SINUSITIS KRONIS
1. Pengertian (Definisi) Inflamasi mukosa sinus paranasal, umumnya disertai atau
dipicu oleh rhinitis sehingga sering disebut rinosinusitis.
Penyebab utama ialah selesma (commond cold) yang
merupakan infeksi virus yang selanjutnya dapat diikuti oleh
bakteri.
2. Anamnesis 1. Hidung tersumbat
2. Nyeri tekan pada daerah sinus
3. Ingus purulent
4. Banyak lender mengalir ke tenggorok (post nasal drip)
5. Dapat disertai demam dan sakit kepala
6. Gangguan penciuman
7. Kadang disertai halitosis
8. Batuk
9. Gangguan telinga akibat sumbatan muara tuba
eustachius
10. Gangguan paru (sino bronchitis)
3. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan dengan rinoskopi anterior dan posterior
serta pemeriksaan nasoendoskopi
2. Tanda khas ialah adanya pus di meatus medius (pada
sinusitis maksila, etmoid anterior dan frontal) atau di
meatus superior (pada sinusitis etmoid posterior dan
sphenoid)
4. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai kriteria anamnesis
2. Sesuai kriteria pemeriksaan fisik
3. Sesuai kriteria pemeriksaan penunjang
5. Diagnosis Kerja Sinusitis Kronis
6. Diagnosis Banding 1. Rhinitis
2. Rhinitis alergi
3. Polip nasi
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Rontgen SPN
2. CT Scan SPN
3. Pemeriksaan mikrobiolog
4. Sinuskopi
8. Terapi 1. Medikamentosa : Antibiotik, dekongestan oral/topical,
mukolitik, steroid oral/topical, cuci hidung dengan
NaCL
2. Operatif : FESS
9. Edukasi 1. Kontrol 1 minggu post terapi
2. Segera memeriksakan diri ke spesialis THT bila
(Hospital Health Promotion)
terkena ISPA
3. Segera memeriksakan diri ke dokter gigi bila ada gigi
yang berlubang
10. Prognosis 1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanationam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi C
13. Penelaah Kritis SMF THT
14. Indikator Medis 80% pasien sembuh tanpa komplikasi dengan perawatan 5
hari
15. Kepustakaan Soepardi.E.A, N.Iskandar, J.Bashiruddin, R.D.Restuti. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Leher. Vol VI(6). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2011
POLIP HIDUNG
1. Pengertian (Definisi) Tumor pada rongga hidung yang ditandai dengan hipertrofi
atau radang pada membrane mukosa
2. Anamnesis a. Rasa sumbatan di hidung
b. Dapat disertai hiposmia/anosmia
3. Pemeriksaan Fisik a. Tampak massa putih atau kebiruan bening, perabaan
lunak dan tidak nyeri, tidak mudah berdarah,
bertangkai/mudah digerakkan, unilateral/bilateral.
b. Kriteria Diagnosis a. Rasa sumbatan di hidung
b. Dapat disertai hiposmia/anosmia
c. Tampak massa putih atau kebiruan atau kebiruan
bening
c. Diagnosis Kerja Polip Hidung
d. Diagnosis Banding 1) Tumor ganas hidung
2) Konka polipoid
e. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium darah rutin
2. Foto rontgen sinus paranasal
f. Terapi 1. Ekstirpasi polip (polipektomi)
2. Etmoidektomi intranasal/ekstranasal bila polip
berasal dari sinus etmoid
3. Terapi terhadap penyebabnya missal obat antialergi
g. Prognosis a. Ad vitam : dubia ad bonam
b. Ad sanationam : dubia ad bonam
c. Ad fungsionam : dubia ad bonam
d. Tingkat Evidens IV
e. Tingkat Rekomendasi C
f. Penelaah Kritis SMF THT
g. Indikator Medis 80% pasien sembuh tanpa komplikasi dengan perawatan
jalan untuk polipektomi dan rawat inap 4 hari pada
etmoidektomi
h. Kepustakaan Soepardi.E.A, N.Iskandar, J.Bashiruddin, R.D.Restuti. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Leher. Vol VI(6). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2011
TONSILITIS KRONIS
1. Pengertian (Definisi) Peradangan klinis tonsil setelah serangan akut yang terjadi.
2. Anamnesis a. Nyeri menelan ringan berat (air liur ataupun makanan
dan minuman
b. Demam, sakit kepala kadang menggigil, lemas dan
nyeri otot
c. Sulit menelan ringan berat
d. Bau mulut
e. Kadang disertai batuk pilek, suara serak, kadang tidur
mendengkur
f. Nyeri dapat menjalar sekitar leher dan telinga
g. Pemeriksaan Fisik a. Suhu >38 derajat celcius
b. Tonsil membesar, hiperemis, kripta melebar, eksudat
purulen diantara kripta
c. Kriteria Diagnosis a. Sesuai kriteria anamnesis
b. Sesuai kriteria pemeriksaan fisik
c. Sesuai kriteria pemeriksaan penunjang: leukositosis
d. Diagnosis Kerja Tonsillitis kronis
e. Diagnosis Banding a. Tonsillitis membranosa
b. Pharingitis
c. Hipertrofi adenoid
d. laryngitis
f. Pemeriksaan Penunjang Kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apus tonsil
g. Terapi Medikamentosa : antibiotika, obat kumur, obat hisap, anti
radang
h. Tonsilektomi
i. Edukasi a. Mencuci tangan sebelum makan
b. Menghindari kontak dengan penderita infeksi
(Hospital Health Promotion)
tenggorokan
c. Hindari minum es
j. Prognosis a. Ad vitam : dubia ad bonam
b. Ad sanationam : dubia ad bonam
c. Ad fungsionam : dubia ad bonam
k. Tingkat Evidens IV
l. Tingkat Rekomendasi C
m. Penelaah Kritis SMF THT
n. Indikator Medis 80% pasien sembuh tanpa komplikasi dengan perawatan 3
hari
o. Kepustakaan Soepardi.E.A, N.Iskandar, J.Bashiruddin, R.D.Restuti. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Leher. Vol VI(6). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2011
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
Kolesteatom Eksterna
1. Pengertian (Definisi) Adalah suatu kista epithelial yang berisi deskuamasi epitel
(keratin)
Epitel kulit di liang telinga merupakan suatu daerah cul-de-
sac sehingga apabila terdapat serumen padat di liang telinga
dalam waktu yang lama, maka dari epitel kulit yang berada
medial dari serumen tersebut seakan terperangkap sehingga
membentuk kolesteatoma.
1. Pengertian (Devinisi) semua tumor jinak maupun ganas yang berasal clari rongga
hidung clan/atau sinus paranasal.
2. Anamnesis 1. Gejala dini tidak khas.
2. Gejala lanjut tergantung asal tumor clan arah
perluasannya.
3. Gejala hidung:
a. Buntu hidung unilateral, progresif.
b. Sekret purulen, bercampur darah, berbau, nyeri
progresif
4. Gejala akibat pendesakan tumor ke sekitamya.
3. Pemeriksaan Fisik tampak massa pacla rongga hidung
4. Kriteria Diagnosis 1. Gejala dini tidak khas.
2. Gejala lanjut tergantung asal tumor clan arah
perluasannya.
3. Gejala hidung:
a. Buntu hidung unilateral, progresif.
b. Sekret purulen, bercampur darah, berbau, nyeri
progresif
4. Gejala akibat pendesakan tumor ke sekitamya.
5. Diagnosis Tumor rongga hidung dan sinus
6. Diagnosis Banding Polip hidung
7. Pemeriksaan Penunjang a. Biopsi tumor
b. PA
c. x-foto Water's, tengkorak lateral, Rheeze.
8. Terapi a. Tumor Jinak : pembedahan
b. Tumor ganas :
a. pembedahan
b. Radiasi
c. Kemoterapi
9. Edukasi Penyuluhan
10. Prognosis 1. Ad vitam : dubai ad bonam/malam
2. Ad sanationam : dubai ad bonam/malam
3. Ad fumgsionam : dubai ad bonam/malam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi C