Dosen Pembimbing :
Oleh:
NIM : P07120117055
NIM : PO7120117055
Mengetahui,
PENGKAJIAN
I. BIODATA
Nama : Ny. Hj. H
Usia : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Ruangan di rawat : Kelas 3 Ar-Razzaq (RKPD)
No.RM : 41- XX - XX
Status perkawinan : Menikah
Tanggal MRS : 14 Juli 2019
Tanggal pengkajian : 15 Juli 2019
Diagnosa medis : Dispepsia Syndrome
Alamat : Desa Makmur Karya RT.003
3. Mata
Inspeksi : Mata terlihat cukup bersih, simetris pada kanan dan kiri, tidak
ada peradangan, ketajaman penglihatan masih bagus dan jelas,
seklera warna putih, pupil isokhor, gerakan bola mata normal
dapat menggerakan ke 8 arah mata angin, lapang pandang 180º,
konjungtiva tidak anemis, reflex kornea bagus. Tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak terdapat nyeri tekan
pada bagian mata.
4. Hidung
Inspeksi : kondisi hidung terlihat bersih, bentuk hidung simetris, tidak ada
peradangan atau perdarahan, tidak ada polip pada hidung,
pasien juga mengatakan tidak pernah terjadi pendarahan, serta
pasien juga dapat membedakan bau seperti bau busuk dan bau
harum.
Palpasi : tidak ada benjolan maupun nyeri tekan.
5. Telinga
Inspeksi : kebersihan telinga bagus, bentuk simetris kanan dan kiri, pasien
mengatakan tidak pernah keluar cairan dari dalam telinga,
fungsi pendengaran bagus dan masih jelas, tidak menggunakan
alat bantu dengar.
Palpasi : Setelah di lakukan palpasi di ketahui struktur telinga simetris
tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
6. Mulut
Inspeksi : gigi cukup bersih, struktur gigi kurang rapat, fungsi menelan
tidak ada masalah, bicara normal/jelas, rongga mulut cukup
bersih, membran mukosa kering, fungsi pengecap bagus bisa
membedakan asam, manis, asin, pahit. Pasien mengatakan
fungsi mengunyah tidak terganggu.
7. Leher
Inspeksi : kebersihan leher baik, tidak ada peradangan, tidak ada
pembesaran tiroid dan limfe.
Palpasi : tidak ada peningkatan vena jugularis, arteri karotis teraba, tidak
ada nyeri leher
8. Dada
Inspeksi : kebersihan baik, bentuk dada simetris, pengembangan torak
sebelah kiri dan kanan maksimal, bernapas tidak menggunakan
alat bantu pernapasan, vokal fremitus normal tidak ada
perbedaan kanan dan kiri.
Auskultasi : Hasil auskultasi terdengar bunyi napas vesikuler.
Palpasi : Pasien mengatakan tidak terdapat nyeri pada dada
Perkusi : sonor pada perkusi suara nafas.
9. Jantung
Auskultasi : Setelah di lakukan auskultasi terdengar bunyi jantung s1
(lub) dan s2 (dub)
Palpasi dan perkusi: tidak ada terdapat nyeri tekan serta tidak ada
pembesaran jantung.
10. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, warna kulit sawo matang, per- mukaan kulit
abdomen baik tidak ada lesi.
Auskultasi : terdengar bunyi bising usus
Perkusi : terdengar suara timpani
Palpasi : abdomen supel (lemas), tidak ada odem, terdapat nyeri tekan
pada abdomen.
Pasien mengatakan masih terasa nyeri di ulu hati dan perut
bagian kiri atas.
11. Genitalia
Inspeksi : Tidak terpasang alat bantu seperti kateter. Pasien mengatakan
tidak ada keluhan pada bagian genitalia.
13. Kulit
Inspeksi : Setelah dilakukan inspeksi di dapat hasil : kebersihan kulit
cukup, struktur kulit sedikit kering dan sudah mulai
mengeriput karena proses penuaan, warna kulit sawo matang,
dan tidak ada lesi.
Palpasi : turgor kembali < 2 detik, keadaan kulit kering dan akral
hangat.
3. Personal Hygiene
Di rumah : pasien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2
kali sehari pagi-sebelum tidur, dan pasien mencuci rambut
2-3 x seminggu..
Di RS : pasien hanya diseka 2 x sehari dan sikat gigi 1 x sehari
dibantu oleh keluarganya serta belum ada keramas.
5. Aktivitas
Di rumah : pasien hanya banyak melakukan aktivitas menyapu lantai,
mengepel lantai, membersihakan rumah, menonton TV dan
istirahat/rebahan di tempat tidur dan duduk-duduk didalam
rumah serta terkadang setiap sore bersosialisasi dengan
tetangga terdekat.
Di RS : selama berada di RS pasien lebih banyak beristirahat di
ranjang dan duduk di ranjang.
6. Psikososial
a. Masalah yang mempengaruhi pasien adalah kepalanya masih sedikit
pusing, pusing terasa hanyut, masih terasa nyeri di ulu hati dan perut
bagian kiri atas, badan terasa lemah, mual, merasakan ingin muntah
setiap kali ketika makanan dan minuman dimasukkan ke dalam
perutnya dan tidak nafsu makan.
b. Persepsi pasien terhadap penyakitnya
- Hal yang di pikirkan saat ini adalah ingin cepat sembuh dan ingin
cepat pulang serta tidak lagi merasa nyeri ulu hati, pusing, mual,
muntah dan nafsu makan membaik.
- Harapan pasien setelah menjalani perawatan adalah bisa sembuh
seperti biasa dan dapat menjalankan aktifitas sehari-hari serta
berkumpul dengan keluarga.
- Tidak ada perubahan yang di rasakan setelah jatuh sakit tidak dapat
beraktivitas normal
c. Mekanisme koping terhadap stress adalah dialihkan dengan berdoa
kepada Allah SWT. dan keluarga selalu menemani pasien, serta
banyak tetangga pasien yang menjenguk ke RS.
d. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga yaitu rutinitas keluarga
menjadi terganggu karena harus menunggu pasien di RS secara
bergantian.
e. Pola interaksi sosial dengan keluarga dan tenaga kesehatan baik.
f. Hubungan pasien dengan tenaga kesehatan selama dirawat baik, pasien
bisa berkomunikasi secara kooperatif (mampu bekerja sama) dengan
tenaga kesehatan.
V. KEBUTUHAN SPIRITUAL
- Agama yang di anut : Islam
- Kegiatan spiritual yang di lakukan di RS : hanya berdoa dan sholat di
tempat tidur
- Dampak penyakit terhadap kegiatan spiritual membuat pasien hanya
beribadah, berdoa dan sholat 5 waktu diatas tempat tidur.
Senin DS : pasien mengatakan minum hanya Intake cairan yang Risiko ketidak
15 Juli 2019 ± 1-2 gelas per hari. kurang seimbangan
DO : cairan dan
- Pasien tampak lemas elektrolit
- Pasien tampak mual
- Mukosa bibir kering
- Muntah ± 5-6 x
- Cairan peroral hanya ± 1-2 gelas/ hari
- TTV: TD: 128/90 mmHg
N : 65 x / menit
RR : 30 x / menit
T : 36,2 0 C
SPo2 : 92 %
Prioritas masalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iritasi mukosa lambung)
2. Penurunan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah
3. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake cairan
yang kurang
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Rencana
Diagnosis
No. Tujuan dan
Keperawatan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan a. Kaji tingkat nyeri a. Untuk mengetahui
berhubungan tindakan pasien seberapa berat rasa nyeri
dengan agen keperawatan selama menggunakan yang dirasakan dan
cedera biologis 2 x 24 jam, rasa PQRST mengetahui pemberian
(iritasi mukosa nyeri pasien terapi sesuai indikasi
lambung) hilang/terkendali b. Observasi reaksi b. Untuk mengetahui letak
dengan kriteria non verbal dan dan penyebab rasa nyeri
hasil: ketidaknyamanan
- Pasien tidak c. Atur posisi yang c. Untuk mengurangi rasa
menunjukkan senyaman nyeri
ekspresi wajah mungkin
nyeri lagi (semifowler).
(melihat dengan d. Berikan d. Untuk mendukung
reaksi non lingkungan yang tindakan yang diberikan
verbal) nyaman. untuk mengurangi rasa
- Pasien nyeri
melaporkan e. Ajarakan teknik e. Untuk mengalihkan
bahwa nyeri nonfarmakologi perhatian agar pasien
berkurang seperti relaksasi tidak terfokus pada nyeri
- Menyatakan nafas dalam dan
rasa nyaman distraksi.
setelah nyeri f. Anjurkan pasien f. Dapat menghilangkan
berkurang untuk nyeri akut / hebat dan
- Skala nyeri menghindari menurunkan aktivitas
berkurang 0-1 makanan yang peristaltic.
(ringan) rentang dapat
0-10. meningkatkan
- Ekspresi wajah kerja asam
rilex lambung.
g. Kolaborasi g. Untuk mengurangi rasa
dengan dokter nyeri
untuk pemberian
obat
analgetik/obat
anti nyeri sesuai
indikasi.
3. Senin Risiko
a. Mengukur Tanda Tanda S : pasien mengatakan
08 Juli 2019 ketidakseimbangan
Vital minum hanya ± 1-
cairan dan elektrolit
b. Memonitor intake dan 2 gelas per hari.
berhubungan dengan
output cairan. O:
intake cairan yang
c. Menganjurkan klien - Pasien tampak
kurang
untuk banyak minum. lemas
d. Berkolaborasi dengan - Pasien tampak mual
dokter untuk pemberian - Mukosa bibir kering
obat anti muntah dan - Muntah ± 5-6 x
infus. - Cairan peroral hanya
- Inj. Ondansetron 2 x 8 ± 1-2 gelas/ hari
- Infus RL 16 tpm - TTV:
TD: 128/90 mmHg
N : 65 x / menit
RR : 30 x / menit
T : 36,2 0 C
SPo2: 92 %
A : masalah belum
teratasi
P:intervesi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Diagnosa
No Perkembangan KET
Tanggal Keperawatan
1. Selasa Nyeri akut S : Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati dan
16 Juli 2019 berhubungan perut bagian kiri atas sudah mulai berkurang
dengan agen tetapi nyerinya tetap masih ada
cedera biologis O :
(iritasi mukosa - K/U pasien sedang
lambung) - Pasien menunjukan ekspresi wajah nyeri
dengan terlihat meringis
P : Nyeri akibat Dispepsia Sindrome (iritasi
pada mukosa lambung)
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri pada perut kiri atas dan
epigastrium/ulu hati
S : Skala nyeri 4 (0-10)/ nyeri sedang
T : Nyeri hilang timbul
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
I:
- Mengkaji tingkat nyeri pasien
menggunakan PQRST
- Mengobservasi reaksi non verbal dan
ketidaknyamanan
- Mengatur posisi yang senyaman mungkin
(semi fowler).
- Memberikan lingkungan yang nyaman.
- Mengajarakan teknik nonfarmakologi
seperti relaksasi nafas dalam dengan cara
tarik nafas melalui hidung tahan 3 detik
lali hembuskan pelan-pelan melalui mulut.
- Menganjurkan pasien untuk menghindari
makanan yang dapat meningkatkan kerja
asam lambung. Seperti kol, apel dan lain-
lain.
- Berkolaborasi dengan dokter yaitu untuk
pemberian obat analgetik/obat anti nyeri
sesuai indikasi.
- Inj. Pantoprazole 1 x 1
- Inj. Antrain k/p
- P/O. Rebapimide 3 x 1
E : Nyeri ulu hati dan perut bagian kiri atas sudah
mulai berkurang tetapi nyerinya tetap masih
ada