Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

p-ISSN: 2087-9946
e-ISSN: 2477-1775 http://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa

STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MATEMATIKA DENGAN HASIL


BELAJAR FISIKA DI SMA PGRI SUMBERREJO BOJONEGORO
TAHUN AJARAN 2014/2015

THE STUDY OF CORRELATION BETWEEN THE MATHEMATICS ABILITY WITH PHYSICS


LEARNING OUTCOMES IN SMA PGRI SUMBERREJO BOJONEGORO
IN THE ACADEMIC YEAR 2014/2015

Alfi Nurlailiyah1, a dan Utama Alan Deta2, b

1
SMA PGRI Sumberrejo Bojonegoro
Jl. Raya Sumberrejo No.132 Bojonegoro 62191, Indonesia
2
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Surabaya
Jl. Ketintang, Surabaya 60231, Indonesia

e-mail: aalfinur50@yahoo.co.id, butamadeta@unesa.ac.id, dan butamaalan@yahoo.co.id

Abstrak
Fisika merupakan cabang ilmu sains yang mempelajari perilaku alam melalui pengamatan
eksperimental dan pengukuran secara kuantitatif. Dalam mempelajari alam tersebut, Fisika
menggunakan bahasa matematika untuk memodelkan gejala alam dalam persamaan-persamaan
matematis. Dalam mempelajari Fisika, diperlukan kemampuan matematis tertentu sebagai kemampuan
awal peserta didik dalam memecahkan permasalahan Fisika. Penelitian ini merupakan studi korelasi
antara kemampuan Matematika dengan hasil belajar Fisika peserta didik SMA PGRI Sumberrejo pada
tahun ajaran 2014/2015. Kemampuan Matematika dan hasil belajar Fisika peserta didik tercermin dari
nilai raport peserta didik kelas X, XI, dan XII semester genap 2014/2015. Berdasarkan hasil analisis
korelasi, diperoleh korelasi yang cukup erat antara kemampuan Matematika dan hasil belajar Fisika.

Kata Kunci: Studi Korelasi, kemampuan matematika, hasil belajar fisika

Abstract
Physics is a branch of science that studies the behavior of nature through experimental observation and
quantitative measurement. In the study of nature, physics using mathematical language to model natural
phenomena in mathematical equations. In studying physics, we require a particular mathematical
ability as early ability learners in solving physics problems. This research investigated the correlation
between the ability of Mathematics with Physics learning outcomes of SMA PGRI Sumberrejo students
in the academic year 2014/2015. The ability of Mathematics and Physics students learning outcomes
was reflected in the value of report book of students of grade X, XI, and XII in second semester
2014/2015. Based on the analysis of correlation, the correlation between the ability of Mathematics and
Physics learning outcomes is fairly close.

64
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

Keywords: Study of correlation, mathematics ability, physics learning outcomes


Copyright @ 2015 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

I. PENDAHULUAN 3. komunikasi matematik, yaitu


Pendidikan merupakan sarana untuk mengkomunikasikan gagasan dengan
menumbuh kembangkan potensi sumber simbol, tabel, diagram atau ekspresi
daya manusia. Pendidikan erat kaitannya matematika untuk memperjelas keadaan
dengan proses belajar mengajar. Belajar atau masalah.
merujuk pada apa yang harus dilakukan 4. koneksi matematik, yaitu memahami
seseorang sebagai subyek dalam belajar. konsep matematika, menjelaskan
Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang keterkaitan antarkonsep dan
seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai mengaplikasikan konsep atau algoritma
pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang secara luwes, akurat, efisien dan tepat
dilakukan oleh peserta didik dan guru dalam menyelesaikan masalah.
terpadu dalam satu kegiatan. 5. penalaran matematik, yang terdiri dari
penalaran induktif (penarikan
Fisika berkaitan dengan cara mencari tahu kesimpulan dari pengamatan data
tentang alam secara sistematis, sehingga terbatas) dan penalaran deduktif
sains bukan hanya penguasaan kumpulan (penarikan kesimpulan berdasarkan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep aturan yang disepakati)
konsep atau prinsip saja, tetapi juga 6. kemampuan berfikir kritis matematik
merupakan suatu proses penemuan. Sehingga dan
dapat mengembangkan kemampuan berfikir 7. kemampuan berfikir kreatif matematik.
analisis induktif dan deduktif dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan Pelajaran fisika berhubungan langsung
dengan menggunakan persamaan (rumus) dengan matematika, dimana setiap
serta dapat mengembangkan pengetahuan, permasalahan dalam fisika dapat diselesaikan
keterampilan dan sikap percaya diri [1]. dengan cara matematis. Wardoyo dkk [3]
mengatakan bahwa dalam fisika, matematika
Menurut Sumarmo [2], kemampuan memegang peran utama, selain
matematik adalah kemampuan untuk kemampuannya untuk memecahkan problem
menghadapi permasalahan baik dalam fisika dari yang sederhana sampai bentuk
matematika maupun kehidupan nyata. yang paling rumit, matematika sangat
Kemampuan matematik dapat membantu penalaran seseorang dalam
diklasifikasikan dalam lima kompetensi menelusuri liku-liku fisika yang ternyata
utama yaitu: tidak mudah. Dalam hal ini, dibutuhkan
1. pemahaman matematik, memberikan semua jenis kemampuan matematik dalam
kemampuan untuk menguasai menguasai dan memecahkan
aspek-aspek dalam membuktikan dan persoalan-persoalan fisika.
aplikasi dari teorema tersebut.
2. pemecahan masalah matematik, proses Berdasarkan studi yang dilakukan oleh
memecahkan masalah tidak secar Baharuddin [3] didapat hasil bahwa
langsung melainkan harus melalui cara kemampuan nalar logik sangat diperlukan
lain terlebih dahulu. dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Utari
Alfi Nurlailiyah dan Utama Alan Deta 65
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

[3] memberikan hasil bahwa prestasi yang MIPA, 20 peserta didik di Kelas XI MIPA
dicapai peserta didik kemampuan nalar logik dan 23 peserta didik di kelas XII IPA.
nya belum termanfaat secara optimal, Pengambilan sampel dilakukan
pemahaman dan penalaran mempunyai menggunakan teknik random sampling
hubungan yang cukup besar terhadap dengan mengambil secara acak 80% dari
pemahaman konsep matematika dan fisika. jumlah peserta didik tiap kelas.
Sehingga dapat kita gambarkan bahwa Teknik pengambilan data dalam penelitian
kemampuan dan pemahaman peserta didik ini adalah dengan penggalian melalui
terhadap konsep matematika sangat dokumentasi, yaitu berupa nilai kognitif mata
diperlukan dalam menunjang pengajaran pelajaran matematika (sebagai variabel bebas
fisika. atau manipulasi) dan nilai kognitif mata
pelajaran fisika (sebagai variabel terikat atau
Permasalahan yang sering dihadapi guru respon) pada laporan hasil belajar peserta
SMA adalah sebagian besar peserta didik didik atau daftar nilai rapot semester ganjil
sulit mengerjakan persoalan-persoalan fisika tahun pelajaran 2014/2015. Variabel kontrol
yang terkait dengan matematika, sedangkan dalam penelitian ini adalah jumlah jam mata
pembelajaran fisika di SMA hampir secara pelajaran matematika dan fisika.
keseluruhan memiliki perhitungan matematis.
Persoalan lain yang dihadapi guru mata Data dianalisis dengan menggunakan uji
pelajaran fisika SMA adalah sebelum korelasi. Korelasi menunjukkan besarnya
memberikan materi fisika terlebih dahulu hubungan antara variabel bebas dengan
guru mata pelajaran fisika juga harus variabel terikat. Besarnya hubungan
memberikan dasar matematisnya, karena dinyatakan dengan koefisien korelasi. Harga
materi matematika yang akan digunakan koefisien korelasi dari 1 s/d +1. Harga +1
untuk menyelesaikan persoalan fisika belum menunjukan hubungan positif sempurna.
di bahas pada mata pelajaran matematika. Harga 0 menunjukan tidak ada hubungan [4].
Koefisien korelasi ditentukan dengan
Berdasarkan latar belakang tersebut, menggunakan rumus berikut:
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
(1)
mengetahui adanya korelasi antara
kemampuan matematika dengan hasil belajar
fisika di SMA PGRI Sumberrejo Tahun dimana, r = koefisien korelasi
2014/2015. n = besarnya sampel
∑x = jumlah nilai x
II. METODE PENELITIAN ∑y = jumlah nilai y
Penelitian ini adalah penelitian lapangan ∑x2 = jumlah nilai kuadrat dari x
dengan metode penelitian kuantitatif, yaitu ∑y2 = jumlah nilai kuadrat dari y
menggunakan perhitungan statistik yang ∑xy = jumlah produk nilai x dan y
hasilnya berupa angka-angka. [5]

Populasi dari penelitian ini adalah semua Untuk memberikan tafsiran pada nilai
peserta didik jurusan IPA di SMA PGRI koefisien korelasi, dapat digunakann patokan
Sumberrejo tahun pelajaran 2014/2015 pada sebagai berikut:
semester ganjil yang berjumlah 64 peserta
didik. Terdiri dari 21 peserta didik di kelas X
Alfi Nurlailiyah dan Utama Alan Deta 66
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

Tabel 1. Tafsiran Koefisien Korelasi Tabel 3. Nilai Matematika dan Fisika Kelas XI
Positif Negatif Penafsiran MIPA
0.90 – 1.00 -0.90 – -1.00 Korelasi sangat No. Matematika Fisika
tinggi (Very high) 1 Mean 80,385 84,154
0.70 – 0.90 -0.70 – -0.90 Korelasi tinggi 2 Median 80 83
(high) 3 Modus 80 80
0.50 – 0.70 -0.50 – -0.70 Korelasi sedang 4 Varians 7,7564 14,308
(moderate) 5 Nilai Min 78 80
0.30 – 0.50 -0.30 – -0.50 Korelasi rendah 6 Nilai Maks 85 89
(low)
0.00 – 0.30 -0.00 – -0.30 Korelasi kecil Tabel 4. Nilai Matematika dan Fisika Kelas XII
(little if any) IPA
Sumber: [6] No. Matematika Fisika
1 Mean 80,556 86,889
Setelah itu, koefisien korelasi diuji 2 Median 80 87
keberartiannya dengan menggunakan dengan 3 Modus 80 87
uji-t, sehingga : 4 Varians 5,5556 4,5752
5 Nilai Min 75 83
6 Nilai Maks 85 90
(2)
dengan, r = koefisien korelasi dan n = jumlah Jika ketiga data kelas yang sudah diperoleh
data diatas digabungkan, maka akan diperoleh
Hipotesis yang diuji adalah: data sebagai berikut:
Ho: koefisien korelasi adalah sama dengan
nol Tabel 5. Nilai Matematika dan Fisika Kelas X, XI
Ha: koefisien korelasi tidak sama dengan nol, dan XII
atau signifikan. No. Matematika Fisika
Kriteria pengujiannya yaitu Ho ditolak jika 1 Mean 79,152 82,891
nilai thitung lebih besar dari ttabel dengan 2 Median 80 83
derajat kebebasan (db/df) = n-2, dan 3 Modus 80 89
demikian pula sebaliknya [7] 4 Varians 8,665 25,032
5 Nilai Min 75 75
III. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI 6 Nilai Maks 85 90
Berdasarkan hasil pengambilan data setiap
kelas diperoleh data sebagai berikut: Berdasarkan data yang diperoleh, dapat
diketahui bahwa rata-rata nilai matematika
Tabel 2. Nilai Matematika dan Fisika Kelas X lebih kecil daripada rata-rata nilai fisika.
MIPA Sedangkan korelasi dari nilai matematika
No. Matematika Fisika dengan nilai fisika dapat dianalisis dengan
1 Mean 76,4 77 menggunakan persamaan (1). Selain
2 Median 76 76 dilakukan uji korelasi, juga dilakukan uji
3 Modus 75 76 keberartian dari koefisien korelasi yang telah
4 Varians 2,4 3,43 diperoleh untuk mengetahui keberlakuan
5 Nilai Min 75 75 koefisien korelasi tersebut dengan
6 Nilai Maks 79 81 menggunakan uji t untuk menguji hipotesis
Alfi Nurlailiyah dan Utama Alan Deta 67
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

adanya korelasi yang tidak sama dengan nol terdapat hubungan positif antara kemampuan
atau siignifikan (Ha) atau korelasi sama matematika peserta didik dengan hasil belajar
dengan nol atau tidak ada hubungan antara fisika.
kedua variabel.. Adapun hasil perhitungan
dengan menggunakan persamaan (1) dan (2) Sesuai dengan tabel 1, dapat ditafsirkan
diperoleh nilai koefisien korelasi (r), thitung bahwa dari data yang diperoleh mempunyai
dan ttabel untuk masing-masing kelas dan korelasi tinggi (high) atau dapat diartikan
keseluruhan yaitu sebagai berikut: bahwa korelasi dari kedua variabel dikatakan
signifikan.
Tabel 6. Nilai Koefisien Korelasi, thitung dan ttabel
Tiap Kelas Selain itu, berdasarkan uji keberartian dari
No. Kelas r thitung ttabel koefisien korelasi, dapat dilihat bahwa
1 X MIPA 0,797 4,76 2,13 thitung lebih besar dari ttabel sehingga
2 XI MIPA 0,745 4,03 2,13 dengan demikian Ho ditolak. Dengan kata
3 XII IPA 0,569 3,06 2,11 lain koefisien korelasi tersebut sudah
4 Gabungan 0,817 9,40 2,01 dibuktikan keberartiannya.
ketiga kelas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
Dari tabel di atas, diperoleh nilai koefisien pengaruh yang signifikan antara kemampuan
korelasi (r) sebesar 0,797 untuk kelas X. dasar matematika terhadap hasil belajar fisika.
Nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa Secara individual kemampuan dasar
antara nilai matematika sebagai variabel matematika memberikan pengaruh yang
manipulasi mempunyai hubungan positif signifikan terhadap hasil belajar fisika. Hal
dengan nilai fisika sebagai variabel ini sesuai dengan pendapat Wardoyo [3] yang
responnya. Karena menurut Soetarno [4], jika menyatakan bahwa dalam pembelajaran
koefisien korelasi mendekati 1, dapat fisika, matematika memegang peran yang
diartikan hubungan antara variabel x dan y penting. Matematika sangat dibutuhkan
erat dan perubahannya searah. Artinya, jika dalam menyelesaikan persoalan-persoalan
variabel x bertambah besar maka variabel y dalam fisika. Jadi pada dasarnya seseorang
juga akan bertambah besar. Dengan kata lain, yang memiliki kemampuan dasar matematika
jika kemampuan matematika peserta didik akan dengan mudah memahami konsep fisika
baik maka hasil belajar fisikanya pun akan dan menyelesaikan soal-soal perhitungan
baik. fisika. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
[8] yang memperoleh hasil bahwa terdapat
Untuk kelas XI IPA dan Kelas XII IPA hubungan yang signifikan antara kemampuan
diperoleh data yang terangkum dalam tabel 3 dasar matematika terhadap hasil belajar fisika
dan 4. Berdasarkan data tersebut, dengan peserta didik pada bab cahaya dengan
menggunakan analisis yang sama dengan kontribusi sebesar 9.54%.
kelas X, diperoleh nilai koefisien korelasi
yaitu r = 0.745 untuk kelas XI MIPA dan r = IV. KESIMPULAN
0.596 untuk kelas XII IPA, yang artinya, Kesimpulan dari penelitian ini adalah
sama seperti pada kelas X MIPA, pada kelas terdapat korelasi positif antara kemampuan
XI MIPA dan XII IPA diperoleh nilai matematika dengan hasil belajar peserta didik
koefisien korelasi mendekati 1. Dengan kata pada peserta didik SMA PGRI Sumberrejo
lain, pada kelas XI MIPA dan XII IPA juga tahun pelajaran 2014/2015. Korelasi positif
Alfi Nurlailiyah dan Utama Alan Deta 68
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

berlaku pada semua kelas, baik kelas X Aditama; 2014.


MIPA, XI MIPA dan XII IPA. [3] Wanhar. Hubungan antara Pemahaman
Konsep Matematika dengan Kemampuan
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat Menyelesaikan Persoalan Fisika. Jurnal
membantu guru untuk memberikan solusi Baruga. 2008; 1(3).
kepada peserta didik tentang cara [4] Soetarno. Aspirasi Ekonomi. Surakarta:
mempelajari fisika yang memerlukan Widya Duta; 1999.
bantuan operasi matematika. [5] Sudjana. Metode Statistika. Bandung:
Tarsito; 2005.
UCAPAN TERIMA KASIH [6] Hinkle DE, Wiersma W, dan Jurs SG.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada kepala Applied Statistics for the Behavioural
SMA PGRI Sumberrejo, Bojonegoro yang Science. London: Boston; 2003.
telah membantu terlaksananya penelitian dan [7] Sudjana. Teknik Analisis Korelasi dan
yang telah memberikan kontribusi pada data Regresi. Bandung: Tarsito; 2003.
penelitian ini. [8] Lukyto T. Hubungan Antara Kemampuan
Dasar Matematika dan Kebiasaan Belajar
DAFTAR PUSTAKA Peserta Didik Dengan Prestasi Belajar
[1] Depdiknas. Standar Kompetensi Mata Fisika Pada Bab Cahaya Peserta didik SMP
Pelajaran Sains SMA. Jakarta: Depdiknas; Negeri 3 Ponorogo. Skripsi tidak diterbitkan.
2003 Program Studi Pendidikan Fisika,
[2] Sumarmo U dan Heridana H. Penilaian Universitas Negeri Malang; 2009.
Pembelajaran Matematika. Bandung: Refika

Alfi Nurlailiyah dan Utama Alan Deta 69

Anda mungkin juga menyukai