Makalah Pengantar Ekonomi Kel 2
Makalah Pengantar Ekonomi Kel 2
2. MAYA ARFINA
3. RIDHO PANGESTU
4. AJENG PRATIWI
5. M IQBAL ALQINDI
6. ALDO
GURU PEMBIMBING :
UNIVERSITAS JAMBI
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
.B.RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana lingkungan internal ?
2.Bagaimana lingkungan eksternal ?
3.Bagaimana pendekatan sistem ?
4.Bagaimana pendekatan kontingensi ?
C.TUJUAN
1.Mendeskripsikan lingkungan internal dan lingkungan eksternal
2.Mendeskripsikan pendekatan sistem dan pendekatan kontingensi
BAB II
PEMBAHASAN
A. LINGKUNGAN MANAJEMEN
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang
dihadapi oleh seorang manajer. Lingkungan disini diartikan sebagai segala sesuatu
yang ada didalam maupun diluar perusahaan, Sedangkan menejemen adalah proses
membuat perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai
usaha dari anggota organisasi dan enggunakan semu sumber daya organisasi untuk
mencapai sasaran.
Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik
serta keputusan yang akan diambil. Sebagai seorang manajer tidak harus hanya
memperhatikan lingkungan usahanya atau intern saja, tapi juga harus bisa
eksternal didalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau
Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai
analisis SWOT.
Menurut Fred David, analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu
perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi
bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang
tidak dalam mencapai tujuan tersebut1[2]. Berikut ini akan kita bahas mengenai
lingkungan internal dan eksternal menejemen.
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar
organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih
dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam
pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi
contohnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, perilaku konsumen
atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan
makro.
1. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh
langsung terhadap kegiatan manajemen. Lengkunagan eksternal mikro diartikan
sebagai factor-faktor di luar rumah tangga produksi atau dunia usaha yang berpengaruh
langsung terhadap kegiatan dunia usaha.
Factor-faktor yang termasuk lingkungan ekasternak mikro adalah :
a. Penyedia/pemasok (supplier) dengan adanya pemasok factor-faktor produksi,
muncul kegiatan produksi, di samping itu pemasok juga menunjang kelangsungan
hidup dunia usaha
b. Perantara adalah pihak-pihak yang berperan dalam penyebaran hasil-hasil
produksi dari produsen ke tangan konsumen hingga siap dikonsumsi, misalnya
distributor, pengecer dan sebagainya
c. Teknologi berkaitan secara langsung dengan perkembangan proses pengoilahan
yang berupoa penemuan baru baik peralatan maupun metode kerjanya. Lembaga yang
berkecimpung dalam bidang ini misalnya lembaga RIstek, Litbang dan sebagainya
d. Pasar dalam arti luas. Meskipun letaknya berada di luar kegiatan produksi, tetapi
karena seluruh hasil produksi adalah untuk melayani (dijual ke) pasar, maka semua
pihak yang terlibat dan berada di dalam pasar termasuk unsure lingkungan eksternal
mikro
2. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak
langsung. Masing-masing anggota dunia usaha memiliki perbedaan dalam memberikan
factor-faktor yang secara kongkret dapat dimasukkan ke dalam lingkungan eksternal
makro atau mikro. Hal ini disebabkan oleh sifat majemuk kegiatan dunia usaha. Oleh
karena itu pertimbangan pemilihan factor eksternal makro dan mikro dilakukan secara
umum.
Secara umum unsure-unsur lingkungan eksternal makro dunia usaha adalah
sebagai berikut :
a. Keadaan alam
b. Politik dan hankam, keadaan politik dan pertahanan keamanan secara umum
menciptakan iklim ketenangan usaha
c. Hokum peraturan perundangan-undanagan yang berlaku misalnya
undang-undang perpajakan, perburuhan dan sebagainya
d. Perekonomian, tingkat pendapatan, pola-pola pemenuhan kebutuhan masyarakat,
tingkat investasi dan sebagainya
e. Pendidikan dan teknologi tingkat kecerdasan kehidupan masyarakat yang berkaitan
dengan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi pada
umumnya
f. Social dan kebudayaan : pandangan dan nilai-nilai yang dianut masyarakat
seperti terwujud dalam norma-norma etika dan social, kepercayaan, agama, kesenian,
pola hubungan antar individu dan sitem kerja samanya, sertta strata social
g. Kependudukan jumlah tingkat kelahiramn-kematian, penyebaran penduduk
(misalnya urbanisasi dan transmigrasi), umur dan jenis kelamin
h. Hubungan internasional : mencakup banyak hal seperti proteksi bahan barang
dan jasa, nialai tukar mata uang teknologi, kebudayaan, polkam dan sebagainya.
B. PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN
1. Pendekatan Sistem
Sesuai dengan namanya, pendekatan ini memandang manajemen sebagai suatu sistem.
Pengertian sistem dapat dirumuskan sebagai suatu totalitas himpunan
bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi
mencapai suatu tujuan tertentu di dalam suatu lingkungan. Bagian-bagian atau
subsistem-subsistem tersebut merupakan kompleksitas tersebut, tetapi dalam
kebersamaan mencapai suatu tujuan itu, berlangsung secara harmonis dalam
keteraturan yang pasti.
Suatu sistem terdiri dari “input”, “proses transpormasi”, dan “output” yang
merupakan suatu totalitas, yang digerakkan oleh sistem-sistem yang lebih kecil yang
dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya dengan sistem yang lebih
kecil yang dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya dengan sistem
yang lebih luas.
a)Jaringan Kerja
Penggunaan jaringan kerja yang utama ialah untuk suatu kegiatan proyek yang
memerlukan jaringan kerja dan analisis jaringan kerja yang terperinci.
2.Pendekatan Kontingensi
a. Definisi Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif
(berdasarkan perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telah dikenal.
Manajemen kontingensi berupaya untuk melangkah keluar dari prinsip-prinsip
manajemen yang dapat diterapkan dan menuju kondisi situasional. Salah seorang
penulis manajemen kontingensi yang bernama Fred Luthans menyatakan,
“pendekatan-pendekatan tradisional dalam bidang manajemen, tidak salah atau keliru,
tetapi dewasa ini mereka tidak terlampau cocok. Terobosan baru terhadap teori dan
praktik manajemen dapat kita temukan pada pendekatan kontingensi.”
Apabila dirumuskan secara formal, pendekatan kontingensi adalah merupakan suatu
upaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, praktik, dan teknik manajerial mana
yang paling cocok dan tepat dalam situasi-situasi tertentu.
Maka menurut pendekatan kontingensi situai-situasi yang berbeda mengharuskan
adanya reaksi manajerial yang berbeda pula.
b. Parameter Pendekatan Kontingensi
Pada bagian ujung dari spectrum (parameter pendekatan kontingensi) teori X dan teori
Y hanya memanfaatkan dua macam faktor :
a. Pekerjaan
b. Sifat manusia sebagai parameter organisasi
§ Pemimpin
§ Situasi
Konsep dasar teori siklus kehidupan adalah strategi dan perilaku pemimpin
harus situasional dan didasarkan pada kedewasaannya dan para pengikutnya.
Kedewasaan adalah kemampuan individu atau kelompok dalam menetapkan tujuan
tinggi tetapi dapat dicapai, ada kemampuan mereka untuk mengambil tanggung jawab.
Perilaku tugas adalah tingkat dimana pemimpin cenderung untuk mengorganisasikan
dan menentukan peranan-peranan para pengikut, menjelaskan setiap kegiatan yang
dilaksanakan, kapan dan dimana, dan bagaimana tugas diselesaikan.Perilaku
Hubungan berkenaan dengan hubungan pribadi pemimpin dengan individu atau para
anggota kelompoknya.
a. Gaya Penjelasan (telling style) yaitu pada saat bawahan pertama kali memasuki
organisasi, orientasi tugas yang tinggi dan orientasi hubungan yang rendah paling
tepat. Bawahan harus lebih banyak diberi perintah dalam pelaksanaan tugasnya dan
diperkenalkan dengan aturan-aturan dan prosedur organisasi.
b. Gaya Menjual (selling style) yaitu pada tahap ini bawahan mulai mempelajari
tugas-tugasnya. Kepemimpinan orientasi tugas yang tinggi masih diperlukan, karena
bawahan belum bersedia menerima tanggung jawab yang penuh. Tetapi kepercayaan
dan dukungan pemimpin terhadap bawahan dapat meningkat. Di mana pemimpin
dapat mulai menggunakan perilaku yang berorientasi hubungan yang tinggi.
c. Gaya Partisipasi (participating style) yaitu tahap ini kemampuan dan motivasi
pestasi bawahan meningkat, dan bawahan secara aktif mulai mencari tanggung jawab
yang lebih besar. Di mana perilaku pemimpin adalah orientasi hubungan tinggi dan
orientasi tugas rendah.
d. Gaya Pendelegasian (delegating style) yaitu tahap ini bawahan secara
berangsur-angsur menjadi lebih percaya diri, dapat mengarahkan diri sendiri, cukup
berpengalaman, dan tanggung jawabnya dapat diandalkan. Di mana gaya
pendelegasian yang tepat yaitu orientasi tugas dan hubungan rendah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Manajemen dan lingkungan
2. pendekatan-pendekatan manajemen