DISUSUN OLEH :
CINDY ANDAHERA 05161015
FAIDI RIJANI 05161023
INA WATI 05161032
KAHLIL GIBRAN 05161035
LINDATIANA YULISTIONO 05161038
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR NOTASI
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1
(−𝑟𝐴 ) = 𝑉 (−𝑁𝐴𝑜
𝑑𝑋𝐴
) ………….….………....(3)
𝑑𝑡
Sehingga,
𝑋 𝑑𝑋
t = −𝑁𝐴𝑜 ∫0 𝐴 (−𝑟 𝐴)𝑉 ………………….…....(4)
𝐴
persamaan diatas adalah persamaan karakteristik untuk reaktor reaktor batch pada
sistem isothermal dan volume konstan.
Pada reaksi, dengan asumsi bahwa hukum gas ideal berlaku, kita dapat
menulis untuk semua reaktan bahwa katakanlah dalam sistem volum :
pA NA
CA = = ………………….…....(5)
RT V
Apabila NA merupakan konsentrasi pada waktu t sedangkan NA0 merupakan
konsentrasi pada saat reaktor dalam keadaan t = 0, maka konversi dari senyawa A
dalam sistem volum konstan dapat ditulis sebagai berikut :
NA0 − NA
XA = ………………….…....(6)
NA0
(Levenspiel, 1999)
NA (mol) merupakan konsentrasi yang diperoleh dari :
Massa Senyawa A 𝜌.𝑉
NA = = ………………….…....(7)
BM BM
1.2.2 Katalis
Katalis merupakan salah satu substansi yang mempengaruhi laju dari
suatu reaksi dan muncul dari proses tanpa merubah bentuk dan komposisi dari zat
tersebut. Katalis biasanya mengubah laju reaksi dengan mengembangkan
mekanisme atau jalur yang berbeda dari suatu reaksi. Pengembangan katalis dan
penggunaannya menjadi salah satu hal yang penting dalam mencari jalur baru
untuk meningkatkan yield dan selektivitas produk dalam suatu reaksi kimia.
Koordinat reaksi ditunjukkan pada Gambar 1.2 adalah ukuran kemajuan
sepanjang jalur reaksi sebagai H dan O, saling mendekati dan melewati
penghalang energi aktivasi untuk membentuk H2O. Katalis kimia sangat penting.
Karena katalis memungkinkan produk akhir dengan jalur atau mekanisme yang
berbeda, hal ini dapat mempengaruhi yield dan selektivitasnya. (Fogler, 1999)
2
Gambar 1.2 Jalur reaksi yang melibatkan katalis
Sumber : Fogler 3rd edition, 1999.
(Smith, 2005)
3
ketergantungan fungsional dapat dipostulasikan dari teori, eksperimen diperlukan
untuk mengkonfirmasi formulir yang diusulkan.
Salah satunya bentuk umum yang paling umum dari ketergantungan ini
adalah produk dari konsentrasi dari individu bereaksi spesies, yang masing-
masing ditingkatkan dengan pangkat, contoh :
-rA ↔ kA CAα CBβ …………………..…....(9)
Nilai pangkat dari persamaan ini, mengarah ke konsep orde reaksi. Orde
reaksi adalah nilai diimplikasikan sebagai nilai yang mengarah pada konsentrasi
dari suatu reaktan dalam hukum kinetika reaksi. (Fogler, 1999.)
Setiap orde reaksi memiliki nilai slope berbeda-beda sehingga
mempengaruhi konstanta dari reaksi, namun pada orde-2 berdasarkan grafik
diperoleh nilai k :
𝐶𝐴0
k= …………………..…....(10)
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒
4
berlebih agar reaksi bergeser ke kanan. Pemilihan katalis dilakukan berdasarkan
kemudahan penanganan dan pemisahannya dari produk. Untuk itu dapat
digunakan katalis asam, basa dan penukar ion (Groggins, 1958)
Menurut Darnoko dan Cheryan (2000), reaksi antara minyak sawit dengan
metanol menggunakan katalis KOH akan diperoleh order reaksi dua (Orde-2)
terhadap trigliserida. Widiono (1995) juga mendapatkan order dua terhadap
trigliserida dari reaksi minyak jarak dengan metanol. Sehingga dapat disimpulkan
reaksi antara metanol dengan minyak adalah (Aziz, 2017)
d
vM.CM0 – vT.CM – (-rA)V = (V.CM) ..........................(13)
dt
Subtitusi persamaan 8 ke persamaan 9, sehingga diperoleh :
dCM vM vT ............................(14)
= CM0 - CM -k.C2TG
dt V V
Neraca massa minyak pada kondisi unsteady-state :
d
vTG.CTG0 – vTG.CTG – (-rA)V = (V.CTG) ........................(15)
dt
Subtitusi persamaan 8 ke persamaan 11, sehingga diperoleh :
dCTG vTG vTG
= CTG0 - C -k.C2TG ............................(16)
dt V V TG
(Aziz, 2017)
5
BAB 2
METODOLOGI PERCOBAAN
6
didiamkan selama 12 jam. Lalu lapisan ester diambil, selanjutnya lapisan ester
dicuci dengan aquadest dan dipisahkan dengan corong pemisah selama 12 jam
seperti pada gambar 2.20, dilakukan pencucian berulang hingga ester berwarna
jernih dan ester yang telah terbentuk diambil lalu dilakukan pengujian densitas
dan viskositas. Selanjutnya hitung pula densitas dan viskositas RBD Olein murni,
aquadest, dan gliserol yang dihasilkan. Terakhir seluruh alat eksperimen dirapikan
dan dibersihkan.
Mulai
7
A
8
B
Selesai
9
BAB 3
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BM ρ μ
Komponen Murni
(gr/mol) (gr/cm3 ) (cSt)
Air (40°C) 18,0200 0,9922 0,6560
10
Tabel 3.3 Data Produk Biodiesel Diperoleh dari Perhitungan
Variabel t, pada ρ μ Volume
Waktu Viskosmeter (mL )
(gr/cm3) (cSt)
Reaksi (s)
(min)
t, pada
ρ (gr/cm3 ) μ (cSt)
Viskosmeter (s)
t, pada Viskosmeter
ρ (gr/cm3 ) μ (cSt)
(s)
11
Tabel 3.7 Data X1 (fraksi mol Ester) dan X2 (fraksi mol RBD Olein)
Diperoleh dari Perhitungan
Variabel X2
ln μ2 X1
Waktu ln μ1 (fraksi
ln μmix/ (RBD (fraksi
Reaksi (Ester) mol
\ (cst) Olein) mol
(min) (cst) RBD
(cst) Ester)
Olein)
15 2,0102 0,6473 0,3526
12
Tabel 3.9 Data Mol FAEE dan Mol RBD Olein dalam Biodiesel
Variabel
Waktu % Konversi % Yield
Reaksi (min)
39,6400 24,367
15
51,0300 25,05
30
56,8000 25,71
45
87,1300 26,27
60
13
Tabel 3.11 Data kinetika Reaksi
Variabel 𝒎𝒐𝒍
Waktu CA CAo -rA (𝒎𝒊𝒏.𝑳)
XA Orde K1 K2
Reaksi (mol/L) (mol/L)
(min)
2,1508 0,3579
15
1,7229 0,4856
30
1,4765 0,5592 3,55 0,0437 0,1137
45 3,3500
1,4309 0,8713
60
3.2 Pembahasan
Pada praktikum modul batch chemical reactor dilakukan percobaan
pembuatan biodiesel dengan tujuan dapat merancang persamaan kinetika reaksi
pada suatu reaksi kimia (reaksi transesterifikasi). Adapun sasaran yang ingin
dicapai dalam percobaan ini yaitu menghitung konversi dan yield produk
biodiesel dan menghitung kinetika reaksi transesterifikasi yang meliputi orde dan
konstanta kecepatan reaksi.
Pada proses transesterifikasi, RBD Olein kelapa sawit (RBD Olein)
direaksikan dengan ethanol yang telah dilarutkan katalis KOH untuk
menghasilkan produk utama FAEE (Fatty Acid Ethyl Ester) atau biodiesel dan
produk samping berupa gliserol.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan yaitu Heating Mantel Stirrer
berfungsi sebagai sumber panas, magnetic stirrer berfungsi sebagai alat
pengadukan selama reaksi, labu leher 2 berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi
transesterifikasi, termometer digunakan untuk mengukur suhu reaksi, kondensor
alihn berfungsi untuk mengkondesasikan uap ethanol selama raksi, cooling water
system berfungsi sebagai media pendingin pada kondensor alihn, stopwatch
digunakan untuk menentukan waktu reaksi, klem dan statif digunakan sebagai
penyangga dan penahan kondensor agar tetap pada posisi vertikal, corong
pemisah digunakan untuk memisahkan campuran biodiesel dengan gliserol setelah
14
reaksi selesai, viscometer micro ostwald berfungsi untuk mengukur viskositas,
piknometer berfungsi untuk mengukur massa jenis larutan.
Selanjutnya bahan yang digunakan pada proses pembuatan biodiesel dalam
percobaan batch reactor, yaitu ethanol (C2H5-OH), kalium hidroksida (KOH),
RBD Olein dan aquades. Variabel yang digunakan pada percobaan yaitu rasio
perbandingan volume RBD Olein dan ethanol sebesar 1:1, berat katalis
KOHsebesar 4 % w/w RBD Olein, volume total reaktan sebanyak 100 ml, suhu
reaksi 700 C, waktu reaksi yaitu 15, 30, 45, 60 menit dan volume aquadest sebesar
30 ml.
Adapun prosedur percobaan yang digunakan pada praktikum batch chemical
reactor yaitu alat eksperimen disusun sesuai sketsa. Kemudian air pendingin
dialirkan ke dalam kondensor. Selanjutnya kristal katalis KOH sebanyak 6,9 gram
dilarutkan ke dalam larutan etanol 200 mL dan diletakan pada hotplate stirrer.
Kemudian dilakukan pengadukan hingga larutan homogen dengan kecepatan
pengadukan level menengah dan dipastikan telah terlarut sempurna. Selanjutnya
RBD Olein sebanyak 50 mL dipanaskan didalam labu reaktor pada stirring
heating mantle pada suhu 700 C. Kemudian magnetic stirrer bar dimasukan ke
dalam labu, Selanjutnya larutan katalis sebanyak 50 mL dimasukan ke dalam
reaktor dan reaksi berlangsung sesuai dengan variabel waktu reaksi yaitu
15,30,45, dan 60 menit. Setelah waktu reaksi tercapai, reaksi dihentikan dengan
penambahan aquadest, tujuan ditambahkannya aquadest yaitu agar tidak terjadi
reaksi balik menuju reaktan dan mengalami pergeseran kesetimbangan kearah
produk, lalu konsentrasi etanol menjadi lebih kecil sehingga kemampuan konversi
menjadi biodiesel menjadi berkurang, tujuan lain ditambahkannya aquadest yaitu
agar terbentuk layer batas antara ester dan gliserol.
Selanjutnya pemanasan dan pengadukan dihentikan. Larutan di dalam labu
dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam corong pemisah. Kemudian campuran
tersebut didiamkan selama 12 jam. Lalu lapisan ester diambil, selanjutnya lapisan
ester dicuci dengan aquadest dan dipisahkan dengan corong pemisah selama 12
jam, dilakukan pencucian berulang hingga ester berwarna jernih dan ester yang
telah terbentuk diambil lalu dilakukan pengujian densitas dan viskositas.
Kemudian diperoleh nilai densitas dan viskositas RBD Olein murni, aquadest, dan
15
gliserol yang dihasilkan. Terakhir seluruh alat eksperimen dirapikan dan
dibersihkan.
50
45 y = 76.633x - 1.5062
R² = 0.9999
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0.000000 0.200000 0.400000 0.600000
Pada gambar 3.1 menunjukan bahwa hubungan antara Log dC A/dt dengan
Log CA nth orde yaitu memberikan informasi nilai orde reaksi (n) dan nilai
konstanta laju reaksi (k) yang dapat dihitung dengan persamaan regresi yang
didapatkan. Dari rumus yang ada pada buku Levenspiel untuk nth orde log
𝑑𝐶𝐴
(− ) = log k + n log CA atau y = a + bx dan untuk regresi yang didapatkan
𝑑𝑡
16
0.265
y = 0.0004x + 0.2376
R² = 0.9977
0.26
0.255
%yield vs t
0.245
0.24
0 20 40 60 80
17
1
0.9
0.8 y = 0.0108x + 0.1651
0.7 R² = 0.9106
0.6
Konversi
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70
t (menit)
Gambar 3.3 Grafik Hubungan Antara Konversi (XA) dengan Waktu (t)
Pada gambar 3.3 menunjukan bahwa hubungan antara konversi (XA) dengan
waktu (t) yaitu semakin lama waktu reaksi maka semakin banyak konversi reaksi
yang dihasilkan. Pada waktu ke-15 menit nilai konversi sebesar 0,396474, menit
ke-30 nilai konversi sebesar 0,510378, menit ke-45 nilai konversi sebesar
0,568058 dan pada waktu ke-60 menit nilai konversi sebesar 0,871363, pada
grafik ini konversi reaksi terus mengalami peningkatan karena waktu reaksi
meningkat, namun pada percobaan ini belum mencapai titik equilibrium atau
kesetimbangan karena belum mengalami penurunan jumlah konversi. Hal ini
disebabkan karena diperlukannya waktu lebih lama untuk mencapai titik
kesetimbangan reaksi. Penurunan jumlah konversi dapat terjadi apabila terjadi
degradasi yang cukup kuat dalam reaksi sehingga akan membentuk produk
samping yang mengakibatkan konversi yang dihasilkan menurun (Ismiyati, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Elizabeth, dkk (2013), sebab jumlah
katalis dan rasio etanol dalam reaktan meningkatkan jumlah etil ester yang
terbentuk sehingga hal ini mengakibatkan meningkatkan pula nilai konversi yang
didapatkan. Besarnya nilai konversi reaksi tergantung dengan jumlah katalis
maupun rasio reaktan alkoholnya. Dan dari gambar hal ini juga menunjukan
bahwa semakin lama waktu yang digunakan, maka semakin tinggi konversi reaksi
yang didapatkan. Tetapi dalam reaksi esterifikasi yang merupakan reaksi bolak-
balik konversi akan mengalami penurunan pada saat reaksi cenderung berbalik ke
arah reaktan. (Rinanda, dkk, 2015).
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Batch Chemical Reactor adalah
diperoleh nilai konstanta kinetika reaksi k1adalah 0,0437 dan k2 adalah 0,1137
pada reaksi orde 2. Utuk konversi dan yield maksimum diperoleh pada waktu
menit ke-60.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
Cara Perhitungan
1. Data literature
BM ρ μ
Komponen Murni
(gr/mol) (gr/cm3 ) (cSt)
Air (40°C) 18,0200 0,9922 0,6560
2. Data Eksperimen
a. Data Produk Gliserol Diperoleh dari Perhitungan
Variabel t, pada
ρ μ Volume Massa
Waktu Viskosmeter
(gr/cm3 ) (cSt) (mL ) (gram)
Reaksi (min) (s)
21
45 142,0000 0,9060 5,4785 49,0000
t, pada
ρ (gr/cm3 ) μ (cSt)
Viskosmeter (s)
t, pada Viskosmeter
ρ (gr/cm3 ) μ (cSt)
(s)
f. Perhitungan
a. Perhitungan fraksi mol ester (x1) dan fraksi mol RBD Olein (x2)
Diketahui :
Data pada Variabel Waktu 15 menit :
ln μmix (Biodiesel dari percobaan) = ln7,465506 cst
ln μ1 (Biodiesel literatur) = ln 3,96
ln μ2 (RBD Olein) = ln 35,41
ln μmix = x1 ln μ1 + x2 ln μ2
ln μmix = x1 ln μ1 + (1- x1) ln μ2
ln μmix = x1 ln μ1 + ln μ2 – ( x1 ln μ2)
ln μmix= x1( ln μ1 - ln μ2) + ln μ2
x1 = 0,647315
x2 = 0,352685
22
b. Data fraksi mol ester (x1) dan fraksi mol RBD Olein (x2)
Variabel
Waktu ln μmix ln μ1 ln μ2 X1 X2
Reaksi (cst) (cst) (cst)
(min)
15 2,0103 0,6473 0,3526
23
h. Data Mol Biodiesel
Variabel Massa Mol RBD Massa Bobot Mol
Waktu RBD Olein Biodiesel Molekul Biodiesel
Reaksi Olein Awal (gram) Biodiesel (mol)
Awal (mol) (gram/mol)
(min)
(gram)
15 0,1855 0,1010
30 0,2753 0,0820
45 0,3283 0,0723
60 0,5374 0,0215
24
k. Perhitungan %Konversi dan %Yield
- % Konversi = 1- ( Mol RBD Olein dalam Biodiesel / Mol Awal RBD
Olein)
15 39,64 24,367
30 51,03 25,05
45 56,80 25,71
60 87,13 26,27
n. Perhitungan XA
XA = 1- (CA / CA0)
= 1- (2,1508/ 3,350)
= 0,357951
o. Perhitungan Nilai K
25
(𝑋𝑒𝑞 ⁄𝑋𝑒𝑞 −𝑋)
Berdasarkan grafik t vs ln , didapatkan persamaan y= 76,633x -
(𝐶𝐴 ⁄𝑋𝑒𝑞 )
1,5062 dimana Slope = 76,633dan Intercept = -1,5062. Didapatkan nilai k1 dan k2
dengan cara :
𝐶𝐴0
= 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
𝑘1
𝐶𝐴0
k1 = 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 = 3,350/76,6333
= 0, 0437
(𝑎−𝑋𝑒𝑞 )
k2 = k1 (𝑐+𝑋
𝑒𝑞 )
3,350−0,8713)
= 0,0437 ( (0+0,8317)
= 0,1137
p. Perhitungan -rA
-rA = k1CA-k2Cc
Pembagian Tugas
Tugas Penanggung
Jawab
Alat dan bahan disiapkan. Semua
Peralatan eksperimen disusun sesuai dengan skema alat. Faidi dan Kahlil
Padatan Kristal katalis ditimbang dengan variabel 3-4% Linda
w/w RBD Olein.
Kristal katalis dimasukkan ke dalam ethanol. Linda
26
Larutan ethanol diaduk minimal 15 menit dengan kecepatan Linda
menengah dan dipanaskan dengan pemanas pada level
menengah.
RBD Olein dipanaskan dalam labu reaktor dengan stirring Ina
heating mantle pada level menengah.
Magnetic stirrer dimasukkan ke dalam labu tersebut. Ina
Air pendingin dialirkan ke dalam kondensor. Faidi
Larutan katalis dimasukkan ke dalam labu reaktor. Cindy
Ditambahkan aquadest sebanyak 30 ml. Cindy
Larutan dalam labu dikeluarkan dan dimasukan ke dalam Faidi
corong pemisah. Dan didiamkan selama 12 jam.
Ester yang telah terbentuk diambil. Larutan ester dicuci Kahlil
dengan aquadest dan dipisahkan dengan corong pemisah
selama 12 jam.
Ester yang telah terbentuk diambil. Kahlil
Dilakukan pengujian densitas dengan piknometer dan Ina dan Cindy
dicatat hasilnya.
Dilakukan pengujian viscositas dengan viskometer dan Linda dan Faidi
dicatat hasilnya.
Alat eksperimen dirapikan dan dibersikan Semua
27