Woro Yatu Niken Syahfitri, Muhayatun, Diah Dwiana Lestiani dan Natalia Adventini
Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri – BATAN, Jl. Tamansari 71, Bandung, 40132
Email : woro_syahfitri@yahoo.com
ABSTRAK
ABSTRACT
221
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
O3, komponen terbesar adalah particulate matter berlangsung dalam reaktor nuklir. AAN
(PM). Partikel dengan diameter aerodinamik < didasarkan pada reaksi penangkapan neutron
10 µm disebut PM10 sedangkan partikel termal oleh inti sasaran melalui reaksi (n, γ). Inti
mempunyai diameter aerodinamik < 2,5 µm, nuklida yang terinduksi, akan teraktifkan dan
disebut PM2,5 atau partikel halus. Konsentrasi ada dalam keadaan metastabil. Untuk mencapai
PM2,5 potensial mempengaruhi kesehatan, keadaan stabil, inti tersebut akan melepaskan
karena bersifat karsinogenik dan mampu kelebihan energinya melalui transisi isomerik,
berpenetrasi ke bagian dalam paru-paru [1,2]. atau melalui peluruhan β- atau β+ yang umumnya
Oleh karena itu, penanggulangan secara dini dan diikuti pula oleh emisi sinar-γ. Dari kedua
tepat perlu dilakukan dengan penentuan sumber keadaan ini, sinar-γ yang diemisikan umumnya
pencemar, untuk menekan tingkat pencemaran. bersifat karakteristik untuk suatu radionuklida
Saat ini beberapa negara seperti Australia, tertentu, dan sifat ini digunakan untuk
Bangladesh, Cina, India, Indonesia, Korea, mengidentifikasi suatu radionuklida hasil
Malaysia, New Zealand, Pakistan, Philipina, Sri aktivasi baik kualitatif maupun kuantitatif,
Langka, Thailand, dan Vietnam melakukan secara simultan tanpa dipengaruhi sifat-sifat
monitoring kontrol kualitas udara di bawah kimia dari cuplikan [6,7].
koordinasi IAEA. Kegiatan yang dilakukan Validasi metode merupakan suatu proses
adalah karakterisasi sampel partikulat udara konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan
menggunakan teknik nuklir untuk penentuan bukti yang objektif bahwa suatu metode
sumber pencemar [1,3]. Teknik nuklir yang mempunyai unjuk kerja yang konsisten, sesuai
digunakan antara lain AAN (analisis aktivasi dengan apa yang dikehendaki dalam penerapan
neutron), particle induced X-ray emission metode tersebut. Dalam ISO/ IEC 17025:2005
(PIXE), X-ray fluorescence (XRF), dan ion butir 5.4.5.2 dinyatakan bahwa laboratorium
beam analysis (IBA). Pengukuran yang harus melakukan validasi terhadap metode tidak
simultan, kemampuan multielemen, sensitivitas baku, metode yang didesain/dikembangkan
tinggi, analisis dalam waktu singkat, tidak laboratorium, metode baku yang dikembangkan
merusak sampel, relatif rendah akan di luar lingkup yang dimaksudkan, metode baku
kontaminasi, kehilangan sampel saat analisis, yang dimodifikasi metode baku untuk
dan dapat menganalisis sampel dengan ukuran menegaskan dan mengkorfirmasi bahwa metode
kecil (< 1 mg) menjadikan teknik AAN ideal tersebut sesuai untuk penggunaan yang
untuk analisis partikulat udara [1,2]. dimaksudkan [4,8,9]. Selanjutnya dinyatakan
Di Indonesia, aplikasi teknik nuklir AAN bahwa laboratorium harus merekam hasil yang
belum banyak digunakan secara luas dalam diperoleh, prosedur yang digunakan untuk
analisis partikulat udara dan merupakan teknik validasi, dan pernyataan bahwa metode tersebut
yang komplementer dengan teknik non nuklir tepat untuk penggunaan yang dimaksud [8,9].
lainnya seperti Induced Coupled Plasma Mass Parameter unjuk kerja metode meliputi
Spectrometry (ICP-MS) atau Atomic Absorption repeatability dan reproducibility, akurasi,
Spectrophotometer (AAS) [4]. Untuk perolehan kembali, limit deteksi, limit
memenuhi pengendalian mutu pengukuran kuantitasi, daerah pengukuran dan daerah kerja,
analitis dengan metode AAN, maka pada konfirmasi identitas, selektifitas, spesifisitas
kegiatan ini dilakukan validasi metode AAN [8,10,11]. Parameter yang dilakukan dalam
dengan bahan acuan standar yang dikeluarkan validasi metode ini meliputi presisi dan akurasi.
oleh National Institute of Standard Technology Presisi adalah ukuran derajat kesesuaian antara
(NIST) yaitu SRM NIST 1648 Partikulat Udara. hasil uji individual, diukur melalui penyebaran
Dari kegiatan ini diharapkan analisis unsur hasil individual dari rata-rata jika prosedur
dalam partikulat udara dengan AAN diterapkan secara berulang pada sampel-sampel
memberikan hasil yang valid. Evaluasi yang diambil dari campuran yang homogen.
dilakukan dengan melakukan uji akurasi dan Presisi diukur sebagai simpangan baku atau
presisi 18 unsur didalam SRM NIST 1648 simpangan baku relatif (koefisien variasi).
Partikulat Udara. Presisi dinyatakan sebagai keterulangan
(repeatability) atau ketertiruan (reproducibility)
[11]. Parameter presisi dalam validasi metode,
2. TEORI selain RSD dilakukan pula uji HORRAT value
terhadap hasil analisis sesuai Pers. (1).
AAN merupakan teknik analisis yang
memanfaatkan berkas neutron termal yang HORRAT ( r ) = RSDr / PRSD(R (1)
dihasilkan oleh suatu reaksi fisi yang
222
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
223
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
relatif dari 18 unsur yang diuji didapat antara - Hasil pengujian beberapa unsur dalam
11,1 sampai 3,8%. Unsur yang memiliki nilai pertikulat udara antar waktu, dilihat secara
bias relatif > 10 % yaitu Zn (-10,70%) dan Br (- berkala. Sebagai perwakilan, ditampilkan dalam
11,06%), tetapi kedua unsur ini memiliki presisi diagram kendali dalam Gambar 3 unsur Mn
yang baik berdasarkan RSD dan HORRAT dengan waktu paruh pendek, Gambar 4 unsur As
value. Bias relatif menunjukkan besarnya dengan waktu paruh medium, dan Gambar 5
kesalahan hasil analisis dibandingkan dengan unsur Ag dengan waktu paruh panjang.
nilai sebenarnya. Bias relatif mempengaruhi
kualitas data dari suatu metode. Nilai bias relatif 4.5
yang mendekati nilai nol jauh lebih baik jika 4.0
3.5
dibandingkan dengan nilai yang lebih jauh dari
Konsentrasi (%)
3.0
nol. Hal ini berarti metode uji yang digunakan 2.5
Tabel 1. Hasil Validasi SRM NIST 1648 Partikulat Udara Dan Nilai Sertifikatnya
224
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
20.00
1000
Konsentrasi (mg/kg)
Konsentrasi Ag (mg/kg)
800 15.00
600
10.00 3σ
400
2σ
mean
200 true value
5.00
2σ
0
3σ
As Cr Cu Mn V Br
0.00
Unsur
2004
2004
2004
2004
2004
2005
2005
2005
2005
2005
2005
2007
2007
2007
2007
2007
T rue Value Hasil Validasi
Waktu
100
90 Dari diagram kendali pengujian berkala
80
pada Gambar 4-6 menunjukkan bahwa hasil
Konsentrasi (mg/kg)
70
60 pengujian pada beberapa titik memiliki akurasi
50
40 dan presisi yang cukup baik karena kadar unsur
30
20
berada diantara garis UWL (upper warning
10 limit) dan LWL (lower warning limit)/ 2σ.
0
Co I Ag La Sm
Unsur
T rue Value Hasil Validasi
5. KESIMPULAN
Gambar 3. Hasil validasi unsur Co, I, Ag, La, Sm Validasi AAN untuk unsur Ti, I, V, Br,
dalam SRM NIST 1648 Partikulat Udara Mn, Na, K, Cl, Cu, Al, As, Fe, Co, Zn, Ag, La,
Cr, dan Sm dalam SRM NIST 1648 Partikulat
Udara dengan parameter RSD, HORRAT value,
860 dan bias relatif menghasilkan analisis yang
840 3σ akurat dan presisi. AAN dapat digunakan untuk
Konsentrasi Mn (mg/kg)
820 2σ
800
analisis partikulat udara dalam mendukung
780
true value
mean kegiatan monitoring kualitas udara. Hal ini
760
740 2σ menyatakan bahwa teknik AAN valid dan dapat
720
3σ diaplikasikan untuk sampel partikulat udara.
700
680
2004
2004
2004
2005
2005
2005
2005
2007
6. DAFTAR PUSTAKA
Waktu
140
130
3σ
2σ
(2008) 103.
120 mean 2. SCHWELA DIETER, CHRISTINA
true value
110
2σ NELIMA O., ANDRZEJ M., FLORA
100 3σ
L.S, Particle air pollution monitoring with
90
80
nuclear analytical techniques: challenges
2005 2005 2007 2007 2007 dan opportunities, Vienna.
Waktu 3. HOPKE P.K., DAVID D.C., BILKIS
A.B., SWAPAN K.B., BANGFA NI,
Gambar 5. Kontrol kendali As dalam SRM NIST
GAURI G.P., MUHAYATUN S.,
1648 Partikulat Udara YONG-SAM C., PERRY D., ANDREAS
M., SHAHIDA W., NAILA S., FLORA
225
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
226