Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL USAHA

JENG WAI KATERING

Disusun untuk memenuhi tugas akhir Profesionalisme Modul 3


Perencanaan Bisnis

Disusun oleh:
Nama : Komaria Indah Fitrianingrum, S.Pd.
No. PPG : 19052485510145
Kelas :C
Asal Sekolah : SMKS Ahmad Yani Bangsalsari – Jember

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
TAHUN 2019

1
Daftar Isi

Halaman Judul ……………………………………………………………. 1


Daftar Isi …………………………………………………………………. 2
Latar Belakang Masalah ………………………………………………….. 3
Tujuan …………………………………………………………………….. 3
Manfaat …………………………………………………………………… 3
Metode Pelaksanaan ……………………………………………………… 4
Target Yang Hendak Dicapai …………………………………………….. 6
Rencana Biaya ……………………………………………………………. 8
Organisasi Usaha …………………………………………………………. 8
Potensi Usaha …………………………………………………………….. 10
Lampiran …………………………………………………………………. 12
Analisis Rincian Biaya …………………………………………………… 12
Analisis Break Event Point ………………………………………………. 12
Analisis S W O T ………………………………………………………… 13
Analisis AMDAL ………………………………………………………… 14

2
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Industri makanan merupakan industri yang berkembang dari zaman ke zaman. Karena
selera dan gaya hidup yang dimiliki setiap orang berbeda, maka makanan yang merupakan
hal pokok keseharian pun juga berbeda. Di Indonesia yang memiliki banyak suku maupun
budaya dalam hal makanan tentu tidak sedikit. Perkembangan berbagai jenis pengelolaan
bahan makan di Indonesia dari hal sederhana sampai pada yang rumit juga sudah semakin
bersaing. Ada yang masih mempertahankan kealamiannya dalam cara memasak, ada pula
yang sudah menggunakan perlatan canggih. Semua saat ini bergantung pada selera penikmat
makanan tersebut. Apakah menyukai tradisional atau modern.
Perkembangan usaha kuliner tidak hanya pada penjualan makanan satuan, tetapi juga
pesanan makanan dalam jumlah banyak. Karena saat ini kebutuhan bukan hanya untuk
pribadi/ diri sendiri saja. Tetapi juga ada kebutuhan untuk makanan orang banyak. Misalnya
saja untuk rapat, pernikahan, reuni yang meminta pesanan makanan dalam jumlah banyak di
suatu ruangan/ tempat tertentu. Misalnya saja bila kita memiliki usaha café yang akan
ditempati untuk reuni, ini merupakan peluang untuk pemilik café bisa melayani pemesanan
makanan dalam jumlah banyak tanpa harus mengantarnya jauh – jauh.
Dari latar belakang masalah yang saya sampaikan, maka muncullah ide usaha home
industry yang diberi nama Jeng Wai Katering dan bergerak pada usaha katering makanan
untuk pesanan pernikahan, rapat maupun reuni. Usaha katering ini didirikan melihat peluang
yang ada untuk pengembangan usaha katering ini kedepannya. Dengan adanya proposal
usaha Jeng Wai Katering akan dibahas pula apa saja kebutuhan yang ada dalam usaha
katering ini.

II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang terdapat dalam usaha katering
2. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan dalam bisnis katering
3. Untuk mengetahui pengelolaan bisnis katering

III. MANFAAT
1. Dengan mengetahui kebutuhan apa saja yang terdapat dalam usaha katering tentu
ini akan sangat membantu kita untuk mendapatkan informasi apa saja dalam
memenuhi usaha katering

3
2. Dengan mengetahui metode apa yang digunakan dalam usaha katering membuat
kita tahu strategi apa yang pas untuk mengatasi kelemahan ataupun ancaman
dalam usaha katering
3. Dengan mengetahui pengelolaan bisnis katering maka akan diketahui pula rincian
biaya dan keuntungan yang didapat dalam usaha katering

IV. METODE PELAKSANAAN


Pada usaha katering ini saya menggunakan beberapa tahapan, diantaranya adalah :
1. Penentuan segmentasi pasar
Pada tahap ini saya melakukan segmentasi pasar untuk menentukan target yang
ingin saya capai nanti. Segmentasi pasar saya tentukan dengan pertimbangan
demografi, geografis dan perilaku penjualan (Wijayanti, 2014). Oleh karena itu,
saya tentukan segmentasi pasar saya adalah ibu – ibu pegawai kantor yang bekerja
satu kantor dengan saya dan keluarga.
2. Teknik Pemasaran
Pemasaran produk akan saya lakukan di lingkungan Kantor Perwakilan PTPN XII
Jember. Untuk selanjutnya saya lakukan pemasaran ke sekolah tempat saya
mengajar dan sekolah lain tempat saya pernah mengajar. Setelah pemasaran di
Kantor PTPN XII Jember dan sekolah tempat saya mengajar, maka saya akan
kembangkan pemasaran pada area lingkungan rumah yang membutuhkan jasa
katering untuk kepentingan pernikahan atau kantor dengan memanfaatkan grup
DAMA ibu – ibu sekitar rumah.
a. Startegi Pemasaran akan meliputi beberapa hal antara lain:
1) Strategi produk Jeng Wai Katering merupakan penyedia katering dengan
mengutamakan kualitas masakan yang klasik dan mengangkat resep
masakan khas dari berbagai daerah utamanya di pulau Jawa. Peningkatan
produksi produk juga akan saya lakukan dengan bertahap dengan
penambahan yang signifikan di sepanjang pelaksanaan program
pemasaran. Tentunya ini bertujuan untuk mendapatkan pasar seluas
mungkin pencapaiannya. Karena saya sangat memprioritaskan pelanggan
yang loyal terhadap usaha katering ini. Dengan demikian ketika muncul
pesaing baru maka hal itu tidak akan menggentarkan usaha ini karena telah
memilki pelanggan yang setia terhadap usaha Jeng Wai Katering. Sistem
layanan pendukung dalam usaha katering ini adalah menggunakan petugas

4
pengawas katering yang sigap apabila ada makanan yang kurang sewaktu
acara.
2) Strategi Harga merupakan salah satu aspek penting dalam penjualan
produk. Oleh karena itu “Jeng Wai Katering” berusaha untuk meletakkan
harga jasa katering ini bersaing dengan katering yang sudah ada. Jika
katering yang sudah ada memiliki harga yang rata – rata sama dengan
pasar, makan untuk katering ini saya buat dibawahnya. Karena penetapan
harga yang cukup terjangkau hal ini merupakan salah satu strategi dalam
meraih pasar. Terlebih lagi didukung dengan kualitas masakan yang baru/
fresh dan tidak mengurangi bumbu akan semakin membuat konsumen
tertarik untuk menggunakan jasa usaha Jeng Wai Katering. Penentuan
harga ini akan bertahap seiring dengan berkembangnya bisnis katering.
Semakin baik dan lengkap pelayanan yang dimiliki oleh Jeng Wai
Katering tentu akan semakin naik pula harganya di pasaran.
3) Strategi promosi sudah menjadi kewajiban untuk dilakukan mengingat
produk dari layanan Jeng Wai Katering adalah usaha dengan modal yang
cukup besar yang baru saya jalankan. Jadi promosi produk ini juga
memerlukan strategi yang pas agar tidak mengalami siklus produk
penurunan/ decline. Oleh karena itu teknik promosi dari mulut ke mulut
akan sangat membantu proses promosi. Karena melihat target pasar yang
merupakan orang – orang kantor PTPN XII yang notabene bukan generasi
milenial maka teknik ini lebih tepat saya gunakan. Memfokuskan pada
kepercayaan dari relasi kerja keluarga maka akan semakin membuat
promosi dengan teknik ini berjalan dengan lancar. Tetapi selain mouth to
mouth saya tetap memiliki akun promosi untuk dapat diakses di media
sosial. Diantaranya adalah :
 Facebook : Jeng Wai Katering
(https://m.facebook.com/jengwai.katering?ref=bookmarks)
 Instagram : Jeng Wai Katering Jawa Timur
(https://www.instagram.com/jengwaicateringjawatimur/)
3. Pelaksanaan usaha
Pelaksanaan usaha dalam usaha Jeng Wai Katering dilakukan dengan mulai
menerima pemesanan konsumsi rapat dengan jumlah minimal pemesanan adalah 15 porsi.

5
Proses pelaksanaan produksi bertempat di Jl. Gajah Mada No. 76/78 Mess PTPN XII,
Kecamatan Kaliwates Jember - Jawa Timur. Berdasarkan lokasi usaha yang dipakai untuk
proses produksi berada pada backward linkage dan forward linkage. Ini artinya usaha
Jeng Wai Katering sangat strategis dari segi tempat yang dekat dengan bahan baku dan
dekat dengan pemasaran usaha.
4. Evaluasi dan monitoring evaluasi
Pada tahap ini diadakan evaluasi cepat yaitu per 1 minggu dan evaluasi rutin
setiap 1 bulan sekali untuk membahas apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki
dalam usaha Jeng Wai Katering. Setelah dilakukan evaluasi maka dapat dihasilkan
keputusan apa saja yang harus diambil untuk perbaikan usaha ini ke depannya.

V. TARGET YANG HENDAK DICAPAI


Setelah melakukan segmentasi pasar, maka selanjutnya adalah penentuan target yang
hendak dicapai. Untuk menargetkan segmen pasar terbaik, mula-mula perusahaan
mengevaluasi masing-masing:
a. Ukuran segmen dan karakteristik pertumbuhan
b. Daya tarik struktural
c. Kesesuian dengan tujuan dan sumber daya perusahaan
Usaha katering ini lalu memilih satu dari strategi penetapan sasaran pasar mulai dari
penetapan sasaran yang sangat luas sampai yang sangat sempit. Segmen yang saya ambil
tentunya tidak akan ada habisnya. Karena jumlah ibu-ibu yang berada di Jember tidak akan
surut. Bahkan tiap tahun berpotensi meningkat. Dan kebanyakan sasaran usaha Jeng Wai
Katering berasal dari ibu-ibu perkantoran, ibu-ibu sekolahan maupun ibu-ibu rumah tangga.

Dan dalam menentukan target market perusahaan harus mempertimbangkan lima pola
product specialization, pola-pola tersebut adalah:
a. Single segmen concentration.
Disini pebisnis dapat memilih satu segmen saja untuk menjadi keunggulannya.
Namun bila kita memilih pola ini, maka terlalu besar resiko yang akan di hadapi,
sehingga banyak perusahaan yang memilih beberapa segmen.
b. Selective specialization
Perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Nantinya segmen yang akan di pilih
mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi. Strategi ini akan di
pilih perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya

6
tidak produktif, namun perusahaan masih dapat memperoleh keuntungan dari
segmen-segmen yang lain.
c. Product specialization
Dengan pola ini perusahaan dapat membuat produk khusus yang jarang ada di
pasaran. Disini perusahaan mencoba membangun reputasi yang kuat di produk
yang spesifik. Resiko-resiko yang mugkin akan timbul adalah apabila terjadi
kekurangan bahan dalam proses produksinya atau keterlambatan melakukan
perubahan terknologi.
d. Full market converage
Untuk jenis pola ini perusahaan mencoba melayani semua kebutuhan dan
menjangkau semua kelompok. Namun hal ini dapat di lakukan oleh perusahaan
yang sudah mejadi pimpinan pasar.
e. Market specialization
Di pola ini perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam
kelompok tertentu. Perusahaan akan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi
chanel untuk semua produk baru yang di butuhkan dan dipergunakan oleh
kelompok tersebut. Dan resiko yang akan timbul ialah apabiila suatu kelompok
tersebut mengurangi pembelian atau kebutuhannya,
Dalam menentukan target market perusahaan kita tergolong dalam dua pola. Pertama,
selective specialization. Karena yang kita tawarkan tidak hanya satu segmen saja. Tidak
hanya jasa katering untuk rapat, melainkan ada beberapa segmen lain yang berpotensi
berkembang di antaranya ialah menerima jasa prasmanan di lokasi/ tempat yang dipilih. Dan
kedua, Full market converage. Dimana usaha katering ini mampu mencakup seluruh segmen
dengan baik tanpa harus membedakan ibu-ibu kalangan tingkat atas maupun tingkat bawah.
Karena yang saya yakini pembeli ada raja. Dan saya menawarkan jasa saya untuk memberi
mereka pengalaman makanan sesuai dengan kualitas masakan dan selera.
Setelah melakukan Targetting maka selanjutnya kami melihat Positioning yang dapat di
artikan sebagai bagaimana sebuah perusahaan dapat memposisikan produknya di pasaran dan
juga bagaimana agar konsumen dapat membedakan produk kami dengan produk pesaing.
Usaha katering kami dapat membangunnya dengan cara membuat brand image yang baik dan
juga manfaat yang akan di peroleh konsumen jika mengkonsumsi produk kami tersebut.
Dengan begitu usaha katering kami mencoba brand image yang baik dengan cara
mencatumkan brand 99,9% segar. Yang dalam artian, bahan baku yang kami gunakan
memasak bukanlah bahan yang misalnya saja didaur ulang untuk diproses lagi. Atau bahkan

7
bukan juga bahan – bahan yang tidak segar, misalnya ayam yang hampir tidak layak
konsumsi atau bahan – bahan kimian untuk mencampurnya dengan bumbu masakan.
Pengelolaan bahan makanan dengan tepat akan membuat makanan kami terlihat tetap fresh
dan tahan lama. Positioning adalah mengenai bangaimana perusahaan mendapatkan
kepercayaan pelanggan untuk dengan sukarela mengikuti perusahaan.
Untuk mendapatkan kepercayaan yang baik dari konsumen ialah kita selalu interactive
dengan konsumen kita. Konsumen selalu di tanyai apa saja yang kurang dari produk kita. Dan
setiap ada orderan kita melakukan yang service terbaik agar nantinya konsumen kembali lagi
ke kita. Berbicara mengenai pesaing tentunya banyak kompetitor-kompetitor yang akan kami
hadapi. Karena industri ini tergolong tidak baru. Perusahaan kami mencoba memposisikan di
level yang tengah-tengah. Kami dapat memposisikan produk kita dengan cara pemenuhan
menu sehat dan berkwalitas tapi itu tidak mahal. Dan tentunya ini tidak terlalu menguras
dompet ibu-ibu, kami menawarkan harga standart namun kwaalitas dan keamanan makanan
yang akan di peroleh konsumen di atas rata-rata.

VI. RENCANA BIAYA


Rincian biaya modal usaha dari Jeng Wai Katering pada tahap awal mencakup belanja
peralatan dan perlengkapan masak misalnya seperti piring makan, sendok, alat prasmanan,
alat masak dan lain sebagainya. Berikit rincian perencanaan biaya yang dibutuhkan :
KEBUTUHAN BIAYA
1. Peralatan dan perlengkapan masak dan Rp 5.000.000
katering (alat prasmanan, alat masak,
hiasan (bunga,papan nama, dll))
2. Biaya operasional :
a. Bahan baku (bumbu, bahan masakan Rp 6.000.000
misalnya 500porsi)
b. Biaya air, listrik dan transport Rp 750.000
c. Upah pekerja (2 koki @Rp Rp 4.250.000
1.000.000, 2 asisten koki @Rp
750.000,1 driver Rp 750.000)
TOTAL Rp 16.000.000
Jadi, biaya yang dibutuhkan untuk usaha awal katering adalah Rp 16.000.000 dengan
peralatan katering yang lengkap sebagai penunjang usaha katering.

VII. ORGANISASI USAHA


Dalam sebuah usaha tentunya memiliki manajemen yang baik, siapa pemiliknya,
siapa pula yang mempunyai hak untuk mengambil keputusan, siapa yang akan menjalankan

8
usaha dan pekerja apa saja yang dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan definisi organisasi adalah
suatu kerangka hubungan terstruktur yang didalamnya terdapat wewenang, dan tanggung
jawab serta pembagian kerja menjalankan sesuatu fungsi tertentu (Max Weber). Berikut
susunan organisasi usaha Jeng Wai Katering :
Pemilik : Wainem
Koordinator Katering : Pipit
Koki 1 : Nasiroh
Koki 2 : Bu. Marsito
Asisten Koki 1 : Bu. Atim
Asisten Koki 2 : Juma’iyah
Driver : Edy
Pemasaran : Edo, Pipit, Misman
Dari SDM yang ada dalam Jeng Wai Katering maka berikut tugas – tugas yang ada di
dalamnya :
1. Pemilik : Bertanggung jawab penuk atas kepemilikan dari usaha
2. Koordinator Katering : Bertanggung jawab untuk pengelolaan manajemen katering
3. Koki 1 : Bertanggungjawab untuk memasak
4. Asisten Koki : Bertanggungjawab untuk membantu pekerjaan koki
5. Driver : Bertanggungjawab untuk transportasi pengiriman makanan
6. Pemasaran : Bertanggungjawab untuk memasarkan usaha katering

Gambar 1 : Bagan Struktur organisasi usaha katering

9
VIII. POTENSI USAHA
Potensi atau peluang usaha adalah kesempatan yang dimiliki seseorang untuk
mencapai tujuan (keuntungan, uang, kekayaan) dengan cara melakukan usaha yang
memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki. Peluang usaha ini menjadi hal yang
paling krusial sebelum membuka bisnis. Bahkan kita sudah harus memikirkan beberapa
langkah ke depan soal seberapa langgeng life span peluang usaha yang kita bidik. Faktanya
kebanyakan calon pebisnis lebih memikirkan apa yang sedang tren sekarang. Akhirnya, saat
pasar mudah sekali jenuh mereka mengalami kerugian besar. Dari usaha katering ini saya
memasukkan beberapa potensi usaha katering yang saya miliki dengan menghubungkan
konsep Marketing Mix, diantaranya adalah :
1. Product
Dalam pembuatan produk saya memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh keluarga
utamanya ibu saya untuk merealisasikan hobi memasaknya pada katering ini. Jadi
saya tidak perlu membayar koki dari luar
2. Price
Harga yang saya berikan kepada konsumen sangat terjangkau karena usaha yang
saya pilih ini merupakan usaha rumahan maka harga tidak sama dengan usaha
katering yang dikelola oleh perusahaan misalnya seperti katering dalam hotel.
3. Place
Tempat produksi yang saya pilih adalah rumah keluarga. Ini saya lakukan karena
usaha ini merupakan usaha awal maka saya maksimalkan memanfaatkan potensi
tempat yang saya punya tanpa harus menyewa tempat tertentu untuk melakukan
produksi.
4. Promotion
Kegiatan promosi saya lakukan dengan memanfaatkan teman – teman kerja dari
saya dan keluarga. Saya yang bekerja di sebuah sekolah akan memasarkan usaha
ini ke teman – teman guru dan teman – teman saya selama sekolah, adek saya pun
juga demikian. Bapak dan ibu yang bekerja di PTPN XII juga merupaka peluang
promosi besar untuk Jeng Wai Katering.
5. People
Saya memanfaatkan SDM dari anggota keluarga juga teman dan tetangga yang
ibu – ibu berstatus ibu rumah tangga. Dengan potensi SDM yang sudah
merupakan teman dekat ini memudahkan kami untuk bekerja sama
6. Proses

10
Pemesanan usaha katering disini dilakukan dengan sangat simpel dan tidak
berbelit – belit. Karena target kami yang merupakan ibu – ibu maka kami berikan
pelayanan langsung bagi yang ingin memesan. Caranya cukup menghubungi
contact person dan melakukan perjanjian untuk bertemu langsung.
7. Psycal Evidence
Berikut bukti fisik makanan dan peralatan yang kami miliki :
Gambar 2 : Foto Menu di Jeng Wai Katering

Gambar 3 : Foto alat – alat prasmanan yang digunakan

11
IX. LAMPIRAN
A. RINCIAN BIAYA
KEBUTUHAN BIAYA
1. Peralatan dan perlengkapan masak dan Rp 5.000.000
katering (alat prasmanan, alat masak,
hiasan (bunga,papan nama, dll))
2. Biaya operasional :
d. Bahan baku (bumbu, bahan masakan Rp 6.000.000
misalnya 500porsi)
e. Biaya air, listrik dan transport Rp 750.000
f. Upah pekerja (2 koki @Rp Rp 4.250.000
1.000.000, 2 asisten koki @Rp
750.000,1 driver Rp 750.000)
TOTAL Rp 16.000.000

Aliran Kas
Pada usaha katering ini kami menginginkan laba kotor sebesar 35% dari penghasilan. Rata –
rata untuk usaha kami ini akan mampu menerima pesanan 500 porsi 1 bulan. Sehingga jika
diambil keuntungan kotor pertahun adalah : 500 porsi x 12 bulan = 6.000 porsi/1 tahun.
Harga per porsi yang kami tetapkan adalah sebesar Rp 30.000 dari :
Harga per porsi = (Biaya operasional : 500 porsi) + laba
= (Rp 6.000.000 + Rp 750.000 + Rp 4.250.000) + 35 %
= Rp 29.700
Dibulatkan menjadi Rp 30.000
Keuntungan kotor pertahun = Jumlah pesanan/tahun x harga jual
= 6.000 porsi x Rp 30.000
= 180.000.000
Keuntungan kotor perbulan = Keuntungan kotor pertahun : 12 bulan
= 15.000.000
Laba bersih = Keuntungan kotor pertahun – (Keuntungan kotor pertahun x 35%) : 12 bulan
= ( 180.000.000 – (180.000.000 x 35%)) : 12 bulan
= (180.000.000 – 63.000.000) : 12 bulan
= 117.000.000 : 12 bulan
= Rp 9.750.000/ bulan
B. BREAK EVENT POINT
Rumus BEP dalam rupiah adalah

12
FC
𝑉𝐶
1- 𝑆

 FC : Biaya Tetap
 S : Sales volume
 VC : total variabel cost
Fixed Cost :
Listrik, transport dan air Rp 750.000
Biaya gaji Rp 4.250.000
Rp 5.000.000
Variabel Cost :
Bahan Rp 6.000.000
Alat masak Rp 5.000.000
Rp 11.000.000
Usaha katering ini mampu membuat 500 porsi perbulan
Penyelesaian BEP dalam rupiah :

𝐹𝐶
𝑉𝐶
1- 𝑆

5.000.000
BEP = 11.000.000
1- 15.000.000

= Rp 6.818.200
Jadi, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, perusahaan harus mendapatkan
pemasukan lebih dari Rp 6.818.200, yang sesuai dengan titik impas (BEP)
C. ANALISIS S W O T
STRENGHT WEAKNESS
a. Rasa yang kuat dengan a. Kurangnya kekompakan
rempah antara koki dan asisten
b. Kebersihan dalam proses koki
produksi maupun b. Kelengkapan asesories
pelayanan untuk hiasan meja belum
c. Pelayanan cepat terpenuhi
d. Bahan yang 99,9% segar
e. Pemesanan bisa masakan
saja atau prasmanan
f. Memiliki alat prasmanan
yang cukup bervariasi
g. Harga yang sama sampai
5 tahun berjalan
OPPORTUNITIES STRATEGI SO STRATEGI WO
a. Tempat produksi dan a. Dengan kekuatan bahan a. Dengan SDM yang

13
pemasaran yang strategis 99,9% fresh karena merupakan teman maupun
b. Pemilik masih bekerja pada didukung oleh peluang tetangga dari pemiliki
suatu instansi untuk tempat produksi yang cukup tentu ini akan
menjalin kerjasama dengan dengan bahan baku mempermudah bila terjadi
pemesanan katering b. Dengan rasa yang kuat hal yang memicu
c. Banyak relasi ibu ibu dengan rempah ini adalah kekompakan dapat segera
kantor atau istri – istri peluang untuk selera ibu – diatasi dengan jalan
karyawan bagian staf ibu yang menyukai kekeluargaan
maupun direksi yang penggunaan bumbu – b. Kelengkapan asesories
dikenal bumbu yang asli dan meja prasmanan yang
d. Keahlian memasak yang lengkap masih kurang dapat diatasi
merupakan hobi dari c. Dengan memiliki alat dengan memanfaatkan
pemilik prasmanan akan pas bila kreatifitas dalam
e. SDM diambil dari teman pemiliki masih memiliki pembuatannya.
dan tetangga yang kenal kerjasama/ ikatan dengan
baik dengan pemilik kantor tempat pemilik
f. Pemiliki cukup kreatif bekerja
untuk membuat hiasan –
hiasan dari barang – barang
dengan harga yang cukup
terjangkau
THREATS STRATEGI ST STRATEGI WT
a. Banyaknya pesaing usaha a. Adanya ancaman harga a. Kurangnya kekompakan
yang sama dari pensiunan bahan baku yang naik turun koki dalam penggunaan
intansi tersebut bisa diatasi dan tetap aman bahan baku juga
b. Negosiasi dengan calon karena penggunaan harga dikarenakan keinginan koki/
pembeli yang dominan ibu jual sudah sangat asisten koki untuk irit. Ini
– ibu lebih mencari yang diperhitungkan bila ada diatasi dengan penjelasan
enak dan murah bahan baku yang naik mengenai harga jual yang
c. Harga bahan baku yang b. Karena usaha katering ini aman
tidak signifikan mengedepankan bahan baku b. Garnish makanan yang
yang fresh dan lengkap merupakan pelengkap untuk
akan menjadi solusi bila mempercantik hidangan
terdapat konsumen yang masih belum bisa
membanding – bandingkan dimaksimalkan juga karena
harga saat negosiasi. ancaman dari bahan baku
untuk garnish yang cukup
mahal. Oleh karena itu kami
menggunakan bahan
alakadarnya untuk dibuat
kreatifitas.

D. AMDAL
AMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Dalam
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada Iingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
1. Rencana Kelola Lingkungan (RKL)
Rencana Kelola Lingkungan (RKL) yang dibuat oleh Jeng Wai Katering merupakan
dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi

14
dampak penting lingkungan yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif sebagai
akibat dari suatu rencana usaha / kegiatan yang dilakukan oleh Jeng Wai Katering. Dalam hal
ini Jeng Wai Katering sudah melakukan riset bahwa tidak ada dampak yang membahayakan
lingkungan dari kegiatan / aktivitas yang dilakukan oleh usaha katering saya. Meskipun
demikian, kami tetap melakukan program dan perencanaan untuk pembiayaan terhadap
pengelolaan lingkungan. Hal itu dilakukan untuk mencegah jika sewaktu-waktu dibutuhkan
dana yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan lingkungan serta menyangkut
Jeng Wai Katering sebagai salah satu usaha / bisnis di lingkungan tersebut.
Beberapa tindakan yang kami lakukan adalah mengelola lingkungan, yaitu dengan
membuang sampah menggunakan jasa tukang sampah lingkungan rumah untuk mengambil
sampah. Dengan demikian akan terus terjaga kebersihan tempat produksi usaha katering ini.

1. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)


RPL dibuat untuk nanti diajukan kepada instansi yang berwenang. Jeng Wai Katering
melakukan suatu pemantauan terhadap lingkungan di sekitar daerah usaha. Selanjutnya, akan
diteliti lebih jauh mengenai dampak apa saja yang mungkin bisa terjadi dan mempengaruhi
lingkungan di sekitar daerah usaha katering. Hasil dari kegiatan / aktivitas ini akan dilaporkan
dalam RPL dan kemudian akan dilampirkan dalam pengajuan surat izin usaha ke Dinas
Perizinan di daerah setempat (kota Jember). Berdasarkan kajian-kajian aspek lingkungan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha Jeng Wai Katering memiliki dampak / pengaruh
pada lingkungan di sekitar usaha tersebut. Misalnya adalah sisa-sisa bahan produksi yang
akan menjadi sampah lingkungan. Oleh karena itu, usaha katering kami berusaha untuk
mengantisipasi dampak tersebut dan mengupayakan agar tidak mengganggu / merugikan
lingkungan di sekitar usaha tersebut.
Ini dilakukan secara rutin 1 hari sekali untuk menghindari terjadinya penumpukan
sampah di lokasi produksi usaha katering kami. Jika sampai terjadi penumpukan, maka akan
mempengaruhi minat para pelanggan untuk datang dan memesan katering di Jeng Wai
Katering. Hal ini dikarenakan adanya pemandangan yang kurang menyenangkan dan bau
tidak sedap yang ditimbulkan dari tumpukan-tumpukan sampah tersebut. Sedangkan untuk
usaha pencegahan yang lain masih terus dilakukan oleh Jeng Wai Katering agar usaha ini
benar-benar tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sekitar dan tidak merugikan
masyarakat sekitar tempat produksi.

15

Anda mungkin juga menyukai