PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Didalam dunia pendidikan kesalahan sering dan luput terjadi. Untuk mengurangi atau
bahkan menghilangkan kesalahan-kesalahan ini, dibutuhkan faktor yang dapat mengkontrol
pekerjaan kita. Supervisi mula-mula diterapkan di industri, kemudian diterapkan di bidang
pendidikan. Supervisi pertama kali diterapkan di sekolah-sekolah Boston, Inggris pada tahun
1709. Orang yang melakukan supervisi pengawas sekolah (selanjutnya disingkat pengawas).
Karena pengawas melihat dari atas, maka ia harus mempunyai posisi yang lebih tinggi, lebih
berpengetahuan, lebih berperasaan, lebih terampil, lebih berpengalaman daripada guru yang
diawasinya.
Pengawas pada tahun 1709 berkunjung ke sekolah melaksanakan inspeksi untuk
mencari kesalahan guru dalam mengajar sehingga pengawas saat itu disebut
inspektur.Selanjutnya, tugas inspektur berubah menjadi supervisor (pengawas). Tugas
pengawas yaitu: (1) memberi bantuan profesional kepada guru dalam mengembangkan
keprofesiannya, (2) meningkatkan motivasi kerja, dan (3) meningkatkan mutu proses dan
hasil belajar siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana model-model pengawasan dalam pembelajaran sains?
b. Bagaimana penilaian hasil proses belajar mengajar?
c. Bagaimana pengukuran mutu jasa pembelajaran?
C. TUJUAN
a. Mengetahui model-model pengawasan pembelajaran sains
b. Mampu menilai hasil proses belajar mengajar
c. Mampu mengukur mutu jasa pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Langkah-langkah Supervisi Akademik
Langkah-langkah supervisi akademik mencakup: (1) merencanakan, (2)
melaksanakan, dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi. Merencanakan supervisi meliputi: (1)
menganalisis hasil pelaksanaan supervisi tahun sebelumnya; (2) menyusun program
supervisi; (3) menyusun instrumen supervisi yang valid dan reliabel. Melaksanakan supervisi
meliputi: (1) melakukan praobservasi; (2) melakukan observasi pembelajaran; (3)
menganalisis hasil observasi; (4) mengolah hasil observasi; (5) melaksanakan umpan balik
hasil observasi. Menindaklanjuti hasil observasi meliputi: (1) menyusun program
tindaklanjut; (2) melaksanakan program tindaklanjut.
Pengawas sebagai pembina langsung guru melakukan PKB yang efektif dengan cara:
(1) memiliki kebijakan langsung usaha PKB: (2) memiliki misi PKB di sekolah; (3)
melaksanakan yang terbaik di kelompok kecil untuk memfasilitasi komunikasi dan
pembelajaran; (4) pekerjaan berbasis sekolah dan melekat pada kerja guru; (5)
melakuknkolaboratif, memberikan peluang kepada guru berinteraksi dengan teman sejawat
dan terlibat dalam penyelesaian masalah; (6) menyiapkan guru berpartisipasi dalam
masyarakat belajar di mana pengetahuan diwujudkan dan dibagi pada guru lainnya; (7)
memiliki pengetahuan mendasar tentang mengajar (PKB yang baik harus mngarahkan
harapan pendidik terhadap siswanya, teori perkembangan anak, disain dan misi kurikulum,
pembelajran dan strategi asesmen untuk komptensi high order, budaya sekolah; dan berbagi
dalam pembuatan keputusan); (8) memberi peluang untuk menggali, bertanya, dan berdebat
untuk menyatukan ide baru yang menjadi perbendaharaan mereka dan praktik di kelas; (9)
mendemontrasikan penghargaan untuk guru sebagai profesional dan sebagai pembelajar
orang dewasa; (10)menggambarkan keahlian guru dan menempatkan derajat perbedaan
pengalaman guru ke dalam penilaian kinerja; (11) meningkatkan kapasitas kolektif guru dan
staf dalam komitmen bersama untuk mencapai tujuan dan visi sekolah; (12) memberikan
tantangan kepada guru dan staf agar bertindak dengan cara baru; (13) fokus pada
pembelajaran siswa dan menggunakan data lapangan dalam kerangka tujuan PKB. Data
mencakup: contoh hasil belajar siswa; hasil ujian, hasil penelitian tindakan, dan data formal
dan informal yang dikumpulkan dari observasi; (14) melibatkan guru dalam mengidentifikasi
yang mereka butuhkan dalam belajar dan mengembangkan pengalaman belajar mereka; (15)
memberikan peluang memahami teori pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari; (16)
memberi peluang melakukan refleksi individual dan inkuiri kelompok ke dalam praktik; (17)
menyediakan waktu yang cukup dan mendukung tindak lanjut secara terus-menerus
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran.Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Bentuk Ulangan Tengah Semester
selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Sebagai tindak
lanjut ulangan tengah semester, nilai ulangan tersebut diolah dan dianalisis oleh pendidik.
Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial
atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir semester.
c. Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan akhir semester rmeliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester satu. Ulangan akhir semester dapat berbentuk tes tertulis, lisan,
praktik/perbuatan pengamatan, tugas, produk.Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester
adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan akhir semester. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan
program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan,sehingga kemajuan belajar siswa dapat
diketahui sebelum akhir tahun pelajaran.
Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian individual dan penilaian
kelompok.
a. Penilaian individual
Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi
atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan nilai universal
seperti: disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggung jawab, rendah hati, sportif, etos kerja,
toleran,sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.
b. Penilaian kelompok
Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi
atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan nilai universal
seperti: kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang,
toleran, danlain-lain.
4. Teknik Penilaian
Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua
yaitu tes dannon tes.
A. Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa tes
pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus
dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah
kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi
aspek pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes
dapatdikelompokkan sebagai berikut :
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik
berupa pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan harian atau ulangan
tengah danakhir semester atau ulangan kenaikan kelas. Tes tertulis dapat berbentuk pilihan
ganda,menjodohkan, benar-salah, isian singkat, atau uraian (essay).
b. Tes Lisan
Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan jawabannya atau pernyata
annya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan spontan. Tes jenis ini
memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.
c. Tes Praktik/Perbuatan
Tes praktik / perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta didik
mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk
kerja. Tes praktik/perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik kerja. Tes
identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan
fenomena yang ditangkap melalui alat indera. Tes simulasi digunakan untuk mengukur
kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan. Tes petik kerja digunakan untuk
mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya.
B. Teknik Non Tes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama
mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan
dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian
mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan
keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan
siswa.
Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pengamatan/Observasi
Pengamatan/observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan
menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan cara menggunakan
instrumenyang sudah dirancang sebelumnya.
2. Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta
didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan
penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian
dengan penugasan dapat berupa tugas atau proyek.
3. Produk
Penilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan
suatu produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi
proses maupun hasil akhir.
Tahap-tahap penilaian produk
1. Tahap Persiapan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam hal
merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk.
2. Tahap Pembuatan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam
menyeleksidan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap Hasil, meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk
sesuai kegunaan dan criteria yang telah ditentukan.
4. Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasiyang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan oleh pendidik
dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam
mata pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan dan
kekurangan kinerjasiswa, seperti kreasi kerja dan karya siswa lainnya.