Anda di halaman 1dari 25

Makalah

“PERAN PEMULIAAN TANAMAN DALAM PENGELOLAAN DAN


PEMANFAATAN POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI”

Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman


Dosen Pengampu : Dr. Ir. Aziz Purwantoro, M.Sc.

Disusun Oleh :
R. Afif Pranaya Jati (12009)
Nadia Ayu Pitaloka (12046)
Dewi Sugestyati (12092)
Rizky Adi (12897)
Listia Aisyah (12913)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa lalu manusia mencukupi kebutuhan hidupnya dengan bergantung
kepada alam. Seiring berjalannya waktu peradaban manusia mulai berkembang, dari
nomaden menjadi menetap. Begitu juga kegiatan pertanian, dari yang konvensional
menuju pertanian yang lebih modern. Hal tersebut juga diiringi dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian. Hal itu dibuktikan dengan
adanya kegiatan pemuliaan tanaman. Kegiatan pemuliaan yang dimaksud berupa
proses seleksi tanaman. Dari proses itulah ilmu di bidang pemuliaan tanaman juga
semakin berkembang.
Berdasarkan definisinya, pemuliaan tanaman adalah aktivitas untuk
memuliakan tanaman. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan potensi tanaman.
Setiap tanaman punya potensi yang berbeda-beda karena masing-masing tanaman
memiliki sumber informasi genetik yang juga berbeda. Hal tersebut kemudian dapat
muncul ketika kondisi lingkunga sekitar memenuhi syarat sehingga dapat muncul
suatu varietas yang memiliki potensi yang baik.
Berdasarkan hal tersebut diatas diperlukan suatu kegiatan seleksi atau
pemilihan varietas yang unggul untuk meningkatkan produktivitas dari suatu tanaman,
meningkatkan kualitas dari produksi tanaman, serta melindumgi dan menjaga
lingkungan. Varietas unggul merupakan faktor utama yang menentukan tingginya
produksi yang diperoleh bila persyaratan lain dipenuhi. Varietas unggul dapat
diperoleh melalui pemuliaan tanaman. Suatu varietas unggul tidak selamanya akan
menunjukkan keunggulannya, tetapi makin lama produksi akan makin menurun
tergantung pada komposisi genetiknya.
Usaha untuk mendapatkan varietas unggul dapat dilakukan dengan hibridisasi
atau persilangan. Proses persilangan sendiri langkah penting dalam mendapatkan
varietas unggul karena proses hibridisasi sendiri sangat bergantung pada proses
reproduksi dari suatu tanaman. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
kegiatan pemuliaan tanaman tergantung pada potensi yang dimiliki suatu tanaman,
proses seleksi karena adanya keragaman potensi tanaman, dan persilangan.

1
B. Tujuan
1. Mempelajari siklus hidup dan perkembangbiakkan tanaman
2. Mempelajari pertumbuhan bunga, penyerbukan, dan pembuahan
3. Mempelajari keanekaragaman tanaman
4. Mempelajari domestikasi dan introduksi
5. Mempelajari dasar genetika tanaman dan heritabilitas.

II. PEMBAHASAN
A. MEGADIVERSITY DAN CENTER OF ORIGIN
A.1. Megadiversity
Megadiversity merupakan kekayaan keanekaragaman hayati yang terdapat banyak
sekali di suatu tempat. Negara megadiversitas adalah negara-negara yang memiliki
keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Sekelompok negara-negara ini menampung
sebagian besar khazanah spesies yang ada di muka bumi, karena itu dianggap sangat kaya
akan keanekaragaman hayati. Pusat Pengawasan Keonservasi Dunia (World Conservation
Monitoring Centre), sebuah badan dalam Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-
Bangsa (United Nations Environment Programme), telah mengidentifikasi 17 negara
megadiversitas, yang kebanyakan berlokasi di kawasan tropis.Berdasarkan urutan alfabet, ke-
17 negara tersebut adalah:
1. Australia
2. Brazil
3. Republik Rakyat Tiongkok
4. Kolombia
5. Republik Demokratik Kongo
6. Ekuador
7. India
8. Indonesia
9. Madagaskar
10. Malaysia
11. Meksiko
12. Papua Nugini
13. Peru

2
14. Filipina
15. Afrika Selatan
16. Amerika Serikat
17. Venezuela
A.2. Center Of Origin
Pada awal abad XX, seorang ahli botani dari Rusia bernama Nikolai Ivanovich Vavilov
mengadakan perjalanan ekspedisi ilmiah menjelajahi bagian dunia untuk mengetahui
keberadaan keanekaragaman tanaman. Ekspedisi N.I Vavilov cs (1926) memberikan hasil
yang berguna sekali yaitu hasil pengamatannya telah diketemukan beberapa aturan atau
ketentuan mengenai penyebaran geografis dari tanaman. Dari hasil penyelidikan tersebut
lahirlah teori mengenai centra dan gene.
Menurut Vavilov di dunia terdapat beberapa daerah dimana dijumpai kekayaan akan
forma dari tanaman tertentu yang terbesar. Di pusat daerah-daerah tersebut terdapat sifat-sifat
dominan yang selalu terlihat (yang berkuasa), sedangkan semakin jauh dari centrum tersebut
semakin berkurang nampaknya sifat-sifat dominan itu dan semakin berkuasalah sifat-sifat
resesif. Hal tersebut dikarenakan karena adanya mutasi dan inbreeding. Akibatnya, tampak
adanya pusat-pusat gen primer dan sekunder. Oleh Vavilov centra tersebut dikatakan sevagai
“pusat gen” (daerah asal) dari tanaman yang bersangkutan.
Pusat gen primer adalah suatu daerah yang sejak permulaan terdapat keanekaragaman
suatu tanaman tertentu, sedangkan pusat gen sekunder merupakan suatu daerah yang terdapat
keanekaragaman tanaman tertentu karena terjadinya pesilangan-persilangan secara alami.
Selanjutnya Vavilov menggolongkan pusat-pusat gen itu menjadi 8 yaitu :
1. The Chinese center of origin (daerah asal tiongkok) soya, bamboo, rami, tebu,
jewawut, beberapa tanaman Leguminoceae.
2. The Hindustan center of origin (daerah asal Hindustan, Asia Tenggara) : padi, kapas,
tebu, buah-buahan tropika. Daerah ini meliputi kepulauan Malaya, Jawa,
Kalimantan, Sumatera dan Philipina.
3. The central Asiatic center of origin (Daerah asia Tengah), termasuk India Barat,
Kashmir, Afganistan, Republik Sovyet : Pisum sativum, Viciafaba, Phaseolus,
kapas.
4. The Near Eastern center of origin (daerah asal timur dekat), ialah seluruh
Traucaucasia, Iran dan dataran tinggi Turkmenistan : Triticum (gandum) lebih dari 9
species, buah anggur, peer kersen, Trifolium.

3
5. The Mediterranean center of Origin (daerah asal Laut Tengah) : sayur-sayuran,
makanan ternak Hordeum sativum.
6. The Abyssinean center of origin (daerah asal Abyssinia) terdapat banyak perbedaan
pada Triticum dan Hordcum. Mungkin daerah ini adalah pusat Hordcum.
7. The south Mexican and Central American center of origin (daerah Mexico selatan
dan Amerika Tengah) jagung, kapas, kacang-kacangan.
8. The South American center of origin (daerah asal Amerika Selatan) : Peru, Bolivia,
Equador dan Colombia, pusat tanaman berumbi : kentang, ketela pohon.
Vavilov membagi lagi sebagai :
a. Pusat Gen Chilo dengan tanaman kentangnya.
b. Pusat Gen Brazilia-paraguay dengan tanaman ubi kayu, kacang tanah, cokelat, karet,
nanas, Peru adalah tempat asal tanaman jagung, tomat dan Phaseolus lumatus.
Disamping teori-teori centra-centra gene Vavilov mengemukakan pula pendapatnya
mengenai gejala-gejala variasi parallel pada tanaman-tanaman yang mempunyai hubungan
kekeluargaan yang dekat.
Dengan gejala tersebut diartikan bahwa pada semua tanaman yang berhubungan
kekeluargaannya dekat, senantiasa terdapat variasi-variasi homilog yang baka. Vavilov
menamakan ketentuan-ketentuan ini “Low of Homologeus Series” atau hokum dari variasi
baka yang homolog (variasi parallel) (Darwin).
A.3. Manfaat Keanekaragaman Hayati
Beberapa manfaat keanekaragaman hayati dapat dijelaskan sebagai berikut (Indrawan
et al. 2007):
1. Manfaat ekonomi langsung
Manfaat keanekaragaman hayati sebagai kayu bakar, bahan makanan, obat-obatan, tali-
temali, bahan bangunan yang dimanfaatkan langsung oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari (nilai kegunaan konsumtif). Selain itu, keanekaragaman hayati juga
dapat menjadi sumber pendapatan dengan menjualnya ke pasaran pada skala lokal, nasional,
bahkan internasional dan menghasilkan uang bagi manusia (nilai kegunaan produktif).
Keanekaragaman hayati yang dijual dapat langsung dari alam maupun hasil olahannya.
Keanekaragaman hayati yang dijual dapat berupa hasil hutan kayu dan bukan kayu:
rotan, getah, tanaman obat, juga berbagai jenis hewan yang telah diketahui memiliki manfaat
sebagai sumber obat bagi manusia.

4
2. Manfaat ekonomi tidak langsung
Berbagai jasa lingkungan yang disediakan oleh komunitas biologi adalah manfaat tidak
langsung, yang nilainya kadang melebihi nilai dari keanekaragaman hayati yang
dimanfaatkan secara langsung oleh manusia, dimana kadang tidak disadari pada saat manusia
mengubah habitat. Tumbuhan sebagai sumber oksigen yang dihasilkan melalui proses
fotosintesis, fungsi tumbuhan sebagai pengontrol iklim, pengontrol banjir dan kekeringan,
melindungi resapan air, memelihara jasa dan kualitas air, mencegah erosi dan longsor, fungsi
pengontrol polutan dari limbah kotoran, industri, logam berat dan pestisida. Juga, hubungan
antara spesies menciptakan jaring-jaring kehidupan dan rantai makanan yang akan
mengganggu semua system dalam ekosistem termasuk manusia, jika terganggu. Jenis-jenis
tumbuhan dan hewan tertentu dipakai sebagai indikator peringatan dini untuk memantau
kesehatan lingkungan. Jasa lain yang disediakan oleh keanekaragaman hayati
danekosistemnya adalah jasa rekreasi, ekowisata, olah raga seperti berburu dan memancing
dan nilai pendidikan dan ilmiah yang menciptakan banyak ilmuwan dan menghasilkan
banyak penemuan baru bagi kebaikan manusia.

A.4. Ancaman Keanekaragaman Hayati dan Masalah-Masalah Lingkungan


Berbagai ancaman terhadap keanekaragaman hayati bersumber dari manusia. Secara
sistimatis ada 5 penyebab utama ancaman terhadap kelestarian keanekaragam hayati
(Diamond 1989):
 Perusakan dan pemusnahan habitat alam, misalnya lewat pembalakan lahan buat
transmigrasi, lokasi fasilitas ekonomi, sosial dan pendidikan, pembuatan jalan dan
sebagainya;
 Pemanfaatan berlebihan dan tidak terkendali, misalnya penjualan burung, buaya, ikan;
 Pencemaran;
 Pemasukan spesis asing. Hal ini belum banyak terjadi di Papua, namun keberadaan
enceng gondok, keong emas, dan gastor, dan jenis-jenis ikan asing lainnya di perairan
di Papua sudah perlu diawasi; dan
 Pemusnahan sekunder, misalnya tumbuhan/binatang yang punah secara tidak
langsung karena habitat atau inangnya hilang.

5
B. PERAN PEMULIAAN TANAMAN DALAM PENGELOLAAN
POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI
B.1. Plasma Nutfah Sebagai Sumber Potensi Keanekaragaman Hayati
Plasma nutfah adalah substansi pembawa sifat turunan (genetik). Plasma nutfah
memiliki arti penting sebagai sumber potensi keanekaragaman hayati. Salah satu arti penting
dari plasma nutfah adalah dalam penyelamatan suatu sumber daya genetik. Peningkatan
kebutuhan areal lahan untuk berbagai macam tujuan menyebabkan peristiwa penyusutan areal
hutan dan pertanian. Pembukaan lahan hutan yang tidak terkendali tanpa memperhatikan
keanekaragaman hayati dalam hutan tersebut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya
genetik tanaman tertentu. Hal tersebut dikarenakan hutan merupakan salah satu sumber
keberadaan plasma nutfah. Pengelolaan plasma nutfah yang baik dari suatu sumber dapat
menjaga keanekaragaman hayati, sehingga kehilangan atau kepunahan suatu sumber daya
genetik tanaman tertentu dapat dicegah.
Selain berperan penting dalam penyelamatan sumber daya genetik suatu tanaman,
plasma nutfah sebagai sumber potensi keanekaragaman hayatai juga berperan penting dalam
mencegah peristiwa erosi genetik. Erosi genetik dapat diartikan sebagai kehilangan atau
penyusutan ketersediaan suatu sumber daya genetik tanaman secara besar-besaran. Menurut
catatan FAO (Food and Agriculture Organization) peristiwa erosi genetik dapat mengancam
ketahanan dan ketersediaan pangan dunia di masa depan. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya penggunaan varietas unggul baru secara besar-besaran yang mampu mengancam
keberadaan varietas lokal. Plasma nutfah dari varietas lokal sendiri memiliki sifat-sifat unik
yang menyimpan potensi tertentu khususnya terkait faktor lingkungan suatu kawasan. Potensi
dari varietas lokal tersebut memiliki arti penting untuk terus dijaga keberadaannya karena di
masa depan potensi tersebut mungkin akan dibutuhkan untuk menjawab persoalan di
lapangan. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya pengelolaan plasma nutfah secara terpadu
untuk menjaga keanekaragaman hayati.
Pengelolaan plasma nutfah secara terpadu dapat dilakukan melalui suatu lembaga
yang disebut Bank Plasma Nutfah. Bank plasma nutfah merupakan lembaga yang
bertanggung jawab atas ketersediaan plasma nutfah. Adapun beberapa contoh bank plasma
nutfah yang telah dikenal secara internasional yaitu (Mangoendidjojo, 2003). :

6
• IRRI : International Rice Research Institute (Los Banos, Filipina) Padi
• CIMMYT : International Maize and Wheat Improvement Center (El Batan,
Meksiko) Jagung
• INTSOI (USA) & IITA (Nigeria)  Kedelai
• AVRDC (Taiwan) Sayuran
• IPC (Peru)  Kentang
B.2. Strategi Dasar Pemuliaan Tanaman Oleh Bank Plasma Nutfah
Dalam upayanya menjaga keanekaragaman hayati demi ketersediaan sumber daya
genetik, bank plasma nutfah perlu melakukan beberapa strategi dasar pemuliaan tanaman.
Strategi dasar tersebut adalah koleksi, inventarisasi, dan karantina. Dalam strategi koleksi,
perlu dilakukannya suatu eksplorasi. Eksplorasi merupakan usaha pencarian sumber daya
genetik baru atau sesuai kebutuhan, caranya dengan melakukan pencarian di kawasan-
kawasan hutan cagar alam.
Kemudian, untuk strategi karantina kegiatan bank plasma nutfah berfokus pada
penyimpanan dan pemeliharaan koleksi plasma nutfah. Penyimpanan dan pemeliharaan
plasma nutfah dapat dimanfaatkan untuk pertukaran koleksi antar lembaga bank plasma
nutfah. Kegiatan pertukaran tersebut betujuan untuk memperkaya sumber daya genetik
tanaman, dan meningkatkan potensi pemanfaatan sumber daya genetik tanaman.
Dalam strategi inventarisasi, kegiatan penting yang dilakukan adalah pengelolaan
berbagai hasil kegiatan koleksi plasma nutfah. Bentuk kegiatan pengelolaaan tersebut dapat
berupa kegiatan konservasi.
Kegiatan Konservasi sumber daya alam hayati adalah upaya pengelolaan sumber daya
alam hayati dengan memperhitungkan kelangsungan dan tetap memelihara serta
meningkatkan kualitasnya. Tujuan dari kegiatan konservasi adalah mengusahakan
terwujudnya kelestarian sumber daya alam dan keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat
lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mutu kehidupan
manusia.
 Langkah-langkah konservasi
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan
2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar beserta ekosistemnya
3. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
 Konservasi in-situ dan ex-situ

7
 Konservasi in-situ adalah konservasi spesies target ‘di tapak (on site)’, dalam
ekosistem alami atau aslinya, atau pada tapak yang sebelumnya ditempati oleh
ekosistem tersebut. Konservasi in-situ merupakan upaya pengawetan jenis
tumbuhan dan satwa liar di dalam kawasan suaka alam yang dilakukan dengan
jalan membiarkan agar populasinya tetap seimbang menurut proses alami di
habitatnya. Pengelolaan di dalam habitatnya dapat dilakukan dalam bentuk
identifikasi, inventarisasi, pemantauan habitat dan populasinya, penyelamatan
jenis, pengkajian, penelitian dan pengembangan. Contoh kawasan konservasi
in-situ adalah kawasan konservasi, taman wisata alam, taman hutan raya, cagar
alam, suaka margasatwa, dan taman buru.
 Konservasi ex-situ adalah konservasi spesies di luar distribusi alami dari
populasi tetuanya, untuk melindungi spesies tumbuhan (langka), dengan
mengambilnya dari habitat yang tidak aman / terancam dan menempatkannya /
bagiannya di bawah perlindungan manusia. Konservasi ex-situ merupakan
upaya pengawetan jenis di luar kawasan yang dilakukan dengan menjaga dan
mengembangbiakan jenis tumbuhan dan satwa liar. Konservasi ex-situ
dilakukan adalah untuk menghindarkan adanya kepunahan suatu jenis karena
terjadinya berbagai tekanan terhadap populasi maupun habitatnya. Untuk
melakukan kegiatan konservasi ex-situ berbagai persyarataan yang perlu
dipenuhi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas, aman dan nyaman,
memenuhi standart kesehatan tumbuhan dan satwa, serta mempunyai tenaga
ahli dalam bidang medis dan pemeliharaan. Begitu pula untuk melakukan
perkembangbiakan jenis di luar habitatnya, persyaratan yang perlu dipenuhi
yaitu dapat menjaga kemurnian jenis dan keanekaragaman genetik, dapat
melakukan penandaan dan sertifikasi, serta dapat membuat buku daftar silsilah.
Contoh kawasan konservasi ex-situ adalah kebun binatang, kebun raya,
arboretum, dan taman safari.

8
 Kelebihan dan kekurangan konservasi in-situ dan konservasi ex-situ
Konservasi in-situ
Kelebihan Kekurangan
• upaya konservasi paling • penyebaran sempit
efektif • tanpa diketahui terjadi
• perlindungan dilakukan di perubahan habitat
dalam habitat asli • jika terjadi bencana
• tidak diperlukan proses (kebakaran), seluruh jenis
adaptasi tumbuhan ke tempat yang terdapat di dalamnya
yang baru terancam musnah dan tidak
ada yang dapat dicadangkan
Konservasi ex-situ
Kelebihan Kekurangan
• mencegah kepunahan lokal • memerlukan kegiatan
berbagai jenis tumbuhan, eksplorasi dan penelitian
akibat bencana alam dan terlebih dahulu
kegiatan manusia • dibutuhkan dana yang cukup
• dapat dipakai untuk arena besar
perkenalan berbagai jenis • dibutuhkan tenaga ahli dan
tumbuhan dan wisata alam orang yang berpengalaman
bagi masyarakat luas
• berguna untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama yang
berkaitan dalam kegiatan
budidaya tumbuhan

9
 Kultur jaringan (perbanyakan tanaman secara vegetatif).
Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian
tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam
media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah
tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan
bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama teknik kultur jaringan adalah
perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan
media buatan yang dilakukan di tempat steril. Keberhasilan kultur jaringan dipengaruhi
oleh ketersediaan alat, lingkungan yang bersih, dan tentunya proses yang dilakukan sesuai
dengan tahapan yang ada.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman,
khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang
dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya :
 mempunyai sifat yang identik dengan induknya
 dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan
tempat yang luas
 mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat
 kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin
 kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional
Sedangkan kelemahan pengembangan kultur jaringan adalah bibit hasil kultur
jaringan memerlukan proses aklimitisasi, karena terbiasa dalam kondisi lembap dan
aseptik
Macam-macam kultur jaringan, diantaranya :
1. Kultur Meristem, Menggunakan jaringan (akar, batang, daun) yang muda atau
meristematik.
2. Kultur Anter, Menggunakan kepala sari sebagai eksplan.
3. Kultur Embrio, Menggunakan embrio. Misalnya pada embrio kelapa kopyor yang
sulit dikembangbiakan secara alamiah.
4. Kultur Protoplas, Menggunakan sel jaringan hidup sehingga eksplan tanpa dinding.
5. Kultur Kloroplas, Menggunakan kloroplas. Kultur ini biasanya untuk memperbaiki
atau membuat varietas baru.
6. Kultur Polen, Menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya.

10
Kultur Jaringan dipengaruhi oleh beberapa proses dan tahapan. Setiap proses kultur
jaringan memiliki fungsi dan alat-alat pendukung yang berbeda. Proses dan
tahapan kultur jaringan :
1. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan proses pembersihan alat dari mikroorganisme-mikroorganisme
yang terdapat pada alat/media kultur jaringan. Proses sterilisasi dapat dilakukakan
dengan berbagai cara, seperti :

a. Pemanasan
b. Filtrasi
c. Penyinaran dengan sinar gelombang pendek (radiasi)
d. Kimia
2. Persiapan Media
Persiapan Media merupakan proses untuk mempersiapkan media, sebelum eksplan
masuk dan diproses lebih lanjut. Media kultur jaringan seperti media Murashige &
Skoog (media MS), media Knudson dan media Vacin and Went, dan lain-lain. Ada
dua penggolongan media tumbuh, yaitu media padat dan media cair. Media padat
pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada
agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang
atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi media yang
digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi
media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang
ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan
karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan
tanaman.
3. Persiapan Eksplan
Persiapan eksplan adalah proses pemilihan eksplan yang bermutu baik yang dapat
diidentifikasi dari indukan yang berkualitas. Tanaman indukan sumber eksplan
tersebut harus dikondisikan dan diperssiapkan secara khusus di rumah kaca atau
greenhouse agar eksplan yang akan dikulturkan seh dan dapat tumbuh dengan baik.

11
Persiapan eksplan dilakukan dengan pembedahan bagian/sel/jaringan satu tanaman
dengan menggunakan scaple, pinset, gunting, dan lain-lain. Eksplan yang sudah
disiapkan diukur dengan timbangan analitik 0.01-100gr, eksplan lalu disterilisasi
untuk menghilangkan mikroorganisme yang terdapat di eksplan tersebut.

4. Inokulasi
Inokulasi adalah tahap penanman eksplan. Inokulasi biasanya sangat mempengruhi
keberhasilan kultur jaringan. Proses inokulasi membutuhkan laminar ariflow atau
enkase yang berfungsi untuk menjaga keadaan lingkungan kerja tetap steril.
5. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan
pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya
mikroorganisme yang akan mengkontaminasi dan menyebabkan gagalnya
pertumbuhan eksplan. Eksplan yang sudah masuk dalam botol kultur dapat disimpan
dirak-rak kultur yang terjaga suhu dan kebersihannya.
6. Aklimatisasi
Aklimatiasi adalah proses pemindahan eksplan ke luar. Tahapan ini memerlukan
kehati-hatian agar eksplan masih terjaga dan mampu beradaptasi dengan lingkungan
barunya. Eksplan yang akan ditanam masih rentan terhadap hama penyakit.
Aklimatisasi awal biasanya menggunakan sungkup untuk menjaga eksplan dalam
kondisi adaptasi awal, sungkup berguna untuk melindunggi eksplan terhadap hama
penyakit. Sungkup baru dibuka ketika eksplan tersebut sudah dapat beradaptasi
dengan lingkungan barunya.
 Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan
makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut
juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan
DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap
makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan.
Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-
temurun.

12
1. Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar
didapatkan individu baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya.
Transplantasi inti pernah dilakukan terhadap sel katak. Inti sel yang dipindahkan
adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat diploid. Inti sel tersebut dimasukkan
ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan inti diploid. Setelah
diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga terbentuklah
morula yang berkembang menjadi blastula.
Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak sel dan diambil
intinya. Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain.
Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing
ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang
sama.
2. Fusi sel
Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda
supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran
dua sel serta diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel
(kariogami). Manfaat fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom, membuat
antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di dalam fusi sel diperlukan
adanya :
o sel sumber gen (sumber sifat ideal)
o sel wadah (sel yang mampu membelah cepat)
o fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
3. Teknologi plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri atau ragi di
luar kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antara lain :
o merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu
o dapat beraplikasi diri
o dapat berpindah ke sel bakteri lain
o sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk
Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah
gen ke dalam sel target.

13
4. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA dari sumber yang
berbeda. Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh
karena itu, rekombinasi DNA disebut juga rekombinasi gen. Rekombinasi DNA
dapat dilakukan karena alasan-alasan sebagai berikut :
o Struktur DNA setiap spesies makhluk hidup sama
o DNA dapat disambungkan

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEANEKARAGA-


MAN TANAMAN
C.1 Pengaruh Lingkungan terhadap Sifat Fenotip
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan
keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab
keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif
konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.Sebaliknya, faktor luar relatif
stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. “ Tidak ada dua individu yang sama
persis”. Hal ini disebabkan oleh adanya variasi organisme dari spesies yang sama atau
keanekaragaman spesies. Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya
matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang
diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan
demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip dengan
lingkungannya. Baik hewan maupun tumbuhan juga mempunyai variasi yang tampak antara
lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna dan ciri khas lainnya
Sifat fenotip dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sebagai contohnya, padi
unggul yang diperoleh melalui radiasi, yaitu Atomita I dan Atomita II yang dihasilkan akibat
radiasi sinar gamma yang berasal dari CO-60. penelitian ini dikerjakan oleh BATAN (Badan
Tenaga Atom Nasional), berasal dari padi jenis unggul Pelita I/1. Atomita I dan II tahan
wereng coklat. Atomita II dapat hidup baik di daerah asin, tahan terhadap penyakit hawar
daun (Xanthomonas orizae). Atomita I dan Atomita II merupakan contoh bibit unggul yang
diperoleh melalui mutasi buatan. Padi ini memiliki keunggulan, antara lain :
- Tanamannya pendek sehingga tidak mudah tertiup angin.
- Umurnya lebih pendek.
- Tahan terhadap beberapa jenis hama

14
Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah
mangga, serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua
disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua
makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama.
Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang
bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada setiap individu,
walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung
pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat
suatu individu dalam satu spesies. Keanekaragaman tingkat gen yang menunjukkan fenotipe
atau penampakan yang berbeda Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis
merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan
perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen
dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies
berupa varietas-varietas yang terjadi secara alami atau secara buatan. Keanekaragaman yang
terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan
lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang
tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip).
Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang
(hibridisasi), seperti pada berbagai jenis tanaman sebagai contoh adalah tanaman mangga
(Yanto,2014).
C.2. Rekombinasi Genetik
Rekombinasi genetik adalah proses pertukaran elemen genetik yang dapat terjadi
antara untaian DNA yang berlainan (interstrand), atau antara bagian-bagian gen yang terletak
dalam satu untaian DNA (intrastrand). Dalam pengertian yang lebih sederhana, rekombinasi
genetik didefinisikan menjadi penggabungan gen dari satu atau lebih sel ke sel target. Sel
yang disisipi atau dimasuki gen dari luar atau dari sel lain disebut biakan rekombinan.
Penyusunan kembali informasi genetik dalam dan antara molekul DNA yang meliputi
berbagaimacam proses yang terletak secara kolektif dibawah rekombinasi genetik (Warianto,
2011).
Fungsi dari rekombinasi genetik bervariasi tergantung mekanismenya. Beberapa
fungsi rekombinasi genetikadalah memelihara perbedaan genetik, sistem perbaikan DNA
khusus, regulasi ekspresi gen tertentu, dan penyusunan kembali genetik yang diprogram
selama perkembangan

15
Secara garis besar ada tiga tipe rekombinasi genetik yang sudah banyak diketahui,
yaitu (1) rekombinasi homolog/ umum, (2) rekombinasi khusus (site-specific rekombination),
dan (3) rekombinasi transposisi/replikatif.Rekombinasi homolog menyebabkan terjadinya
pertukaran antarmolekul DNA yang merupakan homologi urutan nukleotida cukup besar. Ciri
khusus rekombinasi homolog adalah bahwa proses tersebut dapat terjadi setiap titik di daerah
homologi. Rekombinasi terjadi melalui tahap pemotongan untaian DNA yang kemudian
diikuti dengan proses penggabungan kembali. Rekombinasi antarkromosom melibatkan
proses pertukaran secara fisik antara bagian-bagian kromosom. Proses rekombinasi terjadi
secara akurat sehingga tidak ada satupun pasangan basa nukleotida yang hilang atau
ditambahkan ke dalam kromosom rekombinan.Proses pertukaran tersebut menyebabkan
terbentuknya struktur yang dapat terlihat sebagai kiasma (chiasma) pada waktu meiosis.
Kiasma merupakan tempat pemotongan dan penggabungan kembali untai DNA, yaitu ketika
dua kromatid yang berbeda (non-sister chromatids) terpotong dan tergabungkan satu sama
lain. Rekombinasi homolog dimulai ketika dua kromosom homolog terletak berdekatan satu
sama lain sehingga urutan nukleotida yang homolog dapat dipertukarkan. Kontak antara dua
pasang kromosom tersebut, disebut sebagai proses sinapsis, terjadi pada awal meiosis yaitu
pada profase (Warianto, 2011).
Rekombinasi genetik homolog melibatkan pertukaran genetik antara dua molekul
DNA (atau segmen molekul yang sama) yang mendiami wilayah yang luas dengan susunan
homolog. Susunan basa yang sebenarnya pada DNA tidak sesuai sepanjang susunan dua
DNA yang sama. Daerah rekombinasi khusus berbeda dalam hal pertukaran yang hanya
terjadi pada susunan DNA yang terdefinisi. Perubahan DNA adalah berbeda dalam
halperubahan ini melibatkan segment pendek DNA dengan kapasitas yang luar biasa untuk
berpindah dari satu lokasi kromosom ke lokasi yang lain. Pembahasan dari mekanisme
rekombinasi harus selalu menyertakan stuktur DNA yang luar biasa. Pada rekombinasi
genetik homolog, dua molekul DNA berinteraksi dan meluruskan susunannya yang sama
pada beberapa tahapan reaksi. Proses pelurusan ini bisa melibatkan formasi DNA menengah
barudima tigaatau bahkan empat strand dilepaskan. Cabang struktur DNA juga ditemukan
sebagai rekombinan menengah. Pertukaran informasi antara dua makromolekul helix besar
sering melibatkan jalinan strand kompleks (Warianto, 2011).

16
C.3. Mutasi
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation). Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA), akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah. Selain itu terdapat pula mutasi kromosom (aberasi/gross
mutation) yang dapat disebabkan oleh perubahan struktur kromosom maupun perubahan
jumlah kromosom.
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan, dan dapat
juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau radiasi. Perubahan ini
umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis.
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut:
a. Delesi : hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena patah
b. Duplikasi : patahnya sebagian segmen kromosom, lalu patahan tersebut tersambung pada
kromosom homolognya
c. Translokasi : patahnya sebagian segmen kromosom, lalu patahan tersebut tersambung
pada kromosom lain yang tidak homolog. Ada dua jenis translokasi yaitu translokasi resiprok
(timbal balik) dan translokasi nonresiprok.
d. Inversi : sebagian segmen kromosom patah, lalu patahan tersebut tersambung kembali
tetapi dengan posisi terbalik. Ada dua macam inversi, yaitu inversi perisentrik bila peristiwa
inversi melibatkan perubahan posisi sentromer. Bila peristiwa inversi tidak melibatkan
perubahan posisi sentromer disebut inversi parasentrik.
e. Katenasi : merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa sehingga
menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti lingkaran.
C.4. Poliploidi
Poliploidi adalah kondisi dimana suatu individu yang setiap inti sel somatic memiliki
jumlah kromosom lebih dari dua set (2x), poliploidi terbentuk akibat dari persilangan
interspesifik, pengandaan jumlah kromosom dari diploid kerabat dekatnya, serta akibat
adanya penyimpangan segregasi kromosom dalam proses meiosis. Secara umum poliploidi
terbagi dua kelompok, yaitu (Kusumah, 2012):
1. Euplodi; suatu individu memiliki jumlah kromosom merupakan kelipatan seluruh set
kromosom (genom). Berdasarkan asal set kromosom yang dimiliki, pada tanaman euplodi
terbagi dua kelompok, yaitu :
1.1. Autopoliplodi; set kromosom berasal dari spesies yang sama atau berasal dari
pengandaan kromosom sendiri, autopoliplodi memiliki set kromosom atau genom dasar yang
merupakan pasangan kromosom homolog diantara mereka yang terlihat dari berpasangan

17
kromosom pada waktu meiosis. Yang termasuk autopoliploidi adalah : Triploid (3x),
Tetraploid (4x), Pentaploid (5x), Heksaploid (6x), Septaploid (7x), dan Octaploid (8x)
1.2. Alopoliplodi; set kromosom berasal dari spesies yang berbeda, alopoliplodi bisa terjadi
karena persilangan alami maupun persilangan buatan. Contoh persilangan alami adalah
gandum/wheat (Triticum aestivum) yang merupakan aloheksaploid genom AABBDD
(2n=6x=42), genom gandum/wheat (T. aestivum) berasal dari gandum einkorn (Triticum
monococcum) diploid genom AA (2n=2x=14), gandum emmer (Triticum turgidum) genom
BB (2n=2x=14), dan gandum liar (Triticum tauschii) diploid genom DD (2n=2x=14).
Evolusi gandum wheat berlangsung puluhan ribu tahun silam. Aloploiploidi akibat
persilangan buatan yang bertujuan mencari sifat ketahanan penyakit atau kondisi lingkungan
tertentu, seperti contoh persilangan antara dua spesies padi budidaya (Oriza sativa) diploid
genom AA (2n=2x=24) dengan spesies padi liar (Oriza officinalis) genom CC (2n=2x=24)
yang kemudian mengalami pengandaan kromosomnya sehingga menjadi AACC (2n=2x=48).
2. Aneuploid; individu dengan jumlah kromosom dalam inti selnya tidak merupakan
kelipatan dari jumlah kromosom haploidnya, ketidakgenapan jumlah kromosom tersebut
disebabkan oleh adanya penambahan atau kehilangan satu atau beberapa kromosom pada
genomnya. Aneuplodi terbentuk karena adanya penyimpangan segregasi kromosom dalam
proses meiosis. Satu pasang kromosom homolog atau satu kromatid mungkin tidak berpisah
dalam metaphase (non-disjunction), kedua kromosom homolog atau kromosom-kromosom
dalam pasanagan kromatid bermigrasi kearah satu kutub, sehingga pada kutub tersebut
terdapat dua kromosom homolog sedangkan pada kutub yang lain kehilangan satu kromosom.
Kegagalan segregasi tersebut bias terjadi pada meiosis I yaitu dua kromosom homolog
bergerak pada kutub yang sama atau pada meiosis II yaitu dua kromosom bersaudara menuju
kutub yang sama. Tipe-tipe aneuploid dikelompokan berdasarkan banyanya kromosom yang
hilang dan atau bertambah dalam satu individu yaitu :
2.1. Nulisomik : 2n-2, kehilangan 2 kromosom homolog
2.2. Monosomik : 2n-1, kehilangan 1 kromosom
2.3. Trisomik : 2n+1, penambahan 1 kromosom
2.4. Tetrasomik : 2n+2, penambahan 2 kromosom homolog
Peranan poliploidi dalam pemuliaan tanaman sangat banyak, antara lain untuk
mendapatkan buah tanpa biji (seedless) seperti semangka tanpa biji dan anggur tanpa biji
yang mengunakan metode triploid (3x), memasukan gen ketahanan terhadap penyakit
maupun stress lingkungan dengan mengunakan metode alopoliploidi , sedangkan aneuplodi
berguna untuk mempelajari genetic karakter tertentu, seperti dengan mengunakan metode

18
trisomik yang dapat menentukan kromosom yang mana membawa lokus karena suatu
fenotipe akan dipengaruhi oleh kromosom yang terlibat dalam aneuploidi (Kusumah, 2012).
D. PERAN PEMULIAAN TANAMAN DALAM PEMANFAATAN
KEANEKARAGAMAN TANAMAN
D.1. Perkembangbiakan Tanaman
Pada sistem klasifikasi buatan yang didasarkan pada persamaan ciri alat reproduksi
(perkembangbiakan) menunjukkan bahwa keragaman makhluk hidup juga dapat dilihat
melalui sistem perkembangbiakannya. Setiap tanaman memiliki cara dan ciri sendiri dalam
perkembangbiakannya. Sistem atau alat perkembangbiakan tanaman dibagi menjadi dua,
yaitu (Mangoendidjojo, 2003) :
1. Perkembangbiakan Tanaman secara Vegetatif (Aseksual)
Perkembangbiakan secara aseksual yaitu dengan menggunakan bagian atau organ
tertentu tanaman yang terdapat mata tunas. Batang atau akar bisa mengalami modifikasi
menjadi umbi lapis atau umbi akar yang dapat berfungsi sebagai cadangan makanan atau
bisa dapat tumbuh menjadi bagian lainnya. Di batang akar atau organ tertentu terdapat mata-
mata tunas dan jika kondisi menguntungkan tuans ini dapat membentuk tanaman baru yang
secara alami dapat terpisah dari induknya. Mata tunas inilah yang jika dalam kondisi yang
menguntungkan akan membentuk tanaman yang baru. Secara vegetatif berkembangbiakan
tanaman terdiri dari :
 Modifikasi Batang
a. Umbi lapis (bulbs), yaitu calon batang yang memendek, menebal dan membentuk
lapisan-lapisan.
Contoh : bawang merah, bunga bakung, bunga tulip.
b. Umbi batang (cormus), yaitu calon batang memendek dan menebal, namun tidak
membentuk lapisan-lapisan seperti pada umbi lapis.
Contoh : bunga gladiol, cormus yang sudah dewasa akan tumbuh tunas dan
berkembang menjadi tanaman lengkap. Contoh lainnya yaitu talas, pisang.
c. Sulur (runners), yaitu organ batang yang tumbuh menggantung dari suatu mata
tunas.
Contoh : tanaman stroberri, anggur, timun.
d. Batang akar (rhizome), yaitu batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah.
Batang akar mempunyai buku-buku dengan panjang ruas tertentu yang mudah
tumbuh bila lingkungannya mendukung.
Contoh : jahe, kunyit, temulawak.

19
e. Umbi (tubers), yaitu bagian dari batang akar yang membesar dan lunak yang
mengandung cadangan makanan. Tanaman ini secara vegetative
dikembangbiakkan dengan umbi, baik secara diptong-potong terlebih dahulu
maupun secara utuh.
Contoh : kentang
 Modifikasi Akar
a. Umbi akar. Seperti halnya batang, akar dapat mengalami modifikasi sebagai
cadangan makanan sekaligus sebagai alat pembiakan. Akar tanaman tertentu dapat
mengalami pembengkakan, tumbuh membesar, dan lunak; berfungsi sebagai
cadangan makanan. Akar yang membesar ini disebut umbi akar.
Contoh : ubi jalar, ketela pohon.
b. Kuncup eram, pada bawang putih, bagian bunga yang sedang mekar sering
mengalami modifikasi menjadi suatu organ yang disebut bulbils. Bila jatuh ke
tanah dan kondisi lingkungan mendukung, bulbils dapat tumbuh menjadi tanaman
baru.
Contoh : cocor bebek
Perkembangbiakan vegetatif dapat dilakukan secara alami dan dapat pula dilakukan
secara buatan. Secara alami seperti yang telah dijelaskan di atas, sedangkan secara buatan
dapat dilakukan melalui :
1) Setek (cutting), yaitu perbanyakan dengan menggunakan potongan batang, cabang, akar
atau daun. Pada setek batang pembentukan tajuknya terjadi pada ujung distal (dekat titik
tumbuh) dan akar pada proksimal (dekat pangkal batang). Pada setek akar pembentukan
tajuknya terjadi pada ujung proksimal dan akar pada ujung distal. Calon tajuk harus
berada di atas sedangkan calon akar tertanam dalam media tanam.
Setek akar misalnya pada jambu biji, setek daun pada tebu dan jeruk, setek daun pada
cocor bebek.
2) Layering, yaitu membengkokkan bagian tanaman ke permukaan tanah dan ditimbun
dengan tanah. Contohnya pada tanaman melati, anggur dan mawar.
3) Okulasi, yaitu tempelan mata tunas suatu tanaman yang sudah diketahui lebih unggul
atau disebut sebagai modifikasi penyambungan dengan ukuran scion (bentuk tajuk) yang
diperkecil hingga hanya ada satu titik tumbuh.
4) Grafting (sambungan), yaitu penyambungan bagian suatu tanaman ke tanaman sejenis
lain yang akan diperbaiki kualitasnya.

20
2. Perkembangbiakan Tanaman secara Generatif (Seksual)
Perkembangbiakan secara generatif ditandai dengan terjadinya peleburan organ
generatif, yaitu gamet jantan dan gamet betina yang menghasilkan zigot yang nantinya akan
tumbuh menjadi individu baru Perkembangbiakan secara generatif terdiri dari :
 Isogami, yaitu dua gamet yang dihasilkan oleh orangtuanya tidak berbeda satu sama
lain. Peleburan dua gamet ini dinamakan conjugation dan zigot yang dihasilkan
dinamakan zygospore. Cara ini dijumpai pada tanaman golongan rendah, seperti
Mucor sp.
 Heterogami, yaitu gamet yang dihasilkan oleh orangtuanya secara morfologis berbeda
antara betina dengan jantan. Peleburan gamet jantan dan betina dinamakan
fertilization, yakni bertemunya gamet jantan dan betina yang kemudian melebur
membentuk zigot yang disebut oospore. Heterogami dibagi lagi menjadi :
a. Apomixi, merupakan cara pembiakan yang ditandai dengan terjadinya proses
reproduksi seksual, tetapi secara tidak normal. Tanaman yang hanya tumbuh dari
embrio yang apomicts disebut obligate apomicts, sedangkan tanaman yang
tumbuh dari biji degan embrio yang apomicts dan embrio yang normal (seksual)
sekaligus disebut facultative apomicts. Apomixi meliputi dua macam, yaitu :
1. Parthenogenesis
Adalah peristiwa apomixi di mana embrio yang tumbuh berasal dari sel telur
atau gamet jantan. Bila embrio tumbuh dari sel telur yang tidak mengalami
pembelahan reduksi, embrio tersebut akan bersifat diploid dan dsiebut
parthenogenesis diploid atau recurrent apomicts. Bila embrio tumbuh dari sel
inti (gamet jantan), disebut parthenogenesis haploid atau nuclear budding .
Embrio juga dapat tumbuh dari inti sel telur yang telah mengalami
pembelahan reduksi sehingga bersifta haploid, disebut non-recurrent
apomicts.
2. Apogami
Adalah proses pembelahan reduksi yang terjadi pada sel induk kandung
lembaga, yang di samping menghasilkan inti sel telur juga menghasilkan sel
sinergid dan sel antipoda. Bila sel-sel ini tumbuh menjadi embrio, peristiwa
inilah yang disebut apogami.
b. Amphimixi, merupakan perkembangbiakan seksual secara normal yaitu melalui
penyerbukan (pollination) yang berlanjut dengan fertilisasi yaitu bertemunya

21
gamet jantan dengan betina yang melebur menjadi satu membentuk zigot, dan
tumbuh menjadi embrio.
Pembiakan amphimixi membutuhkan tanaman yang mampu melakukan
penyerbukan. Berdasarkan cara penyerbukannya, tanaman dapat dikelompokkan
manjadi dua, yaitu :
1) Tanaman Menyerbuk Sendiri (Autogam)
Organ kelamin jantan (benang sari) dan betina (putik) terdapat dalam satu
bunga. Sehingga bunga tanaman ini bersifat biseksual. Contohnya pada padi
dan barley. Homogami marupakan kondisi di mana benang sari dan kepala
putik pada biseksual masak pada waktu yang bersamaan. Kleistogami yaitu
suatu kondisi penyerbukan pada bunga biseksual yang terjadi sebelum
mahkota bunga membuka.
2) Tanaman Menyerbuk Silang ( Tanaman Allogam)
Organ kelamin jantan dan organ betina terletak pada bungan yang berbeda,
dalam satu tanaman atau lain tanaman. Penyerbukan silang secara alami dapat
terjadi melalui bantuan angin, serangga, air dan hewan lain.
Pada bungan hermaphrodit, penyerbukan berlangsung sesudah bunga mekar.
Berdasarkan asal tepung sari dan kepala putik, tanaman dapat digolongkan menjadi :
a) Idiogamy, yaitu tepung sari dan kepala putik berasal dari organ generatif dari tanaman
yang sama. Idiogamy terdiri dari :
- autogamy, yaitu kepala putik dsierbuki oleh tepung sari sendiri dari satu bunga
- geitonogamy, yaitu penyerbukan dari bunga0bunga pada satu tanaman
- adelphogamy, yaitu penyerbukan terjadi pada kepala putik dengan tepung sari dari
tanaman yang sama tetapi berlainan pohon.
b) Xenogamy, yaitu penyerbukan asing tetapi dari jenis tanaman yang lain.
D.2. Domestikasi Dan Introduksi
Menurut Mangoendidjojo (2003), domestikasi merupakan proses memilih tanaman
yang dikehendaki secara menetap dan berlanjut . Tanaman yang tumbuh liar dan selanjutnya
dibudidayakan secara tertentu sering disebut penjinakan. Sedangkan introduksi merupakan
proses mendatangkan suatu kultivar tanaman ke suatu wilayah yang baru. Menurut Supriatna
(2008), introduksi adalah pemasukan jenis baru untuk tujuan tertentu oleh manusia.
Introduksi biasanya mendatangkan jenis baru dari negara lain, yang kadang-kadang belum
jelas perilaku atau relungnya dalam ekosistem.

22
Tanaman introduksi yang dapat tumbuh baik di daerah baru mempunyai arti penting
bagi pemuliaan tanaman. Sebab, daerah baru memiliki kondisi tanah dan iklim yang sama
dengan daerah asa; tersebut atau tanaman tersebut mempunyai daya adaptasi yang baik
dengan lingkungan yang baru. Tanaman introduksi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Introduksi tanaman yang memang merupakan tanaman baru di suatu wilayah.
2. Introduksi tanaman yang merupakan suatu varietas baru
3. Introduksi tanaman karena tanaman atau varietas ini mempunyai keunngulan tertentu.
Introduksi tanaman berfungsi sebagai usaha diversifikasi pertanian atau diversitas
genetik sebagai tanaman pengganti dari tanaman yang sudah ada namun kurang
menguntungkan. Diversitas genetik diperlukan untuk mempertahankan produksi pada
tanaman dan perakitan tanaman tahan cekaman biotik dan abiotik.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu pemuliaan tanaman merupakan satu cabang ilmu botani yang berperan
penting dalam meningkatkan produktifitas tanaman, meningkatkan kualitas produk
tanaman, menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah erosi genetik. Dalam ilmu
pemuliaan tanaman perlu diketahui adanya landasan-landasan penting yang
dirumuskan dalam gatra pemuliaan tanaman sebagaimana berikut :

Keragaman

Hibridisasi Seleksi

Dalam ilmu pemuliaan tanaman dipelajari bagaimana mengelola dan memanfaatkan


potensi keragaman hayati tanaman. Hal tersebut dapat dilakukan dengan :
1. Mempelajari siklus hidup dan perkembangbiakkan tanaman
2. Mempelajari pertumbuhan bunga, penyerbukan, dan pembuahan
3. Mempelajari keanekaragaman tanaman
4. Mempelajari domestikasi dan introduksi
5. Mempelajari dasar genetika tanaman dan heritabilitas.

23
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Negara Megadiversity. <http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_megadiv
ersitas>. Diakses pada tanggal 31 Maret 2014.
Diamond, J. 1989. Overview of recent extinction. In Conservation in the twenty- first
century. D. Western and M. Pearl, eds. Oxford Univ. Press, New York.
Efendi. 1998. Krisis dan Erosi Sumber Keanekaragaman Hayati. Bulletin PPI,
Persatuan Pelajar Indonesia, Komisariat Miyagi, Sendai, Jepang, No.5
Februari 1998.
Indrawan, M., R. B. Primack and J. Supriatna. 2007. Biologi Konservasi, edisi revisi.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Kusumah, D.A. 2012. Poliploidi.<http://taniyoook.com/2012/06/poliploidi.html>
diakses pada 2 April 2014.
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Siregar, A. 2010. Macam-Macam Klasifikasi. <http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/biologi-pertanian/penelitian-dalam-biologi/macam-
macam-klasifikasi/>. Diakses tanggal 26 Maret 2014.
Supriatna, J. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Steve, P. 1990. Bioteknologi, Suatu Revolusi Industri Yang Baru (alih bahasa Maggy
Thenawidjaya). IPB, Bogor.
Warianto, C. 2011. Rekombinasi Genetik.<http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-
Indonesia/RekombinasiGenetik_ChaidarWarianto_23.pdf> diakses tanggal
2 April 2014.
Wetter, L.R. dan F. Constabel. 1991. Metode Kultur Jaringan Tanaman. ITB, Bandung.
Yanto,B.2014.Faktor Penyebab Keanekaragaman Gen.<http://smakita.net/penyebab-
keanekaragaman-gen/>.Diakses tanggal 2 April 2014.

24

Anda mungkin juga menyukai