Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3 A

Desna
Novela
Florentina
Dwi Astutik
Tamara Regina V.
Rizza Mustika W.

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Bahaya kehamilan trimester III

Hari/Tanggal : Jumat, 19 Juli 2019

Waktu : 30 menit

Sasaran : Keluarga pasien

Tempat : Ruang VK

A. Latar Belakang
Kehamilan yaitu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita,
yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian diakhiri
dengan persalinan (Cunningham, 2006). Menurut Kemenkes RI (2010), pada
proses kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada seluruh sistem
tubuh. Ibu hamil akan rentan terhadap timbulnya gangguan secara fisik dan
mental (Gonjei, et al, 2011).
Kehamilan akan mengakibatkan terjadinya perubahan di seluruh sistem
tubuh yang cukup mendasar. Tentunya perubahan ini akan menunjang proses
pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Perubahan tersebut
meliputi perubahan fisik dan perubahan psikis wanita hamil (Kushartanti, 2004).
Perubahan fisik dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi perubahan sistem
reproduksi, payudara, sistem metabolisme, sistem muskuloskletal, sistem
kardiovaskuler, sistem integumen, sistem gastrointestinal, sistem urinaria, sistem
endokrin, dan sistem pernafasan. Perubahan ini akan menimbulkan berbagai
keluhan yang dialami ibu hamil, diantaranya adalah nyeri panggul, mual &
muntah, kejang tungkai, keringat berlebih, konstipasi, sering berkemih, dan sesak
nafas (Kusmiyati dkk, 2009).
Berdasarkan pengamatan World Health Organization (WHO) Tahun 2015,
angka kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas adalah sebesar
303.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa (WHO, 2015).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi jika dibandingkan
Negara-negara Association South East Asian (ASEAN), dimana pada tahun 2012
angka kematian ibu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Infodatin, 2013).
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama
berlangsung 12 minggu, trimester kedua (minggu ke-13 hingga minggu ke-27),
dan trimester ketiga (minggu ke-28 hingga ke-40) (Nugroho, 2011). Trimester
ketiga adalah masa-masa yang mendebarkan buat pasangan menunggu kelahiran
si buah hati. Karenanya memang butuh perhatian dan perawatan yang ekstra
supaya terhindar dari risiko penyakit selama kehamilan trimester ketiga. Ada
gejala ataupun situasi yang patut diwaspadai seiring dengan usia kehamilan yang
menginjak trimester ketiga. Oleh karena itu topik ini menarik untuk digunakan
sebegai bahan pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar dapat lebih waspada
saat kehamilan trimester ke iii sehingga lebih cepat untuk datang kepelayanan
kesehatan dan mengurangi AKI pada ibu hamil.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah medapatkan pembelajaran diharapkan peserta dapat mengetahui
memahami mengenai bahaya kehamilan trimester iii.
2. Tujuan Khusus
a. Peserta mampu memahami pengertian kehamilan trimester iii.
b. Peserta mampu memahami bahaya kehamilan trimester iii.
C. Analisa Situasi
1. Peserta
Semua keluarga pasien yang dirawat di Ruang VK dan Nifas RSUD DR.
Soetomo Surabaya
2. Tempat
Tempat tunggu keluarga VK dan Nifas RSUD DR SOETOMO
3. Waktu
Pukul 10.00-10.30 WIB (30 menit)
4. Pengorganisasian
a. Presentator : Dwi Astutik
b. Moderator : Desna
c. Observer : Novela
Rizza Mustika Wenny
d. Fasilitator : Tamara Regina
Maria Florentina Moi
D. Materi Pembelajaran
1. Materi: (terlampir)
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Input
a. Tim penyuluhan lengkap dengan jumlah 6 orang, terdiri dari penyuluh,
pembawa acara, fasilitator, dan observer
b. Tim penyuluh kesehatan menguasai materi penyuluhan dengan konsep
yang sama
c. Lingkungan/ruang penyuluhan cukup luas untuk peserta penyuluhan,
suasana cukup tenang
d. Peralatan: LCD, leaflet menarik dan jelas dibaca
e. 80% peserta yang diundang datang pada acara penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Pembawa acara, fasilitator, observer, penyuluh menjalankan fungsi sesuai
dengan uraian tugas.
b. Penyuluh menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan
suasana rileks
c. 80 % peserta mengikuti secara aktif acara penyuluhan dari awal sampai
akhir
d. 80% peserta bertanya tentang materi penyuluhan
3. Evaluasi Output
Setelah proses penyuluhan diharapkan:
a. 80% peserta dapat menyebutkan cara memandikan bayi
b. 80% peserta dapat menyebutkan cara perawatan tali pusat
4. Pengorganisasani dan Uraian Tugas
a. Moderator
Uraian tugas:
1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri, dan tim kepada
peserta
2) Mengatur proses dan lama penyuluhan
3) Menutup acara penyuluhan
b. Presentator
Uraian tugas:
1) Memotivasi peserta untuk tetepa aktif dan memperhatikan proses
penyampaian materi penyuluhan
2) Menyampaikan/menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
3) Memotivasi peserta untuk bertanya
c. Fasilitator
Uraian tugas:
1) Ikut bergabung dan duduk di antara peserta
2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
3) Memotivasi peserta untuk bertanya materi penyuluhan yang belum
jelas
4) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang kurang jelas
d. Observer
Uraina tugas:
1) mencatat nama, alamat, jumlah peserta yang datang serta
menempatkan diri ke tempat yang memungkinkan dapat mengawasi
jalannya proses penyuluhan.
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
3) Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses
penyuluhan
4) Menyampaikan evaluasi langsung tertulis pada penyuluh tentang hal
yang dirasakan tidak sesuai dengan rencana penyuluhan
5. Antisipasi Masalah
a. Apabila dari hasil pengamatan observer peserta kurang perhatian, bicara
sendiri/tidak aktif suasana tenang dan mengembalikan perhatian peserta
pada proses penyuluhan serta memotivasi peserta untuk aktif bertanya
b. Untuk mencegah peserta meninggalkan acara penyuluhan sebelum selesai
penjelasan/demonstrasi materi penyuluhan, sejak awal pembawa acara
perlu mengingatkan peserta
c. Bila terdapat anak-anak yang dapat menggagu kelancaran proses
penyuluhan, fasilitator dapat mengajak bermain di luar ruangan
penyuluhan
F. Kegiatan Belajar Mengajar
No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta PJ
1 Preinteraksi 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Moderator
2 menit pembuka 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Menyetujui
3. Menjelaskan maksud kontrak waktu
dan tujuan
4. Kontrak waktu
2 Interaksi 1. Mengevaluasi 1. Menjawab Presentator
25 menit pengatahuan peserta pertanyaan
mengenai bahaya 2. Mendengarkan
kehamilan trimester iii 3. Memperhatikan
2. Menjelaskan pengertian 4. Berdiskusi
kehamilan trimester iii 5. Memperagakan
3. Menjelaskan bahaya perawatan tali
apa saya yang bisa pusat dan
timbul pada kehamilan memandikan bayi
trimester iii
3 Post interaksi 1. Mengevaluasi 1. Menceritakan Moderator
3 menit pengetahuan peserta pengalaman
setelah di berikan 2. Menjawab
penyuluhan mengenai pertanyaan
perawatan tali pusat dan 3. Memperhatikan
memandikan bayi 4. Memberi
2. Memberikan masukan tanggapan
3. Menyimpulkan hasil 5. Menjawab salam
penyuluhan penutup
4. Salam penutup

G. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan ini adalah:
1. Ceramah
2. Tanya jawab / diskusi
H. Alat dan Media
1. LCD dan proyektor
2. Leafleat
I. Setting Ruangan

Keterangan :
1
1. Papan untuk LCD
2. Meja Peraga
4 2 3. Peserta penyuluhan
4. Presentator dan moderator
5. Pembimbing klinik dan
5 akademik
3
6. Fasilitator dan observer

J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. 80% pesertahadir di tempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang tunggu
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta katif mengajukan pertanyaan dan menjawa pertanyaan secara
benar
3. Standar evaluasi
a. Peserta dapat menyebutkan cara memandikan bayo
b. Peserta dapat menyebutkan cara perawatan tali pusat
c. Peserta dapat mendemonstrasikan cara memandikan bayi
d. Peserta dapat mendemontrasikan cara perawatan tali pusat
LAMPIRAN

1. Pengertian Kehamilan Trimester III


Kehamilan trisemester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan
dimulai minggu ke 28 sampai minggu ke 40 (Mitayani, 2009).

2. Bahaya Kehamilan Trimester III


A. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pada masa kehamilan lanjut setelah 22 minggu sampai
sebelum persalinan. Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak normal bila
ada tanda- tanda seperti keluarnya darah merah segar atau kehitaman
dengan bekuan, perdarahan kadang banyak kadang tidak terus menerus,
perdarahan disertai rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti
plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, atau dicurigai adanya
gangguan pembekuan darah (Kusumawati, 2014).
(1) Plasenta Previa
Plasenta previa didefinisikan sebagai plasenta yang
berimplantasi diatas atau mendekati ostium serviks interna.
Beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya
plasenta previa diantaranya kehamilan ibu sudah usia lanjut (> 22
minggu), multiparitas, serta mempunyai riwayat seksio caesaria
sebelumnya. Gejala umum yang terjadi pada kasus plasenta 59
previa seperti terjadi perdarahan tanpa rasa nyeri secara tiba-tiba
dan kapan saja, uterus tidak berkontraksi dan bagian terendah janin
tidak masuk pintu atas panggul. Jenis-jenis plasenta previa
diantaranya:
(a) Plsenta previa totalis yaitu posisi plasenta menutupi ostium
internal secara keseluruhan
(b) Plasenta previa parsialis yaitu posisi plasenta yang menutupi
ostium interna sebagian saja
(c) Plasenta previa marginalis yaitu posisi plasenta yang berada di
tepi ostium interna
(d) Plasenta previa letak rendah. yaitu posisi plasenta yang
berimplantasi di segmen bawah uterus.

(2) Solusio Plasenta


Pada persalinan normal, plasenta akan lepas setelah bayi
lahir, namun karena keadaan abnormal plasenta dapat lepas
sebelum waktunya atau yang disebut solusio plasenta. Beberapa
faktor komplikasi sebagai penyebab solusio plasenta yaitu
hipertensi, adanya trauma abdominal, kehamilan gemelli,
kehamilan dengan 60 hidramnion, serta defisiensi zat besi. Tanda
gejala yang ditimbulkan seperti terjadinya perdarahan dengan nyeri
yang menetap, hilangnya denyut jantung janin (gawat janin), uterus
terus menegang dan kanin naik, perdarahan yang keluar tidak
sesuai dengan beratnya syok.
(2) Ruptur Uteri
Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat
kehamilan/ persalinan, pada saat umur kehamilan lebihdari 28
minggu. Klasifikasi ruptur uteri yaitu: (a) Menurut keadaan
robekan Ruptur uteri inkomplit (subperitoneal). Yaitu keadaan
ruptur yang hanya terjadi pada dinding uterus yang robek
sedangkan lapisan serosa (pritoneum) tetap utuh, Ruptur uteri
komplit (transperiyoneal). Yaitu keadaan ruptur selain pada
dinding uterus yang robek, lapisan serosa (pritoneum) juga robek
sedingga dapat berada di rongga perut. Ruptur uteri pada waktu
kehamilan (ruptur uteri gravidarum) yang terjadi karena dinding
uterus lemah yang disebabkan oleh adanya bekas sectio caesaria,
bekas mioma uteri, bekas kuratase/ plasenta manual. Sepsis post
partum, atau terjadi hipoplasia uteri/ uterus abnormal (Dewi, 2015:
111).
B. Sakit kepala
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit
kepala hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristriahat. Terkadang
karena sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala
yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsi.
Perubahan visual (penglihataan) secara tiba-tiba (pandangan kabur)
dapat berubah pada masa kehamilan (Kusumawati, 2014).
Nyeri kepala hebat pada masa kehamilan dapat menjadi tanda
gejala preeklamsi, dan jika tidak diatasi dapat mnyebabkan komplikasi
kejang maternal, stroke, koagulapati hingga kematian. Sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan lengkap baik oedem pada tangan/ kaki, tekanan
darah, dan protein urin ibu sejak dini.
C. Penglihatan Kabur
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah
selama masa kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah perubahan
yang normal. Jika masalah visual yang mengindikasikan perubahan
mendadak, misalnya pandangan menjadi kabur dan berbayang disertai
rasa sakit kepala yang hebat, ini sudah 62 menandakan gejala
preeklamsi (Pantiawati, 2010). Penglihatan kabur dikarenakan sakit
kepala hebat, sehingga terjadi oedem pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat yang dapat
menimbulkan kelainan selebral, dan gangguan penglihatan.
D. Nyeri Perut Hebat
Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen yang
mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri perut yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, terkadang dapat disertai
dengan perdarahan lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti appendicitis
(radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar
kandungan), aborstus (keguguran), penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis (maag), solutio placenta, penyakit menular
seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain (Kusumawati, 2014).
E. Bengkak Pada Muka dan Ekstremitas
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi
daripada 63 kepala. Bengkak yang menjadi masalah serius yaitu
ditandai dengan:
a. Muncul pembengkakan pada muka, tangan dan ekstremitas lainya

b. Bengkak tidak hilang setelah beristirahat,

c. Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya

Hal ini merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal,


gagal jantung ataupun pre eklampsia. Gejala anemia dapat muncul
dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan menurunnya
kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh
berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen
dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan
cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya
(Kusumawati, 2014).

F. Bayi Kurang Bergerak


Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia
kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan
melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru
pertama kali hamil). Jika janin tidur, gerakannya akan melemah. janin
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan
dalam 12 jam). Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu
berbaring/beristirahat, makan dan minum. (Kusumawati, 2014). Jika
ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah usia 22 minggu/ memasuki
persalinan, maka perlu diwaspadai terjadinya gawat janin atau
kematian janin dalam uterus.
G. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
Dinamakan ketuban pecah sebelum waktunya apabila terjadi
sebelum persalinan yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan
membran/ peningkatan tekanan uteri yang juga dapat disebabkan
adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks yang dapat
dinilai dari cairan ketuban di vagina. Pecahnya selaput ketuban dapat
terjadi pada kehamilan 37 minggu preterm maupun kehamilan aterm.
H. Demam Tinggi
Jika suhu ibu hamil berada pada > 38°C dalam kehamilan, ini
menandakan ibu dalam masalah. Demam pada kehamilan merupakan
manifestasi tanda gejala infeksi kehamlan. Penangannya dapat dengan
memiringkan bada ibu kerag kekiri, cukupi kebutuhan cairan ibu dan
kompres hangat guna menurunkan suhu ibu. komplikasi yag
ditimbulkan jika ibu mengalami 65 demam tinggi yaitu sistitis (infeksi
kandung kencing) serta infeksi saluran kemih atas.

DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika


Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstretri. Yogjakarta: Nuha Medika
Morgan, Geri. 2009. Obstretri & Ginekologi Panduan Praktik (Practice
Guidelines For Obstretri & Gynecology). Jakarta: EGC
Dutton, L. A., Densmore, J. E., & Turner, M. B. 2011. Rujukan Cepat Kebidanan.
Jakarta: EGC.
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

Tema : Perawatan Bayi Baru Lahir


Tanggal : .....................................
Tempat : Ruang tunggu keluarga VK dan Nifas RSUD DR Soetomo

No Nama Alamat Tanda Tangan

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

No NAMA PERTANYAAN JAWABAN


1

3
LEMBAR EVALUASI

No Evaluasi
1 Penyaji:

2 Moderator:

3 Fasilitator

4 Observer:

5 Peserta:

Anda mungkin juga menyukai