dalam Biodiesel ........................ 13
Tabel 3.10 Data % Konversi dan Biodiesel ......................................................... 13
Tabel 3.11 Data Kinetika Reaksi .......................................................................... 14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Reaktor Batch ...................................................................................... 1


Gambar 1.2 Laju Reaksi .......................................................................................... 2
Gambar 2.1 Rangkaian Alat, Pengendapan Larutan, dan Pencucian Biodisel........ 7
Gambar 2.2 Diagram Alir ....................................................................................... 9
Gambar 2.2 Perbandingan anatara Log dCA/dt dengan Log CA nth orde............ 16
Gambar 3.2 Grafik Hubungan Antara % Yield dengan Waktu (t) ........................ 17
Gambar 3.3 Grafik Hubungan Antara Konversi (XA) dengan Waktu (t) .............. 18

iii
DAFTAR NOTASI

Notasi Keterangan Satuan


Konsentrasi Awal RBD
𝐶𝐴𝑜 (mol/L)
Olein
𝐶𝐴 Konsentrasi RBD Olein (mol/L)
CC0 Konsentrasi biodiesel (mol/L)
ρ Densitas (kg/m3)
t Waktu (sekon)
n Mol (mol)
BM Berat Molekul (gram/mol)
x Fraksi Mol
μ Viskositas (cst)
𝜇𝑚𝑖𝑥 Viskositas Campuran (cst)
−𝑟𝐴 Laju Reaksi (mol/L.min)

a Konsentrasi awal RBD olein (mol/L)

c Konsentrasi awal biodiesel (mol/L)

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan batch chemical reactor yaitu praktikan dapat
merancang persamaan kinetika reaksi pada suatu reaksi kimia (reaksi
transesterifikasi).
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Reaktor Batch
Reaktor batch adalah sebuah wadah atau tempat yang berfungsi untuk
menampung fluida yang berekasi atau tempat terjadinya suatu reaksi kimia
tunggal.
Pada gambar 1.1 reaktan dimasukkan kedalam tangki berpengaduk, dan
kemudian larutan diaduk dan dibiarkan bereaksi dalam periode tertentu. Sehingga
dalam reaktor batch tidak ada perubahan masa selama proses reaksi terjadi dan
terdapat waktu tinggal di dalam tangki. Kemudian campuran yang dihasilkan
dikeluarkan. Reaktor batch bereaksi secara unsteady-state karena komposisi
berubah sebagai fungsi waktu, biasanya reaktor ini cocok digunakan untuk
produksi dalam kapasitas kecil. (Levenspiel, 1999)

Gambar 1.1 Reaktor Batch


Sumber : Levenspiel 3rd Edition, 1999
Dalam reaktor batch tidak ada massa yang masuk dan tidak ada massa yang
keluar, sehingga neraca massa dalam reaktor batch adalah :
𝑑𝑁𝐴
0=0+ + (−𝑟𝐴 )V ……………….……..…..(1)
𝑑𝑡
𝑑𝑁𝐴
− 𝑑𝑡
= (−𝑟𝐴 )V ..………….………...…..(2)

1
1
(−𝑟𝐴 ) = 𝑉 (−𝑁𝐴𝑜
𝑑𝑋𝐴
) ………….….………....(3)
𝑑𝑡

Sehingga,
𝑋 𝑑𝑋
t = −𝑁𝐴𝑜 ∫0 𝐴 (−𝑟 𝐴)𝑉 ………………….…....(4)
𝐴

persamaan diatas adalah persamaan karakteristik untuk reaktor reaktor batch pada
sistem isothermal dan volume konstan.
Pada reaksi, dengan asumsi bahwa hukum gas ideal berlaku, kita dapat
menulis untuk semua reaktan bahwa katakanlah dalam sistem volum :
pA NA
CA = = ………………….…....(5)
RT V
Apabila NA merupakan konsentrasi pada waktu t sedangkan NA0 merupakan
konsentrasi pada saat reaktor dalam keadaan t = 0, maka konversi dari senyawa A
dalam sistem volum konstan dapat ditulis sebagai berikut :
NA0 − NA
XA = ………………….…....(6)
NA0

(Levenspiel, 1999)
NA (mol) merupakan konsentrasi yang diperoleh dari :
Massa Senyawa A 𝜌.𝑉
NA = = ………………….…....(7)
BM BM
1.2.2 Katalis
Katalis merupakan salah satu substansi yang mempengaruhi laju dari
suatu reaksi dan muncul dari proses tanpa merubah bentuk dan komposisi dari zat
tersebut. Katalis biasanya mengubah laju reaksi dengan mengembangkan
mekanisme atau jalur yang berbeda dari suatu reaksi. Pengembangan katalis dan
penggunaannya menjadi salah satu hal yang penting dalam mencari jalur baru
untuk meningkatkan yield dan selektivitas produk dalam suatu reaksi kimia.
Koordinat reaksi ditunjukkan pada Gambar 1.2 adalah ukuran kemajuan
sepanjang jalur reaksi sebagai H dan O, saling mendekati dan melewati
penghalang energi aktivasi untuk membentuk H2O. Katalis kimia sangat penting.
Karena katalis memungkinkan produk akhir dengan jalur atau mekanisme yang
berbeda, hal ini dapat mempengaruhi yield dan selektivitasnya. (Fogler, 1999)

2
Gambar 1.2 Jalur reaksi yang melibatkan katalis
Sumber : Fogler 3rd edition, 1999.

Dimana menurut Robin Smith (2005),


reaktan yang dikonsumsi dalam reaktor
Konversi =
reaktan yang masuk dalam raktor
….…....(7)
produk yang diinginkan dalam reaktor
Yield = × faktor stiokiometri
reaktan yang masuk dalam raktor

(Smith, 2005)

1.2.3 Kinetika Reaksi


Dalam suatu reaksi kimia, dimisalkan basis perhitungan dari suatu reaktan
A, dimana reaktan tersebut habis karena adanya suatu reaksi. Reaktan yang habis
selalu dijadikan acuan atau basis dalam suatu perhitungan. Laju pengurangan A
(−𝑟𝐴 ) bergantung terhadap suhu dan komposisi. Untuk berbagai macam reaksi,
dapat dituliskan dari produk dari konstanta laju reaksi (k), dan juga fungsi
konsentrasi dari berbagai macam komponen yang terlibat dalam suatu reaksi.
−𝑟𝐴 = [ kA (T) ] [fn (CA, CB…] ……….….……....(8)
Nilai dari konstanta laju reaksi k sebenarnya bukanlah selalu konstan,
tetapi hanya bersifat independen terhadap konsentrasi dari komponen yang terlibat
dalam reaksi. Nilai ini biasa juga disebut dengan konstanta spesifik laju reaksi.
Ketergantungan laju reaksi -rA terhadap konsentrasi dari suatu komponen, hampir
tanpa pengecualian ditentukan oleh eksperimental pengamatan. Meskipun

3
ketergantungan fungsional dapat dipostulasikan dari teori, eksperimen diperlukan
untuk mengkonfirmasi formulir yang diusulkan.
Salah satunya bentuk umum yang paling umum dari ketergantungan ini
adalah produk dari konsentrasi dari individu bereaksi spesies, yang masing-
masing ditingkatkan dengan pangkat, contoh :
-rA ↔ kA CAα CBβ …………………..…....(9)
Nilai pangkat dari persamaan ini, mengarah ke konsep orde reaksi. Orde
reaksi adalah nilai diimplikasikan sebagai nilai yang mengarah pada konsentrasi
dari suatu reaktan dalam hukum kinetika reaksi. (Fogler, 1999.)
Setiap orde reaksi memiliki nilai slope berbeda-beda sehingga
mempengaruhi konstanta dari reaksi, namun pada orde-2 berdasarkan grafik
diperoleh nilai k :
𝐶𝐴0
k= …………………..…....(10)
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒

1.2.4 Reaksi Transesterifikasi


Transesterifikasi adalah suatu reaksi yang menghasilkan ester dimana salah
satu pereaksinya juga merupakan senyawa ester. Reaksi antara minyak dan
alkohol merupakan reaksi transesterifikasi dimana terjadi pemecahan senyawa
trigliserida dan migrasi gugus alkil antara senyawa ester dan ester yang dihasilkan
dari reaksi transesterifikasi ini disebut biodiesel. Pada gambar persamaan 7,
terdapat gugus R’ yang merupakan gugus alkil dan R1 – R3 merupakan gugus
asam lemak jenuh dan tak jenuh rantai panjang (Aziz, 2017).

CH2-O-COR1 R1COOR’ CH2OH

3 R’OH + CH2-O-COR2 KATALIS


R2COOR’ + CHOH .................(11)

CH2-O-COR3 R3COOR’ CH2OH

(Alkohol) (Trigliserida) (Ester) (Gliserol)

Reaksi tranesterifikasi merupakan reaksi bolak-balik yang relatif lambat.


Untuk mempercepat jalannya reaksi dan meningkatkan hasil, proses dilakukan
dengan pengadukan yang baik, penambahan katalis dan pemberian reaktan

4
berlebih agar reaksi bergeser ke kanan. Pemilihan katalis dilakukan berdasarkan
kemudahan penanganan dan pemisahannya dari produk. Untuk itu dapat
digunakan katalis asam, basa dan penukar ion (Groggins, 1958)

Menurut Darnoko dan Cheryan (2000), reaksi antara minyak sawit dengan
metanol menggunakan katalis KOH akan diperoleh order reaksi dua (Orde-2)
terhadap trigliserida. Widiono (1995) juga mendapatkan order dua terhadap
trigliserida dari reaksi minyak jarak dengan metanol. Sehingga dapat disimpulkan
reaksi antara metanol dengan minyak adalah (Aziz, 2017)

(-rA) = k.Cminyak2 ....................................(12)

Neraca massa metanol pada kondisi unsteady-state :

Rate of input – Rate of output – Rate of reaction = Rate of accumulation

d
vM.CM0 – vT.CM – (-rA)V = (V.CM) ..........................(13)
dt
Subtitusi persamaan 8 ke persamaan 9, sehingga diperoleh :
dCM vM vT ............................(14)
= CM0 - CM -k.C2TG
dt V V
Neraca massa minyak pada kondisi unsteady-state :

Rate of input – Rate of output – Rate of reaction = Rate of accumulation

d
vTG.CTG0 – vTG.CTG – (-rA)V = (V.CTG) ........................(15)
dt
Subtitusi persamaan 8 ke persamaan 11, sehingga diperoleh :
dCTG vTG vTG
= CTG0 - C -k.C2TG ............................(16)
dt V V TG
(Aziz, 2017)

5
BAB 2
METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam percobaan batch reactor, yaitu
a. Stirring Heating Mantle h. Stopwatch
b. Hotplate Stirrer i. Statif, klem holder dan klem universal
c. Magnetic Stirrer Bar j. Gelas ukur
d. Labu leher dua k. Corong pemisah
e. Termometer l. Viscometer
f. Kondensor alihn m. Piknometer
g. Cooling Water System
Adapun bahan-bahan yang diperlukan dalam percobaan batch reactor, yaitu
a. ethanol (C2H5-OH)
b. kalium hidroksida (KOH)
c. RBD Olein
d. Aquades.

2.2 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan yang digunakan pada praktikum batch chemical
reactor yaitu alat eksperimen disusun sesuai sketsa seperti gambar 2.18, kemudian
air pendingin dialirkan ke dalam kondensor Selanjutnya kristal katalis KOH
sebanyak 6,9 gram dilarutkan ke dalam larutan etanol 200mL dan diletakan pada
hotplate stirrer. Kemudian pengadukan dilakukan hingga larutan homogen
dengan kecepatan pengadukan level menengah dan dipastikan telah terlarut
sempurna. Selanjutnya RBD Olein sebanyak 50 mL dipanaskan didalam labu
reaktor pada stirring heating mantle pada suhu 700 C. Kemudian magnetic stirrer
bar dimasukan ke dalam labu, Selanjutnya larutan katalis sebanyak 50 mL
dimasukan ke dalam reaktor dan reaksi berlangsung sesuai dengan variabel waktu
reaksi yaitu 15,30,45, dan 60 menit. Setelah waktu reaksi tercapai, reaksi
dihentikan dengan penambahan aquadest. Kemudian pemanasan dan pengadukan
dihentikan. Selanjutnya Larutan di dalam labu dikeluarkan dan dimasukkan ke
dalam corong pemisah seperti pada gambar 2.19, kemudian campuran tersebut

6
didiamkan selama 12 jam. Lalu lapisan ester diambil, selanjutnya lapisan ester
dicuci dengan aquadest dan dipisahkan dengan corong pemisah selama 12 jam
seperti pada gambar 2.20, dilakukan pencucian berulang hingga ester berwarna
jernih dan ester yang telah terbentuk diambil lalu dilakukan pengujian densitas
dan viskositas. Selanjutnya hitung pula densitas dan viskositas RBD Olein murni,
aquadest, dan gliserol yang dihasilkan. Terakhir seluruh alat eksperimen dirapikan
dan dibersihkan.

(a) (b) (c)


Gambar 2.1 (a) Rangkaian Alat; (b) Pengendapan Larutan Setelah Reaksi; (c)
Pencucian Biodisel
2.3 Diagram Alir
Adapun diagram alir percobaan pada praktikum batch chemical reactor yaitu:

Mulai

Dipersiapkan alat batch reactor dan


bahan yang digunakan.

Disusun alat eksperimen batch reactor


sesuai sketsa .

Dilarutkan kristal katalis KOH ke dalam


larutan alkohol sesuai variabel pada
hotplate stirrer..

Dimasukkan minyak ke dalam labu


reaktor.

7
A

Dimasukkan magnetic stirrer bar ke


dalam labu reaktor.

Dipanaskan minyak di dalam labu


reaktor dengan stirring heating mantle.

Dialirkan air pendingin ke dalam


kondensor.

Dimasukkan larutan katalis dalam


alkohol ke dalam labu reaktor.

Dilakukan proses reaksi sesuai variabel


waktu 15, 30, 45 dan 60 menit.

Setelah waktu reaksi tercapai, dihentikan


reaksi dengan ditambahkan aquadest.

Dihentikan pemanasan dan pengadukan


pada stirring heating mantel.

Dikeluarkan larutan di dalam labu reaktor.

Dimasukkan ke dalam corong pemisah.

Diamkan campuran tersebut selama


minimal 12 jam.

Diambil lapisan ester.

8
B

Cuci lapisan ester dengan aquadest.

Dipisahkan dengan digunakan corong


pemisah selama 12 jam.

Diambilah ester yang telah terbentuk.

Dilakukan pengujian densitas dan


viskositas.

Dicatat data densitas dan


viskositas ester.

Dirapikan dan dibersihkan seluruh alat


eksperimen.

Selesai

Gambar 2.2 Diagram Alir

2.4 Variabel Percobaan


Adapun variabel percobaan yang digunakan pada praktikum reactor batch
yaitu rasio perbandingan volume RBD Olein dan ethanol sebesar 1:1, berat katalis
KOHsebesar 4 % w/w RBD Olein, volume total reaktan sebanyak 100 ml, suhu
reaksi 700 C, waktu reaksi yaitu 15, 30, 45, 60 menit dan volume aquadest sebesar
30 ml.

9
BAB 3
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Perhitungan


Tabel 3.1 Data Diperoleh dari Literatur

BM ρ μ
Komponen Murni
(gr/mol) (gr/cm3 ) (cSt)
Air (40°C) 18,0200 0,9922 0,6560

RBD Olein 282 0,9020 35,410

Etanol 46,0700 0,7900 1,2000


Fatty Acid Ethyl Ester 73,0700 0,8450 3,9600

Gliserol 92,0900 1,2600 15000

Tabel 3.2 Data Produk Gliserol Diperoleh dari Perhitungan


Variabel t, pada
ρ μ Volume Massa
Waktu Viskosmeter
(gr/cm3 ) (cSt) (mL ) (gram)
Reaksi (min) (s)

15 95,4600 0,9290 4,3404 63,0000 58,5270

30 94,3000 0,9319 4,2876 63,4000 59,0824

45 91,3000 0,9329 4,1512 64,0000 59,7056

60 89,9600 0,9340 4,0903 66,0000 61,6440

10
Tabel 3.3 Data Produk Biodiesel Diperoleh dari Perhitungan
Variabel t, pada ρ μ Volume
Waktu Viskosmeter (mL )
(gr/cm3) (cSt)
Reaksi (s)
(min)

15 193,5000 0,8950 7,4655 47,0000

30 155,0000 0,9085 5,9801 47,6000

45 142,0000 0,9060 5,4785 49,0000

60 110,0000 0,9070 4,2439 50,0000

Tabel 3.4 Data RBD Olein Diperoleh dari Perhitungan

t, pada
ρ (gr/cm3 ) μ (cSt)
Viskosmeter (s)

1020,5400 0,9450 41,0245

Tabel 3.5 Data Ethanol Diperoleh dari Perhitungan

t, pada Viskosmeter
ρ (gr/cm3 ) μ (cSt)
(s)

28,0500 1,1275 1,1275

Tabel 3.6 Data Air Diperoleh dari Perhitungan


t, pada Viskosmeter
ρ (gr/cm3) μ (cSt)
(s)

17,3500 0.9800 0.6020

11
Tabel 3.7 Data X1 (fraksi mol Ester) dan X2 (fraksi mol RBD Olein)
Diperoleh dari Perhitungan

Variabel X2
ln μ2 X1
Waktu ln μ1 (fraksi
ln μmix/ (RBD (fraksi
Reaksi (Ester) mol
\ (cst) Olein) mol
(min) (cst) RBD
(cst) Ester)
Olein)
15 2,0102 0,6473 0,3526

30 1,7888 0,7704 0,2295


1,3762 3,7141
45 1,7008 0,8194 0,1805

60 1,4454 0,9614 0,0385

Tabel 3.8 Data Mol Biodiesel Diperoleh dari Perhitungan

Variabel Massa Mol RBD Massa Bobot Mol


Waktu RBD Olein Biodiesel Molekul Biodiesel
Reaksi Olein Awal (gram) Biodiesel (mol)
Awal (mol) (gram/mol)
(min)
(gram)
42,0650 146,7564 0,2866
15
43,2446 121,0223 0,3573
30 47,2500 0,1675
44,3940 110,7960 0,4006
45
45,3500 81,1227 0,5590
60

12
Tabel 3.9 Data Mol FAEE dan Mol RBD Olein dalam Biodiesel

Variabel Waktu Mol FAEE Mol RBD Olein dalam


Reaksi (min) dalam Biodiesel Biodiesel (mol)
(mol)
0,1855 0,1010
15
0,2753 0,0820
30
0,3283 0,0723
45
0,5374 0,0215
60

Tabel 3. 10 Data % Konversi dan % Yield Biodiesel

Variabel
Waktu % Konversi % Yield
Reaksi (min)

39,6400 24,367
15

51,0300 25,05
30

56,8000 25,71
45

87,1300 26,27
60

13
Tabel 3.11 Data kinetika Reaksi

Variabel 𝒎𝒐𝒍
Waktu CA CAo -rA (𝒎𝒊𝒏.𝑳)
XA Orde K1 K2
Reaksi (mol/L) (mol/L)
(min)

2,1508 0,3579
15
1,7229 0,4856
30
1,4765 0,5592 3,55 0,0437 0,1137
45 3,3500
1,4309 0,8713
60

3.2 Pembahasan
Pada praktikum modul batch chemical reactor dilakukan percobaan
pembuatan biodiesel dengan tujuan dapat merancang persamaan kinetika reaksi
pada suatu reaksi kimia (reaksi transesterifikasi). Adapun sasaran yang ingin
dicapai dalam percobaan ini yaitu menghitung konversi dan yield produk
biodiesel dan menghitung kinetika reaksi transesterifikasi yang meliputi orde dan
konstanta kecepatan reaksi.
Pada proses transesterifikasi, RBD Olein kelapa sawit (RBD Olein)
direaksikan dengan ethanol yang telah dilarutkan katalis KOH untuk
menghasilkan produk utama FAEE (Fatty Acid Ethyl Ester) atau biodiesel dan
produk samping berupa gliserol.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan yaitu Heating Mantel Stirrer
berfungsi sebagai sumber panas, magnetic stirrer berfungsi sebagai alat
pengadukan selama reaksi, labu leher 2 berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi
transesterifikasi, termometer digunakan untuk mengukur suhu reaksi, kondensor
alihn berfungsi untuk mengkondesasikan uap ethanol selama raksi, cooling water
system berfungsi sebagai media pendingin pada kondensor alihn, stopwatch
digunakan untuk menentukan waktu reaksi, klem dan statif digunakan sebagai
penyangga dan penahan kondensor agar tetap pada posisi vertikal, corong
pemisah digunakan untuk memisahkan campuran biodiesel dengan gliserol setelah

14
reaksi selesai, viscometer micro ostwald berfungsi untuk mengukur viskositas,
piknometer berfungsi untuk mengukur massa jenis larutan.
Selanjutnya bahan yang digunakan pada proses pembuatan biodiesel dalam
percobaan batch reactor, yaitu ethanol (C2H5-OH), kalium hidroksida (KOH),
RBD Olein dan aquades. Variabel yang digunakan pada percobaan yaitu rasio
perbandingan volume RBD Olein dan ethanol sebesar 1:1, berat katalis
KOHsebesar 4 % w/w RBD Olein, volume total reaktan sebanyak 100 ml, suhu
reaksi 700 C, waktu reaksi yaitu 15, 30, 45, 60 menit dan volume aquadest sebesar
30 ml.
Adapun prosedur percobaan yang digunakan pada praktikum batch chemical
reactor yaitu alat eksperimen disusun sesuai sketsa. Kemudian air pendingin
dialirkan ke dalam kondensor. Selanjutnya kristal katalis KOH sebanyak 6,9 gram
dilarutkan ke dalam larutan etanol 200 mL dan diletakan pada hotplate stirrer.
Kemudian dilakukan pengadukan hingga larutan homogen dengan kecepatan
pengadukan level menengah dan dipastikan telah terlarut sempurna. Selanjutnya
RBD Olein sebanyak 50 mL dipanaskan didalam labu reaktor pada stirring
heating mantle pada suhu 700 C. Kemudian magnetic stirrer bar dimasukan ke
dalam labu, Selanjutnya larutan katalis sebanyak 50 mL dimasukan ke dalam
reaktor dan reaksi berlangsung sesuai dengan variabel waktu reaksi yaitu
15,30,45, dan 60 menit. Setelah waktu reaksi tercapai, reaksi dihentikan dengan
penambahan aquadest, tujuan ditambahkannya aquadest yaitu agar tidak terjadi
reaksi balik menuju reaktan dan mengalami pergeseran kesetimbangan kearah
produk, lalu konsentrasi etanol menjadi lebih kecil sehingga kemampuan konversi
menjadi biodiesel menjadi berkurang, tujuan lain ditambahkannya aquadest yaitu
agar terbentuk layer batas antara ester dan gliserol.
Selanjutnya pemanasan dan pengadukan dihentikan. Larutan di dalam labu
dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam corong pemisah. Kemudian campuran
tersebut didiamkan selama 12 jam. Lalu lapisan ester diambil, selanjutnya lapisan
ester dicuci dengan aquadest dan dipisahkan dengan corong pemisah selama 12
jam, dilakukan pencucian berulang hingga ester berwarna jernih dan ester yang
telah terbentuk diambil lalu dilakukan pengujian densitas dan viskositas.
Kemudian diperoleh nilai densitas dan viskositas RBD Olein murni, aquadest, dan

15
gliserol yang dihasilkan. Terakhir seluruh alat eksperimen dirapikan dan
dibersihkan.
50
45 y = 76.633x - 1.5062
R² = 0.9999
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0.000000 0.200000 0.400000 0.600000

(𝑋𝑒𝑞 ⁄𝑋𝑒𝑞 −𝑋)


Gambar 3.1 Perbandingan antara t vs ln (𝐶𝐴 ⁄𝑋𝑒𝑞 )

Pada gambar 3.1 menunjukan bahwa hubungan antara Log dC A/dt dengan
Log CA nth orde yaitu memberikan informasi nilai orde reaksi (n) dan nilai
konstanta laju reaksi (k) yang dapat dihitung dengan persamaan regresi yang
didapatkan. Dari rumus yang ada pada buku Levenspiel untuk nth orde log
𝑑𝐶𝐴
(− ) = log k + n log CA atau y = a + bx dan untuk regresi yang didapatkan
𝑑𝑡

sebesar y = x – , maka dapat diketahui nilai k sebesar.


Sedangkan untuk nilai orde reaksi (n) yang dapat diketahui sebesar, maka
dari hal tersebut dapat disimpulkan orde reaksi ini yaitu orde 2 dan reaksi
berlangsung dengan cepat. Hal ini dikarenakan penggunaan katalis akan membuat
molekul-molekul yang bertumbukan bertambah dan energi aktivasi untuk bereaksi
kecil sehingga laju reaksi meningkat (Sidabutar, 2013). Pada percobaan
pembuatan biodiesel digunakan reaksi transesterifikasi, jika reaksi terjadi antara
ester original dengan suatu alkohol maka proses tersebut disebut alkoholisis
(Manurung, 2006).

16
0.265
y = 0.0004x + 0.2376
R² = 0.9977
0.26

0.255
%yield vs t

0.25 Linear (%yield vs t)

0.245

0.24
0 20 40 60 80

Gambar 3.2 Grafik Hubungan Antara % Yield dengan Waktu (t)


Pada gambar 3.2 menunjukan bahwa hubungan antara persen (%) yield
dengan waktu (t). Yield merupakan perbandingan antara mol biodiesel yang
dihasilkan (produk yang diinginkan) dengan mol minyak goreng yang direaksikan
dengan dikalikan faktor stoikiometri, dari hasil analisis yield dapat dilihat profil
kenaikan yield seiring kenaikan variable. Pada waktu ke-15 menit nilai yield
sebesar 24,367 %, menit ke-30 nilai yield sebesar 25,05 %, menit ke- 45 nilai
yield sebesar 25,71% dan pada waktu ke-60 menit nilai yield sebesar 26,27%.
Ketika reaksi dilanjutkan dengan waktu yang lebih lama, maka hasil konversi
biodiesel yang diperoleh semakin menurun seiring dengan penambahan waktu
radiasi karena reaksi transesterifikasi merupakan reaksi dapat balik. Dimana
setelah mencapai titik optimum, maka reaksi akan bergeser kearah reaktan
kembali (Putra, 2012). Untuk memperoleh yield ester yang tinggi maka digunakan
alkohol yang berlebih (Manurung, 2006).

17
1
0.9
0.8 y = 0.0108x + 0.1651
0.7 R² = 0.9106
0.6
Konversi

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70
t (menit)

Gambar 3.3 Grafik Hubungan Antara Konversi (XA) dengan Waktu (t)
Pada gambar 3.3 menunjukan bahwa hubungan antara konversi (XA) dengan
waktu (t) yaitu semakin lama waktu reaksi maka semakin banyak konversi reaksi
yang dihasilkan. Pada waktu ke-15 menit nilai konversi sebesar 0,396474, menit
ke-30 nilai konversi sebesar 0,510378, menit ke-45 nilai konversi sebesar
0,568058 dan pada waktu ke-60 menit nilai konversi sebesar 0,871363, pada
grafik ini konversi reaksi terus mengalami peningkatan karena waktu reaksi
meningkat, namun pada percobaan ini belum mencapai titik equilibrium atau
kesetimbangan karena belum mengalami penurunan jumlah konversi. Hal ini
disebabkan karena diperlukannya waktu lebih lama untuk mencapai titik
kesetimbangan reaksi. Penurunan jumlah konversi dapat terjadi apabila terjadi
degradasi yang cukup kuat dalam reaksi sehingga akan membentuk produk
samping yang mengakibatkan konversi yang dihasilkan menurun (Ismiyati, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Elizabeth, dkk (2013), sebab jumlah
katalis dan rasio etanol dalam reaktan meningkatkan jumlah etil ester yang
terbentuk sehingga hal ini mengakibatkan meningkatkan pula nilai konversi yang
didapatkan. Besarnya nilai konversi reaksi tergantung dengan jumlah katalis
maupun rasio reaktan alkoholnya. Dan dari gambar hal ini juga menunjukan
bahwa semakin lama waktu yang digunakan, maka semakin tinggi konversi reaksi
yang didapatkan. Tetapi dalam reaksi esterifikasi yang merupakan reaksi bolak-
balik konversi akan mengalami penurunan pada saat reaksi cenderung berbalik ke
arah reaktan. (Rinanda, dkk, 2015).

18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Batch Chemical Reactor adalah
diperoleh nilai konstanta kinetika reaksi k1adalah 0,0437 dan k2 adalah 0,1137
pada reaksi orde 2. Utuk konversi dan yield maksimum diperoleh pada waktu
menit ke-60.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fogler H. Scott. 1999. “Elements of Chemical Reaction Engineering – 3rd


Edition”. India: Prentice-Hall.
Ismiyati. 2013. Pemodelan Kinetika Reaksi Proses Sulfonasi Lignin Menjadi
Natrium Lignosulfonat. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Levenspiel, O. 1999. Chemical Reaction Engineering, Ed. 3rd. John Wiley and Sons :
New York.
Manurung, Renita. 2006. Transesterifikasi RBD Olein Nabati. Universitas Sumatera
Utara: Medan.
Putra, Rhesa P, Gria A. Wibawa, Pantjawarni P, dan Mahfud. 2012. Pembuatan
Biodiesel Secara Batch Dengan Memanfaatkan Gelombang Mikro. Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh November.
Rinanda, Wahyu O., Irdoni, Nirwana. 2015. Pengaruh Komposisi Katalis H-Zeolit
dan Kecepatan Pengadukan Pada Sintesa Plastisizer Butil Oleat. Pekan Baru:
Universitas Riau.
Sidabutar, Elizabeth D.C, M. Nur Faniudin, dan M. Said. 2013. Pengaruh Rasio
Reaktan dan Jumlah Katalis Terhadap Konversi RBD Olein Jagung Menjadi
Metil Ester. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Sheeha, Joh. 1998. An Overview of Biodiesel and Petroleum Diesel Life Cycles.
USA: National Renewable Energy Laboratory.
Turnip, R Jefry, Trio F. L. Tarigan, Mersi Suriani Sinaga. 2017. Pengaruh Massa
Katalis dan Waktu Reaksi pada Pembuatan Biodiesel dari Limbah RBD Olein
Jelantah dengan Menggunakan Katalis Heterogen K2O dari Limbah Kulit
Kakao. Medan: Universitas Sumatera Utara.

20
LAMPIRAN
 Cara Perhitungan
1. Data literature

BM ρ μ
Komponen Murni
(gr/mol) (gr/cm3 ) (cSt)
Air (40°C) 18,0200 0,9922 0,6560

RBD Olein 282 0,9020 35,410

Etanol 46,0700 0,7900 1,2000

Fatty Acid Ethyl Ester 73,0700 0,8450 3,9600

Gliserol 92,0900 1,2600 15000

2. Data Eksperimen
a. Data Produk Gliserol Diperoleh dari Perhitungan
Variabel t, pada
ρ μ Volume Massa
Waktu Viskosmeter
(gr/cm3 ) (cSt) (mL ) (gram)
Reaksi (min) (s)

15 95,4600 0,9290 4,3404 63,0000 58,5270

30 94,3000 0,9319 4,2876 63,4000 59,0824

45 91,3000 0,9329 4,1512 64,0000 59,7056

60 89,9600 0,9340 4,0903 66,0000 61,6440

b. Data Produk Biodiesel Diperoleh dari Perhitungan

Variabel t, pada ρ μ Volume


Waktu Viskosmeter (mL )
(gr/cm3) (cSt)
Reaksi (s)
(min)

15 193,5000 0,8950 7,4655 47,0000

30 155,0000 0,9085 5,9801 47,6000

21
45 142,0000 0,9060 5,4785 49,0000

60 110,0000 0,9070 4,2439 50,0000

c. Data RBD Olein Diperoleh dari Perhitungan

t, pada
ρ (gr/cm3 ) μ (cSt)
Viskosmeter (s)

1020,5400 0,9450 41,0245

d. Tabel 3.5 Data Ethanol Diperoleh dari Perhitungan

t, pada Viskosmeter
ρ (gr/cm3 ) μ (cSt)
(s)

28,0500 1,1275 1,1275

e. Data Air Diperoleh dari Perhitungan


t, pada Viskosmeter
ρ (gr/cm3) μ (cSt)
(s)

17,3500 0.9800 0.6020

f. Perhitungan
a. Perhitungan fraksi mol ester (x1) dan fraksi mol RBD Olein (x2)
Diketahui :
Data pada Variabel Waktu 15 menit :
ln μmix (Biodiesel dari percobaan) = ln7,465506 cst
ln μ1 (Biodiesel literatur) = ln 3,96
ln μ2 (RBD Olein) = ln 35,41
ln μmix = x1 ln μ1 + x2 ln μ2
ln μmix = x1 ln μ1 + (1- x1) ln μ2
ln μmix = x1 ln μ1 + ln μ2 – ( x1 ln μ2)
ln μmix= x1( ln μ1 - ln μ2) + ln μ2
x1 = 0,647315
x2 = 0,352685

22
b. Data fraksi mol ester (x1) dan fraksi mol RBD Olein (x2)
Variabel
Waktu ln μmix ln μ1 ln μ2 X1 X2
Reaksi (cst) (cst) (cst)
(min)
15 2,0103 0,6473 0,3526

30 1,789 1.3762 3.7141 0,7704 0,2295

45 1,7008 0,8194 0,1805

60 1,445 0,9614 0,0385

c. Perhitungan Massa RBD Olein


Massa RBD Olein = ρ x V
= 0,945 x 50
= 47,25 gram
d. Perhitungan Mol Awal RBD Olein
gram
Perhitungan Mol Awal RBD Olein = BM
47,25 gram
= 282 gram/mol
= 0,1675 mol
e. Perhitungan Massa Produk Biodiesel
Massa Produk Biodiesel =ρxV
= 0.895 x 47
= 42,065 gram
f. Perhitungan Berat Molekul Biodiesel
Berat Molekul Biodiesel = (X1 * BM FAEE) + (X2 * BM RBD Olein)
= (0,647315 x 73,07) + (0,352685 x 282 )
= 146,7564771 gram/mol

g. Perhitungan Mol Biodiesel


gram
Mol biodiesel = BM
42,065
= 73,07
= 0,286631mol

23
h. Data Mol Biodiesel
Variabel Massa Mol RBD Massa Bobot Mol
Waktu RBD Olein Biodiesel Molekul Biodiesel
Reaksi Olein Awal (gram) Biodiesel (mol)
Awal (mol) (gram/mol)
(min)
(gram)

15 42,065 146,7564 0,2866

30 43,2446 121,022 0,3573


47,25 0,1675
45 44,394 110,7960 0,4006

60 45,35 81,1227 0,5590

i. Perhitungan Mol FAEE dan Mol RBD Olein dalam Biodiesel


- Mol FAEE = (X1 x Mol Biodiesel)
= (0,647315 x 0,286631)
= 0,1855 mol
- Mol RBD Olein = (X2 x Mol Biodiesel)
= (0,352685 x 0,286631)
= 0,1010 mol
j. Data Mol FAEE dan Mol RBD Olein dalam Biodiesel

Variabel Mol FAEE Mol RBD Olein


Waktu dalam Biodiesel dalam Biodiesel
Reaksi (mol) (mol)
(min)

15 0,1855 0,1010

30 0,2753 0,0820

45 0,3283 0,0723

60 0,5374 0,0215

24
k. Perhitungan %Konversi dan %Yield
- % Konversi = 1- ( Mol RBD Olein dalam Biodiesel / Mol Awal RBD
Olein)

- % Yield = (Massa Produk Biodiesel / (Massa Awal RBD Olein))


l. Data % Konversi dan % Yield Biodiesel
Variabel
Waktu % Konversi % Yield
Reaksi
(min)

15 39,64 24,367

30 51,03 25,05

45 56,80 25,71

60 87,13 26,27

m. Perhitungan CA0 (mol/L) dan CA (mol/L)


 CA0 (mol/L) = (Mol Awal RBD Olein / Volume Awal RBD Olein)
= (0,1675/(50/1000))
= 3,350 mol/L
 CA (mol/L) = (Mol RBD dalam Biodiesel / Volume Produk Biodiesel)
= (0,101091/(47/1000))
= 2,1508mol/L
 CC (mol/L) = (Mol biodiesel/Volume biodisesel)
= ((0,2863/(47/1000))
= 6,0895 mol/L

n. Perhitungan XA
XA = 1- (CA / CA0)
= 1- (2,1508/ 3,350)
= 0,357951
o. Perhitungan Nilai K

25
(𝑋𝑒𝑞 ⁄𝑋𝑒𝑞 −𝑋)
Berdasarkan grafik t vs ln , didapatkan persamaan y= 76,633x -
(𝐶𝐴 ⁄𝑋𝑒𝑞 )
1,5062 dimana Slope = 76,633dan Intercept = -1,5062. Didapatkan nilai k1 dan k2
dengan cara :
𝐶𝐴0
= 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
𝑘1
𝐶𝐴0
k1 = 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 = 3,350/76,6333

= 0, 0437
(𝑎−𝑋𝑒𝑞 )
k2 = k1 (𝑐+𝑋
𝑒𝑞 )

3,350−0,8713)
= 0,0437 ( (0+0,8317)

= 0,1137

p. Perhitungan -rA
-rA = k1CA-k2Cc

q. Data kinetika Reaksi


𝒎𝒐𝒍
t CA CAo CC -rA ( )
𝒎𝒊𝒏.𝑳
XA Orde K1 K2
(min) (mol/L) (mol/L) (mol/L)

15 2,1508 0,3579 6,0985 0,5994

30 1,7229 0,4856 7,5068 0,7783


1,4765 3,3500 0,5592 2 0,0437 0,1137
45 8,1771 0,8652

60 1,4309 0,8713 1,2087


11,1806

 Pembagian Tugas
Tugas Penanggung
Jawab
Alat dan bahan disiapkan. Semua
Peralatan eksperimen disusun sesuai dengan skema alat. Faidi dan Kahlil
Padatan Kristal katalis ditimbang dengan variabel 3-4% Linda
w/w RBD Olein.
Kristal katalis dimasukkan ke dalam ethanol. Linda

26
Larutan ethanol diaduk minimal 15 menit dengan kecepatan Linda
menengah dan dipanaskan dengan pemanas pada level
menengah.
RBD Olein dipanaskan dalam labu reaktor dengan stirring Ina
heating mantle pada level menengah.
Magnetic stirrer dimasukkan ke dalam labu tersebut. Ina
Air pendingin dialirkan ke dalam kondensor. Faidi
Larutan katalis dimasukkan ke dalam labu reaktor. Cindy
Ditambahkan aquadest sebanyak 30 ml. Cindy
Larutan dalam labu dikeluarkan dan dimasukan ke dalam Faidi
corong pemisah. Dan didiamkan selama 12 jam.
Ester yang telah terbentuk diambil. Larutan ester dicuci Kahlil
dengan aquadest dan dipisahkan dengan corong pemisah
selama 12 jam.
Ester yang telah terbentuk diambil. Kahlil
Dilakukan pengujian densitas dengan piknometer dan Ina dan Cindy
dicatat hasilnya.
Dilakukan pengujian viscositas dengan viskometer dan Linda dan Faidi
dicatat hasilnya.
Alat eksperimen dirapikan dan dibersikan Semua

27

Anda mungkin juga menyukai