Anda di halaman 1dari 9

TUGAS III

PERENCANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DAN
KESEHATAN

Disusunoleh :

1. Basuki Sukandaru Muhtar P27228018232


2. Gladys ParawitaVahmirani P27228018242
3. Sholeh Nurul Hidayat P27228018267

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Menyelesaikan Mata Kuliah Pemberdayaan Rehabilitasi Masyarakat

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN OKUPASI TERAPI PRODI DIV OKUPASI TERAPI
TAHUN 2019
A. Latar Belakang Masalah

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit persendian yang kasusnya

paling umum dijumpai secara global, suatu penyakit kerusakan tulang rawan

sendi yang berkembang lambat dan tidak diketahui penyebabnya, meskipun

terdapat beberapa faktor resiko yang berperan. Keadaan ini berkaitan

dengan usia lanjut (Elvira, 2010). Diketahui bahwa OA diderita oleh 151 juta

jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan laporan kasus sebelumnya, terdapat klien dengan inisial Ny.

W (65 tahun), berprofesi sebagai ibu rumah tangga, mengalami keterbatasan

aktivitas akibat penyakit osteoarthritis genu dextra yang disertai hemiparese

sinistra spastik. Penyakit tersebut berdampak pada munculnya keluhan klien

dalam hal mobilitas dan beberapa aktivitas keseharian, seperti toileting.

Permasalahan yang dialami Ny. W, tanpa disadari berdampak lebih luas

dalam aspek sosial kemasyarakatan yakni, mengakibatkan gangguan interaksi

sosial dalam kegiatan masyarakat. Selain itu, terdapat sikap atau perilaku

masyarakat sekitar yang belum kondusif bagi penyandang cacat sehingga

berdampak pada kualitas hidup penyandang cacat tersebut.

Identifikasi sumberdaya masyarakat sekitar diperlukan sebagai modal

utama agar permasalahan tersebut dapat diatasi. Sumber daya tersebut meliputi:

1. Kondisi Geografis

Secara geografis, dukuh Siboto RT 011 desa Kalimacan, kecamatan

Kalijambe kabupaten Sragen ini tergolong daerah pedesaan yang hijau dan

subur, karena masih dikelilingi persawahan. Dan wilayah ini mempunyai 4


buah bangunan sekolah yang memiliki halaman cukup luas yang biasanya

digunakan masyarakat sekitar untuk kegiatan kemasyarakatan.

2. Kondisi SDM

Berdasarkan data kependudukan yang diperoleh dari pengurus RT

setempat, wilayah dukuh ini dihuni lebih dari 200 orang penduduk, dengan

beberapa macam kategori usia. Dari jumlah tersebut, terdata ada 10 orang

lansia laki-laki dan 16 lansia perempuan, serta ada 11 anak balita yang aktif

kegiatan posyandu. Terdata juga ada 4 orang warga yang menjadi tenaga

paramedik dan 5 orang guru Olah raga serta 1 orang instruktur senam.

3. Kondisi Sosial Budaya

Terdapat berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan yang sudah rutin

dilakukan, yaitu pertemuan bapak-bapak RT, PKK, pengajian khusus ibu-

ibu, pengajian bersama bapak dan ibu, pertemuan karang taruna dan

posyandu balita. Selain itu, ada juga kegiatan posyandu lansia tingkat desa

yang dilakukan sebulan sekali di rumah salah seorang perangkat desa yang

berada di dukuh sebelah.

4. Sumber Dana

Berdasarkan pengamatan dan informasi dari pengurus RT setempat, jiwa

sosial warga sekitar terbilang cukup tinggi. Banyak warga yang secara

sukarela menyumbangkan makanan minuman dan bahkan berwujud uang

dalam kegiatan kemasyarakatan. Selain itu, sudah ada anggaran dari RT dan

PKK terhadap kegiatan kemasyarakatan seperti itu. Pemerintah desa juga


tidak jarang mengucurkan dana untuk kegiatan masyarakat melalui dana

desa dengan mengajukan proposal kegiatan ke pihak kantor desa.

Selain mengidentifikasi sumber daya yang ada di masyarakat, juga perlu

mengetahui tantangan/hambatan yang ada di masyarakat, seperti

menurunnya kepercayaan diri Ny. W untuk ikut berperan aktif dalam

kegiatan sosial kemasyarakatan & pola pikir beberapa masyarakat setempat

yang kurang peduli, menerima dan berperan aktif dalam kegiatan sosial

masyarakat sekitar.

Program pemberdayaan masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah

Ny. W dan mencapai sebuah perubahan sosial masyarakat setempat. Program

ini akan dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai

stakeholder rehabilitasi bersumber daya masyarakat dengan tema “Program

Pemberdayaan Masyarakat untuk Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial

dan Kesehatan”.

B. Tujuan Kegiatan

Kegiatan sosial “Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Meningkatkan

Kemampuan Interaksi Sosial dan Kesehatan” memiliki tujuan sebagai

berikut:

1. Tujuan Umum :

Tujuan umum kegiatan sosial ini adalah meningkatkan pengetahuan

masyarakat dan keterlibatan masyarakat dalam mengatasi masalah

penyandang masalah sosial.

2. Tujuan Khusus :
Tujuan khusus kegiatan sosial ini adalah:

a) Meminimalkan permasalahan kesehatan umum Ny. W.

b) Meningkatkan akses terhadap pelayanan khusus yang Ny. W butuhkan.

c) Meningkatnya dukungan masyarakat terhadap kondisi warga lain yang

membutuhkan.

d) Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan secara

umum.

e) Meningkatkan interaksi maupun kepedulian antar warga sekitar.

Berdasarkan tujuan di atas, maka sasaran dalam program ini meliputi Ny.

W sebagai penyandang cacat, keluarga penyandang cacat tersebut, warga

masyarakat sekitar, para profesional dan kader-kader desa seperti ketua RT

maupun ustad/ustazah setempat.

C. Indikator Keberhasilan Program

Program ini dapat dikatakan berhasil jika :

1. Klien sudah mampu mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan terkecil,

misalnya DAWIS atau PKK.

2. Masyarakat sekitar mau mengikuti kegiatan yang dilaksanakan, misalnya

posyandu lansia tingkat dukuh atau aktif di kegiatan pusat kebugaran dan

kesehatan dukuh bersama klien.

D. Strategi

Dalam mewujudkan program pemberdayaan masyarakat, agar dapat

mencapai tujuan yang telah ditentukan, diperlukan berbagai strategi sebagai

berikut:
1. Penyadaran masyarakat melalui pemberian informasi berupa penyuluhan

disertai pemutaran video atau gambar-gambar agar masyarakat menyadari

perlunya ikut serta dalam usaha peningkatan kualitas hidup penyandang

cacat, khususnya Ny. W.

2. Mengajak stakeholder setempat seperti, para profesional dan kader-kader

desa seperti ketua RT maupun ustad/ustazah setempat untuk berpartisipasi

menjadi bagian terdepan dalam memotivasi masyarakat, aktif melakukan

kegiatan bersama penyandang cacat; khususnya Ny. W, memonitor, dan

mengevaluasi program yang dilaksanakan bersama.

3. Menggalang dana dengan mengajukan proposal kegiatan ke pihak kantor

desa maupun para sponsor.

E. Program/Kegiatan

Program/kegiatan yang akan direncanakan dalam proposal ini meliputi:

1. Program terapi penanganan permasalahan fisik dan psikis maupun sosial

warga, yaitu Ny. W.

2. Program rehabilitasi ke masyarakat (mengembalikan Ny. W ke dalam

berbagai kegiatan masyarakat).

3. Program Pemberdayaan Masyarakat.

F. Rencana Pelaksanaan Program

Untuk menangani permasalahan interaksi sosial dan kesehatan warga dukuh

Siboto, perlu dilakukan program pemberdayaan masyarakat, antara lain :

1. Pos Kesehatan dan kebugaran


Merintis pusat layanan kesehatan dan kebugaran di salah satu rumah

warga atau lahan sekolah dengan menyediakan beberapa sarana &kegiatan

pemeliharaan kesehatan seperti senam, sepeda statis, perlengkapan olah

raga, dan alat kesehatan / terapi yang berasal dari sumbangan warga

setempat atau pengajuan partisipasi pemerintah desa.Program ini

dilaksanakan dengan bekerja sama dengan warga desa yang menjadi

instruktur senam. Program dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan masing-

masing warga, namun dapat dijadwalkan 1 kali dalam seminggu.

2. Posyandu Lansia

a. Program posyandu lansia tingkat desa diharapkan tidak hanya bertempat

di rumah perangkat desa, namun bisa bergilir bertempat di rumah warga

atau gedung lain yang representatif misalnya sekolahan.

b. Merintis program posyandu lansia tingkat RT atau mungkin RW dengan

memanfaatkan potensi warga yang bekerja di bidang kesehatan atau

menjadi guru olah raga.

c. Menyelenggarakan beberapa kegiatan peningkatan kesehatan seperti

penyuluhan kesehatan, senam lansia, senam sentul, dan lain sebagainya

dengan bekerja sama dengan warga yang menjadi paramedis.

d. Program dilaksanakan minimal 1 bulan sekali.

3. Pertemuan Dasa Wisma (DAWIS)

a) Program pertemuan antar ibu-ibu warga yang tempat tinggalnya saling

berdekatan (biasanya berjumlah 10 an rumah).


b) Program bertukar informasi dan ketrampilan rumah tangga, misalnya

resep masakan.

c) Program dilaksanakan minimal 1 bulan sekali.

4. Program penyuluhan kesehatan umum

Pemberian penyuluhan mengenai permasalahan kesehatan lansia dan juga

tumbuh kembang anak, baik dengan di pusat layanan kesehatan, kegiatan

mkemasyarakatan yang sudah ada, maupun di rumah warga, dengan bekerja

sama dengan warga desa yang menjadi berprofesi paramedic atau tenaga

kesehatan. Program dilaksanakan minimal 1 bulan sekali.

5. Program peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal warga agar

mampu secara terampil secara aktif dan kreatif berinteraksi dengan warga

sekitar, melalui :

a) Bimbingan dan konseling, termasuk menggunakan video atau gambar-

gambar motivasi.

b) Praktik latihan berbicara atau menyampaikan pendapat atau usulan pada

saat program PKK.

c) Program dilaksanakan minimal 1 minggu sekali.

G. Monitoring dan Evaluasi (MONEV)

Mengingat banyaknya program pemberdayaan masyarakat ini, maka perlu

adanya monitoring dan evaluasi yang melibatkan ketua/pimpinan di

masyarakat setempat agar program ini dapat berlangsung dengan baik dalam

waktu yang lama. Salah satunya adalah dengan secara rutin minimal satu

minggu sekali, melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, disertai


hambatan yang ditemui kepada ketua RT atau perangkat desa yang menangani

kesejahteraan masyarakat (Kadus) untuk dapat di evaluasi serta dicarikan

solusinya.

H. Penyusunan Anggaran

No. Uraian Besaran Biaya Keterangan

1.

2.

3.

Jumlah

I. Penutup

Demikian program ini kami susun, sebagai pedoman untuk melaksanakan

program pemberdayaan masyarakat. Kami menyadari masih banyak

kekurangan sehingga masukan yang baik akan sangat membantu suksenya

program ini.

Anda mungkin juga menyukai