SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
Oleh :
Diana Leni Lia Wijayanti
NIM: 092310198
dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya
bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
iv
MOTTO
(Aristoteles)
“ Hanya kebodohan yang meremahkan pendidikan”
(P. Syrus)
“Kita menilai diri dari apa yang yang kita pikir bisa kita lakukan
padahal orang lain menilai diri kita dari apa yang sudah kita lakukan”.
(Mario Teguh)
“ Hidup bagai kupu – kupu indah dipandang tapi sulit untuk ditangkap”
(Amat Sariyanto)
v
PERSEMBAHAN
Kedua orangtua tercinta (Bapak Triyono dan Ibu Suyatmi) yang tak
pernah lelah dan bosan untuk mendo’akan, memberikan semangat,
dukungan serta nasehat dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
untuk terus maju dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Kakakku (Tambah Risdiyanto), adikku (Bagas Satrio Wicaksono)
yang selalu memberikan doa, motivasi, dan kasih sayang.
Kekasihku Amat Sariyanto yang selalu mendo’akan, memberikan
semangat, motivasi dan dukungan untuk terus maju.
Keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan dukungan
untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
All my best friend : Elly, Friska, Anjar, Muthoharoh, Anggita atas
kebersamaan dalam suka dan dukanya.
Ari, Sigit, Mukhsin, Yanu, Yono, dan semua teman-teman
seperjuangan yang telah memberi dukungan, semangat dan
senantiasa membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga kita
semua menjadi orang yang sukses. Amin ya Allah……
vi
PRAKATA
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak, untuk itu Penulis
Purworejo.
Muhammadiyah Purworejo.
4. Dyah Panuntun Utami, S.P., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Agribisnis
6. Kepala Desa beserta Perangkat Desa dan petani cengkeh Desa Kaligono,
7. Kedua orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan sampai skripsi ini
selesai.
9. Semua Pihak yang telah membantu kelancaran sampai skripsi ini selesai.
vii
Akhirnya ijinkan Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapaan terima
kasih yang setulus – tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu sampai
Amin ya Rabb.
Penulis
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………… 6
C. Perumusan Masalah …………………………………… 7
D. Tujuan Penelitian …………………………..………….. 8
E. Kegunaan Penelitian ……………..……………………. 8
xi
BAB IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Geografis…………………………...………… 44
B. Keadaan Penduduk………….. ………………………… 45
C. Keadaan Pertanian…………………………...………… 48
D. Keadaan Peternakan……………...…………………….. 50
E. Sarana Perekonomian………………………………… 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Luas Panen, Jumlah Produksi dan Banyaknya Petani 3
Menurut Kecamatan untuk Komoditas Cengkeh di
Kabupaten Purworejo…………………………………
xiii
Tabel 15. Sarana dan Lembaga Perekonomian di Desa Kaligono 51
Tahun 2013……………………………………………
xiv
Tabel 29 Analisis Biaya, Keuntungan, Margin, Distribusi 68
Margin dan Share Pemasaran Cengkeh Basah pada
Saluran Pemasaran Pola II di Desa Kaligono Tahun
2013……………………………………………………
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran………………………… 33
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 13. Perhitungan Hasil Produksi Petani Untuk Cengkeh Basah Saluran
Pemasaran Pola II
xvii
Lampiran 16. Perhitungan Hasil Produksi Petani Untuk Cengkeh Kering pada
Saluran Pemasaran Pola II
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pertanian di Indonesia bermuara pada pembangunan
umumnya. Hubungan dengan ini maka para petani perlu terus dibina agar
1
2
oleh rakyat dalam bentuk perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh propinsi.
wilayah pembangunan serta turut serta dalam pelestarian sumber daya alam
dan lingkungan.
hasil panen cengkeh dari petani produsen sampai ke pabrik dapat melalui mata
rantai pemasaran yang panjang maupun jalur distribusi yang pendek. Panjang
petani cengkeh tertinggi. Data secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
3
Tabel 1
Luas Panen, Jumlah Produksi dan Banyaknya Petani
Menurut Kecamatan Untuk Komoditas Cengkeh
di Kabupaten Purworejo 2011
No. Kecamatan Luas Tanaman (Ha) Produksi Banyaknya
Muda Menghasilkan Tua/Rusak (Ton) Petani
1 Bagelen 1 19 - 1 65
2 Kaligesing 171 431 55 62 433
3 Purworejo 43 16 2 4 30
4 Pituruh 109 280 4 10 80
5 Kemiri 47 123 1 3 75
6 Bruno 30 325 6 25 340
7 Gebang 79 189 0 7 130
8 Loano 55 38 4 2 240
9 Bener 68 84 48 19 210
Jumlah 603 1505 120 133 1603
Sumber: Badan Pusat Statistik Purworejo (2011)
total luas tanaman 657 ha. Sebanyak 171 ha merupakan tanaman muda
cengkeh sebanyak 62 ton. Menurut Badan Pusat Statistik Purworejo 2011 luas
lahan dan produksi cengkeh dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dapat dilihat
Tabel 2
Luas Panen dan Produksi Cengkeh dari Tahun 2007-2010
Di Kabupaten Purworejo.
Luas Tanaman (Ha) Produksi Banyaknya
Tahun Muda Menghasilkan Tua/rusak (Ton) Petani
2007 403 1.525 120 120 11.000
2008 479 1.480 116 128 10.982
2009 343 1.511 113 115 10.982
2010 337 1.482 117 242 10.975
Sumber: Badan Pusat Statistik Purworejo (2011)
4
peningkatan dari tahun 2007 yang menghasilkan produksi sebesar 120 ton,
tahun 2008 produksi cengkeh menjadi 128 ton dan tahun 2009 cengkeh
mengalami penurunan dari 128 ton menjadi 115 ton. Tahun 2010 produksi
terdapat di Desa Kaligono, Desa Tlogoguwo, dan Desa Ngaran. Data secara
Tabel 3
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cengkeh
di Kecamatan Kaligesing 2013
No. Desa Luas Panen Produksi Produktivitas Banyaknya
( Ha) (Ton) (Kw/Ha) Petani
1 Kaligono 180 15,6 0,87 120
2 Tlogoguwo 160 11,7 0,73 90
3 Ngaran 140 7 0,5 70
Jumlah 480 34,3 2,1 280
Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Kaligesing (2013)
Produksi cengkeh di Desa Kaligono tahun 2013 tidak termasuk panen raya.
Saat panen raya produksi cengkeh bisa mencapai 2 atau 3 kali lipat dari
5
informasi tentang harga cengkeh. Fluktuasi harga yang tajam dan dalam waktu
yang singkat sangat sering terjadi pada perkembangan harga cengkeh, dan
para petani tidak mengetahui saat harga dalam keadaan puncak. Petani
informasi dan tidak mengadakan transaksi. Saat lonjakan harga itu berhenti
mengetahui harga cengkeh petani harus datang ke pasar dengan ini petani
6
B. Identifikasi Masalah
kelembagaan.
pedagang besar yang sangat lemah sehingga harga ditentukan secara mutlak
oleh pabrikan dan belum diketahuinya saluran pemasaran yang paling efisien.
berbeda satu sama lain yang dicirikan oleh aktivitas yang dilakukan sehingga
7
harga yang diterima oleh petani produsen dibandingkan dengan harga yang
C. Rumusan Masalah
Purworejo?
3. Berapa besar share (bagian) harga yang diterima petani cengkeh di Desa
8
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Petani
Purworejo.
9
3. Bagi Pemerintah
cengkeh.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
tanaman cengkeh ini belum jelas, karena ada beberapa pendapat yang
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Jenis : Syzygium aromaticum (L.)Merr. & Perry
Sumber : Muljana (1997:15)
a. Daun
10
11
b. Batang
c. Akar
makanan.
12
d. Biji
tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah
e. Bunga
nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga cengkeh termasuk bunga
menjadi bunga jantan (flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar
(andoginofor).
f. Buah
hijau dan saat sudah mekar berwarna merah. Buahnya termasuk buah
semu karena ada bagian bunga yang ikut ambil bagian dalam
pembentukan buah.
13
a. Cengkeh Siputih
panjang lebih besar dari cengkeh sikotok tetapi lebih kecil dari
b. Cengkeh Sikotok
d. Cengkeh Zanzibar
(paling optimum pada 300-600 m dpl) atau terletak pada ketinggian lebih
dari 900 m dpl, dengan hamparan lahan yang menghadap laut. Tumbuhan
cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar
14
hujan cukup merata, karena tanaman ini tidak tahan kemarau panjang.
Angin yang terlalu kencang dapat merusak tajuk tanaman. Curah hujan
Cengkeh menghendaki sinar matahari minimal 8 jam per hari. Suhu yang
optimal untuk tanaman ini adalah 22°C -30°C, dengan kelembaban udara
antara 60% - 80%. Tanaman cengkeh juga menghendaki tanah yang subur,
a. Hama
b. Penyakit
5. Manfaat Cengkeh
negara- negara Asia dan Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek
cengkeh rusak, kadar air, dan kadar minyak atsiri. Bahan asing yang
dimaksud yaitu semua bahan yang bukan berasal dari bunga cengkeh.
Cengkeh inferior yaitu cengkeh keriput, patah, dan cengkeh yang telah
dibuahi. Cengkeh rusak adalah cengkeh yang telah berjamur dan telah
1976.
17
dipasarkan.
18
7. Penelitian Terdahulu
Analisis Biaya dan Pemasaran Kayu Gergajian di DKI dengan studi kasus
Singorojo, Kabupaten Kendal adalah sebesar Rp. 5.120 per kilogram kopi.
Hasil ini diperoleh dari perhitungan antara harga di tingkat petani kopi dan
pemasaran pedagang kecil kopi, yaitu sebesar Rp. 2.445 per kilogram
pedagang besar kopi yaitu sebesar Rp. 571,67 per kilogram kopi.
Matrik persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
No Nama dan Judul Tujuan Metode Penelitian Lokasi Penelitian Obyek yang Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian
Tahun diteliti
Penelitian
1. Diana Leni Penelitian ini Tujuan penelitian ini untuk: Metode penelitian Lokasi penelitian Obyek yang Persamaan penelitian ini dengan Perbedaan penelitian ini dengan
Lia berjudul 1. Mengetahui banyaknya pola menggunakan dilakukan di Desa diteliti dalam penelitian terdahulu adalah obyek penelitian terdahulu adalah Lokasi
Wijayanti. “Efisiensi saluran pemasaran cengkeh metode deskriptif Kaligono, penelitian ini yang diteliti sama – sama cengkeh, penelitian ini dilakukan di Desa
(2013) Pemasaran dari petani sampai dan metode Kecamatan adalah cengkeh. penelitian Tujuan penelitian ini Kaligono, Kecamatan Kaligesing,
Cengkeh di perwakilan pabrik. pengambilan Kaligesing, sama – sama untuk mengetahui Kabupaten Purworejo. Objek yang diteliti
Desa 2. Mengetahui besar margin, sampel pedagang Kabupaten banyaknya pola saluran pemasaran adalah cengkeh serta metode
Kaligono, biaya dan keuntungan menggunakan Purworejo. cengkeh dari petani sampai pengambilan data sampel petani
Kecamatan cengkeh basah dan cengkeh metode snowball perwakilan pabrik serta mengetahui menggunakan metode stratified random
Kaligesing, kering untuk masing – yaitu dengan cara besarnya biaya, keuntungan, margin sampling.
Kabupaten masing saluran pemasaran. menelusuri dan efisiensi pemasaran dari masing
Purworejo”. 3. Mengetahui bagian harga pedagang yang – masing saluran pemasaran.
yang diterima petani serta terkait dengan
mengetahui efisiensi pemasaran
pemasaran cengkeh di Desa cengkeh.
Kaligono.
2. Ahmad Penelitian ini Tujuan penelitian Kurniawan: Metode Lokasi penelitian Obyek yang Persamaan penelitian Kurniawan Perbedaan penelitian Kurniawan dengan
Kurniawan berjudul 1. Mengetahui berapa banyak pengambilan data dilakukan di diteliti dalam dengan penelitain Diana Leni Lia penelitian Diana Leni Lia W. adalah
(2000). “Analisis saluran pemasaran cengkeh sampel petani Kabupaten penelitian W. adalah tujuan penelitian sama – Penelitian Kurniawan dilakukan pada
Pemasaran dari petani sampai menggunakan Wonogiri. Kurniawan sama untuk mengetahui pola saluran
petani cengkeh di Kabupaten Wonogiri,
Cengkeh di perwakilan pabrik. metode stratified adalah cengkeh. pemasaran dari petani sampai ke
Kabupaten 2. Mengetahui besarnya biaya, random sampling konsumen terakhir (pabrik), sedangkan penelitian Diana Leni Lia
Wonogiri”. keuntungan, margin dan dan pengambilan menghitung besarnya biaya, Wijayanti dilakukan di Desa Kaligono,
efisiensi pemasaran dari sampel pedagang pendapatan dan keuntungan Kecamatan Kaligesing, Kabupaten
masing – masing saluran menggunakan pemasaran. Metode penelitian yang Purworejo.
pemasaran. metode snowball digunakan yaitu menggunakan
yaitu dengan cara metode deskriptif serta metode
menelusuri pengambilan sampel pedagang
pedagang yang dilakukan secara snowball.
terkait dengan
pemasaran
cengkeh.
21
3. Maryatun Penelitian ini Tujuan penelitian Maryatun Metode yang Penelitian Obyek yang Persamaan penelitian Maryatun Perbedaan penelitian Maryatun dengen
(1999). berjudul adalah : digunakan dalam Maryatun diteliti dalam dengan penelitian Diana Leni Lia penelitian Diana Leni Lia W. adalah
“Analisis 1. Mendapatkan gambaran penelitian dilakukan di DKI penelitian Wijayanti adalah tujuan penelitian Penelitian Maryatun objek yang diteliti
Biaya dan tentang profil perdagangan Maryatun adalah dengan study kasus Maryatun adalah sama – sama untuk mengetahui pola untuk penelitian adalah kayu gergajian,
Pemasaran yang berada di wilayah metode deskriptif di daerah Kalibaru. kayu gergajian. saluran pemasaran dari produsen metode pengambilan data sampel petani
Kayu Kalibaru,. dan metode sampai ke konsumen akhir (pabrik) menggunakan metode survey,
Gergajian di 2. Mengidentifikasikan pengambilan atau lembaga – lembaga yang sedangkan penelitian Diana Leni Lia
DKI dengan lembaga – lembaga yang sampel pedagang terlibat dalam pemasaran dan Wijayanti objek yang diteliti adalah
study kasus di terlibat dan menentukan menggunakan menentukan efisiensi saluran cengkeh dan metode pengambilan data
daerah efisiensi saluran pemasaran. metode snowball. pemasaran. Metode penelitian yang sampel petani menggunakan metode
Kalibaru” digunakan adalah menggunakan simple random sampling.
metode deskriptif serta metode
pengambilan sampel pedagang
dilakukan secara snowball.
4. Barata Penelitian ini Tujuan penelitian Barata Metode Penelitian Barata Obyek yang Persamaan penelitian Barata dengan Hal yang membedakan dari penelitian
Wicaksono berjudul “ adalah untuk mengetahui pengambilan data dilakukan di diteliti dalam penelitian Diana Leni Lia Wijayanti Barata dengan penelitian Diana Leni lia
(2009). Analisis banyaknya pola saluran sampel petani yang Kabupaten penelitian adalah tujuan penelitian sama – Wijayanti adalah bahwa lokasi penetitian
Pemasaran pemasaran tembakau dari digunakan dalam Temanggung. Barata adalah sama mengetahui pola saluran Diana Leni Lia W. dilakukan di Desa
Tembakau petani sampai ke pabrikan. penelitian Barata tembakau. pemasaran dari petani sampai ke Kaligono, Kecamatan Kaligesing,
Rakyat di adalah metode konsumen terakhir (pabrik) serta Kabupaten Purworejo dengan objek yang
Kabupaten sensus. menghitung besarnya pendapatan, diteliti adalah cengkeh, sedangkan
Temanggung. biaya dan keuntungan pemasaran. penelitian Barata lokasi penelitian
Metode penelitian menggunakan dilakukan di Kabupaten Temanggung
metode deskriptif. dengan objek yang diteliti adalah
tembakau.
5. Agus Sujiwo Penelitian ini Tujuan penelitian Sujiwo Metode yang Lokasi penelitian Obyek yang Persamaan penelitian Sujiwo dengan Penelitian Sujiwo (2004) dilakukan pada
(2004). berjudul adalah: digunakan dalam Sujiwo dilakukan diteliti dalam penelitian Diana Leni Lia W. adalah petani kopi di Kecamatan Singorejo,
“Efisiensi 1. Mengetahui banyaknya penelitian Sujiwo di Kecamatan penelitian penelitian sama – sama untuk Kabupaten Kendal, metode pengambilan
Pemasaran saluran pemasaran kopi di adalah Singorejo. Sujiwo adalah mengetahui pola saluran pemasaran data sampel petani yaitu menggunakan
Kopi (coffea Kecamatan Kendal. menggunakan kopi. dari petani sampai ke konsumen metode survey dengan teknik wawancara,
sp) di 2. Menghitung besarnya biaya, metode deskriptif terakhir (pabrik). Metode penelitian sedangkan penelitian Diana Leni Lia
Kecamatan margin dan keuntungan dan metode menggunakan metode deskriptif Wijayanti dilakukan di Desa Kaligono,
Singorejo, pemasaran kopi untuk pengambilan data serta Metode pengambilan sampel Kecamatan Kaligesing, Kabupaten
Kabupaten masing – masing saluran sampel petani pedagang yaitu secara snowball. Purworejo dengan metode yang
Kendal”. pemasaran. menggunakan digunakan adalah metode simple random
metode survey sampling.
dengan teknik
wawancara.
22
23
B. Landasan Teori
1. Definisi Pemasaran
dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan
produk lain.
memuaskan keinginan barang dan jasa baik kepada para konsumen saat ini
24
kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan
2. Saluran Pemasaran
ditempuh oleh suatu produk ketika produk ini mengalir dari penyedia
barang dalam bentuk yang dibutuhkan, pada waktu dan tempat yang
pemasaran maka harga yang terjadi pada konsumen terakhir juga semakin
besar. Hal ini berarti semakin jauh jarak pemasarannya maka semakin
perbedaan harga barang tersebut di titik produsen dan akan semakin besar
harga di tingkat petani produsen atau menaikkan harga per satuan tingkat
konsumen terakhir.
a. Fungsi Pertukaran
untuk dijual lagi dengan harga, pelayanan dan kualitas tertentu. Fungsi
keuntungan.
b. Fungsi Penyediaan
yang dihasilkan atau dibeli sampai tempat barang itu dijual atau
dikonsumsi.
c. Fungsi Penunjang
produk.
tingkat konsumen.
28
sehingga secara matematis margin pada setiap tingkat dapat ditulis sebagai
berikut :
Keterangan :
Mji = Margin pemasaran tingkat ke – i
Psi = Harga konsumen ke – i
Pbi = Harga produsen ke – i
ditulis : M = ∑Mi
penyusutan.
29
M=B+
=M–B
Keterangan :
M = Margin pemasaran
B = Biaya pemasaran
= Keuntungan yang ditarik lembaga pemasaran
Keterangan :
Si = Besarnya harga yang diterima petani (%)
Pi = Harga produsen
Pa = Harga pabrik (konsumen terakhir)
5. Efisiensi Pemasaran
30
efisien produk.
pemasaran adalah nisbah antara total biaya dengan total nilai produk yang
EP = × 100%
Keterangan :
EP = Efisiensi pemasaran
TB = Total biaya pemasaran
TNP = Total nilai produk
semakin kecil nilai produk yang dijual berarti pula terjadi adanya
pemasaran yang tidak efisien. Hal demikian tentunya tidak selalu benar
31
lebih tinggi.
yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta
Adil dalam hal ini maksudnya pemberian balas jasa fungsi – fungsi
merupakan perbedaan harga yang dibayar oleh konsumen dan harga yang
selamanya benar sebab margin pemasaran ini pada hakikatnya terdiri dari
32
pemasaran.
6. Farmer’ share
harga yang diterima petani (farmer’s share) adalah suatu nilai hasil
sama, saat harga di tingkat petani menurun maka farmer’s share akan
33
C. Kerangka Pemikiran
Petani Cengkeh
Pemasaran Cengkeh
1. Efisiensi Pemasaran
2. Bagian harga yang diterima
petani dan pedagang.
Keterangan :
satu sama lain yang dicirikan oleh aktivitas yang dilakukan sehingga
yang diterima petani dan lembaga pemasaran, atas jasa lembaga - lembaga
pemasaran tersebut.
34
maka sistem pemasaran semakin efisien. Efisiensi pemasaran dalam analisis ini
Keterangan:
EP = Efisiensi pemasaran
TB = Total biaya pemasaran
TNP = Total nilai produk
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-
sebab dari gejala tertentu dengan cara data dikumpulkan, disusun, dijelaskan,
Kabupaten Purworejo.
35
36
sebagai sampel kecamatan. Kecamatan terpilih tadi akan diambil satu desa
Tabel 5
Sebaran Populasi di Desa Kaligono, Tlogoguwo dan Ngaran
No Desa Produktivitas (kw/ha) Populasi (orang)
1 Kaligono 0,87 120
2 Tlogoguwo 0,73 90
3 Ngaran 0,5 70
Jumlah 280
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Kaligesing (2013)
n=
Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Populasi
d : Presisi (15%)
37
diperoleh sampel :
n=
n=
,
n=
,
b. Sampel Pedagang
1. Data Primer
38
2. Data Sekunder
Kabupaten Purworejo.
1. Observasi
sebenarnya.
2. Wawancara
disediakan.
39
3. Pencatatan
1. Pembatasan Masalah
satu kali musim panen 2013 yaitu pada bulan April sampai Juni 2013.
2. Asumsi Penelitian
F. Definisi Operasional
cengkeh, usaha tanaman cengkeh selama satu kali musim panen dalam 1
dengan cara tidak kontan, pembayaran kepada petani berupa uang muka
pedagang pengumpul.
5. Saluran pemasaran adalah jalur yang dilalui oleh produk dari produsen ke
konsumen akhir.
6. Margin pemasaran adalah selisih harga yang diterima petani dengan harga
murahnya.
11. Share petani adalah harga yang diterima oleh petani sebagai imbalan jasa
dijual.
12. Pabrikan adalah konsumen terakhir yang membeli cengkeh dari pedagang
41
terakhir (pabrikan).
14. Harga jual lembaga pemasaran adalah harga rata-rata produk yang
satuan Rp/Kg.
15. Harga beli lembaga pemasaran adalah harga rata-rata produk yang
satuan Rp/Kg.
16. Total nilai produk adalah rata-rata total harga jual cengkeh yang
17. Cengkeh basah adalah cengkeh yang sudah siap dipanen kemudian dipetik
Data diperoleh dengan cara mengikuti aliran barang dari petani produsen
42
Rumus :
Keterangan :
Bp = Biaya pemasaran
Bp1,…, Bpn = Biaya pemasaran tiap – tiap lembaga pemasaran
Rumus :
Keterangan :
Kp= Keuntungan pemasaran
Kp1,….,Kpn = Keuntungan pemasaran tiap-tiap lembaga pemasaran.
Rumus :
Keterangan :
Mji = Marjin lembaga pemasaran ke- i
Psi = Harga jual pada lembaga pemasaran ke-i
Pbi = Harga beli pada lembaga pemasaran ke-i
43
Keterangan :
Si = Share ( bagian ) harga petani atau pedagang
Pi = Harga yang diterima petani atau pedagang
Pa = Harga ditingkat pabrik
Keterangan:
EP = Efisiensi pemasaran
TB = Total biaya pemasaran
TNP = Total nilai produk
1. Tempat Penelitian
Kabupaten Purworejo.
2. Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
1. Penyusunan proposal
2. Pelaksanaan penelitian
3. Analisis data
4. Penyusunan laporan
5. Ujian
6. Revisi Laporan
44
BAB IV
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Geografis
merupakan salah satu dari 21 desa yang ada di Kecamatan Kaligesing. Secara
geografis, Desa Kaligono berada pada ketinggian 402 m diatas permukaan laut
Tabel 7
Luas Tanah Berdasarkan Penggunaan di Desa Kaligono Tahun 2013
No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (ha) Persentase (%)
1. Tanah Sawah 38,122 4,27
2. Tanah Kering 246,290 27,58
3. Tanah Basah 0 0,00
4. Tanah Perkebunan 343,294 38,44
5. Tanah Fasilitas Umum 122,275 13,69
6. Tanah Keperluan Fasilitas Sosial 143,119 16,02
Jumlah 893,10 100,00
Sumber : Kecamatan Kaligesing Dalam Angka 2013
44
45
B. Keadaan Penduduk
Penduduk adalah orang – orang yang ada di dalam suatu wilayah yang
terikat oleh aturan – aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain
Tabel 8
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Kaligono
Tahun 2013
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-laki 2.176 49,85
2 Perempuan 2.189 50,15
Jumlah 4.365 100,00
Sumber : Kecamatan Kaligesing Dalam Angka 2013
perempuan lebih besar daripada laki-laki yaitu sebesar 2.189 jiwa atau
atau 49,85 %.
banyaknya tenaga kerja, anak usia sekolah dan usia lanjut di suatu wilayah
46
dibawah ini :
Tabel 9
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
di Desa Kaligono Tahun 2013
Jumlah Penduduk
No. Umur (Tahun) Jiwa Persentase (%)
sebanyak 2.976 jiwa atau 68,18%. Hal ini menunjukkan bahwa Desa
daya pembangunan.
47
Tabel 10
Jumlah Penduduk Desa Kaligono
Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2013
Jumlah Penduduk
No. Jenis Pekerjaan
Jiwa Persentase (%)
1. Petani 1.298 29,74
2. Pengusaha Sedang/Besar 30 0,69
3. Pengrajin/Industri Kecil 83 1,90
4. Buruh Bangunan 389 8,91
5. Buruh perkebunan 687 15,74
6. Pedagang 354 8,12
7. Sopir angkutan 17 0,39
8. PNS 75 1,72
9. ABRI 25 0,57
10. Pensiunan (ABRI/PNS) 87 1,99
11. Peternak 387 8,86
12. Belum Bekerja/Tidak Bekerja 933 21,37
Jumlah 4.365 100,00
Sumber : Kecamatan Kaligesing Dalam Angka 2013
mencukupi kebutuhan hidupnya yaitu 1.298 jiwa atau 29,74% petani yang
atau 0,39%.
48
Tabel 11
Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Kaligono
Tahun 2013
Jumlah Penduduk
No. Tingkat Pendidikan Jiwa Persentase (%)
1. Tidak Pernah Sekolah 66 1,51
2. Tidak Tamat SD 370 8,48
3. Belum Sekolah/Masih Sekolah 770 17,64
4. Tamat SD 1.421 32,55
5. Tamat SLTP 879 20,14
6. Tamat SLTA 674 15,44
7. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 185 4,24
Jumlah 4.365 100,00
Sumber : Kecamatan Kaligesing Dalam Angka 2013
C. Keadaan Pertanian
ditanami berbagai jenis tanaman. Tanah di Desa Kaligono terdiri dari tanah
kering dan tanah perkebunan yaitu seluas 589,584 ha. Tanah kering dan tanah
49
optimal, sehingga tidak ada lahan yang tidak dimanfaatkan oleh petani. Jenis
tanaman yang ditanam penduduk di Desa Kaligono dapat dilihat pada Tabel
Tabel 12
Jenis Tanaman Perkebunan dan Produksi Tanaman
di Desa Kaligono Tahun 2013
No Jenis Tanaman Produksi
1. Cengkeh (Ton) 15,60
2. Kopi (Ton) 1,20
3. Kelapa (Butir) 11.527,00
4. Temulawak (Ton) 5,70
Sumber : Monografi Desa Kaligono, 2013
Tabel 13
Jenis Tanaman Hortikultura dan Produksi Tanaman di Desa Kaligono
Tahun 2013
No Jenis Tanaman Produksi
1. Pisang (Tandan) 684,00
2. Salak (Kwintal) 60,00
3. Mlinjo (Kwintal) 35,94
4. Duku (Kwintal) 40,00
5. Durian (Butir) 1.189.573,00
6. Manggis (Kwintal) 60.275,00
7. Petai (Kwintal) 350,00
Sumber : Monografi Desa Kaligono, 2013
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa produksi yang paling
kwintal.
50
D. Keadaan Peternakan
sebagai berikut:
Tabel 14
Jumlah Ternak Menurut Jenis Ternak Di Desa Kaligono Tahun 2013
No. Jenis Ternak Jumlah Persentase (%)
1. Sapi 230 10,36
2. Kambing 182 8,20
3. Ayam Kampung 1245 56,08
4. Itik 563 25,36
Sumber : Kecamatan Kaligesing Dalam Angka 2013
lebih banyak dibandingkan jenis ternak lainnya yaitu sebesar 1245 ekor atau
sebesar 56,08 %.
E. Sarana Perekonomian
perekonomian yang ada di Desa Kaligono dapat dilihat pada Tabel 15.
51
Tabel 15
Sarana dan Lembaga Perekonomian di Desa Kaligono (2013)
No. Sarana Perekonomian Jumlah (unit) Persentase (%)
1. Pasar umum 2 3,92
2. Toko, kios, warung 45 88,24
3. KUD 1 1,96
4. KSP 1 1,96
5. Bank 2 3,92
Jumlah 51 100,00
Sumber : Data Monografi Desa Kaligono, 2013
hasil pertanian.
52
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Identitas Petani
Tabel 16
Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Tidak Tamat SD 3 9,10
2. SD 12 36,36
3. SLTP 9 27,27
4. SLTA 7 21,21
5. Diploma/SI 2 6,06
Jumlah 33 100,00
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
52
53
b. Umur Responden
Desa Kaligono.
Tabel 17
Sebaran Responden Berdasarkan Umur
Umur Petani (tahun) Sebaran Responden Persentase (%)
Petani
0 - 14 0 0
15 – 64 30 90,90
≥ 65 3 9,10
Jumlah 33 100,00
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
54
sebagai berikut:
Tabel 18
Jumlah Anggota Keluarga Responden Petani Cengkeh
di Desa Kaligono
Persentase
Uraian
No Jumlah (%)
Laki-laki 68 51,13
Jenis Kelamin
1 Perempuan 65 48,87
Jumlah 133 100,00
0-14 32 24,06
Umur (th) 15-64 98 73,68
2
≥ 65 3 2,26
Jumlah 133 100,00
TK 11 8,27
SD 29 21,80
SLTP 31 23,31
Tingkat Pendidikan SLTA 38 28,57
3
PT 11 8,27
Belum Sekolah 10 7,52
Tidak Sekolah 3 2,26
Jumlah 133 100,00
Sumber: Analisis Data Primer (2013)
tahun, umur produktif yaitu antara umur 15 – 64 tahun dan umur tidak
Tabel 19
Luas Lahan Responden Petani Cengkeh di Desa Kaligono
No Kategori Luas Lahan (ha) Jumlah Persentase (%)
1 Sempit < 0,5 4 12,12
2 Sedang 0,5 – 2 19 57,57
3 Luas >2 10 30,31
Jumlah 33 100,00
Sumber: Analisis Data Primer 2013
12,12% petani responden memiliki luas lahan < 0,5 ha (lahan sempit),
sebanyak 30,31% memiliki luas lahan > 2 ha (lahan luas). Makin luas
56
2. Identitas Pedagang
a. Pedagang Pengumpul
Tabel 20
Identitas Pedagang Pengumpul di Desa Kaligono
No Nama Umur Pendidikan Volume Harga Keterangan
Penjualan (Rp/Kg)
(Kg)
1. Marni 40 SD 463 139.000,00 Menjual
cengkeh kering
ke pedagang
besar.
2. Maryani 43 SMP 1.660 165.000,00 Menjual
cengkeh kering
ke perwakilan
pabrik Djarum
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
57
Maryani selalu lebih mahal karena harga beli cengkeh dari perwakilan
cengkeh basah dan cengkeh kering dengan harga Rp. 45.773,59 per kg
untuk cengkeh basah dan Rp. 128.727,76 per kg untuk cengkeh kering.
dimiliki semakin luas sehingga dapat menentukan pola mana yang lebih
b. Pedagang Besar
satu desa hanya ada satu orang pedagang besar. Pedagang besar
Hal ini berarti selain tingkat pendidikan maka pengalaman dan relasi
60
Tabel 22
Identitas Perwakilan Pabrik
No Nama Alamat Volume Harga (Rp/Kg) Nilai Pembelian
Perwakilan Pembelian (Rp)
Pabrik (Kg)
1. PT Sukun Kudus 463 Rp. 170.000,00 78.710.000,00
Kedu,
2. Djarum
Temanggung 1.660 Rp. 165.000,00 273.900.000,00
Jumlah 352.610.000,00
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
besar adalah pabrik rokok PT Sukun dan Djarum. Hal ini berari bahwa
atau mutu cengkeh yang dibeli dari pedagang besar atau pedagang
61
asing 0,5 %, gagang cengkeh 1,0 %, kadar air 14%, cengkeh inferior
warna coklat, bau tidak apek, bahan asing 1,0 %, gagang cengkeh 3,0%,
cengkeh inferior 2,0 %, kadar air 14,0 % dan kadar minyak atsiri 18 %.
Tabel 23
Penerimaan, Biaya, Pendapatan dan Keuntungan Petani Cengkeh Pola Saluran I
di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.
No Uraian Total (Rp)
1. Total Penerimaan 72.272.000,00
2. Total Biaya 12.384.000,00
3. Total Pendapatan 59.888.000,00
4. Total Keuntungan 47.504.000,00
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Tabel 24
Penerimaan, Biaya, Pendapatan dan Keuntungan Petani Cengkeh Pola
Saluran I di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.
No Uraian Total (Rp)
1. Total Penerimaan 252.791.000,00
2. Total Biaya 36.896.000,00
3. Total Pendapatan 215.895.000,00
4. Total Keuntungan 178.999.000,00
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Pola penjualan cengkeh yang dilakukan oleh petani secara umum ada
(Djarum).
63
dapat diketahui bahwa sebagian besar petani menjual cengkeh melalui pola
pemasaran.
Tabel 26
Harga Jual Cengkeh pada Tiap – tiap Saluran Pemasaran di Desa Kaligono
Saluran Pemasaran
Harga Jual di tingkat Pola I (Rp/Kg) Pola II (Rp/Kg)
No
Lembaga Pemasaran Basah Kering Basah Kering
1. Petani 45.773,59 128.727,76 47.770,83 129.073,58
2. Pedagang Pengumpul - 139.000,00 - 165.000,00
2. Pedagang Besar - 170.000,00 - -
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
64
petani berbeda-beda. Saluran pemasaran pola I harga jual cengkeh basah oleh
petani Rp. 45.773,59 per kg sedangkan pola II harga jual cengkeh basah
Rp.47.770,83 per kg. Perbedaan harga beli cengkeh basah pola I dan II karena
volume pembelian cengkeh basah dari petani antara pola I dan II. Pola I
volume pembelian cengkeh basah dari petani sedikit yaitu 265 kg sedangkan
pola II volume pembelian cengkeh basah lebih besar yaitu 480 kg. Perbedaan
basah ke pola saluran II karena harga jual yang diterima petani lebih tinggi.
ke perwakilan pabrik pola II Rp. 165.000,00 per kg. Perbedaan harga jual
jual ditingkat perwakilan pabrik dan perbedaan mutu cengkeh yang dibeli.
Harga jual cengkeh kering ke perwakilan pabrik pola I lebih mahal dari
bau tidak apek, bahan asing 0,5 %, gagang cengkeh 1,0 %, kadar air 14%,
cengkeh inferior 2,0 % dan kadar minyak atsiri 20 %. Harga jual cengkeh
ukurannya rata, warna coklat, bau tidak apek, bahan asing 1,0 %, gagang
65
cengkeh 3,0%, cengkeh inferior 2,0 %, kadar air 14,0 % dan kadar minyak
yang terkait.
1. Petani
a. Harga jual petani 45.773,59 32,93
2. Pedagang Pengumpul
a. Harga beli dari petani 45.773,59 32,93
b. Tenaga kerja pengeringan 792,45 0,85 0,57
c. Karung
d. Penyusutan cengkeh 28,30 0,03 0,02
e. Keuntungan 84.033,48 90,14 60,46
f. Harga jual berupa cengkeh 8.372,18 8,98 6,02
kering ke pedagang besar 139.000,00
3. Pedagang Besar
a. Harga beli 139.000,00
Margin pemasaran 93.241,53
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
basah pada saluran pemasaran pola I sebesar Rp. 93.226,41 per kg. Besarnya
pedagang besar yaitu Rp. 139.000,00 per kg dengan harga cengkeh basah
ditingkat petani yaitu Rp. 45.773,59 per kg. Margin pemasaran ini
penjualan 265 kg cengkeh basah adalah Rp. 8.372,18 per kg sehingga pada
diketahui bahwa distribusi paling besar pada biaya penyusutan yaitu sebesar
cengkeh dari 265 kg cengkeh basah menjadi kering sebesar 65,28% sehingga
cara 65,28% dikalikan dengan total penjualan cengkeh kering dari pembelian
per kg dihitung dengan cara penyusutan total dibagi jumlah cengkeh yaitu 265
Tabel 28
Analisis Biaya, Keuntungan, Margin, Distribusi Margin dan Share Pemasaran
Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola I di Desa Kaligono Tahun 2013
No Lembaga Tataniaga dan Rp/kg Distribusi Share Pemasaran
Komponen Margin Margin (%) (%)
1. Petani
a. Harga jual petani 128.727,76 75,72
2. Pedagang Pengumpul
a. Harga beli dari petani 128.727,76 75,72
b. Tenaga kerja bongkar muat 107,99 0,26 0,06
c. Transportasi 107,99
d. Karung 29,16 0,26 0,06
e. Keuntungan 10.027,10 0,07 0,02
f. Harga jual 139.000,00 24,30 5,90
Pedagang Besar 81,76
3. a. Harga beli 139.000,00
b. Tenaga kerja bongkar muat 129,59 81,76
c. Transportasi 1.295,90 0,31 0,08
d. Keuntungan 29.574,51
e. Harga jual 170.000,00 3,14 0,76
4. Perwakilan Pabrik 71,66 17,40
a. Harga beli 170.000,00
Margin pemasaran 41.272,24
67
kering pada saluran pemasaran pola I sebesar Rp. 41.272,24 per kg. Besarnya
Rp.10.027,10 per kg, sedangkan pedagang besar Rp. 29.574,51 per kg,
24,30%.
jumlahnya sama yaitu 0,26%. Pedagang besar distribusi margin terbesar pada
pedagang besar tersebut karena pedagang besar menempuh jarak yang cukup
mengeluarkan biaya ongkos mobil dan bensin cukup besar yaitu sebesar
Tabel 29
Analisis Biaya, Keuntungan, Margin, Distribusi Margin dan Share Pemasaran
Cengkeh Basah pada Saluran Pemasaran Pola II di Desa Kaligono Tahun 2013
No Lembaga Tataniaga dan Rp/kg Distribusi Share
Komponen Margin Margin (%) Pemasaran
(%)
1. Petani
a. Harga jual petani 47.770,83 28,95
2. Pedagang Pengumpul
a. Harga beli dari petani 47.770,83 28,95
b. Tenaga kerja 2.041,67 1,74 1,24
pengeringan
c. Karung 31,25 0,03 0,02
d. Penyusutan cengkeh 84.710,99 72,26 51,34
e. Keuntungan 30.445,26 25,97 18,45
f. Harga jual 165.000,00
Perwakilan Pabrik
3. a. Harga beli 165.000,00
Margin pemasaran 117.229,17
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
basah pada saluran pemasaran pola II sebesar Rp. 117.229,17 per kg.
kering ditingkat perwakilan pabrik yaitu Rp. 165.000,00 per kg dengan harga
cengkeh basah ditingkat petani yaitu Rp. 47.770,83 per kg. Margin pemasaran
bahwa distribusi paling besar pada biaya penyusutan yaitu sebesar 72,26%.
69
terjadi pengurangan berat cengkeh dan kadar air. Penyusutan cengkeh dari 480
per kg dihitung dengan cara penyusutan total dibagi jumlah cengkeh yaitu 480
Tabel 30
Analisis Biaya, Keuntungan, Margin, Distribusi Margin dan Share Pemasaran
Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola II di Desa Kaligono
Tahun 2013
No Lembaga Tataniaga dan Rp/kg Distribusi Share
Komponen Margin Margin (%) Pemasaran
(%)
1. Petani
a. Harga jual petani 129.073,58 78,23
2. Pedagang Pengumpul
a. Harga beli dari petani 129.073,58 78,23
b. Tenaga kerja bongkar 144,58 0,40 0,09
muat
c. Transportasi 481,93 1,34 0,29
d. Karung 27,10 0,08 0,02
e. Keuntungan 35.272,81 98,18 21,38
f. Harga jual 165.000,00
3. Perwakilan Pabrik
a. Harga beli 165.000,00
Margin pemasaran 35.926,42
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Rp.129.073,58 per kg. Besarnya margin pemasaran adalah Rp. 35.926,42 per
70
cengkeh kering lebih tinggi pada saluran pemasaran pola I (saluran pemasaran
pendek (pola II) membutuhkan biaya per kg sebesar Rp. 653,61 sedangkan
pada saluran pemasaran yang panjang (pola I) biaya yang harus dikeluarkan
sebesar Rp.1.670,63
sebesar Rp. 35.272,81. Total keuntungan pemasaran lebih besar pada saluran
D. Efisiensi Pemasaran
cengkeh kering yang diterima petani dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31
Persentase Harga yang Diterima Petani Untuk Cengkeh Basah
Atas Dasar Harga yang Dibayarkan Perwakilan Pabrik
No Saluran Harga Harga ditingkat Persentase
Pemasaran ditingkat Perwakilan Harga ditingkat
Petani (Rp/kg) Pabrik (Rp/kg) Petani (%)
1. I 45.773,59 139.000,00 32,93
2. II 47.770,83 165.000,00 28,95
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Tabel 32
Persentase Harga yang Diterima Petani Untuk Cengkeh Kering
Atas Dasar Harga yang Dibayarkan Perwakilan Pabrik
No Saluran Harga Harga ditingkat Persentase
Pemasaran ditingkat Perwakilan Harga ditingkat
Petani (Rp/kg) Pabrik (Rp/kg) Petani (%)
1. I 128.727,76 170.000,00 75,72
2. II 129.073,58 165.000,00 78,23
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
72
berikut : Pola saluran I harga ditingkat petani sebesar 75,72%, pola saluran
pola saluran pemasaran cengkeh kering yang paling efisien adalah saluran
pemasaran pola II karena harga yang diterima petani lebih besar yaitu
sebesar 78,23%.
yang diterima petani lebih besar pada penjualan cengkeh dalam bentuk
kering karena harga beli pedagang pengumpul untuk cengkeh kering lebih
tinggi daripada cengkeh basah yaitu pola I sebesar Rp. 128.727,76 dan
Tabel 33
Efisiensi Pemasaran Cengkeh Basah Setiap Saluran Pemasaran di
Desa Kaligono Tahun 2013
No Saluran Pemasaran Nilai Produk Total Biaya Efisiensi
(Rp) Pemasaran Pemasaran
(Rp) (%)
1. I 139.000,00 84.854,24 0,61
2. II 165.000,00 86.783,91 0,53
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
basah pola I sama dengan harga jual cengkeh kering yang dijual pedagang
73
Rp.86.783,91. Harga nilai produk cengkeh basah pola II sama dengan nilai
cengkeh kering semua sehingga nilai produk cengkeh basah dan kering
pola II sama.
pola I lebih besar daripada saluran pemasaran pola II yaitu sebesar 0,61%.
pola I.
Tabel 34
Efisiensi Pemasaran Cengkeh Kering Setiap Saluran Pemasaran di
Desa Kaligono Tahun 2013
No Saluran Pemasaran Nilai Produk Total Biaya Efisiensi
(Rp) Pemasaran Pemasaran
(Rp) (%)
1. I 170.000,00 1.670,63 0,98
2. II 165.000,00 653,61 0,40
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
74
sebesar 0,40%, nilai efisiensi yang lebih kecil berarti saluran pemasaran II
untuk cengkeh basah saluran pemasaran yang pendek (pola II) lebih
basah (pola II) lebih efisien karena pada saluran ini tidak melibatkan
pola I yaitu sebesar Rp. 86.783,91. Nilai produk yang dipasarkan untuk
yang pendek (pola II) lebih efisien dibandingkan pola I. Nilai Efisiensi
pemasaran pendek untuk cengkeh kering (pola II) lebih efisien karena
pada saluran ini tidak melibatkan pedagang besar dan biaya yang
75
oleh besarnya biaya tenaga kerja bongkar muat dan biaya transportasi
76
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
1. Total biaya yang dikeluarkan petani cengkeh untuk pola saluran I sebesar
3. Persentase bagian harga yang diterima petani untuk cengkeh basah saluran
yang paling efisien adalah saluran II dimana bagian harga yang diterima
76
77
B. Saran
1. Bagi Petani
bagian harga yang diterima petani lebih tinggi karena berdasarkan hasil
penelitian bagian harga yang diterima petani jika petani menjual cengkeg
2. Bagi Pemerintah
tentang cengkeh.
tinggi.
78
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwijaya, T. 1986. Cengkeh: Data dan Petunjuk ke Arah Swa Sembada. PT.
Gunung Agung. Jakarta.
78
79
Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Alfaberta.
Bandung.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Tomek, W.G dan Kenneth L. Robinson. 1990. Agricultural Product Prices Ed ke-
3. Cornell University Press. London.
LAMPIRAN
Lampiran I.
1. Identitas Pedagang
a. Nomer Sampel :
b. Nama :
c. Umur :
d. Pendidikan :
e. Alamat :
f. Jumlah Anggota Keluarga
Nama Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Pendidikan
Pria Wanita
1. a. Cengkeh Basah
b. Cengkeh Kering
Keterangan :
Sehingga :
= Rp. 22.268.872,70
. . . ,
Penyusutan per kg = = Rp. 84.033,48
M = Volume Penjualan Pedagang Pengumpul – Volume Pembelian Pedagang pengumpul
M = Rp. 36.835.000,00 – Rp. 12.130.000,00
M = Rp. 24.705.000,00
M = + Biaya Tataniaga
M = + Rp. 22.486.372,70
24.705.000,00 = π + 22.486.372,70
π Total = Rp. 24.705.000,00 – Rp. 22.486.372,70
π Total =.Rp. 2.218.627,30
. . . ,
π per kg =
= Rp. 8.372,18
Lampiran 8. Perhitungan Hasil Produksi Petani Untuk Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola I
Luas Hasil Produksi Harga Satuan Nilai Produksi
No Nama Lahan (Kg) (Rp/kg) (Rp/panen)
(ha)
Lampiran 11. Perhitungan Keuntungan Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Kering pada Pola Pemasaran I
Total Biaya Pemasaran Penjualan Kepada Pedagang Besar Keuntungan
Total
Nama (Rp) (Rp/Kg)
Pembelian Jml Harga Total Penjualan
No Pedagang (Rp) (Rp) (Rp/kg)
(kg) (Rp/kg) (Rp)
Pengumpul
1. Marni 59.600.953,90 113.500,00 245,14 463 139.000,00 64.357.000,00 4.642.546,10 10.027,10
Keterangan :
M = Rp. 4.756.046,10
M= + Biaya Tataniaga
M= + Rp. 113.500,00
Rp. 4.756.046,10 = + 113.500
= Rp. 10.027,10
Lampiran 12. Perhitungan Biaya dan Keuntungan yang Dikeluarkan Pedagang Besar pada Pola Pemasaran I
Pembelian dari Pdg.
Biaya Pemasaran
Pengumpul Total Biaya Penjualan ke Perwakilan Keuntungan
Pemasaran Pabrik
Tingkat Total
No. Nama Transportasi
Pendidikan Pembelian Tenaga Kerja Bongkar Muat
Jumlah Harga (Rp) (Rp) (Rp/kg) Harga (Rp) Total (Rp) (Rp/Kg)
(kg) (Rp/kg) Upah Total
Org Penjualan
(Rp/hr) (Rp)
(Rp)
1.
Rohman SLTA 463 139.000,00 64.357.000,00 2 30.000 60.000,00 600.000,00 660.000,0 1.425,49 170.000,00 78.710.000,00 13.693.000,00 29.574,51
Jaelani 0
Keterangan :
M = Volume Penjualan Pedagang Besar – Volume Pembelian Pedagang Besar
M = Rp.78.710.000,00 – Rp. 64.357.000,00
M = Rp. 14.353.000,00
M = π + Biaya Tataniaga
M = π + Rp. 60.000,00 +Rp. 600.000,00
M = Rp. 660.000,00
Rp. 14.353.000,00 = π + Rp. 660.000,00
π Total = Rp. 14.353.000,00 – Rp. 660.000,00
π Total = Rp. 13.693.000,00
. . . ,
π per kg =
= Rp. 29.574,51
Lampiran 13. Perhitungan Hasil Produksi Petani Untuk Cengkeh Basah Saluran Pemasaran Pola II
1. Poniman 1,8 - - -
2. Amat Khozai 3,0 - - -
3. Sarmanto 1,9 - - -
4. Tri Hasanudin 1,8 - - -
5. Sutikno 2,0 - - -
6. Pairin 1,8 - - -
7. Suharto 2,5 - - -
8. Samsudin 1,7 30 46.000 1.380.000
9. Wahid Supandi 2,4 100 48.000 4.800.000
10. A. Khoyi Mishar 1,6 - - -
11. Susanto 1,7 - - -
12. Mustofa Anwar 2,7 50 49.000 2.450.000
13. Rochim 2,1 - - -
14. Mustakim 3,1 - - -
15. Purwanto 2,3 50 48.000 2.400.000
16. H. Sabiis 1,8 100 50.000 5.000.000
17. Mujahidin 2,8 150 46.000 6.900.000
18. Dedi Siswanto 2,4 - - -
Jumlah 39,4 480 22.930.000
Rata – rata 2,19 80 47.770,83 3.821.666,67
Lampiran 14. Perhitungan Total Pembelian Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Basah pada Saluran Pemasaran Pola II
Pembelian Cengkeh Basah dari Petani
No Nama Petani Total Besarnya Jadi Total Penjualan Cengkeh Kering
Jml (Kg) Harga Total Penjualan (Rp) Penyusutan Cengkeh dari Pembelian Cengkeh Basah
(Rp/Kg) Pembelian (Rp) (%) Kering (Kg) (Rp)
1. Poniman - - - - - - -
2. Amat Khozai - - - - - - -
3. Sarmanto - - - - - - -
4. Tri Hasanudin - - - - - - -
5. Sutikno - - - - - - -
6. Pairin - - - - - - -
7. Suharto - - - - - - -
8. Samsudin 30 46.000,00 1.380.000,00 30 × 165.000 = 4.950.000,00 33,33% 10 30 × 129.073,58 = 3.872.207,40
9. Wahid Supandi 100 48.000,00 4.800.000,00 100 × 165.000 = 16.500.000,00 35,00% 35 100 × 129.073,58 =12.907.358,00
10. A. Khoyi Mishar - - - - - - -
11. Susanto - - - - - - -
12. Mustofa Anwar 50 49.000,00 2.450.000,00 50 × 165.000 = 8.250.000,00 35,00% 17,5 50 × 129.073,58 = 6.453.679,00
13. Rochim - - - - - - -
14. Mustakim - - - - - - -
15. Purwanto 50 48.000,00 2.400.000,00 50 × 165.000 = 8.250.000,00 35,00% 17,5 50 × 129.073,58 = 6.453.679,00
16. H. Sabiis 100 50.000,00 5.000.000,00 100 × 165.000 = 16.500.000,00 35,00% 35 100 × 129.073,58 = 12.907.358,00
17. Mujahidin 150 46.000,00 6.900.000,00 150 × 165.000 = 24.750.000,00 33,33% 50 150 × 129.073,58 = 19.361.037,00
18. Dedi Siswanto - - - - - -
Jumlah 480 22.930.000,00 79.200.000,00 165,00 61.955.318,40
Rata – rata 80 47.770,83 3.821.666,67 13.200.000,00 27,50 10.325.886,40
Lampiran 15. Perhitungan Biaya yang Dikeluarkan Oleh Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Basah pada Pola Pemasaran II
No Nama Biaya yang Dikeluarkan Oleh Pedagang Pengumpul
Tenaga Kerja Pengeringan Karung Penyusutan Total Biaya Pemasaran
Org HKO Upah Total (Rp) Jml Harga Total (Rp/kg) Jumlah Total Penyusutan (Rp) (Rp/kg)
(Rp/hr) (buah) (Rp) (Rp) (kg) (Rp)
1. Maryana 4 7 35.000,00 980.000,00 10 1.500,00 15.000,00 84.710,99 480 40.661.275,50 41.656.275,50 86.783,91
Jumlah
Rata – rata 2.041,67 31,25 84.710,99 86.783,91
Keterangan :
Jumlah cengkeh basah = 480 kg
Jadi cengkeh kering = 165 kg
Jumlah penyusutan = 315 kg
Biaya penyusutan diperoleh dari :
= Rp. 30.445,26
Lampiran 16. Perhitungan Hasil Produksi Petani Untuk Cengkeh Kering pada Saluran Pemasaran Pola II
Luas
No Nama Lahan Hasil Produksi Harga Satuan Total Produksi
(ha) (Kg) (Rp/kg) (Rp/panen)
Keterangan :
Harga jual Rp/kg cengkeh kering ke Perwakilan Pabrik = Rp. 165.000,00
Lampiran 18. Perhitungan Keuntungan Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Kering pada Pola Pemaaran II
Lampiran 19. Perhitungan Keuntungan Pedagang Pengumpul Untuk Cengkeh Kering pada Pola Pemasaran II
Total Biaya Pemasaran Penjualan Kepada Perwakilan Pabrik Keuntungan
Keterangan :
M = Volume Penjualan Pedagang Pengumpul – Volume Pembelian Pedagang pengumpul
M = Rp. 273.900.000,00 – Rp. 214.262.140,70
M = Rp. 59.637.859,30
M = π + Biaya Tataniaga
M = π + Rp. 1.085.000,00
Rp. 59.637.859,30 = π + Rp. 1.085.000,00
π Total = Rp. 59.637.859,30 – Rp. 1.085.000,00
πTotal = Rp. 58.552.859,30
. . . ,
π per kg =
.
= Rp. 35.272,81
Lampiran 20. Perhitungan Total Pembelian Perwakilan Pabrik Pola Saluran Pemasaran I dan II