Anda di halaman 1dari 14

USULAN TARIF RETRIBUSI

TERMINAL TIPE B

A. PENDAHULUAN
Terminal adalah salah satu simpul transportasi selain dari pada pelabuhan, stasiun
kereta api dan bandar udara. Terminal merupakan ujung tombak keberhasilan,
ketertiban dan keselamatan operasional angkutan jalan. Karena terminal
merupakan awal dan akhir serta transit point perjalanan orang dan kendaraan.
Kegiatan yang dilakukan di dalam terminal diantaranya adalah pendataan asal dan
tujuan perjalanan orang, pelayanan naik dan turun penumpang, transit atau
perpindahan kendaraan sesuai dengan tujuan berikutnya dalam suatu
Kabupaten/Kota dan pemeriksaan administrasi dan teknis kendaraan bermotor
umum. Dengan adanya kegiatan-kegiatan pelayanan yang dilakukan di dalam
terminal khususnya pemeriksaan kondisi teknis kendaraan bermotor umum
diharapkan operasional pelayanan transportasi jalan menjadi selamat dan aman
dari gangguan teknis kendaraan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Melakukan kajian klasifikasi tarif retribusi terminal tipe B untuk koreksi
perbaikan usulan tarif;
2. Memperoleh struktur kelas tarif terminal berdasarkan pertimbangan kelayakan
bisnis dan ekonomis.

C. PERMASALAHAN
1. Tarif retribusi terminal pada rancangan Qanun Aceh tentang Retribusi Aceh
masih berlaku seragam tidak memperhitungkan karakteristik masing-masing
terminal tipe B;
2. Belum mempertimbangkan kelayakan sistem ekonomi.

1
D. PEMBAHASAN
Dalam kaitan dengan pelaksanaan kegaitan pelayanan yang ada di dalam terminal,
maka sebuah terminal akan dilengkapi dengan fasilitas utama dan fasilitas
penunjang. Penataan fasilitas utama dan fasilitas penunjang ini perlu dilakukan
agar fungsi terminal dapat berjalan optimal. Kegiatan-kegiatan penunjang lainnya
seperti kebersihan terminal, pungutan retribusi terminal, penyediaan fasilitas
kuliner, penerangan terminal, pengadaan taman terminal, fasilitas loket
perusahaan, papan informasi terminal dan keamanan terminal diharapkan bisa
berjalan dengan optimal agar fungsi terminal dapat optimal. Secara keseluruhan
penyelenggaraan terminal tipe B ini merupakan tugas operasional yang baru bagi
Dinas Perhubungan Aceh setelah terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Sebelumnya, penyelenggaraan terminal tipe B ini
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
UPTD Penyelenggara Terminal Tipe B Aceh menangani penyelenggaraan terminal
tipe B. Daftar terminal yang telah dilakukan serah terima sesuai dengan berita
acara Personil Peralatan Pembiayaan dan Dokumen/P3D dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :

Tabel Daftar Terminal Yang Telah Diserah Terimakan Kepada


Pemerintah Aceh dari Pemerintah Kabupaten/Kota

NO NAMA TERMINAL LOKASI BERITA ACARA

38/BA/2016
1. Terminal Tipe B Pidie Sigli
Tgl 26 Oktober 2016
4222/BA/2016
2. Terminal Tipe B Pidie Jaya Meureudu
Tgl 26 Oktober 2016
100/973/BA/2016
3. Terminal Tipe B Bireuen Bireuen
Tgl 26 Oktober 2016

Terminal Tipe B Aceh Kuala 800/6722/BA/2016


4.
Tamiang Simpang Tgl 26 Oktober 2016

2
475/BA/2016
5. Terminal Tipe B Aceh Jaya Calang
Tgl 26 Oktober 2016
425/BA/2016
6. Terminal Tipe B Nagan Raya Nagan Raya
Tgl 26 Oktober 2016

Terminal Tipe B Aceh Barat 824/1342/BA/2016


7. Blang Pidie
Daya Tgl 26 Oktober 2016

Terminal Tipe B 800/730/BA/2016


8. Subulussalam
Subulussalam Tgl 26 Oktober 2016
140/1284/BA/2016
9. Terminal Tipe B Singkil Singkil
Tgl 26 Oktober 2016

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2015 tentang


Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan, bahwa
terminal wajib menyediakan dan melaksanakan pelayanan yang mencakup :
1. Pelayanan keselamatan;
2. Pelayanan keamanan;
3. Pelayanan kehandalan/keteraturan;
4. Pelayanan kenyamanan;
5. Pelayanan kemudahan/keterjangkauan;
6. Pelayanan kesetaraan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka bentuk dan jenis jasa terminal yang
dapat disediakan oleh Terminal kepada objek kendaraan umum, kendaraan
pengantar/penjemput dan para penumpang adalah sebagai berikut :
1. Layanan jalur pemberangkatan kendaraan umum;
2. Layanan jalur kedatangan;
3. Layanan jasa parkir kendaraan umum;
4. Layanan Jasa parkir kendaraan pengantar/penjemput;
5. Layanan penyediaan kendaraan lanjutan;
6. Layanan ruang tunggu keberangkatan;
7. Layanan ruang tunggu kedatangan;

3
8. Layanan ruang tunggu penjemput/pengantar;
9. Layanan ruang ticketing;
10. Layanan jasa doorsmer;
11. Layanan jasa bengkel ringan bengkel yang diperuntukkan bagi operasional
bus;
12. Layanan jasa pemeriksaan kesehatan;
13. Layanan jasa ruang kuliner, perdagangan dan pertokoan;
14. Layanan jasa ruang istirahat awak kendaraan;
15. Layanan jasa ruang penitipan barang (lockers);
16. Layanan jasa pelayanan data dan informasi;
17. Layanan jasa ruang media pusat informasi (information center);
18. Layanan bagasi (lost and found);
19. Layanan fasilitas peribadatan;
20. Layanan ruang bermain anak.

Salah satu fungsi dan tugas UPTD Penyelengaraan Terminal Tipe B melaksanakan
pungutan retribusi terminal. Rancangan qanun tentang retribusi terminal dalam
proses penyusunan final, dan masih membutuhkan penyempurnaan. Usulan tarif
Retribusi yang sudah disampaikan perlu mempertimbangakan kelayakan bisnis
dan ekonomis antara lain: kondisi letak, tingkat keramaian dan jam operasional.
Pertimbangan kelayakan bisnis dan ekonomis dari Rancangan Qanun tentang
Retribusi Terminal ini akan mempengaruhi nilai retribusi sewa ruang komersil,
retribusi sewa loket dan, retribusi jasa iklan dalam terminal.

Pembagian Kelas Retribusi Terminal Tipe B


Pada saat UPTD Penyelenggaaraan Terminal Tipe B Aceh terbentuk terdapat 9
terminal yang menjadi tanggung jawab pengelolaan. 4 terminal telah beroperasi
dengan fasilitas yang ada diantaranya terminal Aceh Tamiang, terminal Pidie,
terminal Aceh Barat Daya dan terminal Aceh Singkil. Sedangkan yang belum
beroperasi semenjak proses Personil Peralatan Pembiayaan dan Dokumen/P3D

4
adalah terminal Bireun, terminal Pidie Jaya, terminal Aceh Jaya, terminal Nagan
Raya dan terminal Subulussalam. Untuk itu terminal yang baru dapat
melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dan pelayanan jasa angkutan serta
mampu memilik kontribusi dari tempat-tempat komersil (ruko/ kios dan loket)
hanyalah pada terminal yang beroperasi. Tingkat operasi dan utilitas masing-
masing terminal tersebut memiliki pengaruh langsung kepada tempat-tempat
komersil didalam terminal.Pada tabel di bawah ini dapat dilihat kondisi operasional
terminal tipe B ditinjau dari jumlah keluar/masuk kendaraan dan naik/turun
penumpang.

Tabel Jumlah Arus Kendaraan dan Penumpang


September 2017 – Agustus 2018

Jumlah Penumpang
Terminal Keterangan
Naik Turun Total

Terminal Pidie 22.446 9498 31.944 Operasional

Terminal Pidie Jaya - - - Belum Operasional

Terminal Bireuen - - - Belum Operasional

Terminal Aceh Tamiang 23.271 26.398 49.664 Operasional

Terminal Aceh Jaya - - - Belum Operasional

Terminal Nagan Raya - - - Belum Operasional

Terminal Aceh Barat


14.242 10.892 25.134 Operasional
Daya

Terminal Subulussalam - - - Belum Operasional

Terminal Singkil 4827 3335 8162 Operasional

5
D1. Letak
Ditinjau dari letak masing-masing terminal, yang berada pada posisi strategis
hanyalah terminal pidie, aceh tamiang dan subulussalam. Hal ini karena terminal-
terminal ini berada kawasan perkantoran dan perdagangan.
Terminal pidie jaya, bireuen dan aceh jaya termasuk dalam kategori sedang. Untuk
kategori kurang strategis adalah terminal nagan raya, aceh barat daya dan aceh
singkil, dikarenakan wilayah tersebut jauh dari pusat aktifitas masyarakat.
Berikut ini hasil penilaian kondisi letak pada masing-masing terminal pada tabel di
bawah ini:
Tabel Kondisi Letak Terminal

Terminal Kondisi Letak Nilai Keterangan

Terminal Pidie Strategis Kawasan Perkantoran,


85 Perdagangan, Pemukiman
Terminal Pidie Jaya Sedang
60 Kawasan Perdagangan
Terminal Bireuen Sedang
60 Kawasan Pemukiman
Terminal Aceh Tamiang Strategis Kawasan Perkantoran,
90 Perdagangan
Terminal Aceh Jaya Sedang
60 Kawasan Pemukiman
Terminal Nagan Raya Kurang
50 Kawasan Pemukiman
Terminal Aceh Barat
Kurang
Daya 50 Kawasan Pemukiman
Terminal Subulussalam Strategis Kawasan Perkantoran,
80 Perdagangan
Terminal Singkil Kurang
50 Kawasan Pemukiman
Catatan;
 Strategis : nilai ≥ 70
 Sedang : nilai 51 - 69
 Kurang : nilai ≤ 50

6
D2. Keramaian
Masing-masing terminal memilikitingkat keramaian yang berbeda-beda yang sangat
bergantung pada kawasan sekitarnya. Untuk terminal yang berada dalam kawasan
pusat aktifitas masyarakat akan meningkatkan fungsi dan utilitas tempat komersil
didalam terminal. Terminal-terminal yang memiliki tingkat keramaian yang tinggi
adalah terminal Pidie, Aceh Tamiang dan Subulussalam. Subulussalam meskipun
belum beroperasi memilikitingkat keramaian yang tinggi dengan dikelilingi oleh
kawasan perpedagangan.
Terminal Aceh Barat Daya dan Aceh Singkil memiliki tingkat keramaian yang relative
cukup dan termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan terminal Pidie Jaya, Bireun,
Aceh Jaya dan Nagan Raya merupakan terminal yang belum beroperasi dan belum
ada aktifitas komersil apapun.
Berikut ini penilaian tingkat keramaian pada masing-masing terminal sebagaimana
tabel di bawah ini :

Tabel Kondisi Keramaian Terminal

Terminal Keramaian Nilai Keterangan


75 Kawasan Perkantoran,
Terminal Pidie Ramai
Perdagangan, Pemukiman
30
Terminal Pidie Jaya Kurang
Kawasan Perdagangan
35
Terminal Bireuen Kurang
Kawasan Pemukiman
85 Kawasan Perkantoran,
Terminal Aceh Tamiang Ramai
Perdagangan
25
Terminal Aceh Jaya Kurang
Kawasan Pemukiman
10
Terminal Nagan Raya Kurang
Kawasan Pemukiman
Terminal Aceh Barat 50
Sedang
Daya Kawasan Pemukiman
80 Kawasan Perkantoran,
Terminal Subulussalam Ramai
Perdagangan
50
Terminal Singkil Sedang
Kawasan Pemukiman

7
Catatan;
 Ramai : nilai ≥ 70
 Sedang : nilai 51 - 69
 Kurang : nilai ≤ 50

D3. Jam Operasi


Jam operasional terminal mempengaruhi langsung tingkat utilitas tempat komersil
didalam terminal. Terminal-terminal yang telah beroperasi dan juga melayani
angkutan hingga malam hari hanyalah terminal Pidie dan Aceh Tamiang. Terminal
Aceh Barat dan Aceh Singkil hanya melayani angkutan sampai sore hari. Sedangkan
terminal lainnya yaitu, terminal Pidie Jaya, Bireun, Aceh Jaya, Nagan Raya dan
Subulussalam belum beroperasi.
Berikut ini hasil penilaian jam operasional pada masing-masing terminal
sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel Kondisi Jam Operasional Terminal

Terminal Jam Operasi Nilai Keterangan


80 Kawasan Perkantoran,
Terminal Pidie Pagi - Malam
Perdagangan, Pemukiman
25
Terminal Pidie Jaya Tidak operasional
Kawasan Perdagangan
25
Terminal Bireuen Tidak operasional
Kawasan Pemukiman
80 Kawasan Perkantoran,
Terminal Aceh Tamiang Pagi – Malam
Perdagangan
25
Terminal Aceh Jaya Tidak operasional
Kawasan Pemukiman
25
Terminal Nagan Raya Tidak operasional
Kawasan Pemukiman
Terminal Aceh Barat 60
Pagi - Sore
Daya Kawasan Pemukiman
25 Kawasan Perkantoran,
Terminal Subulussalam Tidak operasional
Perdagangan
60
Terminal Singkil Pagi - Sore
Kawasan Pemukiman

8
Catatan;
 pagi - siang nilai : 30
 pagi - sore nilai : 60
 pagi – malam nilai : ≥ 70
 tidak operasional nilai : ≤ 25 (fasilitas gedung tersedia)

D4. Analisa Pembagian Kelas Retribusi


Dari hasil analisa 3 (tiga) parameter yaitu kondisi letak, tingkat keramaian kawasan
dan lamanya jam operasional mendapatkan 3 (tiga) pembagian klaster terminal
yaitu klaster A, B dan C. Pembagian klaster ini menjadi dasar pertimbangan bagi
klasifikasi penarikan retribusi yaitu :
1. Yang termasuk dalam klaster A adalah terminal Pidie dan Aceh Tamiang;
2. Yang termasuk dalam klaster B adalah terminal Aceh Barat Daya, Subulussalam
dan Aceh Singkil;
3. Yang termasuk dalam klaster C adalah terminal Pidie Jaya,Bireun, Aceh Jaya dan
Nagan Raya.
Berikut ini tabel analisa pembagian kelas retribusi :

Tabel Skoring Analisa Pembagian Kelas Retribusi


Jam Rata-
No Terminal Letak Keramaian Jumlah KLS
Operasi rata
1 Pidie 85 75 80 240 80.00 A
2 Pidie Jaya 60 30 25 115 38.33 C
3 Bireuen 60 35 25 120 4000 C
Aceh
4 90 85 80 255 85.00 A
Tamiang
5 Aceh Jaya 60 20 25 105 35.00 C
6 Nagan Raya 50 10 25 85 28.33 C
Aceh Barat
7 50 50 60 160 53.33 B
Daya
8 Subulussalam 80 80 25 185 61.67 B
9 Aceh Singkil 50 50 60 160 53.33 B

9
Catatan;
Pembagian klaster menurut lokasi;
 Nilai ≥ 70 klaster A
 Nilai 51-69 klaster B
 Nilai ≤ 50 klaster C
Dapat disampaikan bahwa tarif retribusi sesuai dengan rancangan qanun (raqan) tentang
Retribusi Aceh belum mempertimbangkan 3 (tiga) klaster di atas. Tabel retribusi raqan
tersebut sebagaimana berikut:

Tabel Retribusi Raqan


Tarif KETE CATA
No JENIS PELAYANAN
(Rp) RANGAN TAN
0 1 2 3 4

DINAS PERHUBUINGN ACEH


UPTD PENYELENGGARAAN
TERMINAL TIPE B
Pelayanan Penyediaan Tempat Parkir
1 untuk Kendaraan Penumpang dan Bis
Umum
Kendaraan Bermotor Roda 2 (dua)
a. Per/ sekali parkir Baru
dan Roda 3 (tiga) 1,000
b. Kendaraan Penumpang Per/ sekali parkir Baru
3,000
c. Bus Kecil Per/ sekali parkir Baru
3,000
d. Bus Sedang Per/ sekali parkir Baru
3,000
e. Bus Besar Per/ sekali parkir Baru
5,000
2 Fasilitas Kegiatan Usaha
Per/ meter per
a. Sewa Ruko Baru
30,000 bulan
Per/ meter per
b. Sewa Kios Baru
25,000 bulan
Per/ meter per
c. Sewa Los Baru
1,500 bulan

10
Per/ meter per
d. Sewa Loket Baru
30,000 bulan
3 Fasilitas Lainnya

a. Penggunaan toilet

1. Buang air kecil Per/ sekali parkir Baru


1,000
2. Buang air besar Per/ sekali parkir Baru
2,000
3. Mandi Per/ sekali parkir Baru
4,000
b. Penggunaan area terminal 50,000 100 meter/ hari Baru

Pada bagian fasilitas kegiatan usaha, tarif berlaku seragam pada setiap terminal. Harga
sewa tempat usaha yang dipengaruhi oleh 3 (tiga) parameter tersebut di atas akan
berakibat pada kondisi aktifitas terminal. Dengan demikian penentuan harga sewa tempat
usaha disesuaikan dengan aktifitas terminal.
Berdasarkan pertimbangan 3 (tiga) parameter yaitu kondisi letak, tingkat keramaian
kawasan dan lamanya jam operasional, harga sewa tempat usaha disesuaikan tarif
retribusinya sebagaimana tabel berikut:

Tabel Retribusi Usulan


Tarif Tarif Tarif
KETE CATA
No JENIS PELAYANAN Kls. A Kls. B Kls. C KET
RANGAN TAN
(Rp) (Rp) (Rp)
0 1 2 3 4 5 6 7
DINAS PERHUBUINGN
ACEH
UPTD PENYELENGGARAAN
TERMINAL TIPE B
Pelayanan Penyediaan
1 Tempat Parkir untuk
Kendaraan
Kendaraan Bermotor Per/
a. Roda 2 (dua) dan Roda 3 1.000 1.000 1.000 sekali Baru
(tiga) parkir

11
Per/
b. Kendaraan Penumpang 3.000 3.000 3.000 sekali Baru
parkir
Per/
c. Bus Kecil 3.000 3.000 3.000 sekali Baru
parkir
Per/
d. Bus Sedang 3.000 3.000 3.000 sekali Baru
parkir
Per/
e. Bus Besar 5.000 5.000 5.000 sekali Baru
parkir
Pelayanan Penyediaan
2
Tempat Parkir Menginap
Kendaraan Bermotor
Per/
a. Roda 2 (dua) dan Roda 3 5.000 5.000 5.000 Baru
malam
(tiga)
Per/
b. Kendaraan Penumpang 10.000 10.000 10.000 Baru
malam
Per/
c. Bus Kecil 10.000 10.000 10.000 Baru
malam
Per/
d. Bus Sedang 10.000 10.000 10.000 Baru
malam
Per/
e. Bus Besar 20.000 20.000 20.000 Baru
malam
3 Fasilitas Kegiatan Usaha
Per/
a. Sewa Ruko 30.000 20.000 10.000 meter Baru
per bulan
Per/
b. Sewa Kios 25.000 15.000 5.000 meter Baru
per bulan
Per/
c. Sewa Los 2.000 1.500 1.500 meter Baru
per bulan
Per/
d. Sewa Loket 30.000 25.000 10.000 meter Baru
per bulan
4 Fasilitas Lainnya

a. Penggunaan toilet

12
Per/
1. Buang air kecil 1.000 1.000 1.000 sekali Baru
parkir
Per/
2. Buang air besar 2.000 2.000 2.000 sekali Baru
parkir
Per/
3. Mandi 4.000 4.000 4.000 sekali Baru
parkir
100
b. Penggunaan area terminal 50.000 50.000 50.000 meter/ Baru
hari
Per
c. Papan reklame/ baliho meter/
bulan

Untuk bagian pelayanan penyediaan tempat parkir dan fasilitas lainnya tidak berubah
(tetap sesuai rancangan qanun), karena sudah sesuai dengan harga pasar setempat.
Papan reklame/ baliho juga diusulkan untuk dikenakan tarif retribusi sesuai dengan harga
pasar setempat.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan:
1. Klasifikasi tarif retribusi di terminal tipe B mempertimbangkan 3 (tiga)
parameter yaitu kondisi letak, tingkat keramaian kawasan dan lamanya jam
operasional. Klasifikasi ini membagi 3 tingkatan aktifitas terminal dari tinggi,
sedang dan rendah dengan klaster A, B dan C.
2. Sesuai dengan klaster tersebut:
a) Terminal klaster A adalah: Terminal Pidie dan Aceh Tamiang;
b) Terminal klaster B adalah: Terminal Aceh Barat Daya, Subulussalam dan
Aceh Singkil;
c) Terminal klaster C adalah: Terminal Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Jaya dan
Nagan Raya.

13
Saran:
1. Tarif retribusi sewa tempat kegiatan usaha disesuaikan dengan aktifitas
terminal yang terbagi dalam 3 klaster A, B dan C.
2. Tarif ini akan disesuaikan kembali apabila terdapat perubahan klaster terminal
nantinya yang ditinjau kembali setiap tahun.

14

Anda mungkin juga menyukai