Anda di halaman 1dari 26

6

IKAN

AGRO NASA SURABAYA


Distributor Resmi PT. Natural Nusantara (NASA)

BudidayaUdang
Windu
APLIKASI PRODUK PT. NATURAL NUSANARA

Panduan Teknik Budidaya Udang Windu

Budidaya udang windu di Indonesia dimulai pada awal tahun 1980-an, dan mencapai puncak produksi
pada tahun 1985-1995. Sehingga pada kurun waktu tersebut udang windu merupakan penghasil devisa
terbesar pada produk perikanan. Selepas tahun 1995 produksi udang windu mulai mengalami penurunan.
Hal itu disebabkan oleh penurunan mutu lingkungan dan serangan penyakit. Melihat kondisi tersebut,
PT. NATURAL NUSANTARA merasa terpanggil untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut
dengan produk-produk yang berprinsip kepada Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3).

 Agro NASA Surabaya 2019


Perumahan Gunung Sari Indah Blok OO No.43
Surabaya 60223, Jawa Timur, Indonesia
Phone +6282143323331 • WhatsApp +6282143323331
Daftar Isi
A. Persyaratan & Persiapan Budidaya .................................... 1
B. Pengolahan Lahan.............................................................. 3
C. Penebaran Benur................................................................ 5
D. Pemeliharaan...................................................................... 6
E. Pakan ................................................................................. 8
F. Penyakit ............................................................................ 10
G. Panen ............................................................................... 13
H. Keterangan Produk ........................................................... 14
1
BAB
A G R O N A S A S U R A B A Y A

A. Persyaratan & Persiapan


Budidaya Udang Windu
1. Syarat Teknis

 Lokasi yang cocok untuk tambak udang yaitu pada daerah pantai yang
mempunyai tanah bertekstur liat atau liat berpasir yang mudah
dipadatkan sehingga mampu menahan air dan tidak mudah pecah.
 Air yang baik yaitu air payau dengan salinitas 0-33 ppt dengan suhu
optimal 26 – 300C dan bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya.
 Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang
terpisah.
 Mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur, pakan, pupuk , obat-
obatan dan lain-lain.
 Pada tambak yang intensif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau
mempunyai Generator sendiri.

Berdasarkan letak, biaya dan operasi pelaksanaannya, tipe budidaya


dibedakan menjadi :

a. Tambak Ekstensif atau tradisional


Petakan tambak biasanya di lahan pasang surut yang umumnya berupa
rawa bakau. Ukuran dan bentuk petakan tidak teratur, belum
meggunakan pupuk dan obat-obatan dan program pakan tidak teratur.
b. Tambak Semi Intensif
Lokasi tambak sudah pada daerah terbuka, bentuk petakan teratur

1
A G R O N A S A S U R A B A Y A

tetapi masih berupa petakan yang luas (1-3 ha/petakan), padat


penebaran masih rendah, penggunaan pakan buatan masih sedikit.
c. Tambak Intensif
Lokasi di daerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas,
ukuran petakan dibuat kecil untuk efisiensi pengelolaan air dan
pengawasan udang, padat tebar tinggi, sudah menggunakan kincir,
serta program pakan yang baik.

2. Benur

Benur yang baik mempunyai tingkat kehidupan (Survival Rate/SR) yang


tinggi, daya adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tinggi,
berwarna tegas/tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak,
sehat dan mempunyai alat tubuh yang lengkap. Uji kualitas benur dapat
dilakukan secara sederhana, yaitu letakkan sejumlah benur dalam wadah
panci atau baskom yang diberi air, aduk air dengan cukup kencang
selama 1-3 menit. Benur yang baik dan sehat akan tahan terhadap adukan
tersebut dengan berenang melawan arus putaran air, dan setelah arus
berhenti, benur tetap aktif bergerak.

2
2
BAB
A G R O N A S A S U R A B A Y A

B. Pengolahan Lahan
 Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa
budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa pakan, kotoran udang
dan dari udang yang mati. Kotoran tersebut harus dikeluarkan karena
bersifat racun yang membahayakan udang. Pengeluaran lumpur dapat
dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau
penyedotan dengan pompa air/alkon.
 Pembalikan Tanah. Tanah di dasar tambak perlu dibalik dengan cara
dibajak atau dicangkul untuk membebaskan gas-gas beracun (H2S dan
Amoniak) yang terikat pada pertikel tanah, untuk menggemburkan
tanah dan membunuh bibit panyakit karena terkena sinar
matahari/ultra violet.
 Pengapuran. Bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah dan
membunuh bibit-bibit penyakit. Dilakukan dengan kapur Zeolit dan
Dolomit dengan dosis masing-masing 1 ton/ha.
 Pengeringan. Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi
kering dan pecah-pecah, untuk membunuh bibit penyakit.
 Perlakuan pupuk TON (Tambak Organik Nusantara). Untuk
mengembalikan kesuburan lahan serta mempercepat pertumbuhan
pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun, lahan perlu
diberi perlakuan pupuk TON dengan dosis 5 botol/ha untuk tambak
yang masih baik atau masih baru dan 10 botol TON untuk areal
tambak yang sudah rusak. Caranya masukkan sejumlah TON ke dalam
air, kemudian aduk hingga larut. Siramkan secara merata ke seluruh
areal lahan tambak.

3
A G R O N A S A S U R A B A Y A

 Setelah dibiarkan 3 hari, air dimasukkan ke tambak. Pemasukan air


yang pertama setinggi 10-25 cm dan biarkan beberapa hari, untuk
memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk
dengan TON.
 Setelah itu air dimasukkan hingga minimal 80 cm.Perlakuan Saponen
bisa dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk ke tambak. Untuk
menyuburkan plankton sebelum benur ditebar, air dikapur dengan
Dolomit atau Zeolit dengan dosis 600 kg/ha.

4
3
BAB
A G R O N A S A S U R A B A Y A

C. Penebaran Benur
Tebar benur dilakukan setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh
yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm. Penebaran
benur dilakukan dengan hati-hati, karena benur masih lemah dan mudah
stress pada lingkungan yang baru. Tahap penebaran benur adalah :

 Adaptasi suhu.

Plastik wadah benur direndam selama 15 - 30 menit, agar terjadi


penyesuaian suhu antara air di kolam dan di dalam plastik.
Adaptasi udara. Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya.
Biarkan terbuka dan terapung selama 15 - 30 menit agar terjadi
pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalam air di plastik.

 Adaptasi kadar garam/salinitas.

Dilakukan dengan cara memercikkan air tambak ke dalam plastik


selama 10 menit. Tujuannya agar terjadi percampuran air yang berbeda
salinitasnya, sehingga benur dapat menyesuaikan dengan salinitas air
tambak.

 Pengeluaran benur.

Dilakukan dengan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak.


Biarkan benur keluar sendiri ke air tambak. Sisa benur yang tidak
keluar sendiri, dapat dimasukkan ke tambak dengan hati-hati/perlahan.

5
4
BAB
A G R O N A S A S U R A B A Y A

D. Pemeliharaan
Pada awal budidaya, sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan
waring atau hapa, untuk memudahkan pemberian pakan. Sekat tersebut
dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang, setelah 1 minggu
sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang diperhatikan kualitas air
harus selalu stabil. Penambahan atau pergantian air dilakukan dengan
hati-hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang
drastis. Untuk menjaga kestabilan air, setiap penambahan air baru diberi
perlakuan TON dengan dosis 1 – 2 botol TON/ha untuk menumbuhkan
dan menyuburkan plankton serta menetralkan bahan-bahan beracun dari
luar tambak.

Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui pekembanghan


udang melalui pertambahan berat udang. Udang yang normal pada umur
30 hari sudah mencapai size (jumlah udang/kg) 250-300. Untuk
selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali. Produksi bahan
organik terlarut yang berasa dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup
tinggi, oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur Zeolit setiap
beberapa hari sekali dengan dosis 400 kg/ha. Pada setiap pergantian atau
penambahan air baru tetap diberi perlakuan TON.

Mulai umur 60 hari ke atas, yang harus diperhatikan adalah manajemen


kualitas air dan kontrol terhadap kondisi udang. Setiap menunjukkkan
kondisi air yang jelek (ditandai dengan warna keruh, kecerahan rendah)
secepatnya dilakukan pergantian air dan perlakuan TON 1-2 botol/ha.
Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi,

6
A G R O N A S A S U R A B A Y A

menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin


menurun, akibatnya udang mudah mengalami stres, yang ditandai dengan
tidak mau makan, kotor dan diam di sudut-sudut tambak, yang dapat
menyebabkan terjadinya kanibalisme.

7
5
BAB
A G R O N A S A S U R A B A Y A

E. Pakan
Pakan udang ada dua macam, yaitu:

1. Pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil,
anak serangga dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang
membusuk).
2. Pakan buatan berupa pelet. Pada budidaya yang semi intensif apalagi
intensif, pakan buatan sangat diperlukan. Karena dengan padat
penebaran yang tinggi, pakan alami yang ada tidak akan cukup yang
mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan timbul sifat
kanibalisme udang.

Pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan


pertumbuhan udang yang normal.

1. Umur 1-10 hari pakan 01


2. Umur 11-15 hari campuran 01 dengan 02
3. Umur 16-30 hari pakan 02
4. Umur 30-35 campuran 02 dengan 03
5. Umur 36-50 hari pakan 03
6. Umur 51-55 campuran 03 dengan 04 atau 04S. (jika memakai 04S,
diberikan hingga umur 70 hari).
7. Umur 55 hingga panen pakan 04, jika pada umur 85 hari size rata-rata
mencapai 50, digunakan pakan 05 hingga panen.

Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg,


selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari. Mulai

8
A G R O N A S A S U R A B A Y A

umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10%
dari pakan yang diberikan. Waktu angkat ancho untuk size 1000-166
adalah 3 jam, size 166-66 adalah 2,5 jam, size 66-40 adalah 2,5 jam dan
kurang dari 40 adalah 1,5 jam dari pemberian.

Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi


lengkap dalam pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan
VITERNA Plus dan POC NASA yang mengandung mineral-mineral
penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5 cc/kg pakan untuk
umur dibwah 60 hari dan setelah itu 10 cc/kg pakan hingga panen.

9
6
BAB
A G R O N A S A S U R A B A Y A

F. Penyakit
Beberapa penyakit yang sering menyerang udang adalah :

 Bintik Putih (White Spot).

Penyakit inilah yang menjadi penyebab sebagian besar kegagalan


budidaya udang. Disebabkan oleh infeksi virus SEMBV (Systemic
Ectodermal Mesodermal Baculo Virus). Serangannya sangat cepat,
dalam beberapa jam saja seluruh populasi udang dalam satu kolam
dapat mati.

Gejalanya : jika udang masih hidup, berenang tidak teratur di


permukaan dan jika menabrak tanggul langsung mati, adanya bintik
putih di cangkang (Carapace), sangat peka terhadap perubahan
lingkungan. Virus dapat berkembang biak dan menyebar lewat inang,
yaitu kepiting dan udang liar, terutama udang putih. Belum ada obat
untuk penyakit ini, cara mengatasinya adalah dengan diusahakan agar
tidak ada kepiting dan udang-udang liar masuk ke kolam budidaya.
Kestabilan ekosistem tambak juga harus dijaga agar udang tidak stress
dan daya tahan tinggi. Sehingga walaupun telah terinfeksi virus, udang
tetap mampu hidup sampai cukup besar untuk dipanen. Untuk menjaga
kestabilan ekosistem tambak tersebut tambak perlu dipupuk dengan
TON.

10
A G R O N A S A S U R A B A Y A

 Bintik Hitam (Black Spot).

Disebabkan oleh virus Monodon Baculo Virus (MBV). Tanda yang


nampak yaitu terdapat bintik-bintik hitam di cangkang dan biasanya
diikuti dengan infeksi bakteri, sehingga gejala lain yang tampak yaitu
adanya kerusakan alat tubuh udang.

Cara mencegah : dengan selalu menjaga kualitas air dan kebersihan


dasar tambak.

 Kotoran Putih (mencret).

Disebabkan oleh tingginya konsentrasi kotoran dan gas amoniak dalam


tambak. Gejala : mudah dilihat, yaitu adanya kotoran putih di daerah
pojok tambak (sesuai arah angin), juga diikuti dengan penurunan nafsu
makan sehingga dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
kematian.

Cara mencegah : jaga kualitas air dan dilakukan pengeluaran kotoran


dasar tambak/siphon secara rutin.

 Insang Merah.

Ditandai dengan terbentuknya warna merah pada insang. Disebabkan


tingginya keasaman air tambak, sehingga cara mengatasinya dengan
penebaran kapur pada kolam budidaya. Pengolahan lahan juga harus
ditingkatkan kualitasnya.

11
A G R O N A S A S U R A B A Y A

 Nekrosis.

Disebabkan oleh tingginya konsentrasi bakteri dalam air tambak.


Gejala yang nampak yaitu adanya kerusakan/luka yang berwarna
hitam pada alat tubuh, terutama pada ekor.

Cara mengatasinya adalah dengan penggantian air sebanyak-


banyaknya ditambah perlakuan TON 1-2 botol/ha, sedangkan pada
udang dirangsang untuk segera melakukan ganti kulit (Molting)
dengan pemberian saponen atau dengan pengapuran.

Penyakit pada udang sebagian besar disebabkan oleh penurunan kualitas


kolam budidaya. Oleh karena itu perlakuan TON sangat diperlukan baik
pada saat pengolahan lahan maupun saat pemasukan air baru.

12
7
BAB
A G R O N A S A S U R A B A Y A

G. Panen
Udang dipanen disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen
normal) dan karena terserang penyakit (panen emergency). Panen normal
biasanya dilakukan pada umur kurang lebih 120 hari, dengan size normal
rata-rata 40 – 50. Sedang panen emergency dilakukan jika udang
terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/bintik
putih). Karena jika tidak segera dipanen, udang akan habis/mati.

Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang
berukuran besar, kulit keras, bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap,
masih hidup dan segar. Penangkapan udang pada saat panen dapat
dilakukan dengan jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan.
Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena
panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi
merah/rusak.

13
8
BAB
A G R O N A S A S U R A B A Y A

H. Keterangan Produk
1. POC NASA

Pupuk organik cair (POC NASA) telah terbukti


mampu mengatasi kondisi lahan dan tanaman
yang kurang subur akibat pemakaian pupuk dan
pestisida kimia dalam jangka waktu panjang.

Telah banyak dampak yang ditimbulkan


akibat pemakaian pupuk kimia, oleh karena itu PT. Natural
Nusantara menjawab tantangan ini dengan memproduksi produk
pupuk organik cair untuk mengembalikan kondisi tanah yang subur
dan hasil panen lebih berkualitas dan meningkat.

POC NASA terbuat dari ekstraksi bahan-bahan organik murni


100%, seperti limbah ternak, unggas, limbah tanaman, yang
dikombinasikan dengan bumbu-bumbu yang mengandung zat alami
penyubur yang diproses dengan teknologi terkini dan mengusung
prinsip Zero Emision Concept.

Pupuk cair ini sudah berbentuk ion sehingga mudah diserap oleh
tanaman dan dapat langsung berkhasiat untuk meningkatkan hasil
panen. Berwarna coklat kehitaman seperti air teh kental. Bau dari
POC NASA tidak begitu menyengat dan cenderung seperti bau
minuman segar.

14
A G R O N A S A S U R A B A Y A

POC NASA terbuat dari bahan pilihan yaitu rumput-rumputan dan


tumbuhan lain yang bergizi tinggi dan bermanfaat untuk tanaman.
Hal ini diambil dari filosofi alam, yaitu pupuk kandang. Pupuk
kandang berasal dari rumput yang dimakan sapi dan keluar menjadi
pupuk kandang. Sedangkan POC NASA rumput-rumputan yang
diolah mesin sesuai dengan proses terjadinya pupuk kandang, dan
karena diolah dengan mesin maka hasilnya lebih banyak dan lebih
bagus dari pupuk kandang.

MANFAAT POC NASA :

1. Menjadikan tanah yang keras berangsur-angsur menjadi


gembur
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman serta
kelestarian lingkungan / tanah (aspek K-3: Kuantitas,
Kualitas, Kelestarian)
3. Memberikan semua jenis unsur makro dan unsur mikro
lengkap
4. Merlarutkan sisa pupuk kimia di tanah (dapat dimanfaatkan
tanaman)
5. Setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara mikro
setara dengan 1 ton pupuk kandang
6. Dapat mengurangi penggunaan Urea, SP- 36 dan KCI +
12,5% – 25%
7. Membantu perkembangan mikrrorganisme tanah yang
bermanfaat bagi tanaman (cacing tanah, penici glaucum, dan
lain-lain).
8. Memacu pertumbuhan tanaman dan akar, merangsang
pengumbian, pembungaan dan pembuahan serta mengurangi
kerontokan bunga dan buah (mengandung hormon / ZPT
Auksin, giberellin, dan sitokinin)

15
A G R O N A S A S U R A B A Y A

9. Meningkatkan bobot unggas (ayam, bebek, dan lain-lain),


ternak besar (sapi, kambing, dan lain-lain), ikan serta udang.
10. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan
penyakit
11. Membantu pembentukan pakan alami ikan dan udang
(plankton)
12. Meningkatkan nafsu makan unggas, ternak, dan ikan atau
udang

KANDUNGAN POC NASA :

Kandungan Utama

N 0,12%, K 0,31%, P205 0,03%, S 0,12%, Ca 60,40 ppm, CI


0,29%, Mg 16,88 ppm, Mn 2.46 ppm, Fe 12.89 ppm, Cu < 0.03
ppm, Zn 4.71 ppm, Na 0.15 %, B 60.84 ppm, Si 0.01 %, Co < 0.05
ppm, Al 6.38 ppm, NaCl 0.98 %, Se 0.11 ppm, As 0.11 ppm, Cr <
0.06 ppm, Mo < 0.2 ppm, V < 0.04 ppm, SO4 0.35 %, C/N ratio
0.86 %, ph 7.5, Lemak 0.44 %, Protein 0.72 %

Kandungan Lain

Asam-asam organik (humat 0,01%, vulvat, dan lain-lain)

Zat perangsang tumbuh : auksin, giberelin, sitokinin

16
A G R O N A S A S U R A B A Y A

2. TON ( TAMBAK ORGANIK NASA)

TON merupakan pupuk organik murni yang


mendukung konsep Agenda Dunia No.21 yaitu back to
nature (kembali ke alam). Pupuk TON dibuat dari
berbagai bahan alami yang berasal dari Indonesia
dengan ketersediaan yang sangat melimpah sehingga
tidak akan habis.

Pupuk TON mengandung bahan-bahan yang sangat


dibutuhkan untuk proses perbaikan lingkungan dan
ekosistem tambak, mengandung unsur ionik yang tinggi
aktifitasnya, dan mengandung karbon aktif yang
bermanfaat untuk meningkatkan senyawa-senyawa
beracun yang mencemari lingkungan tambak.

Di dalam pupuk TON, terkandung unsur makro dan mikro yang


lengkap yang dapat membantu mempercepat pertumbuhan plankton
sebagai pakan alami ikan dan udang. Selain itu senyawa-senyawa
organik yang terkandung dalam TON seperti vitamin, lemak dan
protein sangat dibutuhkan untuk budidaya tambak.

TON (Tambak Organik Nusantara) memiliki formula alami khusus


sebagai pupuk untuk tambak yang dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi ikan bandeng dan udang. Dapat juga untuk
menjaga dan memperbaiki kelestarian lingkungan di sekitar tambak
dengan cara mengikat logam berat yang terikat oleh partikel tanah
dan mengurai senyawa komplek yang berbahaya bagi pertumbuhan
udang dan bandeng.

Keunggulan dan Manfaat Pupuk TON

 Mengikat logam berat yang terikat dengan partikel tanah yang


akan berbahaya bagi kehidupan ikan dan udang
 Dapat menguraikan senyawa komplek yang berbahaya dan
beracun seperti H2S, asam laktat, amoniak, dan sebagainya
 Memberikan semua jenis unsur mikro maupun makro yang
lengkap untuk mempercepat pertumbuhan plankton sebagai
pakan alami bagi ikan dan udang
 Membantu merutinkan proses molting pada udang

17
A G R O N A S A S U R A B A Y A

 Dapat meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh udang


 Membantu sistem pencernaan pada udang
 Dapat meningkatkan perkembangan mikroorganisme yang
bermanfaat untuk pertumbuhan bandeng dan udang
 TON juga dapat digunakan pada kolam air tawar
 Telah teruji multi lokasi, multi komoditi dan multi waktu
 Memberikan gizi lengkap dan nutrisi untuk mempercepat
pertumbuhan ikan dan udang. Penggunaannya dikombinasikan
dengan POC NASA, VITERNA Plus dengan cara dicampur ke
pakan ikan atau udang)
 Membantu proses pergantian kulit (moulting) pada udang karena
menyediakan kondisi lingkungan yang baik sehingga energi
untuk moulting dapat dimiliki oleh udang.

Kandungan Unsur Pupuk TON

 N : 2,67%
 P205 : 1,36%
 K : 1,55%
 Ca : 1,46%
 S : 1,43%
 Mg : 0,4%
 CI : 1,27%
 Mn : 0,01%
 Fe : 0,18%
 Cu : < 1,19 ppm
 Zn : 0,002%
 Na : 0,11%
 Si : 0,3%
 AI : 0,11%
 SI : 0,3%
 NaCI : 2,09%
 SO4 : 4,31%
 C/N ratio : 5,86%
 PH : 8
 Lemak : 0,07 %
 Protein : 16,69%
 Karbohidrat : 1,01%
 Asam Humat : 1,29%

18
A G R O N A S A S U R A B A Y A

Aplikasi Pupuk TON pada lahan tanah

 Kolam terlebih dulu dieringkan dengan cara dibiarkan di bawah


sinar matahari yang terik
 Pupuk TON dilarutkan dengan air untuk disiram siramkan ke
dasar kolam atau tambak
 Setelah kolam atau tambak diisi dengan air, taburkan Pupuk
TON dengan dosis 250 gr atau 10 botol ke dalam tambak atau
kolam
 Biarkan selama 3 hari tujuannya memberi waktu pada plankton
untuk tumbuh, ciri-ciri plankton yang sudah tumbuh adalah
kolam berubah warna menjadi hijau
 Setelah itu lakukan proses pembibitan
 Untuk terapi budidaya, Pupuk TON ditebarkan dengan dosis 0,5
kg atau 2 botol setiap 1 bulan sekali

Aplikasi Pupuk TON pada lahan semen

 Kolam terlebih dahulu dibersihkan dan diisi air setinggi 20 cm


 Tebarkan Pupuk TON dengan dosis 1 kg per hektar
 Biarkan selama 3 hari dan air mulai diisi penuh dan siap untuk
budidaya
 Tebarkan Pupuk TON setiap 15 hari sekali sebanyak 0,5 kg

TON (Tambak Organik Nusantara) juga berfungsi untuk


menetralkan limbah dan menjadikan lahan tambak bebas dari
pencemaran bahan kimia. Aplikasi TON harus dilakukan sesuai
dengan dosis di atas untuk mendapatkan hasil yang optimal.

19
A G R O N A S A S U R A B A Y A

3. VITERNA

Adalah Vitamin Ternak Natural keluaran dari PT


Natural Nusantara (NASA). VITERNA PLUS memiliki
berbagai kelebihan yang berfungsi untuk meningkatkan
produktivitas peternakan di Indonesia. Suplemen pakan
ternak ini dibuat dari berbagai bahan-bahan alami baik
dari hewan maupun tumbuhan yang berfungsi untuk
memberikan zat-zat yang sangat siperlukan untuk
proses pertumbuhan hewan ternak yang memenuhi
Aspek K-3 yaitu kualitas, kuantitas dan kelestarian
lingkungan..

VITERNA PLUS dapat digunakan untuk pembentukan


hewan sapi, domba, kambing, kuda, babi, bebek, ayam
dan lain-lain, dapat pula digunakan untuk ikan patin,
lele, nila, gurameh, awal, sidat, dan lain-lain.

Manfaat VITERNA PLUS

 Meningkatkan kuantitas hasil ternak berupa daging (melalui


peningkatan ADG / average Daily Gain untuk sapi dan
peningkatan bobot pada ayam)
 Meningkatkan kualitas daging hasil ternak dengan mengurangi
kadar kolesterol dan mempertinggi kandungan protein yang
terkandung di dalam daging

Kadar kolesterol :

Daging dengan viterna kadar koleterolnya 193 mg per 100 gr

Daging tanpa viterna kadar kolesterolnya 207 mg per 100 gr

20
A G R O N A S A S U R A B A Y A

Kadar protein :

Daging dengan viterna kadar proteinnya 22,37% (lebih tinggi)

Daging tanpa viternak kadar proteinnya 20,78%

 Meningkatkan kesehatan ternak dengan cara mempertinggi daya


tahan tubuh hean terhadap penyakit
 Mengandung mineral-mineral esensial maupun non esensial
 Memacu enzim-enzim pada pencernaan hewan ternak
 Mengandung berbagai macam nutrisi alami yang bermanfaat
untuk meningkatkan pertumbuhan hewan ternak, seperti vitamin,
protein, lemak, dan lain-lain

Vitamin jika dikelompokkan berdasarkan kelarutannya menjadi :

 Vitamin yang larut dalam lemak : yaitu vitamin A, D, E, dan K


 Dan vitamin yang larut dalam air : yaitu vitamin B dan C
 VITERNA PLUS sebagai suplemen nutrisi murni yang lengkap
telah mengandung seluruh vitamin tersebut baik yang larut
dalam air maupun yang larut dalam lemak
 Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pakan (TDN)
 Menambah kandungan asam lemak dalam lambung (rumen)
hewan ternak
 Meningkatkan nafsu makan hewan ternak
 Mempercepat pertumbuhan hewan ternak melalui hormon
pertumbuhan alami yang terkandung dalam VITERNA PLUS
 Dapat mengurangi bau kotoran hewan saat beternak, misalnya
bau kotoran ayam

21
A G R O N A S A S U R A B A Y A

Kandungan VITERNA PLUS

 Mengandung mineral-mineral alami, yaitu N, P, K, Ca, Na, Mg,


S, Ci, Fe, Cu, Zn, Mn, Co, I, Se, dan Mb
 Mengandung asam amino, yaitu Seryn, Tyrocin, Histidin, Iso
Leusin, Leusin, Lysin, Metionin, Phenil, Alanin, Triptopan,
Valin, Arginin, Threonin
 VITERNA mengandung vitamin lengkap yaitu A, D, E, K, B
dan C
 Mengandung Volatil Fatty Acid (Asam Lemak ) Aspartat,
Glutamat

Cara Pemakaian VITERNA PLUS

 Untuk ternak besar

Ternak besar meliputi kerbau, sapi, dan lain-lain. Menggunakan


5-10 cc per hari VITERNA Plus dicampur dengan air minum
atau dicampurkan ke pakan (komboran).

 Untuk ternak kecil

Ternak kecil meliputi domba, kambing, kelinci, dan lain-lain.


Menggunakan VITERNA Plus sebanyak 4-8 cc per hari yang
dicampurkan dengan air minum atau campuran pakan.

 Untuk ternak unggas

Ternak unggas meliputi itik, ayam, burung puyuh dan lain-lain.


Menggunakan dosis 1-22 dicampur dengan 1 liter air minum.
Khusus pedaging diberikan 1 hari sekali dan petelur diberikan 3
hari sekali.

22
A G R O N A S A S U R A B A Y A

 Perikanan

Untuk bidang perikanan meliputi ikan mas, udang, nila, lele,


gurame, patin, dan lain-lain. Menggunakan dosis 5-10 cc
dicampur dengan 1 liter air dan 3 kg pakan ikan.

Catatan : kombinasikan VITERNA PLUS dengan POC NASA


ditambah dengan Hormonik untuk hasil yang lebih optimal.

23

Anda mungkin juga menyukai