BAB 1 Baruuu
BAB 1 Baruuu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rasa penuh, diremas, berat atau nyeri. Sindroma unstable angina pectoristelah
lama dikenal sebagai gejala awal dari infark miokard akut atau IMA (Huda &
Kusuma,2015).
sebagai penyebab31% kematian. Pada tahun 2012 sekitar 17.5 juta orang di dunia
meninggal dunia karena penyakit kardiovaskular ini, yang terdiri dari 42%
Menurut hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi penyakit
dan terdapat 3 provinsi yang memiliki angka paling tinggi angka penyakit jantung
penyakit Angina pektoris tiga bulan terakhir periode Desember 2018 berjumlah 6
orang, bulan Januari 2019 berjumlah 4 orang, dan pada bulan Februari 2019
berjumlah 7 orang yang mengidap penyakit ini. Pada pasien Angina pektoris sering
1
ditemui masalah yaitu nyeri dada, jika Angina pectoris tidak segera ditangani akan
mengakibatkan penyakit yang lebih serius lagi yaitu Gagal jantung sehingga pasien
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
e. Melakukan evaluasi Keperawatan pada klien dengan Angina pektoris di
D. Manfaat Penelitian
Hasil tugas akhir/asuhan keperawatan ini dapat di jadikan sebagai salah satu
bahan acuan dalam menentukan kebijakan operasional Rumah sakit agar mutu
2. Institusi Pendidikan
Angina pektoris
3. Bagi Peneliti
lakukannya.
3
1. Pengertian Angina pektoris
Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi
serangan dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang
seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada
waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien
Jantung adalah salah satu organ penting dalam tubuh kita. Fungsi jantung
secara umum adalah bekerja sebagai pompa. Fungsi pompa ini adalah
untuk dan dalam rangka memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh kita.
Jantung adalah sebuah pompa yang memiliki empat bilik. Dua bilik yang
terletak di atas disebut atrium, dan dua yang di bawah disebut ventrikel.
Jantung juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kanan yang
dengan ukuran panjang kira-kira 5″ (12 cm) dan lebar sekitar 3,5″ (9 cm).
4
Jantung terletak di belakang tulang sternum, tepatnya di ruang
Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung
berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari
(sumber : Abdullah.2011).
yaitu :
5
c) Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan
(sumber : Abdullah.2011).
a) Perikardium (Epikardium)
Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian
6
(2) Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu
visceral terdapat ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan
jantung.
b) Miokardium
Myo berarti "otot", merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot
ini tersusun secara spiral dan melingkari jantung. Lapisan otot ini yang
c) Endokardium
4) Katup Jantung
7
Gambar 4 : Katup-katup jantung
(sumber : Abdullah.2011).
sebelumnya sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi
atau diastolik.
5) Ruang Jantung
(serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal yang disebut dengan ventrikel
(bilik).
sisi jantung sebelah kiri adalah berfungsi untuk memompa darah yang
8
Jantung terdiri dari beberapa ruang jantung yaitu atrium dan ventrikel
yang masing-masing dari ruang jantung tersebut dibagi menjadi dua yaitu
a) Atrium
superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki
(2) Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru
kiri.
b) Ventrikel
9
Berikut adalah fungsi ventrikel yaitu :
paru.
(2) Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke
a) Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
10
b) Vena kava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
f) Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
h) Desending Aorta yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
7) Arteri Koroner
jantung sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit
sumbatan total atau yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau
11
miokardiac infarction dan bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila
otot jantung dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung
muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus
dalam dua lekuk anatomis eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus
jantung yang merupakan bagian dari jantung yang sangat penting yaitu
kruks jantung.
Siklus jantung termasuk dalam bagian dari fisiologi jantung itu sendiri.
12
darah kembali. Siklus jantung terdiri atas periode sistol (kontraksi dan
jantung).
3. Etiologi
1) Aterosklerosis
3) Anemia berat
4) Kelainan pada katup jantung, terutama aortic stenosis yang disebabkan oleh
4. Klasifikasi
a. Stable Angina
13
saat terjadi peningkatan kebutuhan oksigen. Peningkatan kerja jantung
menyekop salju. Stres mental termasuk stress yang terjadi akibat rasa
klasik. Nyeri pada angina jenis ini, biasanya menghilang, apabila individu
kenyataannya sering terjadi pada saat istirahat. Pada angina ini, suatu
kemungkinan bahwa walaupun tidak jelas tampak lesi pada arteri, dapat
c. Unstable Angina
14
dikeluarkan trombosit yang tertarik ke area yang mengalami kerusakan.
arteri koroner sebelumnya Tidak seperti stable angina, angina jenis ini
tidak memiliki pola dan dapat timbul tanpa aktivitas fisik berat
Angina tidak stabil termasuk gejala infark miokard pada sindrom koroner
akut.
5. Patofisiologi
miokard atau karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran
arteri besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu
absorbsi nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam
pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol
semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan
15
berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini
untuk memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat, tetapi tidak cukup
melakukan aktivitaas fisik yang cukup berat. Pada saat beban kerja suatu
akan berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot
asam laktat.
16
d) Hilang dengan segera ketika anda beristirahat atau menggunakan
1) Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik
4) Biasanya lebih parah dan hilang dalam waktu yang lebih lama
c. Angina variant.
1) Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu
2) EKG deviasi segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu
7. Pemeriksaan penunjang
a. EKG
dilakukan EKG 12 lead. Namun hasil EKG akan normal pada 50 % dari
17
menguatkan kemungkinan adanya angina dan menunjukkan suatu
b. Foto rontgen
infark miokard atau penderita dengan nyeri dada yang bukan berasal dari
c. Treadmill
Uji latih beban dengan monitor EKG merupakan prosedur yang sudah
baku. Dari segi biaya, tes ini merupakan termurah bila dibandingkan
dimonitor dengan baik dan direkam pada tiap tingkatan dan juga pada saat
abnormallitas segmen ST. metode yang dipakai pada uji beban yaitu
d. Laboratorium
meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih
normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol LDH dan LDL.
8. Penatalaksanaan medis
18
a. Terapi Farmakologis untuk anti angina dan anti ischemia
1) Penyekat Beta
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat
3) Kalsium Antagonis
nimodipin, verapamil.
19
b. Terapi Farmakologis untuk mencegah Infark miokard akut
PJK baik akut atau kronik, kecuali ada kontra indikasi, maka penderita
c. Revaskularisasi Miokard
serangan ringan yang stabil. Namun bila menjadi tidak stabil maka
dianggap serius, episode nyeri dada menjadi lebih sering dan berat, terjadi
tanpa penyebab yang jelas. Bila gejala tidak dapat dikontrol dengan terapi
20
memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan
pektoris.
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Pada pasien dengan Stable angina biasanya di dapati Nyeri dada yang
yaitu Nyeri dada yang di rasakan ketika sedang beristirahat, Dan pada
penanganan segera.
21
Riwayat hipertensi merupakan salah satu penyakit keturunan yang dapat
yang dirasakan itu biasa, tetap ketika nyeri dada semakin bertambah dan
kesehatan.
b) Pola Nutrisi-Metabolik:
kelembaban kulit.
c) Pola Eliminasi:
mengalami konstipasi.
dengan skala 3-4 (dibantu orang lain dan alat, serta ketergantungan).
22
Pada pasien Angina pektoris biasanya didapat nyeri diarea dada,
h) Pola Peran-Hubungan:
i) Pola Seksual-Reproduksi:
perasaan tidak berdaya , faktor stress karena penyakit yang dialami saat
ini.
k) Pola Nilai-Kepercayaan:
23
2. Pemeriksaan fisik
Dijumpai :
a. Kardiovaskuler
b. Abdomen
Distensi gaster.
c. Ekpresi wajah
d. Pernapasan
jantung.
a. Pathway
24
b. Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC
miokard
miokardium
c. Matriks
25
d) Tidak ada 1) Jelaskan tujuan 2) Menjaga kondisi
penurunan pemberian pasien tetap baik
kesadaran oksigen per nasal selama
e) AGD dalam batas kanul atau perawatan
normal sungkup mandiri di
2. Status sirkulasi 2) Instruksikan rumah
adekuat, indikator : pasien dan
a) TD sistolik dan keluarga dalam
diastolik dbn prencanaan 1) Pemberian
b) Denyut jantung untuk perawatan inotropik yang
dbn di rumah, berkelanjutan
c) Hipotensi meliputi menyebabkan
ortostatik tidak pembatasan penurunan COP
ada aktivitas,
d) Gas darah dbn pembatasan diet, 2) Inotropik
e) Status kognitif dan penggunaan meningkatkan
dbn alat terapiutik. kontraktlitas
f) Warna kulit 3. Aktivitas kolaboratif jantung,
normal. 1) konsultasikan nitrogliserin
dengan dokter mengurangi
menyangkut nyeri dada
parameter
pemberian atau
penghentian obat
tekanan darah
2) Berikan dan 3) Pusat
titrasikan obat rehabilitasi
inotropik, jantung
nitrogliserin membantu
untuk perawatan
mempertahankan pasien dengan
kontraktilitas, penyakit jantung
preload, dan lebih intensif.
afterload sesuai
program medis
3) Lakukan 1) Posisi
perujukan ke trendenburg
pusat rehabilitasi mengalirkan
jantung jika darah ke jantung
diperlukan sehingga
tingkatkan TD.
4. Aktivitas lain
1) Ubah posisi
pasien ke posisi 2) Posisi yang tidak
datar atau diubah
trendelenburg berpotensi
ketika tekanan menyebabkan
darah pasien statis sirkulasi
berada pada perifer
rentang lebih 3) Mencegah
rendah komplikasi lebih
dibandingkan lanjut
biasanya
2) Ubah posisi
pasien setiap
26
dua jam atau
pertahankan
aktivitas lain
yang sesuai
3) Regulasi
hemodinamik
(NIC)
27
Istirahat
menurunkan
kebutuhan oksigen
a)
asupan 02
kejarinag yg
mengalami
c) Beri O2 iskemik
dengan b) ↓kebutuhan O2
canul/ jaringan perifer
masker sehingga akan ↓
sesuai kebutuhan
indikasi miokardium dan
↑ suplai darah
dan O2 ke
d) Manajemen miokardium yg
lingkungan, membutuhkan
tenang dan O2 untuk ↓
batasi iskemia.
pengunjung c) ↑ jumlah O2
e) Ajarkan yang ada untuk
tehnik pemakaian
relaksasi miokardium
pernapasan sekaligus ↓
dalam pada ketidaknyamana
saat nyeri n sekunder
f) Ajarkan terhadap iskemia
tehnik d) ↓ stimulus nyeri
distrasi pada eksternal dan ↑
saat nyeri
28
g) Lakukan kondisi O2
manajemen ruangan
sentuhan e) ↑ asupan O2
sehingga akan ↓
nyeri
f) Pengalihan
perhatian dpt ↓
b. Penyuluhan untuk stimulus internal
pasien dan mll produksi
keluarga endorfin &
1) Instruksikan enkefalin yg dpt
pasien untuk memblok respon
menginformasikan nyeri shg tdk
pada perawat jika dikirim ke
rasa nyeri tidak korteks serebri.
berkurang g) Berupa sentuhan
2) Informasikan pada yg merupakan
pasien tentang dukungan
prosedur yang psikologis dpt
dapat membantu
meningkatkan ↓nyeri , masase
nyeri dan strategi ringan dpt ↑
koping yang aliran drh dg
ditawarkan otomatis
3) Perbaiki kesalahan membantu
persepsi tentang suplai drh & 02
analgesic narkotik ke area nyeri
dan opioid
4) Manajemen nyeri
(NIC): berikan
informasi tentang
nyeri, penyebab, 1) Mengevaluasi
berapa lama keefektifan
berlangsung dan manajemen
antisipasi nyeri
ketidaknyamanan
akibat prosedur
2) Menghindari
2. Aktivitas Kolaboratif nyeri yang
1) Manajemen berkelajutan dan
nyeri (NIC): membantu
Gunakan pasien
tindakan mengontrol
pengendalian nyeri secara
nyeri sebelum mandiri
nyeri menjadi
lebih berat 3) Narkotik dan
2) Laporkan opioid akan
kepada dokter berefek terapi
jika tindakan jika diguanakan
tidak berhasil sesuai dosis
4) Pengetahuan
yang baik
3. Aktivitas lain tentang nyeri
1) Sesuaikan membantu
frekuensi dosis pasien lebih
29
sesuai indikasi toleran dan
melalui mampu
pengkajian nyeri menanganinya
dan efek dengan baik
samping
2) Bantu pasien
mengidentifikas
i tindakan
kenyamanan 1) Nyeri berat
yang efektif dapat
seperti distraksi, menimbulkan
relaksasi, atau masalah lain jika
kompres tidak segera
dingin/hangat diatasi
3) Bantu pasien
untuk lebih 2) Tindakan medis
berfokus pada mungkin
aktivitas bukan diperlukan jika
pada nyeri pasien tidak
4) Manajemen toleran terhadap
nyeri (NIC): nyeri
Kendalikan
faktor
lingkungan yang 1) Mendapatkan
dapat efek optimal dari
mempengaruhi obat-obatan
respon pasien yang digunakan
terhadap
ketidaknyamana 2) Teknik
n seperti suhu manajemen
ruangan, nyeri
pencahayaan, nonfarmakologis
dan kegaduhan mungkin
mengurangi
nyeri saat bukan
fase akut
3) Membuat pasien
lupa akan nyeri
yang
dirasakannya
4) Lingkungan
yang tidak
nyaman dapat
memicu lebih
memburuknya
nyeri
30
suplai dan aktivitas dengan kriteria tempat tidur, kemampuan
kebutuhan O2 hasil: berdiri, ambulasi, pasien
ke sel dan melakukan
miokardium, 1. Berpartsipasi dalam aktivitas secara 2) Motivasi yang
iskemik latihan fisik tanpa mandiri tinggi
miokard disertai perubahan 2) Evaluasi motivasi memungkinkan
TD, nadi, dan RR keinginan pasien pasien untuk
2. Mampu melakukan untuk lebih kooperatif
aktivitas sehari hari meningkatkan dalam pelatihan
(ADLs) secara aktivitas fisik
mandiri
Keseimbangan aktivitas 3) Manajemen
dan istirahat. energy (NIC) 3) Manajemen
a) Tentukan energy (NIC)
penyebab a) Menghinda
keletihan ri keletihan
sesuai
b) Pantau penyebabn
respon ya
kardiorespira b) Aktivitas
tori terkait dapat
aktivitas sebabkan
c) Pantau perubahan
asupan status
nutrisi untuk kardioresep
memastikan tori
sumber c) Nutrisi
energy yang yang
adekuat adekuat
b. Penyuluhan untuk berikan
pasien dan keluarga energy
1) Penggunaan yang
teknik napas optimal
terkontrol selama
aktivitas, jika
perlu kenali tanda
dan gejala
intoleransi 1) Menghindari
aktivitas sesak napas
2) Penggunaan berat saat
teknik relaksasi beraktivitas
3) Manajemen
energy (NIC):
a) Ajarkan 2) Relasasi
pasien dan meringankan
orang sesak napas
terdekat 3) Manajemen
tentang energy (NIC)
teknik a) Perawatan
perawatan diri yang
diri baik
b) Ajarkan menentuka
tentang n
pengaturan kenyamana
aktivitas dan n pasien
31
teknik b) Kelelahan
manajemen dapat
waktu untuk memperbur
mencegah uk kondisi
kelelahan intoleransi
2. Aktivitas kolaboratif aktivitas
1) Berikan
pengonbatan
nyeri sebelum
aktivitas, apabila
nyeri merupakan 1) Obat anti nyeri
salah satu faktor sebelum
penyebab beraktivitas
2) Kolaborasi membantu
dengan ahli pasien
terapi untuk beraktivitas
merencanakan dengan lancar
dan memantau
program
aktivitas 2) Aktivitas yang
3) Rujuk pasien ke terpogram
ahli gizi untuk tingkatkan
perencanaan diet potensi
guna kesembuhan
meningkatkan pasien
asupan makanan 3) Pasien
yang kaya energi membutuhkan
4) Rujuk pasien ke gizi yang
pusat rehabilitasi adekuat sebagai
jantung energy untuk
melakukan
aktivitas
3. Aktivitas lain
1) Hindari
menjadwalkan 4) Pusat
aktivitas selama rehabilitasi
periode istirahat jantung
memberikan
penanganan
2) Pantau tanda-tanda secara lebih
vital sebelum, intensif
selama dan
sesudah aktivitas
1) Istirahat
diperlukan
pasien untuk
menghemat
3) Manajemen energy dan
energy (NIC): pengurangan
a) Bantu pasien kebutuhan
mengidentifi oksigen
kasi pilihan 2) Pasien dengan
aktivitas gangguan
kardiovaskular
mengalami
perbedaan
32
b) Bantu kontras dalam
aktifitas fisik TTV sebelum
teratur dan sesudah
aktivitas
3) Manajemen
energy (NIC):
a) Pada
umumnya
pasien
kurang
memahami
aktivitas
apa saja
yang boleh
atau tidak
boleh
dilakukan
b) Aktivitas
fisik teratur
bantu
tingkatkan
kemampua
n pasien
secara
bertahap
5. cemas b/d rasa Manajemen 1. Kaji respon ketakutan 1) Untuk
takut akan ansietas/cemas pasien baik secara mengetahui
kematian / subjektif maupun tingkat ketakutan
perubahan objektif. yang dialami
kesehatan 2. Jauhkan sumber oleh pasien
Setelah dilakukan ketakutan pasien 2) Untuk
tindakan keperawatan apabila mengurangi
selama… x24 jam cemas memungkinkan. tingkat ketakutan
dapat teratasi dengan 3. Dampingi pasien yang dialami
kriteria hasil: dalam situasi yang pasien
baru. 3) Agar pasien
1. pasien dapat 4. Lakukan pendekatan merasa tidak
mengenali pada pasien untuk ketakutan
perasaannya pengungkapan dengan situasi
2. pasien mampu perasaan, persepsi dan baru tersebut
mengidentifikasi ketakutan secara 4) Agar pasien
penyebab/ faktor verbal. terbuka dan
penyebab mengungkapkan
kecemasannya. semua pera saan
3. pasien yang
mengungkapkan 5. Lakukan penguatan dirasakannya.
pengurangan positif baik verbal Sehingga
kecemasan / maupun non verbal diharapkan hal
ketakutan secara pada pasien. tersebut dapat
verbal menurunkan
4. pasien menunjukkan tingkat ketakutan
kemampuan 6. Nilai pemahaman pada pasien
memecahkan pasien terkait dengan akibat stimulus
masalah secara proses penyakit. pobia.
positif.
33
5. pasien mampu 7. Aajarkan teknik 5) Untuk
mengidentifikasi / relaksasi nafas dalam mengurangi rasa
menggunakansumber 8. Jelaskan pada pasien takut yang
daya secara tepat. tentang proses dialami oleh
penyakit, pemeriksaan pasien dan
dan pengobatan. meningkatkan
perasaan tenang
dan pemikiran
9. Libatkan peran positif
keluarga untuk 6) Untuk
mengurangi ketakutan mengetahui
pasien. seberapa jauh
pasien
memahami
10. Kaji kebutuhan pasien tentang penyakit
akan layanan sosial yang di deritanya
atau intervensi 7) untuk
psikiatrik. mengurang rasa
cemas
8) Agar pasien
11. Diskusikan dengan dapat memahami
dokter terkait tentang penyakit
ketakutan paasien. yang diderita
sehingga dapat
menurunkan
tingkat ketakutan
pasien
9) Agar pasien
merasa
mendapatkan
perlindungan
sehingga
ketakutan pasien
dapat teratasi
10) Agar perawat
dapat
mengetahui perlu
atau tidaknya
pasien diberikan
intervensi
psikiatrik
11) Agar ketakutan
pasien
dapatdiatasi
dengan cepat
BAB III
34
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Angina pektoris.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu
Nembo Bitung.
D. Definisi Operasional
kegiatan perawat yang dilakukan baik langsung maupun tidak untuk memenuhi
pengkajian,analisa data,intervensi,implementasi,evaluasi.
E. Subjek Penelitian
Penerapan pada Penelitian ini yaitu satu pasien Angina pektoris di RSUD
Manembo-Nembo Bitung.
F. Pengumpulan Data
35
Instrumen dalam Penelitian yaitu menggunakan Format Pengkajian
Asuhan Keperawatan
2. Observasi
3. Studi Dokumentasi
4. Referensi
G. Analisa Data
H. Etika Penelitian
dilaksanakan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan
bersedia diteliti maka diberi lembar persetjuan menjadi responden yang diharus
ditanda tangani, tetapi jika menolak peneliti tidak akan dan tetap menghargai
keputusan.
36
2. Penulisan nama
terlebih dahulu bahwa penulisan nama boleh tidak ditulis, hal tersebut bertujuan
3. Kerahasiaan
cara informasi tersebut hanya akan diketahui oleh peneliti dan pembimbing atas
persetujuan responden.
37
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/243450658/Askep-Angina-Pectoris
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta:EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
38
39