Anda di halaman 1dari 10

Tragedi Tsunami Aceh Paling Hebat di

Dunia Pada Abad ke-21


23 Februari 2012 07:49 Diperbarui: 25 Juni 2015 19:17 261 0 0

photo

JAKARTA-GEMPOL, Tidak terasa sudah 7 tahun peristiwa yang sangat memilukan terjadi
di bumi serambi Mekkah Aceh. Gempa bumi dan Tsunami Aceh pada hari Minggu pagi, 26
Desember 2004. Kurang lebih 500.000 nyawa melayang dalam sekejab di seluruh tepian
dunia yang berbatasan langsung dengan samudra Hindia. Di daerah Aceh merupakan korban
jiwa terbesar di dunia dan ribuan banguan hancur lebur, ribuan pula mayat hilang dan tidak di
temukan dan ribuan pula mayat yang di kuburkan secara masal.
photo

Gempa terjadi pada waktu tepatnya jam 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur
3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa
ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa Bumi terdahsyat
dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh, Pantai Barat Semenanjung
Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Kepanikan ini terjadi dalam durasi yang tercatat paling lama dalam sejarah kegempaan bumi,
yaitu sekitar 500-600 detik (sekitar 10 menit). Beberapa pakar gempa mengatakan
menganalogikan kekuatan gempa ini, mampu membuat seluruh bola Bumi bergetar dengan
amplitude getaran diatas 1 cm. Gempa yang berpusat di tengah samudera Indonesia ini, juga
memicu beberapa gempa bumi diberbagai tempat didunia.
photo

Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara.
Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang
sejarah. Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah
kematian terbesar. Kekuatan gempa pada awalnya dilaporkan mencapai magnitude 9.0. Pada
Februari 2005 dilaporkan gempa berkekuatan magnitude 9.3. Meskipun Pacific Tsunami
Warning Center telah menyetujui angka tersebut. Namun, United States Geological Survey
menetapkan magnitude 9.2. atau bila menggunakan satuan seismik momen (Mw) sebesar 9.3.
photo

Kecepatan rupture diperkirakan sebesar 2.5km/detik ke arah antara utara - barat laut dengan
panjang antara 1200 hingga 1300 km. Menurut Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), Jan Egeland, jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara
(hingga minggu 2/1/2005) mencapai 127.672 orang.
photo

Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang
sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB
memperkirakan sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Pasalnya,
sebagian besar bantuan kemanusiaan terhambat masuk karena masih banyak daerah yang
terisolir. Sementara itu data jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang.
Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak
168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu
16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000
diantaranya dialami rakyat Aceh.
photo

Menurut U.S. Geological Survey korban tewas mencapai 283.100, 14.000 orang hilang dan
1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Menurut PBB, korban 229.826 orang hilang dan
186.983 tewas. Tsunami Samudra Hindia menjadi gempa dan Tsunami terburuk 10 tahun
terakhir. Di Indonesia, gempa dan tsunami menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan
gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatera.
Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Tetapi, kebanyakan
korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai barat Aceh. Pemerintahan daerah
Aceh lumpuh total, saat terjadi gempa bumi dan Tsunami Aceh, kebetulan di Jakarta sendiri
sedang di adakan acara Halal Bi Halal masyarakat Aceh pasca menyambut lebaran Idul Fitri.
Gempa Bumi yang terjadi pada jam 08:00 WIB dengan 9 Skala Richter Pada tanggal 26
Desember 2004, gempa Bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Tepat jam
09:00 WIB satu persatu masyarakat Aceh yang hadir di Istora Jakarta panik karena hubungan
telepon seluler ke Aceh putus total, mata mereka pada berkaca-kaca. Wakil Presiden Jusuf
Kalla yang hadir mengatakan," Aceh dalam musibah besar, saya baru dapat kabar terjadi
gempa bumi di Aceh, banyak bangunan rusak semoga tidak lebih parah dari gempa papua
sebesar 6,4 SR." Kita ketahui beberapa saat menjelang gempa bumi di Aceh telah terjadi
gempa bumi pada 26 November 2004, Gempa sebesar 6,4 SR mengguncang Nabire, Papua
tercatat 30 orang tewas. Pada 12 November 2004, gempa berkekuatan 6 SR mengguncang
Alor, tercatat sebanyak 27 orang tewas dan ratusan bangunan rata dengan tanah. Mendengar
kata-kata "Aceh dalam musibah besar," Orang sebelah tempat duduk Rachmad
berkata,"Sudah biasa tuh tiap hari jatuh korban jiwa di Aceh karena kontak senjata," Pada
awal tahun 2004, Rachmad berencana untuk pulang ke Aceh karena sudah lama tidak
menginjak kaki lagi di Aceh. Di bulan Mei 2004, kakak kandung yang ada di Banda Aceh
mengatakan mau pindah ke Sabang, Dia bertanya kapan Rachmad pulang ke Sabang,"Nanti
dahulu melihat situasi terkini mungkin sebelum bulan puasa Oktober 2004," ujar Rachmad.
Hingga terjadinya gempa bumi dan tsunami Aceh pada tanggal 26 Desember 2004,
Rachmad tidak jadi balik ke Aceh karena dorongan bathin yang mengatakan,"Untuk apa
kamu pulang ke Aceh, di sini saja di pulau Jawa."

photo

Ketika kejadian tsunami Rachmad berada di Jakarta dan ikut acara halal bi halal dan baru
tahu kakak kandung Rachmad terkena tsunami pada hari Rabu, tanggal 28 November 2005.
Setelah menelpon adik kandung siang harinya dan bertemu sore harinya,"Adik sangat
khawatir bahwa Rachmad sudah meninggal dan hanyut terbawa tsunami. " "Bang Adi masih
hidup ya belum meninggal, kirain sudah meninggal dan hanyut terbawa tsunami Aceh," ujar
adik kandung Rachmad setengah bercanda. "Kejadian Gempa Bumi dan Tsunami Aceh pada
tanggal 26 Desember 2004, kok tenang-tenang saja, tidak pernah memberi khabar, semua
saudara sudah baca yasin untuk Bang Adi," ujar adik kandung Rachmad. Kakak kandung
Rachmad yang terkena tsunami saat seminggu kejadian ketika di telepon oleh adik kandung
saya mengatakan, " Apakah Bang Adi jadi pulang ke Aceh, mungkin DIA sudah
meninggal terkena tsunami karena tidak ada kabarnya lagi sejak Mei 2004 hingga
Januari 2005."

photo

Coba saja Rachmad Yuliadi Nasir saat itu kembali ke Aceh dan pergi ke Meulaboh bersama
sepupu dan kakak kandung pasti tinggal nama sekarang dan tidak akan menjadi Presiden
Masa Depan. Itulah kuasa Tuhan, saat musibah kapal Gurita tenggelam, pada 19 Januari
1996, Rachmad juga mau pulang ke Sabang tetapi tidak jadi, baju-baju sudah berada di tas
tinggal berangkat pulang dari Lhok Seumawe karena lagi mengurus proposal untuk praktek
kerja maka tidak jadi pulang akhirnya selamat hingga sekarang. Rencanannya hari Kamis, 18
Januari 1996, setelah ujian semester dan mengurus proposal PKL, malam harinya langsung
berangkat ke Banda Aceh dan siang harinya, Jumat, 19 Januari 1996, menyebrang ke Sabang
untuk menghadapi awal bulan puasa Ramadhan bersama keluarga. Biasanya Rachmad tidak
pernah pulang di awal puasa, pasti nanti saat liburan menjelang lebaran Idul fitri baru pulang
ke Sabang. Entah kenapa hari-hari tersebut Rachmad ingin sekali pulang ke Sabang, karena
di jadwal tidak ada ujian pada hari Senin, 22 Januari 1996, hanya ujian pada hari Rabu, 24
Januari 1996. Bisa libur panjang nih, ujian hari kejepit pada, Sabtu, 20 Januari 1996, cabut
saja, izin begitu rencanannya. Akhirnya memang benar-benar terjadi, Rachmad izin tidak ikut
ujian pada hari Sabtu,20 Januari 1996 karena pulang ke Banda Aceh setelah mendapat khabar
pada jam 09:00 WIB, bahwa kapal Gurita tenggelam pada hari Jumat malam, 19 Januari 1996
jam 20:30 WIB. Pada hari Kamis, 18 Januari 1996, setelah ujian, Rachmad kejurusan Teknik
Kimia untuk menemui dosen pembimbing PKL," Rachmad kamu besok saja balik hari Jumat
jam 10:00 WIB, ambil kembali proposalnya," ujar Nahar dosen pembimbing. Aduh...hari
Jumat, 19 Januari 1996, tidak ada ujian, bisa batal pulang ke Sabang nih. Pada hari Jumat, 19
Januari 1996, jam 10:00 WIB, Rachmad kembali kejurusan Teknik Kimia untuk menemui
dosen pembimbing, agak aneh muka dosen pembimbing tersebut, pucat dan lesu sekali,
"Rachmad...proposal PKL kamu ketinggalan di rumah saya, jadi tidak terbawa, kamu balik
saja besok hari Sabtu siang ya," ujar Nahar. Setelah itu Rachmad menuju Bireun 50
Kilometer dari kampus Politeknik Unsyiah Lhok Seumawe dan berkunjung ke rumah famili,
malam hari baru balik ke Lhok Seumawe, capai langsung istirahat tidur yang nyenyak tidak
ada mimpi apapun malam ini. Hanya seminggu sebelumnya bermimpi, ada suara yang
berkata," Adi...papi mau meninggal dunia...ya sudah...Adi doakan saja." Dan tiga hari
sebelum terjadi kapal Gurita Tenggelam,Rachmad bermimpi," Ibuku datang bersama kakak
kandungku, mereka berdiri di depan kamar tempat Rachmad tinggal, kemudian Rachmad
menarik kakak kandungku. Akhirnya kakak kandungku selamat juga tidak jadi pulang ke
Sabang karena lagi mengurus Ijazah di kampus Syiah Kuala. Dia di tinggalin oleh kedua
orang tuaku karena telad balik dari kampus. Begitu juga kejadian 3 hari sebelum gempa bumi
dan tsunami Aceh, Rachmad bermimpi," Ada guncangan yang sangat hebat sekali, Aku naik
tiang pemancar, banyak gedung yang rubuh, sangat terasa goncangannya dan buat pusing
kepala." Beberapa hari kemudian dapat anda saksikan Aceh hancur total, banyak gedung dan
bangunan yang hancur apalagi korban jiwanya. Kejadian aneh kembali terjadi malam Minggu
, 26 Desember 2004, Aku tidak ada mimpi apa-apa, tidur nyenyak sekali.
photo

Syukur alhamdullilah Ya Rabbi...AKU masih diberi umur panjang dan keselamatan dari hal-
hal yang sangat mematikan, dua peristiwa besar berhasil diriku selamat yaitu tragedi
tenggelamnya kapal Gurita yang merengut kedua orang tua ku dan tragedi Tsunami
Aceh...Terima kasih Tuhanku...Amin...

Kampanye di sekolah, mengapa tidak?

Anda mungkin juga menyukai