Anda di halaman 1dari 11

ISSN: 2088-4591 Vol. 4 No.

2 Edisi Nopember 2014


 

Analisa Kegagalan Mechanical Seal Booster Pump dan Bearing Temperature High
pada BFP PLTU Paiton Unit 9
Hendra Kristanto, Djoko Wahyudi, M Fathuddin Noor
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Panca Marga
Jl. Yos Sudarso 107 Pabean Dringu Probolinggo 67271
Email : hendrakrist21@yahoo.com

Terima Naskah : 15 Agustus 2014


Terima Revisi : 10 September 2014

ABSTRAK
Boiler Feedwater Pump (BFP) merupakan salah satu peralatan utama pada PLTU yang
memegang peranan penting dalam siklus kerja PLTU. Fungsi dari BFP yaitu mengirimkan air pengisi
yang merupakan bahan baku uap penggerak turbin dari deaerator ke boiler (steam drum). Dengan adanya
gangguan pada BFP bisa mengakibatkan unit mengalami derating hingga menyebabkan unit trip atau
berhenti beroperasi. Pada PLTU Paiton Unit 9 terdapat 3 buah BFP beserta dengan booster pump-nya. 1
buah BFP dengan penggerak motor digunakan pada waktu star awal unit operasi hingga 25% beban, 2
BFP dengan penggerak mini turbin uap digunakan pada waktu operasi normal. Ketiga BFP tersebut perlu
dijaga keandalannya untuk menjaga kestabilan sistem operasi PLTU unit 9.
Banyak permasalahan yang bisa muncul pada downtime pompa BFP antara lain yaitu
kegagalan mechanical seal dan juga bearing temperature high. Kedua permasalahan ini yang pernah
terjadi pada PLTU Paiton Unit 9. Dari permasalahan ini maka dilakukan analisa kegagalan mechanical
seal booster pump dan bearing temperature high pada BFP PLTU Paiton Unit 9 yang dapat memberikan
rekomendasi untuk mengatasi permasalahan dan mengurangi resiko terjadinya kegagalan mechanical seal
dan juga bearing temperature high.

Kata kunci : Kegagalan, mechanical seal, bantalan, temperature high. 


 
ABSTRACT
Boiler Feedwater Pump (BFP) is one of main equipment in Power Plant which have
important character in Power Plant work flow. The function of BFP is give supply the feedwater that is a
basic material turbine steam driven from deaerator to the boiler (steam drum). If there have some
troubles in BFP can make Power Plant get the derating or cause the unit trip or stop to operation. There
are three Boiler Feedwater Pump at Unit 9 Paiton Power Plant include the booster pump. One of BFP
with motor driven use to begining start Unit operation untul 25% load, 2 BFP with mini steam turbine
driven use to normal operation. All of BFP need to keep trade on to make operation system Power Plant
unit 9 stable.
Many problems can happen in downtime of BFP such as Mechanical Seal failure and
bearing temperature high. Both of the problems were happened in Power Plant Unit 9. From this
problems, then make analysis Failure of mechanical seal booster pump and bearing temperature high of
BFP Power Plant Unit 9 in which can give recomendation for solve the problems and decrease risk of
mechanical seal failure and also bearing temperature high.

Keyword : Failure, mechanical seal, bearing, temperature high.

 
1
 
Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014  ISSN: 2088-4591

PENDAHULUAN mechanical seal booster pump BFP dan


temperature high bearing BFP pada PLTU Paiton
Pompa merupakan salah satu peralatan Unit 9 ini dilalukan dengan metode studi kasus
berputar yang berfungsi untuk memindahkan berdasarkan pada permasalahan yang pernah
fluida dari satu tempat ke tempat lain dengan cara terjadi pada PLTU. Hasil dari penelitian ini
menaikkan tekanan fluida yang dipindahkan. bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadi
Dalam dunia industri, jenis pompa yang sering kegagalan mechanical seal booster pump BFP,
digunakan adalah pompa sentrifugal. Pompa mengetahui penyebab terjadi temperature high
sentrufugal bekerja berdasarkan prinsip gaya pada bearing BFP, dan dapat memberikan
sentrifugal, yaitu benda yang bergerak secara rekomendasi untuk mengurangi tingkat kegagalan
melengkung akan mengalami gaya yang arahnya mechanical seal maupun bearing temperature high
keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung pada BFP di PLTU Paiton Unit 9.
tersebut. Pompa sentrifugal pada dasarnya adalah
mesin berkecepatan tinggi jika dibandingkan Siklus PLTU
dengan jenis-jenis pompa lainnya seperti torak, Siklus fluida kerja PLTU merupakan siklus
rotari, atau displacement [2]. tertutup, yaitu dengan menggunakan fluida kerja
Salah satu pompa sentrifugal yang digunakan yang sama secara berulang-ulang. Pertama air
dalam industri pembangkitan listrik tenaga uap diisikan ke boiler hingga mengisi seluruh luas
(PLTU) adalah Boiler Feedwater Pump (BFP). permukaan pemindah panas. Di dalam boiler air ini
Boiler Feedwater Pump (BFP) merupakan salah dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran
satu bagian utama pada PLTU yang berfungsi bahan bakar dengan udara sehingga berubah
untuk memompa air dari deaerator menuju ke menjadi uap. Uap hasil produksi boiler dengan
pemampungan air pengisi di boiler (drum) dan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk
kemudian masuk ke boiler. BFP di PLTU Paiton melakukan kerja di turbin sehingga menghasilkan
Baru ada 2 jenis yaitu : Turbine Driven BFP atau daya mekanik berupa putaran. Uap bekas keluar
BFPT dan Motor Driven BFP atau BFPM. BFPT turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
merupakan pompa air pengisi boiler yang memiliki dengan air pendingin agar berubah menjadi air. Air
tenaga penggerak dari turbin uap (steam turbine). kondensat ini kemudian dipanaskan dan digunakan
BFPT memiliki kemampuan 2 x 50%, artinya ada lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini
dua unit BFPT pada PLTU Paiton Baru yang berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
masing-masing BFPT memiliki kemampuan untuk Putaran turbin digunakan untuk memutar generator
mencapai beban hingga 50% dari total beban yang dikopel langsung dengan turbin sehingga
(Mega Watt) yang dihasilkan oleh pembangkit ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari
listrik. Sedangkan Motor Driven BFP (BFPM) terminal output generator.
merupakan pompa air pengisi boiler yang memiliki
tenaga penggerak dari motor. BFPM bekerja
dengan kemampuan 1 x 25% yang artinya pada
PLTU Paiton Baru memiliki satu unit BFPM
dengan kemampuan kerja untuk mencapai beban
hingga 25% dari total beban (Mega Watt) yang
dihasilkan oleh pembangkit listrik.
Ada banyak penyebab BFP mengalami
permasalahan hingga terjadinya kegagalan operasi.
Kegagalan mechanical seal adalah penyebab
paling umum dari downtime pompa BFP. Jika hal
itu terjadi, maka pompa harus segera dimatikan
atau dapat menyebabkan kerusakan pompa dan Gambar 1 Siklus fluida kerja (air uap) PLTU
perubahan temperature. Selain itu bearing
temperature high pada BFP atau Booster Pump Mechanical seal
juga merupakan penyebab terjadinya kegagalan Mechanical seal adalah suatu alat mekanis
kerja BFP. Hal ini dapat menyebabkan BFP trip yang berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida
atau gagal beroperasi. Analisa kegagalan dari ruang/wadah yang memiliki poros berputar.

2
 
ISSN: 2088-4591 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014
 

Pengesilan terjadi karena alat mekanis tersebut METODE


memiliki 2 buah komponen muka akhir (end faces)
pada posisi 90° terhadap sumbu poros yang kontak Metodologi pengumpulan data yang
satu dengan lainnya karena adanya gaya axial dari digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini antara
pegas/spring. lain:
Mechanical seal terdiri dari 3 kelompok 1. Studi Pustaka (Library Research)
komponen, yaitu: Studi pustaka di sini diambil dari perpustakaan
• Rotating unit (bagian yang berputar) PT.PJB UBJOM Paiton, perpustakaan
• Stationary unit (bagian yang diam) Universitas Negeri Malang, Jasa Diklat Unit
• Metal hadrware (komponen logam) seperti Pendidikan dan Pelatihan Suralaya, serta
sleeve, glandplate, collar. literatur dari internet yang mendukung
penelitian ini.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Guna mendapat data-data yang dibutuhkan
untuk analisa dalam penelitian ini, maka
penulis melakukan studi lapangan pada PLTU
Paiton Unit 9, khusunya yaitu pada Main Plant
Unit lantai 1-3, BFPT house, dan ruang CCR.

Sumber Data
1. Data Primer
Data-data ini diperoleh dengan cara:
Gambar 2 Komponen Mechanical Seal a. Observasi Lapangan
b. Interview atau Wawancara
Cara Kerja Mechanical seal Data primer di sini terdiri dari:
Fungsi utama mechanical seal dalam suatu • Data spesifikasi peralatan.
pompa adalah untuk mencegah kebocoran cairan • Data pengoperasian (dari pihak operasi).
dari dalam pompa ke luar (atmospheric side), • Data history gangguan yang terjadi pada
terutama adalah cairan dari celah antara poros peralatan.
dengan komponen statik rumah pompa. • Data lain yang berkaitan dengan Boiler
Dalam mechanical seal ada 3 titik pengesilan Feedwater Pump (BFP)
yaitu : 2. Data Sekunder
• Primary Seal, titik pengesilan yang terjadi • Sejarah berdirinya perusahaan.
pada Face Contact (Primary Ring VS Mating • Data lokasi perusahaan.
Ring) • Proses produksi.
• Secondary Seal, titik pengesilan untuk • Literatur - literatur.
mencegah kebocoran di bagian inside
diameter Primary Ring. Waktu dan Tempat Penelitian
• Tertiary Seal, titik pengesilan untuk 1. Waktu Penelitian
mencegah kebocoran dibagian outside Penelitian dilaksanakan tanggal 1 Juli 2014
diameter Mating Ring. sampai 10 Agustus 2014
Pada sebuah mechanical seal yang baik 2. Tempat Penelitian
diantara bidang kontak akan terbentuk lapisan film Main Plant House dan Central Control Room
(fluid film) yang akan menjadi bantalan, lapisan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap Paiton Unit
film tersebut tebalnya sekitar 1-5 micron. Fungsi 9 dengan perusahaan jasa pengoperasian dan
dari fluid film ini adalah untuk pelumas dan pemeliharaan PT PJB UBJOM Paiton yang
pendingin bagi bidang kontak primary ring dengan beralamat di Jalan Raya Surabaya – Situbondo,
mating ring. Seandainya fluid film tidak terbentuk Km 141 Paiton – Probolinggo.
maka bidang kontak tersebut akan menjadi kering
(dry running) yang akan membuat komponen cepat Data Gangguan Mechanical Seal Booster Pump
rusak/aus. BFPM
1. Permasalahan BFPM
 
3
 
Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014  ISSN: 2088-4591

Berdasarkan pengamatan historikal Work Target: Temperatur non thrust bearing normal
Order 18452 yang terbit pada tanggal 13 Mei kembali.
2013 yaitu tentang kebocoran pada 2. Kronologi Kejadian
Mechanical Seal, sisi Inboard BFPM Booster a. Pada tanggal 25 April 2012 dilakukan
Pump C. perbaikan pada thrust bearing dengan
Gejala :Kebocoran pada mechanical melakukan penggantian packing end
seal inboard Booster BFPM cover thrust bearing oleh pihak
pada speed 40% kebocoran kontraktor.
berkurang. b. Berdasarkan hasil data trending di CCB
Dampak : Semburan air menggenangi pada tanggal 6 November jam 15:33:36
area sekitar, losses pada air head diperoleh nilai sebagai berikut :
tank.
Target : tidak ada kebocoran lagi. Tabel 1 Hasil pengukuran BFPT B
2. Kronologi Kejadian Measurement point Unit Value
a. Tanggal 10 Mei 2013 jam 18.38: BFPM BFP B INLET T/H 784.140
start dan terjadi kebocoran mechanical seal FLOW
sisi inboard Booster Pump (Berdasarkan BFP B THRUST °C 51.627
laporan produksi / LAPHAR) BEARING
b. Tanggal 11 Mei 2013: Pihak produksi TEMPERAT
melakukan pengetesan kebocoran mechanical UR
seal dengan hasil sebagai berikut: BFP B NON- °C 82.349
• BFPM putaran minimum speed / THRUST
variable speed fluid coupling posisi BEARING
actuator scoop tube 15% terjadi TEMPERAT
kebocoran yang signifikan pada UR
inboard mechanical seal Booster FEED PUMP B RPM 4623.283
Pump ( putaran Booster Pump steady TURBINE
1490 rpm) SPEED
• BFPM putaran minimum speed / A-P OF MW 435.437
variable speed fluid coupling posisi GENERATO
actuator scoop tube diatas 40% tidak R
terjadi kebocoran yang signifikan c. Pada tanggal 14 November 2012
(kecil) pada inboard mechanical seal dilakukan perbaikan lagi oleh pihak
Booster Pump (putaran Booster Pump kontraktor dengan rincian pekerjaan
steady 1490 rpm) sebagai berikut :
• Pemeriksaan kondisi thrust bearing
Data Gangguan Temperature Non-Thrust (kondisi visual ada sedikit goresan
Bearing BFPT B High melingkar tetapi secara umum masih
1. Permasalahan BFPT kategori bagus).
Berdasarkan Work Order 11283 yang terbit • Pemeriksaan kondisi RTD ( kondisi
tanggal 12 Juni 2012 jam 10.32 AM yaitu RTD sisi non thrust bearing kabel
temperatur non trust bearing BFP-T B high. putus dan dilakukan penggantian RTD
Untuk alarm 80oC dan trip 90oC berdasarkan baru).
SOE alarm.
• Modifikasi orifice line supply oil dari
inside diameter 14 mm menjadi 17
Gejala :Temperatur non thrust bearing
mm (diperbesar)
mengalami kenaikan dan akan naik saat
• Penambahan shim 0.2 mm pada thrust
beban di naikkan.
disc.
Dampak: Beban unit tidak dapat dinaikkan karena
dikwatirkan temperatur bertambah naik • Packing end cover 0.5 mm (tidak ada
dan menyebabkan trip. perubahan)

4
 
ISSN: 2088-4591 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014
 

• Tidak dilakukan pengukuran seal ada aliran, hal ini bisa dibuktikan dengan
clearance thrust bearing melihat sight glass seal water dan temperature
d. Pada tanggal 22 Nopember 2012 seal water yang normal.
dilakukan perbaikan kembali oleh pihak • Poor Lubrication (Kurangnya Pelumasan)
kontraktor dengan rincian pekerjaan Sama dengan dry-running, gesekan pada
sebagai berikut : seal face akibat dari kurang pelumasan
• Melepas connecting thermo couple. kemungkinan juga penyebab masalah. Poor
• Melepas thrust bearing, journal lubrication kemungkinan terjadi saat viskositas
bearing inboard & outboard. media yang dipompakan sangat kurang atau
• Melepas spacer coupling. jika suhu diatas titik didih pada tekanan
• Melepas lower cover bearing inboard atmosfer.
& outboard. Berdasarkan hasil investigasi di lapangan
• Melepas coupling pump side. dan data di DCS bahwa seal water mechanical
• Melepas mechanical seal inboard & seal ada aliran, hal ini bisa dibuktikan dengan
outboard dengan tujuan pemeriksaan melihat sight glass seal water dan temperature
total end play pump. seal water yang normal.
• Pemeriksaan Total End Play. b. Contamination Failures (Gangguan
Kontaminasi)
Media yang dipompakan sering kali
bercampur cairan atau zat padat, menambah
HASIL DAN PEMBAHASAN
sedikit partikel tidak larut tersuspensi.
Lubrikasi film pada sealing gap dipaksa untuk
Analisa Permasalahan Kegagalan Mechanical
large gradient di suhu,tekanan, dan velocity.
Seal Potensial Cause
Ada beberapa penyebab kerusakan mechanical
seal akibat dari kontaminasi antara lain:
• Particle & Deposits
Sejumlah hard particle pada seal face
mengakibatkan peningkatan keausan, terutama
ketika menggunakan pasangan material
hard/soft seal face. Dalam kasus tersebut, hard
particle kemungkinan terjepit masuk soft seal
ring, berasal dari grinding tool pada hard seal
ring.
Berdasarkan hasil investigasi di lapangan
Gambar 3 Fish Bone Diagram Penyebab bahwa seal water dilengkapi duplex magnetic
Kegagalan Mechanical Seal filter jadi kemungkinan kecil kotoran akan
masuk melalui seal water dan suction pump
Evaluasi Potensial Cause juga dilengkapi dengan strainer yang
a. Lubrication Failures (Kegagalan Pelumasan) menyaring media yang di pompa, apabila
Fungsi semestinya dari pasangan mechanical strainer kotor CCB akan memberikan sinyal
shaft seal dengan hard/hard seal face material DP high.
tergantung dari media pelumasan. Dalam hal • Clogging / menyumbat
ini ada 2 yang mempengaruhi kegagalan Ketika media yang dipompakan memiliki
pelumasan pada mechanical seal yaitu : high content partikel dan fiber yang
• Dry Running tersuspensi, seal gagal oleh karena
Dry running terjadi saat tidak ada precipitation atau penggabungan partikel dan
pelumasan disekitar seal, juga disebabkan fiber di spring, seal driver atau O-ring. Tingkat
ketiadaan media yang dipompakan menuju sedimentasi dipengaruhi oleh media yang
pompa atau kurangnya venting, berakibat dipompakan dan kondisi aliran sekitar seal.
kumpulan udara di sekitar seal. Sedimentasi pada metal shaft seal
Berdasarkan hasil investigasi di lapangan kemungkinan dapat mencegah gaya axial
dan data di CCB bahwa seal water mechanical spring.
 
5
 
Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014  ISSN: 2088-4591

Berdasarkan hasil investigasi di lapangan Posisi dan lebar keausan pada seat
pada mechanical seal tidak ada sisa fluida mengindikasikan berbagai masalah. Jika lebar
proses/produk yang menempel pada komponen keausan pada seat mencerminkan pergeseran
yang seharusnya bergeser/bergerak dinamis berkebalikan dengan seal ring, shaft seal
sehingga menyebabkan kemacetan,karena tampaknya segaris maka tidak ada run-out
fluida yang di pompa bukan fluida kimia. shaft. Jika sliding face pada seat lebih lebar
• Sticking / pelekatan daripada perputaran sliding face, maka indikasi
Sticking dapat memiliki penyebab yang run-out shaft. Hal ini juga dapat dilihat jika
berbeda. Terutamanya pasangan material untuk beberapa alasan ada putaran unbalance.
hard/hard seal face yang memiliki Jika seal diinstal tidak paralel antara satu
kecenderungan untuk sticking. Penyebab utama dengan yang lain ataupun membentuk sudut
sticking adalah pengendapan sticking material terhadap poros, maka permukaan yang
dari media yang dipompakan pada seal face bergerak akan membentuk sudut juga dengan
atau korosi pada seal face. mechanical seal sehingga menyebabkan
Berdasarkan hasil investigasi di lapangan gesekan/aus pada permukaan yang bergerak
pada mechanical seal tidak ada sisa fluida tersebut. Untuk mencegah hal ini terjadi,
proses/produk yang menempel pada komponen pastikan mechanical seal tersebut diinstal
yang seharusnya bergeser/bergerak dinamis dengan baik. Keausan abnormal pada dynamic
sehingga menyebabkan kemacetan,karena O-ring, jika diamati seat O-ring dimiringkan.
fluida yang di pompa bukan fluida kimia. Keausan pada dynamic O-ring diikuti goresan
c. Chemical, Physical Degrading dan Wear axial pada inner surface.
Semua bagian mechanical shaft seal harus Berdasarkan jenis Mechanical Seal yang
memiliki ketahanan yang memadai untuk bahan dipakai pada Booster Pump yaitu Cartridge
kimia dan lingkungan fisik untuk beroperasi Mechanical Seal memiliki keunggulan yaitu
dengan baik selama waktu kerja yang diharapkan. tidak perlu setting kompresi manual dan
Temperatur yang dinaikan dan bahan kimia berat mengurangi kesalahan pemasangan secara
atau beban mekanis mengurangi life time yang signifikan dikarenakan pabrik Mechanical Seal
diharapkan dari seal. telah merangkai Basic Seal diatas sleeve,
melengkapi rangkaian ini dengan gland plate
Swelling of rubber part / Pembengkakan bagian dan spacer. Jadi kesalahan pemasangan
karet mechanical seal yang mengakibatkan
Swelling rubber adalah peningkatan volume misalignment kemungkinan kecil sekali.
dan penurunan hardness karena penyerapan Dari hasil pengukuran vibrasi oleh bidang
pelarut. Peningkatan volume tergantung pada jenis CBM bahwa Vibrasi tertinggi pada BOV =
dan grade rubber, jenis dan konsentrasi pelarut 10.55 mm/s. Nilai ini berada pada level "STILL
maupun temperatur dan waktu pemaparan. Fungsi PERMISSIBLE" berdasarkan ISO 10816 dan
berbagai jenis shaft seal tergantung luasnya pihak CBM merekomendasikan peralatan
geometri dari rubber part. Kemungkinan terjadi dioperasikan secara normal. Kesimpulannya
swelling pada O-ring pada mechanical seal booster adalah misalignment bukan penyebab dari
pump kecil karena fluida yang di pompa bukan kegagalan mechanical seal.
bahan kimia atau mineral oil dan temperature pada • Assembly (Perakitan)
seal water untuk flushing normal. Salah satu penyebab kebocoran mechanical
d. Installation Failures (Kesalahan Instalasi) seal di lapangan selama ini adalah membuka
Beberapa kegagalan mechanical seal berasal atau terpisahnya seal faces dimana seharusnya
dari kesalahan mounting dan handling. Contohnya saling menekan (open seal face-axial) dengan
shaft missaligment, seat tidak dipasang segaris kata lain mechanical seal kehilangan kompresi.
dengan shaft, axial moving shaft, dan kesalahan Dimana mechanical shaft seal dipasang pada
assembly length, dll. Ada beberapa penyebab rotating equipment, pergerakan axial shaft
kerusakan mechanical seal akibat dari kesalahan tidak boleh melebihi fleksibilitas shaft seal.
pemasangan antara lain: Pergerakan axial shaft melebihi fleksibilitas
• Misalignment yang diizinkan pada rotating part mechanical
shaft seal kemungkinan menyebabkan keausan

6
 
ISSN: 2088-4591 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014
 

yang diperluas pada seal ring atau kerusakan material, dan media yang dipompa. Ketika
permanen di individual part pada shaft seal. tekanan media yang dipompa pada shaft seal
Pergerakan axial shaft pompa dipengaruhi oleh melebihi level tekanan yang di desain, berbagai
penyetelan impeller (rotor position) yang kegagalan mungkin terjadi, Gesekan antara
dilakukan setelah mechanical seal terpasang di seal ring kemungkinan meningkatkan dan
shaft. Di booster pump BFPM untuk menyebabkan kerusakan baik secara langsung
melakukan penyetelan impeller dengan yang disebabkan gaya gesek atau secondary
melakukan adjustment pada thrust ball bearing seal pada seal. Extruded O-ring umumnya
(thrust movement) dengan mengukur tebal adalah mekanisme kegagalan yang diketahui.
adjusting ring. Berdasarkan hasil investigasi di Jika temperature mendekati batas operasi
lapangan telah terjadi pergerakan axial shaft maksimum dari seal, material rubber menjadi
(thrust movement) yang melebihi standard yaitu lebih soft dan rentan terhadap ekstrusi.
± 0.5 – 1.0 mm ( standard 0.12 – 0.3 mm), hal Berdasarkan hasil investigasi dilapangan
ini akan mempengaruhi kompresi seal face dan trending pada DCS untuk tekanan booster
mechanical seal (kadang melebihi dan kadang pump normal yaitu 7.1 bar untuk suction dan
mengurangi fleksibilitas / kompresi) yang akan 18.3 bar untuk discharge (normal >8 bar)
mengakibatkan kebocoran pada mechanical • Temperature
seal. Kegagalan mechanical seal, pemanasan
• Fitting yang berlebih dan kekurangan pelumasan
Banyak shaft seal memiliki assembly length terjadi secara bersamaan. Pemanasan yang
sesuai dengan standar. Hal ini memungkinkan berlebih ini dapat kita lihat di sekeliling
user merubah satu tipe seal ke tipe lainnya permukaan adanya bekas hangus. Jika tidak
dengan peningkatan performance untuk ditangani dengan baik, maka dari permukaan
aplikasi aktualnya. Bahkan jika dua seal yang hangus tadi akan muncul retakan baru
berbeda memiliki total length yang sama, akibat pemanasan yang berlebih. Retakan
sliding face tidak selalu ditempatkan pada mulai muncul dari permukaan yang hangus
ketinggian yang sama. Jika komponen dari dua tersebut. Ini biasa terjadi pada logam padat
seal dicampur, hasilnya bisa lebih rendah atau dimana tidak diberikan toleransi untuk ekspansi
seal compression berlebih. sehingga terjadi retakan. Ujung-ujung retakan
Berdasarkan histori pemeliharaan, yang sedikit lebih tinggi mulai menggesek
mechanical seal belum pernah dibongkar atau permukaan disekitarnya. Untuk menghindari
diganti (masih orisinil pabrikan). hal ini, gunakanlah seal tersebut pada kondisi
e. System Failure (Kegagalan Sistem) yang sudah ditetapkan oleh pabrikan,
Saat sistem pompa beroperasi, parameter pengoperasian harus berada di bawah
operasi kemungkinan sedikit berbeda dari sistem temperatur batasnya.
yang didesain. Perubahan kondisi operasi Berdasarkan hasil investigasi di lapangan
kemungkinan mempengaruhi performance seal. dan data di CCB bahwa pada stuffing box
Parameter-parameter berikut ini yang dilengkapi line cooling jacket dengan tujuan
mempengaruhi performance mechanical shaft seal fluida yang menuju ke mechanical seal
: didinginkan terlebih dahulu dan seal water
• Pressure di seal chamber mechanical seal ada aliran, hal ini bisa
• Temperatur sekitar shaft seal di seal dibuktikan dengan melihat sight glass seal
chamber water dan temperature seal water yang normal.
• Media yang dipompa • No or insufficient flow (tidak ada atau
• Kecepatan kurangnya aliran)
• Dimensi shaft seal Tidak adanya aliran terjadi ketika pompa
Jika parameter diatas tidak benar untuk aplikasi memompa media (feedwater). Panas yang
tersebut, akibatnya terjadi malfunction atau dihasilkan oleh gesekan dalam shaft seal
kerusakan seal. dan panas yang dihasilkan banyaknya
• Pressure / Tekanan turbulensi sekitar impeller akibatnya
Tekanan yang dipompa disisi seal harus meningkatnya temperature di pompa.
berada dalam batasan yang sesuai desain, Peningkatan temperature dapat merusak
 
7
 
Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014  ISSN: 2088-4591

part elastomer shaft seal pada khususnya. perbaikan thrust movement rotor Booster Pump
Selain peningkatan temperature, resiko dry- dengan setting packing end cover bearing.
running juga meningkat, ketika kondisi 2. Pengadaan/penyediaan spare part cartridge
tersebut tidak ada atau kurangnya flow mechanical seal (minimum stock) untuk basic
melewati pompa dan seal chamber seal yang terdiri dari “O” ring (elastomer),seal
• Poor Venting face stasionary dan seal face rotary dengan
Kurangnya venting berakibat dry-running tujuan penghematan perawatan.
secara terus-menerus atau secara periodik
mempunyai konsekuensi terhadap umur Analisa Permasalahan Non Thrust Bearing
mechanical shaft seal. BFPT B Temperature High
Berdasarkan hasil investigasi dilapangan Potensial Cause
bahwa pihak produksi apabila melakukan start
awal BFPM untuk pertama operasi selalu
melakukan venting dengan membuka valve
venting yang terletak setelah magnetic filter
self lubricating, hal ini sesuai dengan SOP
pengoperasian pada manual book.
• Vibrasi
Vibrasi mekanik menghasilkan gaya yang
lebih tinggi pada setiap part mechanical shaft
seal. Akibat keausan pada semua part, seal
ring terkelupas dan kemungkinan pembukaan
sealing gap. Vibrasi dapat dihasilkan dari
gesekan antara seal face jika kondisi operasi
terlampaui. Selain itu, vibrasi sering dikaitkan Gambar 4 Fish Bone Diagram Penyebab
dengan bearing aus. Temperatur Non Thrust Bearing BFPT B High
Dari hasil pengukuran vibrasi oleh CBM
bahwa Vibrasi tertinggi pada BOV = 10.55 Evaluasi Potensial Cause
mm/s. Nilai ini berada pada level "STILL 1. Electronic Failure
PERMISSIBLE" berdasarkan ISO 10816 dan a. Sensor Mafunction
pihak CBM merekomendasikan peralatan Sensor suhu pada non-thrust bearing BFPT
dioperasikan secara normal. Kesimpulannya B menggunakan sensor suhu jenis Resistence
adalah vibrasi bukan penyebab dari kegagalan Temperature Difference (RTD) PT100. Sensor
mechanical seal. suhu RTD merupakan peralatan run to failure
(RTF) sehingga dalam kalibrasinya pun tidak
Root Cause ada bagian yang disetting, karena memang
Dari beberapa kemungkinan yang ada maka tidak ada bagian yang perlu disetting. Dalam
penyebab kegagalan mechanical seal sisi inboard penggunaannya bila terjadi penyimpangan
Booster Pump BFPM adalah pergerakan axial besar pada hasil pengukuran, maka RTD perlu
shaft (thrust movement) yang melebihi standar diganti dengan yang baru.
yaitu ± 0.5 – 1.0 mm (standard 0.12 – 0.3 mm), hal Menurut data hasil pengukuran CCB tidak
ini akan mempengaruhi kompresi seal face diketemukan penyimpangan besar terhadap
mechanical seal (kadang melebihi dan kadang hasil pengukuran standar, sehingga
mengurangi fleksibilitas / kompresi mechanical disimpulkan tidak terjadi kerusakan fungsi
seal). sensor suhu.
Tindakan Pencegahan (Failure Denfense Task) b. Short Circuit in Local Terminal
Tindakanan preventive yang perlu Sesuai data Work Order 12914 dan Work
dilaksanakan antara lain : Order 11283, lokal terminal RTD terkena
1. Perbaikan rotor posisi (centering antara steam dari vent drain pit, sehingga
impeller dengan diffuser) dengan setting menyebabkan terjadinya short circuit pada
ajusting ring pada outboard bearing dan sambungan RTD. Per tanggal 28 Agustus 2012

8
 
ISSN: 2088-4591 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014
 

lokal terminal dipindah menjauhi vent drain ini bisa dibuktikan dengan melihat temperatur
pit. thrust bearing 51°C dan temperatur non thrust
bearing 86°C pada beban 435 MW.
Pada tanggal 22 Nopember 2012 Pihak
kontraktor malakukan perbaikan dengan cara
setting ulang pada posisi rotor terhadap casing
dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 2 Hasil pengkuran BFPT B oleh kontraktor

PENEMPATAN 
AWAL RTD 
DRAIN BOX

Gambar 5 Pemindahan terminal RTD BFPT B

c. DCS error
Sistem proteksi BFPT diawasi
menggunakan sistem kendali digital DCS.
Kerusakan DCS dapat menyebakan kesalahan
pembacaan, dan eksekusi. Tidak ada data
bahwa terdapat kerusakan pada DCS.

2. Chemical Failure
Berdasarkan hasil pengujian minyak pelumas
oleh pihak laboratorium pada tanggal 25 Juli 2012
bahwa kondisi minyak sudah terkontaminasi dan
tidak layak digunakan. Pihak pemeliharaan telah
melakukan penggantian minyak pelumas jenis
Total Preslia ISO VG 32 pada tanggal 29 Agustus
2012 sesuai dengan WO 12890. Setelah dilakukan perbaikan sesuai
3. Mechanical Failure hasil diatas, temperatur BFPT normal dan
a. Gaya aksial terlalu besar arah gaya rotor yang terjadi sekarang ke
Gaya aksial yang terjadi ini hanya ditahan arah thrust bearing atau kearah suction
oleh thrust bearing saja. Untuk mengatasi hal pump. Hal ini bisa dibuktikan dengan
ini maka diperlukan suatu peralatan untuk melihat temperatur thrust bearing 68°C
mem-balance agar kerja thrust bearing tidak dan temperatur non thrust bearing 40°C
terlalu berat. Peralatan ini dapat berupa pada putaran 4585 rpm dan beban 529
balancing drum, balancing disc ataupun MW), serta ada perbedaan flow pompa
kombinasi keduanya. Secara teoritis peralatan yang signifikan yaitu sekitar 20 t/h
tersebut dapat menahan gaya axial sebesar 70% sebelum perbaikan dan setelah perbaikan.
- 80% dan selebihnya di tahan oleh thrust b. Shaft is Bending (Shaft bengkok)
bearing (sisi thrust) sekitar 20% – 30%. Berdasarkan hasil pengukuran CCB dan
Balancing drum dipasang dibelakang stage rekomendasi dari CBM bahwa untuk nilai
impeler paling akhir. Menurut desain biasanya vibrasi pompa masih katagori normal dan
balance drum dapat menahan sekitar 90%-95% tidak ada indikasi shaft bending.
dari gaya yang diterimanya. c. Pemasangan Bearing tidak sesuai
Yang menjadi permasalahan adalah arah Berdasarkan hasil visual check yang
gaya rotor yang terjadi sekarang ke arah non dilakukan oleh pihak kontraktor pada tanggal
thrust bearing atau kearah discharge pump. Hal 14 dan 22 November 2012 tidak ditemukan
 
9
 
Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014  ISSN: 2088-4591

kerusakan pada journal bearing dan thrust • Pada tanggal 22 Nopember 2012
bearing yang diakibatkan salah pemasangan dilakukan modifikasi line return oil
tetapi hasil pengukuran clearance thrust dengan memperbesar lubang oil pada
bearing oleh pihak China dibuat over lower cover bearing outboard
clearance yaitu 0.80 mm dengan tujuan
mengurangi gaya axial yang menuju ke non Root Cause
thrust bearing. Dari beberapa kemungkinan yang ada maka
Tabel 3 Clearance Pump penyebab temperatur non trust bearing BFPT B
high adalah:
1. Axial force too big (gaya axial berlebih) pada
non thrust bearing yang disebabkan oleh posisi
rotor terhadap stator tidak sesuai.
2. Insufficient lube oil quantity (jumlah aliran
minyak pelumas kurang) karena kemungkinan
line oil yang menuju ke non thrust bearing flow
kurang mencukupi.

Tindakan Pncegahan
1. Resetting posisi rotor (impeller) terhadap
d. Ada kotoran atau benda asing pada stator (diffuser).
bearing 2. Resetting clearance thrust bearing.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh 3. Memperbesar orifice supply oil dan line
kontraktor bahwa pernah dilakukan cleaning return oil.
filter oil, tidak ditemukan kerusakan pada
filter. Pada journal bearing dan thrust
bearing dilakukan visual check tidak SIMPULAN
ditemukan kotoran atau benda asing di
dalamnya. Setelah dilakukan investigasi dengan metode
e. Insufficient lube oil quantity (Kurangnya dan analisis yang telah dipaparkan tersebut di atas
pelumasan) maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan pengukuran aliran dengan 1. Berdasarkan hasil investigasi di lapangan dan
tools KATFLOW 220 Ultrasonicpada line laporan pihak produksi kebocoran pada
lube oil pada tanggal 23 januari 2013 dengan mechanical seal inboard Booster BFPM
hasil sebagai berikut : terjadi pada posisi scoop tube fluid coupling
1. Hasil pengukuran flow pompa: 15% dan pada posisi 40 % tidak terjadi
• BFPT A (lube oil pump B) = kebocoran yang signifikan (kecil).
495,52 L/m 2. Berdasarkan hasil investigasi di lapangan
• BFPT B (lube oil pump A) = telah terjadi pergerakan axial shaft (thrust
484,37 L/m movement) yang melebihi standard yaitu ±
• Kapasitas pompa yang terpasang 0.5 – 1.0 mm ( standard 0.12 – 0.3 mm), hal
30 m3/h = 500 L/m ini akan mempengaruhi kompresi seal face
Disimpulkan bahwa lube oil pump yang mechanical seal (kadang melebihi dan
terpasang memiliki kapasitas hampir sama kadang mengurangi fleksibilitas/ kompresi)
dengan hasil pengukuran. yang akan mengakibatkan kebocoran pada
2. Head pump pada pompa yang mechanical seal.
terpasang = 87 m/7,29 bar 3. Untuk mengatasi kegagalan mechanical seal
3. Pressure lube oil normal dengan nilai Booster Pump BFPM maka dilakukan
P = 1.3 bar tindakan perbaikan posisi rotor (centering
• Pada tanggal 14 November 2012 antara impeller dengan diffuser) dengan
dilakukan modifikasi orifice line setting ajusting ring pada outboard bearing
supply oil dari inside diameter 14 mm dan perbaikan thrust movement rotor Booster
menjadi 16 mm (diperbesar)

10
 
ISSN: 2088-4591 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014
 

Pump dengan setting packing end cover


bearing.
4. Temperatur non thrust bearing BFPT B high
disebabkan oleh :
• Posisi rotor (impeller) terhadap stator
(diffuser) tidak sesuai, yang
mengakibatkan non thrust bearing
menerima beban axial berlebih dan flow
pompa berkurang.
• Jumlah aliran oli yang menuju ke non
thrust bearing kurang mencukupi.
5. Untuk mengatasi permasalahan temperature
high pada bearing BFPT B maka perlu
dilakukan:
• Resetting posisi rotor (impeller) terhadap
stator (diffuser).
• Resetting clearance thrust bearing.
Sedangkan tindakan preventive yang perlu
dilakukan yaitu:
• Memperbesar orifice supply oil ke
bearing BFPT.
• Memperbesar line return oil dari sistem
pelumasan BFPT.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Andoko. 1997. Elemen Mesin 1. Malang:


IKIP Malang.
[2] Church, A.H., 1993, Pompa dan Blower
Sentrifugal, Erlangga, Jakarta.
[3] Mechanicalbrother.2011. Bearing atau
Bantalan.
http://mechanicalbrothers.wordpress.com/tag/
journal-bearing/.(diakses tanggal 20 Agustus
2014)
[4] PT PLN (PERSERO). 2006. Pengoperasian
Sistem Air Utama. Jasa Diklat Unit
Pendidikan dan Pelatihan Suralaya
[5] Siswaidi. 2012. Pengertian dasar mechanical
seal pada pompa.
http://industryoleochemical.blogspot.com/20
12/03/pengertian-dasar-mechanical-seal-
pada.html. (diakses tanggal 19 Agustus 2014)
[6] Sularso dan Suga, K. 1997. Dasar-dasar
Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
[7] Wijaya, Rudi.2005. Teori Mechanical Seal.
http://id.scribd.com/doc/60018135/Landasan-
Teori-Mechanical-Seal.html (diakses tanggal
18 Agustus 2014)

 
11
 

Anda mungkin juga menyukai