Anda di halaman 1dari 47

STRATEGI PENGAWASAN

KAMPANYE RAPAT UMUM,


PEMUNGUTAN DAN
PENGHITUNGAN SUARA
&
INDEKS KERAWANAN
PEMILU TAHUN 2019
BAWASLU RI
DISAMPAIKAN PADA RAKOR POLRI DENGAN SELURUH SATUAN KEWILAYAHAN
JAKARTA, 20 MARET 2019
KESIAPAN APARATUR PENGAWAS PEMILU 2019

BAWASLU PROVINSI BAWASLU PANWASLU LUAR NEGERI L


I KABUPATEN/KOTA U
N 189 Anggota 1.914 Anggota A
D R
▪ 9 Provinsi dengan jumlah 7 105 Anggota
O anggota per Provinsi
▪ 25 Provinsi dengan jumlah 5 • Tersebar di 514 Kabupaten/Kota
N anggota per Provinsi ▪ 35 Kantor Perwakilan RI di luar N
Negeri E
E
S ▪ Berjumlah 3 orang di masing- G
I masing Kantor Perwakilan RI E
A PANWASLU KECAMATAN PANWASLU
▪ Pembentukan Panwaslu LN di
R
DESA/KELURAHAN
Perwakilan RI berdasarkan jumlah I
21.603 Anggota yang pemilih sebanyak lebih dari
83.380 Anggota
5.000 pemilih
▪ Tersebar di 83.380
▪ Tersebar di 7.201 Kecamatan Desa/Kelurahan

2
KESIAPAN APARATUR PENGAWAS PEMILU 2019

PENGAWAS TPSLN DAN L


I PENGAWAS TPS PENGAWAS KSK U
(PTPS)
N A
D R
Dibentuk 23 hari sebelum hari Pemungutan Suara Jumlah TPSLN dan KSK
O sekitar 2.900 lokasi
N N
E ▪ 802.048 orang pendaftar memenuhi syarat Panwaslu LN hanya Berjumlah 3 E
S ▪ 2 Provinsi (Sumsel & Sulsel) Memenuhi kuota PTPS orang di masing-masing Kantor G
Perwakilan RI E
I
A ▪ 70.203 pendaftar PTPS yang masih dibutuhkan di 32 Provinsi R
Bawaslu akan membentuk
I
Pengawas di masing-masing
▪ Kendala Batas Usia Minimal menghambat antusiasme calon pendaftar di TPSLN dan KSK
bawah 25 tahun untuk mendaftar Pengawas TPS

3
PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU

Saksi Capres dan Saksi Partai Saksi Calon


Cawapres Politik Anggota DPD

• BUKU SAKU PANDUAN


TAHAP SAKSI PESERTA PEMILU
POTENSI KENDALA:

AN Belum semua Parpol


LOGIST • VIDEO TUTORIAL SAKSI
memberikan nama-nama
4

saksi di 32 Provinsi
IK
SOSIALISASI UU NO.7 TAHUN 2017

TAHAPAN 5

LOGISTIK
SOSIALISASI UU NO.7 TAHUN 2017

TAHAPAN 6

LOGISTIK
PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN
KAMPANYE DAN PUNGUT HITUNG

7
TAHAPAN LOGISTIK
PENGAWASAN RAPAT UMUM
Tidak melebihi batas jumlah peserta
kampanye

Adanya STTP

Tidak ada APK/Bahan Kampanye Selain


Peserta Pemilu ybs.

Larangan Dalam Kampanye

Tidak Melibatkan Pihak yang dilarang


Melebihi batas waktu jam 09.00 s/d
18.00
Bentrok antar pendukung peserta pemilu
PATROLI PENGAWASAN SEBELUM
✓Seluruh jajaran pengawas Pemilu HARI H
melakukan patroli pengawasan pada
14, 15, 17 April 2019 dengan serentak
✓Melakukan pencegahan dan
penindakan praktik politik uang/barang
✓Melakukan penertiban alat peraga
✓Melakukan pencegahan dan
penindakan praktik kampanye oleh
peserta pemilu
✓Dapat melibatkan stakeholder seperti;
Aparat Keamanan, Tokoh Masyarakat,
Kelompok Masyarakat dan Pemerintah.
✓Patroli dapat dilakukan dengan cara yg
baik
9
REKOMENDASI DAN TINDKLANJUT
1. Bawaslu melakukan pengawasan tahapan kampanye menjelang
kampanye metode rapat umum, iklan kampanye di media,
pemasangan alat peraga dan kegiatan lainnya untuk menyampaikan
visi, misi, program dan/atau citra diri peserta Pemilu.
2. Menjelang kampanye rapat umum, Bawaslu melakukan pengawasan
dan penindakan diantaranya potensi penggunaan fasilitas negara
dan bantuan sosial untuk kepentingan kampanye.
3. Bawaslu memberikan himbauan kepada peserta Pemilu untuk
memisahkan dengan jelas antar kegiatan yang bersifat sosial
kemasyarakatan dengan kegiatan kampanye.
4. Bawaslu juga menghimbau kepada pemerintah pusat dan daerah
serta kementerian terutama pejabat negara dan pemerintah untuk
menghindari adanya penggunaan program-program pemerintah
untuk dimanfaatkan dalam kampanye Pemilu. 10

TAHAPAN
LOGISTIK
PENGAWASAN POTENSI KERAWANAN
SEBELUM PEMUNGUTAN SUARA
KETIDAKNETRALAN
KAMPANYE PADA
PRAKTIK POLITIK UANG ASN/PIHAK YG
MASA TENANG
DILARANG 280 AYAT 2

TIDAK
C6 TIDAK DIDISTRIBUSI
MOBILISASI PEMILIH DIUMUMKANNYA HARI
KEPADA PEMILIH
PEMUNGUTAN SUARA

LOGISITIK TIDAK
KETIDAKSIAPAN TPS LENGKAP/SURAT
SUARA TERTUKAR

11
PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA

KEPATUHAN
PEMILIH PROSEDUR LARANGAN LOGISITK
✓ KESESUAIAN DATA PEMILIH ✓ SETIAP KPPS MENJALANKAN ✓ MENDOKUMENTASIKAN ✓ MEMASTIKAN
DENGAN C6 DAN IDENTITAS SESUAI FUNGSI DAN PILIHANNYA DI BILIK SUARA. KELENGKAPAN SELURUH
PENDUKUNG LAINNYA. TUGASNYA LOGISITIK TUNGSURA.
✓ KETIDAKNETRALAN KPPS
✓ PELAYANAN KEPADA PEMILIH, ✓ PELAKSANAAN PEMUNGUTAN ✓ MEMASTIKAN SURAT SUARA
KHUSUSNYA PEMILIH SUARA SESUAI DENGAN TATA ✓ INTIMIDASI/MOBILISASI SESUAI JENIS DAERAH
DISBILITAS CARA YANG DIATUR. PEMILIH DI TPS PEMILIH DAN TEPAT
JUMLAH SESUAI DENGAN
✓ KERAHASIAAN PILIHAN ✓ PENCATATAN DAFTAR HADIR ✓ POLIITK UANG/BARANG DPT,DPTb DAN 2% DARI DPT
PEMILIH DALAM C7 SESUAI DENGAN ✓ PENGGUNAAN SURAT SUARA
PENGGUNA HAK PILIH. SISA OLEH KPPS. ✓ ADANYA ALAT BANTU TUNA
✓ PEMILIH MENDAPATKAN NETRA DAN SESUAI
SURAT SUARA SESUAI JENIS ✓ TPS DIBUKA DAN DITUTUP ✓ YANG MENGAKIBATKAN PSU PENGGUNAANNYA 12
PEMILIH SESUAI KETENTUAN

TAHAPAN LOGISTIK
1. Jumlah Partisipasi Pendaftar yang memenuhi persyaratan sebagai Pengawas TPS masih minim,
tingginya antusiasme calon pendaftar Pengawas TPS terkendala batas usia minimal sebagai
persyaratan. Bawaslu meminta pertimbangan dan arahan Pimpinan dan Anggota Komisi II DPR.
2. Terkait Pelatihan Saksi Peserta Pemilu, belum semua Partai Politik menyampaikan nama-nama saksi
Peserta Pemilu pada 32 Provinsi kecuali Sumatera Utara dan Jawa Timur yang sudah disampaikan
dengan lengkap. Bawaslu meminta pertimbangan dan arahan Pimpinan dan Anggota Komisi II DPR.
3. Bawaslu melaksanakan pengawasan melekat tentang Perlengkapan Pemungutan Suara (Logistik
Pemilu). Pengawasan logistik Pemilu difokuskan pada ketepatan jumlah, kualitas logistik dan
keamanan distribusi dari percetakan menuju gudang penyimpanan.
4. Demi menjamin hak pilih dalam Pemilu 2019, Bawaslu RI menyampaikan rekomendasi kepada KPU
dan Pemerintah untuk mengatur secara teknis pemilih yang terkonsentrasi dalam satu lokasi di
antaranya pemilih di LAPAS, RUMAH SAKIT dan LEMBAGA PENDIDIKAN. Aturan ini untuk
mengantisipasi ketersediaan surat suara di setiap TPS dan menghindari adanya mobilisasi pemilih.
5. Izin cuti bagi para Pejabat/Menteri/Kepala Daerah agar dapat menjadi perhatian menjelang
Kampanye Rapat Umum
13

TAHAPAN LOGISTIK
GAMBARAN
HASIL
PENGAWASAN
TAHAPAN
PEMILU 2019
WNA Dalam DPT Indikasi WNA dalam DPT disebabkan Oleh:
NO PROVINSI JUMLAH WNA YANG DIDUGA
MASUK DPT • Coklit tidak seluruhnya door to door
1
2
BALI
BANTEN
36
7
sebagaimana yang diatur dalam perundang-
3 DI YOGYAKARTA 10 undangan. Kajian Bawaslu menunjukkan, dari
4 DKI JAKARTA 1
5 JAMBI 1
10 rumah yang didatangi langsung oleh
6 JAWA BARAT 29 pengawas Pemilu, 1-2 rumah saat coklit tidak
7 JAWA TENGAH 18
8 JAWA TIMUR 37 didatangi oleh Petugas. Hal ini mengakibatkan
9
10
KALIMANTAN BARAT
BANGKA BELITUNG
2
1
koreksi langsung terhadap status
11 LAMPUNG 1 kewarganegaraan tidak dapat dilakukan.
12 NUSA TENGGARA BARAT 6

13 SULAWESI UTARA 2
• Pengetahuan minim bagi petugas tentang
14 SUMATERA BARAT 6 larangan WNA menjadi pemilih .
15 SULAWESI TENGAH 1
JUMLAH 158
• Update informasi terkait latar belakang
Data terus diupdate kewarganegaraan asing, status
kewarganegaraan kurang menjadi perhatian
dalam pemutakhiran
15
• Data Pemilih WNA terdapat pada data Pemilu
Terakhir dan/DP4 yang diserahkan.
TAHAPAN
LOGISTIK
LANJUTAN..
Pasca Pertemuan tanggal 7 Maret 2019 Contoh Sampling di Provinsi Bali
(data Update tanggal 9 Maret 2019)
• Dari Pengecekan Terhadap 158 data WNA
dalam DPT yang dilaporkan oleh Bawaslu
Provinsi sebanyak133 data WNA yang dapat
disandingkan dengan data yang diserahkan
dukcapil
• Dari 133 data yang disandingkan terdapat 35
data WNA data yang sama/beririsan.
• Total 98 data WNA dalam DPT temuan bawaslu
yang tidak ada di dalam data 102 WNA dalam
DPT yang diserahkan oleh kemendagri

TAHAPA
N
LOGISTI
K
PENGAWASAN DPTB Lokasi-lokasi yang potensial terdapat pemilih yang
terkonsentrasi terdapat di lembaga pendidikan
PONDOK
NO PROVINSI SMA SEDERAJAT PERGURUAN TINGGI
PESANTREN
1 Aceh 614 115 685
2 Bali 244 40 89
3 Babel 110 17 16
4 Banten 594 115 1,931
Potensi Pindah Memilih 5
6
Bengkulu
DIY
210
219
25
108
31
325
7 DKI Jakarta 600 227 89
8 Gorontalo 36 4 3

Mengingat 30 Hari sebelum Hari H 9


10
Jambi
Jawa Barat
433
2,096
71
373
226
4,875
11 Jawa Tengah 2,534 249 2,091
pemungutan dan Jumlah Pemilih 12
13
Jawa Timur
Kalimantan Barat
2,621
509
459
52
4,047
222

berpotensi pindah memilih 14


15
16
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
319
489
364
64
35
55
155
56
100
dilokasi Lembaga Pendidikan yaitu 17
18
Kalimantan Utara
KEPRI
56
119
7
22
7
42

Sekolah SMA/Sedrajat, PT dan 19


20
21
Lampung
Maluku
Maluku Utara
790
65
132
68
6
6
764
1
5
Ponpes yang masih tergolong 22
23
NTB
NTT
602
181
73
46
405
6

rendah. 24
25
26
Papua
Papua Barat
Riau
206
89
1,471
65
22
87
43
16
158
27 Sulawesi Barat 282 26 48
28 Sulawesi Selatan 1,071 228 209
29 Sulawesi Tengah 367 54 42
30 Sulawesi Tenggara 450 45 60
31 Sulawesi Utara 17 222 47 13
32 Sumatera Barat 453 115 120
TAHAPAN 33
34
Sumatera Selatan
Sumatera Utara
591
943
81
146
309
205
LOGISTIK JUMLAH 20,082 3,153 17,394
TAHAPAN KAMPANYE
Data Pelanggaran Alat Peraga Kampanye (APK)
• 486.392 APK berada pada lokasi yang Daerah Pelanggaran APK terbanyak
dilarang
1. Jawa Barat,
• 11.044 APK mengandung materi kampanye
yang dilarang 2. Jawa Tengah,
3. Sulawesi Selatan dan
4. Sumatera Barat.

APK yang memuat materi yang dilarang


terdapat terbanyak di
1. Sumatera Barat,
2. Sulawesi Tengah,
3. Jawa Barat dan
4. Kalimantan Utara
TAHAPAN 18

LOGISTIK
KEKERASAN DAN/ATAU INTIMIDASI TERHADAP PENGAWAS PEMILU

1. Sumatera Barat (9 orang pengawas), 5. Bengkulu, Papua, Sulawesi Tengah (3 orang


2. Papua Barat (8 orang pengawas), pengawas),
3. Kalimantan Selatan (6 orang pengawas), 6. Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku Utara,
4. Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara (4 NTB,Sulawesi Utara (2 orang pengawas), dan
orang pengawas),
7. Yogyakarta, Jakarta, Jambi, Kalimantan
Barat. Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,
Maluku, Sulawesi Tenggara (1 orang
pengawas)

TAHAPAN 19

LOGISTIK
TAHAPAN MASA TENANG

Program Patroli Pengawasan

• 3 Hari Masa Tenang


• Pencegahan Politik Uang
• Pengawasan Pelanggaran
Kampanye di masa tenang
• Pencegahan jual beli formulir C6

TAHAPAN 20

LOGISTIK
TAHAPAN LOGISTIK

Terdapat 329 Kabupaten/Kota (66


persen) yang menemukan surat
surat yang tidak dapat digunakan
atau mengalami kerusakan.
Banyaknya jumlah daerah yang
menemukan surat suara rusak
membutuhkan peningkatan
kewaspadaan dalam setiap lembar
surat suara yang disortir sehingga
pada saat sudah dimasukkan dalam
amplop seluruh surat suara dalam
kondisi dapat digunakan.
TAHAPAN 21

LOGISTIK
PENGAWASAN TAHAPAN PEMUNGUTAN
DAN PENGHITUNGAN SUARA

Pemetaaan TPS Rawan Penggunaan Sistem Pengawasan


Pemilihan Umum (SIWASLU)
• Pemetaan kerawanan Tujuan SIWASLU:
• Menyediakan data analisis • Memaksimalkan penyajian data dan
berbasis TPS informasi;
• Memenuhi kebutuhan proses pelaporan
• Mengukur tingkat dan pelayanan informasi terkini.
pengetahuan dan kesiapan Sasaran SIWASLU:
pengawas TPS • Peningkatan kinerja pengawasan.
• Efisiensi Digitalisasi.
• Pengamanan data laporan.
• Penguatan hasil pelaporan dengan bukti
dokumen dalam bentuk gambar.
22

TAHAPAN
LOGISTIK
PENANGANAN
PELANGGARAN
DATA LAPORAN DUGAAN PELANGGARAN

TAHAPAN
LOGISTIK
LANJUTAN…
Data Penanganan Pelanggaran
PENERIMAAN TEMUAN
PENERIMAAN LAPORAN PELANGGARAN PELANGGARAN PELANGARAN DALAM PROSES BUKAN
DUGAAN
DUGAAN PELANGGARAN PIDANA ADMINISTRASI LAINNYA PENANGANAN PELANGGARAN
PELANGGARAN

601 Laporan 5.985 Temuan 485 4695 579 78 330

Daerah dengan
Temuan Tertinggi

25

TAHAPAN
LOGISTIK
LANJUTAN..

Laporan Tertinggi Yang Sampai Pada Pengadilan

TAHAPAN 26

LOGISTIK
PENANGANAN PELANGGARAN POLITIK UANG

Putusan Terkait Politik Uang

27

TAHAPAN
LOGISTIK
PENANGANAN PELANGGARAN
NETRALITAS ASN

TAHAPAN
LOGISTIK
PENANGANAN PELANGGARAN
NETRALITAS ASN

TAHAPAN 29

LOGISTIK
PERSIAPAN REGULASI
DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PEMILU 2019

➢ Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum (3 ➢ Pengelolaan Barang Dugaan Pelanggaran Pemilihan Umum
Peraturan) dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota
➢ Pengawasan Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai
➢ Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilihan
Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Umum
Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
➢ Pengawasan Penyelenggaraan Pemilihan Umum
➢ Pemantauan Pemilihan Umum

➢ Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur Sipil Negara, ➢ Tata Cara Pemberian Keterangan dalam Perselisihan Hasil di
Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan Anggota Kepolisian Mahkamah Konstitusi
Negara Republik Indonesia ➢ Pengawasan Pencalonan Peserta Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan
➢ Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilihan
Rakyat Daerah Provinsi, dan Anggota Dewan Perwakilan
Umum Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
➢ Sentra Penegakan Hukum Terpadu (2 Peraturan) ➢ Pengawasan Pencalonan Peserta Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden
➢ Pengawasan Penataan Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota ➢ Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum di Lingkungan
dalam Pemilihan Umum Pengawas Pemilihan Umum

➢ Pengawasan Pencalonan Perseorangan Peserta Pemilihan Umum ➢ Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum (2 Peraturan)
Anggota Dewan Perwakilan Daerah
➢ Pengawasan Dana Kampanye Pemilihan Umum
➢ Pengawasan Penyelenggaraan Pemilihan Umum di Luar Negeri

➢ Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam ➢ Pengawasan Perencanaan, Pengadaan, dan Pendistribusian
Pemilihan Umum Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum
➢ Tata Cara Pemberian Keterangan dalam Perselisihan Hasil di ➢ Pengawasan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan
Mahkamah Konstitusi Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan Umum
INDEKS
Kerawanan
Pemilu 2019

3
1
LATAR BELAKANG

• Amanat UUD RI Tahun 1945 Pa sa l 22 ayat (1) butir a: “ Pemilihan Umum dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, jujur,
• dan adil setiap lima tahun sekali”

• Amanat UU No 7 Tahun 2017 Pa sa l 94 ayat (1) butir a:


•“ Dalam
melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan pencegahan
sengketa Pemilu, Bawaslu bertugas: Mengidentifikasi dan memetakan
potensi kerawanan serta pelanggaran Pemilu”

3
TAHAPAN LOGISTIK 2
TUJUAN
TUJUAN IKP 2019

1. Alat untuk mengetahui dan


mengidentifikasi ciri,karakteristik,
dan kategori kerawanan
2. Alat pemetaan, Pengukuran potensi,
Prediksi, dan DeteksiDini
3. Rekomendasi penyusunan strategi
pencegahan dan pengawasan
tahapan Pemilu kepada
stakeholders Pemilu.

3
TAHAPAN LOGISTIK 3
Konsep IKP
4 Dimensi:
DEFINISI 1. Dimensi Konteks Sosial Politik
2. Dimensi Penyelenggaraan y a n g Be b a s dan
KONSEP Adil
KERAWANAN 3.
4.
Dimensi Kontestasi
Dimensi Partisipasi
PEMILU
16 Subdimensi:
“Segala hal yang 1. Subdimensi Keamanan
2. Subdimensi Otoritas Penyelenggara Pemilu
menimbulkan gangguan 3. Subdimensi Penyelenggara Negara
dan berpotensi 4. Subdimensi Relasi Kuasa di Tingkat Lokal
menghambat proses 5. Subdimensi Hak Pilih
pemilihan umum yang 6. Subdimensi Kampanye
7. Subdimensi Pelaksanaan Pemungutan Suara
inklusif dan benar.” 8. Subdimensi Ajudikasi Keberatan Pemilu
9. Subdimensi Pengawasan Pemilu
10. Subdimensi Hak Politik terkait Gender
“DALAM KONTEKS PEMILU 11. Subdimensi Representasi Minoritas
SERENTAK, IKP 2019 12. Subdimensi Proses Pencalonan
MEMBANDINGKANTINGKAT 13. Subdimensi Partisipasi Pemilih
KERAWANAN ANTAR 14. Subdimensi Partisipasi Partai
KABUPATEN/KOTA SELURUH 15. Subdimensi Partisipasi Kandidat
INDONESIA” 16. Subdimensi Partisipasi Publik

3
4
KATEGORI SKORING IKP 2019

66,01 – 100,00
Kerawa na n
33,01 – 66,00 Tinggi
Kerawa na n Potensi
Sedang kerawanan
0 – 33,00 cenderung
Kerawa na n menguat dan
Potensi signifikan,
Rendah kerawanan sehingga perlu
cenderung perhatian khusus
Potensi mudah terjadi dengan langkah-
kerawanan dan perlu langkah untuk
relatif lemah mendapatkan meminimalisasi
dan cenderung perhatian serta potensi
tidak rawan antisipasi kerawanan
3
TAHAPAN LOGISTIK 5
HASIL
SURVEY
NASIONAL
BAWASLU

3
TAHAPAN LOGISTIK 6
KERAWANAN
RATA-RATA
NASIONAL

43,89 KONTEKS SOSIAL POLITIK


Basis rata-rata
kerawanan
nasional adalah 49,
IKP 2019 53,80 PENYELENGGARA PEMILU 00.
YANG BEBAS DANADIL
Skor: 49,0 Angka tersebut
50,65 KONTESTASI
adalah kumulasi
agregatif dari 4
dimensi dari 514
46,18 PARTISIPASI POLITIK
kabupaten/kota.

3
TAHAPAN LOGISTIK 7
ACEH 50.59
SUMATERA UTARA 48.14
SUMATERA BARAT 51.21
RIAU 47.32
KEPULAUAN RIAU 48.85
J AM B I 49.3
B ENGKULU
SUMATERA SELATAN 44.75
47.67
Provinsi dengan kerawanan
BANGKA BELITUNG
LAM P UNG
44.18
49.56
di atas rata-rata nasional
B ANTEN
JAWA BARAT 47.27
47.88
(15 Provinsi)
DKI JAKARTA 44.78
JAWA TENGAH 48.51 Berdasarkan Tahapan Pemilu
2019
DIYOGYAKARTA 52.14
JAWA TIMUR 49.17
KALIMANTANUTARA 49.24 P ap u a Barat, Papua, Maluku Utara,Aceh,
KALIMANTANBARAT
KALIMANTANTENGAH
47.31 Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,
47.66
KALIMANTANSELATAN 47.94
Maluku, Lampung, Sumatera Barat,
KALIMANTANTIMUR 49.27 J a m b i, DIYogyakarta, Nusa Tenggara
B ALI
NUSA TENGGARA BARAT
46.71 Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
NUSA TENGGARA TIMUR
49.59
50.52
Utara, Sulawesi Tengah.
GORONTALO 49.21
SULAWESI UTARA 50.2
SULAWESI BARAT 47.87
SULAWESI TENGAH 50.5
SULAWESI SELATAN 50.26
SULAWESI TENGGARA 50.86
MALUKU UTARA 49.89
M ALUKU 51.02
PAPUA BARAT 52.83
PAP UA 49.86
8
Da era h
Rawan
Tinggi
Seluruh
Dim ens i

3
9
DAERAH RAWAN TINGGI
BERDASARKAN TAHAPAN
PEMILU 2019
13 April – 1
Mei 2019
17 April – 17 Sengketa
23 Sept 2018 Ju n i 2019 Proses dan
– 13April Pemungutan Hasil
5 Sept 2018 – 2019 Pen g a d a a n dan
18 Mei 2019 dan Peng hitung a n
Suara RAWANTINGGI:
Pemutahiran
Kampanye Dis tribus i
251 (48,8%)
Data Pemilih Logistik DAERAH
RAWANTINGGI:
(DPTHP,DPTB, 272 (52,9%) RAWAN
DPK) RAWANTINGGI: DAERAH SEDANG:
RAWANTINGGI: 28 (5,4%) 263 (51,2%)
DAERAH RAWAN SEDANG:
RAWANTINGGI: 127 (24,7%) DAERAH
2 4 2 (47,1%)
224 (43,6%) DAERAH RAWAN
DAERAH
DAERAH SEDANG:
RAWAN 486 (94,6%)
RAWAN SEDANG: 3 8 7 DAERAH
SEDANG: (75,3%) 40

290 (56,4%) DAERAH


DAERAH

POLITIK U A N G
DAERAH RAWAN TINGGI
BERDASARKAN TAHAPAN PEMILU 2019

RAWANTINGGI: RAWANTINGGI:
127 (24,7%)
224 (43,6%) Pemuta hira n
DAERAH DAERAH
Data Pemilih Ka m pa nye
RAWAN
(DPTHP,DPTB, RAWAN
SEDANG: DPK) S EDANG:
290 (56,4%) 387 (75,3%)
DAERAH DAERAH

RAWANTINGGI: RAWANTINGGI: RAWANTINGGI:


251 (48,8%) 272 (52,9%) 28 (5,4%)
DAERAH DAERAH DAERAH

RAWAN RAWAN RAWAN


S EDANG: SEDANG: S EDANG:
263 (51,2%) 242 (47,1%) 486 (94,6%)
DAERAH DAERAH DAERAH 41
Sengketa Proses dan
Hasil Pemungutan dan Pengadaan dan Distribusi
Penghitungan Suara Logistik
POLITIK U A N G
SKOR IKP KAB/KOTA
10 KAB/KOTA KERAWANAN
TERTINGGI
Skor
Dimensi Skor Dimensi
Penyelenggaraan Skor Skor
Konteks Dimensi Dimensi IKP
No. Kab/Kota Sosial Pemilu ya ng 2019
Bebas dan Adil Kontestasi Partisipasi
Politik

KABUPATEN LOMBOK
1 TIMUR 71.89 73.36 61.73 73.11 70.02

KABUPATEN TELUK
2 BINTUNI 73.5 73.03 58.02 61.34 66.47

KABUPATEN BUTON
3 UTARA 54.84 68.42 80.25 54.62 64.53

KABUPATEN
4 SAROLANGUN 69.59 69.74 61.73 53.78 63.71

KABUPATEN
5 MAMBERAMO RAYA 65.44 73.03 60.49 55.46 63.61

KABUPATEN FLORES
6 TIMUR 48.62 75.99 71.6 57.14 63.34

7 KABUPATEN POSO 58.06 67.11 65.43 57.98 62.15


8 KABUPATEN DOGIYAI 60.6 63.49 65.43 57.98 61.88
42
KABUPATEN TANA
9 TORAJA 55.99 70.72 61.73 57.98 61.61

KABUPATEN NIAS
10 UTARA 56.68 67.11 62.96 58.82 61.39
KERAWANAN ASPEK:
Keamanan, Netralitas ASN, Ujaran Kebencian dan
Politisasi Sara
KEAMANAN
94 (18,3%) Kab/Kota
(Kondisi Sosial, Relasi
Kuasa Lokal, dan Praktik
Kampanye) UJARAN KEBENCIAN
DAN POLITISASI SARA
90 (17,5%) KAB/KOTA
(Relasi Kuasa Lokal, Praktik
Kampanye dan Keterlibatan
Pemilih)
NETRALITAS ASN
93 (18,1%) KAB/KOTA
(Otoritas Penyelenggara
Pemilu, Penyelenggara Negara, 43
Relasi Kuasa Lokal dan
Pelibatan saat Kampanye)

S P E I K U A N G
KERAWANAN
ASPEK:
POLITIK UANG

Kerawanan Tinggi 34,2%


176 Daerah

Kerawanan Sedang 65,8%


337 Daerah

<
Kampanye dan Partisipasi
P em ilih
Relasi Kuasa Lokal
UNS UR Pelaksanaan Penghitungan 44

Pengawasan Pemilu dan PartisSiupaarsai


KERAWANAN ASPEK: P ublik
POLITIK U A N G
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
KPU -BAWASLU
Menjaga hak pilih dengan memaksimalkan pemutakhiran
data pemilih, meningkatkan sosialisasi Pemilu dan
menjamin keberimbangan kampanye peserta Pemilu.

KEMENDAGRI
Memaksimalkan perekaman KTP Elektronik hingga
Desember 2018.

TNI / POLRI
Meningkatkan kondusivitas keamanan terhadap daerah yang
rawan tinggi.

PARTAI POLITIK
Meningkatkan kampanye dialogis dalam bentuk pertemuan
tatap muka dan pertemuan terbatas dan mematuhi aturan 45
kampanye
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
KEMENKOPOLHUKAM
Memastikan koordinasi dan pengendalian terhadap kondisi
keamanan, sosial dan politik dalam tahapan Pemilu.

KEMENKOMINFO
Meningkatkan pengawasan dan penanganan materi kampanye di
internet.

KEMENPANRB DAN KEMENTERIAN LAIN


Meningkatkan pengawasan terhadap potensi keterlibatan
aparatur sipil negara.

MEDIA
Menjaga kode etik jurnalistik, keberimbangan informasi dan
meningkatkan edukasi pemilih.

MASYARAKAT SIPIL 46
Meningkatkan partisipasi pemantau dan berpartisipasi aktif
dalam pengawasan tahapan Pemilu.
Terima Kasih
Badan Pengawas Pemilihan Umum

Anda mungkin juga menyukai