Anda di halaman 1dari 46

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)

Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu


Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam Undang-undang tersebut juga
dijelaskan bahwa upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal setiap orang. Upaya kesehatan terdiri atas pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Berbagai pihak turut serta
dalam melakukan upaya kesehatan, salah satunya adalah pemerintah. Pemerintah
memiliki keinginan untuk mendirikan instansi kesehatan yang peduli terhadap
kesehatan masyarakat, memenuhi, serta melayani kesehatan masyarakat yang
berkualitas. Salah satu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang kesehatan
adalah puskesmas.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, yang dimaksud dengan puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan
yang dapat diberikan oleh puskesmas meliputi tindakan preventif (pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan). Puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab
dalam memelihara kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Perkembangan puskesmas ditandai dengan adanya rawat inap serta
terus meningkatkan mutunya dengan adanya ISO (International Organization for
Standardization), agar pembinaan puskesmas lebih terarah. Pada peraturan
Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 30 Tahun 2014, pada pasal

1
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

(6) ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di


puskesmas dilaksanakan pada unit pelayanan berupa ruang farmasi, dan ruang
farmasi dipimpin dan dikelola oleh seorang apoteker sebagai seorang penanggung
jawab. Apoteker sebagai seorang penanggung jawab hendaknya memiliki
kemampuan untuk memimpin, mengelola, dan mengembangkan pelayanan
kefarmasian, memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri, bekerja sama
dengan pihak lain, dan mampu untuk mengidentifikasi, mencegah, menganalisis,
dan memecahkan masalah.
Maka dari itu, Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota
memberikan kesempatan kepada calon apoteker Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA). PKPA dilaksanakan di Puskesmas Beji yang terletak di Jalan Ir.
Soekarno No. 30, Beji, Junrejo, Kota Batu, dilaksanakan mulai tanggal 22
Oktober hingga 03 November 2018. Diharapkan dengan terlaksananya PKPA ini,
mahasiswa calon apoteker memperoleh ilmu, pengalaman, serta wawasan
mengenai pekerjaan kefarmasian di puskesmas dan dapat membawa calon
apoteker menjadi apoteker yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap
profesionalisme serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik
profesi dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker


Adapun tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas
adalah dibagi menjadi 2, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, sebagai berikut:
a. Tujuan Umum PKPA
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui gambaran mengenai organisasi,
struktur, cara, situasi dan kondisi kerja dari berbagai bentuk lapangan
pekerjaan dibidang farmasi sehingga mendapat gambaran mengenai
fungsi, peran dan tugas seorang farmasis atau apoteker, sehingga dapat
menjadi bekal di dunia kerja.
2. Mempersiapkan para calon apoteker untuk menjalani profesinya secara
profesional, handal dan mandiri serta mampu menjawab tantangan
sehingga dimasa depan dapat menghadapi persaingan MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN) dan menjadi bekal pengabdian kerja.
b. Tujuan Khusus PKPA

2
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

1. Membekali calon Apoteker agar memahami peran, fungsi dan tanggung


jawab Apoteker mengenai pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
2. Memberi gambaran nyata mengenai permasalahan-permasalahan dalam
praktik pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
3. Meningkatkan kemampuan problem solving mengenai masalahmasalah
dalam praktik pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
4. Meningkatkan interaksi antara calon Apoteker dengan masyarakat dan
tenaga kesehatan lainnya di Puskesmas hal tersebut dimaksudkan agar
mahasiswa dapat mengetahui secara detail bagaimana seorang apoteker
dalam melaksanakan tugas pada dunia kerja, dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan
kemandirian profesi serta citra profesi apoteker.

a.3 Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker


a. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengenal dunia lapangan kerja yang sebenarnya.
2. Sebagai tambahan wawasan dan pengalaman kepada mahasiswa dalam
memasuki lapangan kerja.
3. Meningkatkan ketrampilan dengan membentuk kemampuan mahasiswa
untuk bekal memasuki lapangan kerja.
4. Menumbuhakan sikap profesionalisme yang diperlukan bagi seorang
mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja.
b. Bagi Kampus
Dalam dilaksanakannya PKPA ini pihak kampus akan memperoleh
masukan dari mahasiswa guna memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian
antara dunia pendidikan dengan dunia kerja.

c. Bagi Puskesmas
Dengan adanya PKPA di puskesmas dapat membantu meringankan kerja
dari pegawai puskesmas dengan bantuan tenaga mahasiswa.

3
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Puskesmas


Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan

4
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa


mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

2.2 Tugas dan Fungsi Puskesmas


Puskesmas memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai
rehabilitatif baik melalui Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) atau Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) (Menkes RI, 2016). Dalam organisasi puskesmas,
yang berperan sebagai penanggungjawab UKP adalah unit Kefarmasian dan
Laboratorium. Puskesmas berperan sebagai penyelenggara UKP tingkat pertama
di wilayah kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsi UKP, Puskesmas
berwenang untuk:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi
f. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan
g. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan; dan
Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.

2.3 Sejarah Berdirinya Puskesmas Beji


Kota Batu sebelumnya hanya memiliki satu Puskesmas karena derahnya
yang masih setingkat kecamatan. Namun dengan adanya perubahan status yang
dulunya Kecamatan Batu menjadi Kota Batu, maka berdirilah Puskesmas Beji
secara resmi berdasarkan UU No.11 tahun 2011 tentang pembentukan Kota Batu.
Dengan adanya status Kota Administratif maka didirikanlah Puskesmas Beji yang
lokasinya di wilayah Junrejo.

5
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Pada awal pendiriannya, Puskesmas Beji hanya memiliki poli BP, gigi, dan
rawat jalan saja. Dan sebagai Kepala Puskesmas pertama yang menjalankan
kegiatan puskesmas adalah dr. Eko Wardoyo.
Kegiatan Puskesmas Beji pada awal pendiriannya mempunyai poli BP,
gigi, dan rawat jalan. Puskesmas Beji mulai menjadi Puskesmas rawat inap
walaupun dengan prasarana atau peralatan yang dirasa kurang.
1. Pimpinan/Kepala Puskesmas Beji tahun 1994-2000 dr.Eko Wardoyo
2. Pimpinan/Kepala Puskesmas Beji tahun 2007-2010 dr. Soehariono
3. Pimpinan/Kepala Puskesmas Beji tahun 2010-2017 dr.Y.B.Hardjono

Gambar 2.1 Peta Denah Puskesmas Beji


2.4 Struktur Organisasi dan Wilayah Kerja Puskesmas Beji
2.4.1 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Beji
Kepala Puskesmas
dr. Y. B. Hardjono

Kasubag Tata Usaha

Priyadi Soenardi, SH

Sistem Informasi Puskesmas Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan

Yonas Galang Rachman Sugeng Priyadi Soenardi Dewi Indriati

Inventaris Barang Dapur Keamanan Kebersihan

Marta Ike, AMK Sulistyawati Kristyo Yuni

PJ UKM Esensial dan PJ UKM Pengembangan PJ UKP Kefarmasian PJ Jaringan


PERKESMAS dan Laboratorium dan Jejaring
drg. Margie B
dr. Sri W. dr. Iva P. Muth’ah, Amd.Keb

Kesehtan Jiwa
PROMKES Termasuk UKS Pemeriksaan Umum Bidan Desa
Ika C., AMK Torongrejo
Anisa K.H., Amd. Keb., SKM Mustafiah, AMK
Yulia A, Amd.Keb
UKGM David, Amd.Kep
Kesehatan Gigi & Mulut
Susiati
drg. Margie B. 6
UGD

Kamid, Amd.Kep
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

UKS
Nina P., Amd.Keb Bidan Desa
Mojorejo
KESTRAD
KIA-KB Sunarti, Amd.Keb
Ika C., AMK Maftuh Z., Amd.Kep
Muth,ah, Amd.Keb

KESORG Bidan Desa


KESLING Gizi Pendem
Fifin, Amd.Kep
Zulisyani, ST Iswadi, AMD Eka Eliyana, Amd.Keb
Fifin Hari, Amd.Kep

Gizi
Kesehatan Indra
Persalinan
Mustafiah, AMK PPD Desa
Iswadi, AMD
Jatu Permana, Amd.Keb
Beji

Pelayanan P2 Kes. Lansia Sumiasih, Amd.Keb


Farmasi
dr. Iva P. Titik,Amd.Keb
Yulita Minggareni,
S. Farm., Apt. PUSLING
KESJA Yuliana, Amd.Keb

Lailatul, SKM
Laboratorium
Surveilans & Pend.
PERKESMAS JEJARING
Epidemiologi Suswanti A.
TERMASUK Maria M., S.Kep.Ners
Vivid, Amd.Kep

Ani, S.Kep.Ners Loket Pendaftaran


DBD Dewi, Amd
Imunisasi
Roni P., AMK
Kamid, AMK
Rawat Inap
Diare Roni P.H., AMK
HIV/AIDS & IMS
Ika C., AMK
Yonas, AMK

TB
PTM
Ani, S.Kep.Ners
Marta Ike, AMK

ISPA
Bencana Vivid, Amd.Kep

Marta Ike, AMK

Gambar 2.2 Struktur Lengkap Organisasi Puskesmas Beji

7
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

2.4.2 Struktur Organisasi Bagian Farmasi Puskesmas Beji


KEPALA PUSKESMAS

dr. Y.B. Hardjono

PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN
R.FARMASI
Yulita Minggareni, S.Farm., Apt.

PELAKSANA
Yunita Arlini

PEMBANTU
PELAKSANA
Nila Sandia

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Bagian Farmasi

2.4.3 Wilayah Kerja Puskesmas Beji


Puskesmas Beji mempunyai wilayah kerja 4 Desa, yaitu :
1. Desa Beji
2. Desa Mojorejo
3. Desa Torongrejo
4. Desa Pendem

2.5 Visi, Misi, Tata Nilai, Motto serta Janji Layanan Puskesmas Beji
2.5.1 Visi Puskesmas Beji
Puskesmas Beji menjadi puskesmas yang unggul, bermutu dan
berkembang bersama masyarakat yang mandiri dalam kesehatan dengan
berorientasi pada kepuasan pengguna.
2.5.2 Misi Puskesmas Beji
- Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
- Memberdayakan seluruh komponen pendukung pembangunan
kesehatan melalui kerjasama lintas sektor dan lintas program.
- Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau di
puskesmas, polindes, dan ponkesdes untuk seluruh lapisan masyarakat.
- Menyelenggarakan sistem informasipuskesmas yang tepat dan bermutu.

8
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

- Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petugas


dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada
masyarakat.
2.5.3 Tata Nilai Puskesmas Beji
Puskesmas Beji mempunyai tata nilai, yaitu “PUAS”
 P (PROFESIONAL)
Dalam memberikan pelayanan puskesmas beji memberikan
pelayanan terbaik dan ramah sengan senyum, salam dan sapa.
 U (UTAMAKAN PASIEN)
Dalam memberikan pelayanan selalu mengutamakan kebutuhan
pasien dengan berorientasi pada standart pelayanan yang bermutu.
 A (AKTIF)
Bisa cepat dan tanggap atau inisiatif dengan masalah kesehatan
yang ada di masyarakat serta menentukan tindak lanjut yang inovatif.
 S (SOLID DAN SEMANGAT)
Memberdayakan seluruh komponen pendukung pembangunan
kesehatan dengan kerjasama yang kuat.
2.5.4 Motto Puskesmas Beji
Motto dari Puskesmas Beji yaitu:
“ Kesehatan Anda Tujuan Kami, Kepuasan Anda Harapan Kami”

2.6 Jadwal Pelayanan dan Jenis Pelayanan Puskesmas Beji


2.6.1 Jadwal Pelayanan Puskesmas Beji
 Jadwal Pelayanan
Senin-Kamis : 07.30 – 12.30
Jum’at : 07.30 – 11.00
Sabtu : 07.30 – 12.00
 Jadwal Kerja
Senin – Kamis : 07.30 – 14.00
Jumat : 07.00 – 12.30
Sabtu : 07.30 – 13.00
2.6.2 Jenis Pelayanan Pada Puskesmas Beji
2.6.2.1 UKP/Kegiatan Dalam Gedung
1. Pelayanan Rawat Jalan;
a. Pelayanan pemerikasaan umum
b. Pelayanan KIA, KB

9
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

c. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


d. Pelayanan Gizi
e. Pelayanan Sanitasi
f. Pelayanan IMS/VCT dan NAPZA
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Persalinan
4. Pelayanan Rawat Inap
2.6.2.2 UKM/Kegiatan Luar Gedung
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a. Pelayanan Promosi Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c. Pelayanan KIA-KB
d. Pelayanan Gizi
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit :
 Pencegahan dan Pengendalian TB
 Imunisasi
 Surveilans
 Pencegahan dan Pengendalian ISPA
 Pencegahan dan Pengendalian DBD
 Pencegahan dan Pengendalian Diare
 Pencegahan dan Pengendalian Kusta
 Pencegahan dan Pengendalian Rabies
 Pencegahan dan Pengendalian Malaria
 Pencegahan dan Pengendalian IMS/HIV
 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
f. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a. Pelayanan Kesehatan Sekolah
b. Pelayanan Kesehatan Olahraga
c. Pelayanan Kesehatan Kerja
d. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
e. Pelayanan Kesehatan Jiwa
f. Pelayanan Kesehatan Indra
g. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
h. Pembinaan Pengobatan Tradisional

2.7 Alur Pelayanan Puskesmas Beji


2.7.1 Alur Pendaftaran Pasien

10
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Gambar 2.4. Alur Pendaftaran Pasien


2.7.2 Alur Pelayanan Puskesmas Beji

Gambar 2.5. Alur Pelayanan Puskesmas Beji

2.7.3 Alur Pelayanan Poli Umum

11
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Gambar 2.6. Alur Pelayanan Poli Umum


2.7.4 Alur Pelayanan IGD

Gambar 2.7. Alur Pelayanan IGD

2.7.5 Alur Pelayanan Laboratorium

12
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Gambar 2.8. Alur Pelayanan Laboratorium

2.7.6 Alur Pelayanan Farmasi

Gambar 2.9. Alur Pelayanan Farmasi

2.8 Hak dan Kewajiban Pasien di Puskesmas Beji


2.8.1 Hak Pasien

13
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku


di Puskesmas.
2. Memperoleh informasi atas :
Penyakit yang diderita
Tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinan penyulit
sebagai akibat tindakan tersebut, cara mengatasi dan alternative
lainnya.
Upaya mencegah agar penyakit tidak kambuh lagi atau pencegahan
agar anggota keluarga orang lain tidak menderita penyakit yang
sama.
3. Meminta konsultasi medis.
4. Menyampaikan pengaduan saran, kritik dan keluhan berkaitan dengan
pelayanan.
5. Memperoleh layanan yang bermutu, aman, nyaman, adil, jujur, dan
manusiawi.
6. Hasil pemeriksaan yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan,
tujuan tindakan, alternatif tindakan, resiko, biaya dan komplikasi yang
mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
7. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh petugas kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
kecuali untuk kasus KLB dan kasus yang dapat membahayakan
masyarakat.
8. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan kesehatan.
2.8.2 Kewajiban Pasien
1. Membawa kartu identitas (KK/KTP/SIM) atau mengetahui alamat
dengan jelas untuk kunjungan pertama kali.
2. Membawa kartu berobat :
Pengguna layanan BPJS membawa kartu BPJS.
Pengguna layanan Gakin membawa kartu Jamkesda atau Askeskin.
Layanan umum yang pernah berkunjung membawa kartu berobat/
kunjungan.
Layanan yang berdomisili di Kota Batu membawa fotocopy
KTP/KK.
3. Mengikuti alur pelayanan puskesmas.
4. Mentaati ketentuan yang berlaku di Puskesmas dan mematuhi nasehat
serta petunjuk pengobatan.
5. Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya kepada tenaga kesehatan.

14
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

2.9 Tarif Layanan Puskesmas Beji


No Jenis Pelayanan Tarif
1. Karcis Pengobatan Rawat Jalan 5.000
2. Perawatan dan Pengobatan Gawat Darurat 15.000
Pengujian kesehatan calon pengantin 7.500
3. Pengujian kesehatan untuk melanjutkan sekolah 3.500
Pengujian kesehatan untuk mencari kerja 5.000
Pelayanan Kesehatan Gigi
a. Pencabutan gigi sulung
b. Pencabutan gigi tetap seri, taring, premolar 1,2 5.000
15.000
molar 1,2 atas
c. Pencabutan gigi tetap seri, taring, premolar 1,2 10.000
molar 1,2 bawah
d. Pencabutan gigi molar 3 atas 20.000
4. e. Pencabutan gigi molar 3 bawah 25.000
f. Pencabutan gigi dengan komplikasi kecuali 30.000

molar 3 5.000
g. Tumpatan gigi sementara 15.000
h. Tumpatan gigi tetap dengan amalgam 75.000
i. Tumpatan gigi tetap dengan komposit 10.000
j. Perawatan syaraf gigi 10.000
k. Pembersihan karang gigi per regio
Tindakan medis/gawat darurat non operatif
a. Tindakan kecil 7.500
b. Tindakan sedang 30.000
c. Tindakan besar 50.000
Tindakan medis/gawat darurat operatif
5.
a. Tindakan kecil 60.000
b. Tindakan sedang 300.000
c. Tindakan sedang dengan keahlian khusu 1.000.000
d. Tindakan besar 1.500.000
e. Tindakan luka/jahitan 5.000
Pelayanan rawat sehari
6.
Pemeriksaan dan pengobatan tanpa tindakan 20.000
Persalinan normal ditolong tenaga bidan
Persalinan normal ditolong tenaga dokter 350.000
Persalinan normal ditolong tenaga dokter spesialis 450.000
Persalinan tak normal tanpa alat ditolong tenaga dokter 550.000
7.
600.000
spesialis
Persalinan tak normal dengan alat ditolong tenaga
750.000
dokter spesialis
8. Perawatan Neonatal
a. Kelas Utama
Perawatan Neonatal per hari 40.000

15
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Perawatan Neonatal dengan incubator per hari 50.000


b. Kelas I
Perawatan Neonatal per hari 35.000
Perawatan Neonatal dengan incubator per hari 45.000
c. Kelas II
Perawatan Neonatal per hari 30.000
Perawatan Neonatal dengan incubator per hari 40.000
d. Kelas III
Perawatan Neonatal per hari 25.000
Perawatan Neonatal dengan incubator per hari 30.000
Rawat Inap
9. a. Rawat inap dengan perawatan per hari 20.000
b. Makan rawat inap per hari 30.000
10. Visite dokter 10.000
11. Pemeriksaan penunjang ECG 40.000
Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah rutin 15.000
b. Pemeriksaan gula darah 15.000
c. Pemeriksaan SGOT 7.500
d. Pemeriksaan SGPT 7.500
e. Pemeriksaan Cholesterol 15.000
f. Pemeriksaan trigliserida 15.000
g. Pemeriksaan HDL cholesterol 15.000
h. Pemeriksaan LDL cholesterol 15.000
i. Pemeriksaanurin rutin 15.000
j. Pemeriksaan feses lengkap 10.000
12.
k. Pemeriksaan BTA 5.000
l. Pemeriksaan preparat GO 15.000
m. Pemeriksaan jamur 5.000
n. Tes kehamilan 15.000
o. Pemeriksaan golongan darah 15.000
p. Pemeriksaan widal 7.500
q. Pemeriksaan Hb sahli 3.000
r. Pemeriksaan Hb Spektrofotometer 7.500
s. Pemeriksaan ureum 15.000
t. Pemeriksaan kreatinin 15.000
u. Pemeriksaan asam urat 15.000
Jasa mobil puskesmas keliling
a. Pemakaian s/d 5 km pertama termasuk BBM 15.000
13. b. Pemakaian >5 km termasuk BBM dikenai biaya 3.000
tambahan per kilometernya
c. Tarif crew per orang untuk 1 kali PP 20.000
Pelayanan Medico Legal
14. a. Visum luka luar 20.000
b. Visum jenazah 100.000
15. Pelayanan pendidikan dan pelatihan
a. Studi banding min. 10 orang 300.000

16
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

b. Studi banding fasilitator Dinas 400.000


c. Studi banding fasilitator Puskesmas 300.000
d. Konsultasi 350.000
e. PKL (Praktek Kerja Lapangan) SLTA/SMK 5.000
f. PKL (Praktek Kerja Lapangan) D I 15.000
g. PKL (Praktek Kerja Lapangan) D II 20.000
h. PKL (Praktek Kerja Lapangan) D III 25.000
i. PKL (Praktek Kerja Lapangan) S I 30.000
j. PKL (Praktek Kerja Lapangan) S II 50.000
k. PKL (Praktek Kerja Lapangan) S III 100.000
l. Penelitian SLTA/SMK 20.000
m. Penelitian D I 35.000
n. Penelitian D II 45.000
o. Penelitian D III 75.000
p. Penelitian S I 100.000
q. Penelitian S II 200.000
r. Penelitian S III 300.000

2.10 Dasar Teori dan Praktek tentang Standar Pengelolaan di Puskesmas


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, maka uraian
tugas pengelolaan sediaan farmasi adalah :
2.10.1 Perencanaan Kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi
dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan perencanaan adalah
untuk mendapatkan:
 Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan BMHP yang mendekati
kebutuhan
 Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
 Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan bahan medis habis pakai di
Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi dengan
mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi sediaan farmasi periode
sebelumnya, data mutasi sediaan farmasi dan rencana pengembangan. Proses
seleksi Sediaan Farmasi dan BMHP harus mengacu pada Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi melibatkan tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, perawat, dan
pengelola program.

17
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Proses perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dalam satu tahun


dilakukan secara bertahap. Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian
Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO), kemudian Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan analisa
terhadap kebutuhan sediaan farmasi Puskesmas di wilayah kerjanya dengan
menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu
kekosongan obat dan menghindari stok berlebih. Dokumen penunjang dalam
pengadaan obat dan alkes di Puskesmas antara lain adalah entry data obat di
komputer dan Kartu Stok Obat.
Penggunaan obat dalam pelayanan harian dientry dalam komputer dan
yang mencakup informasi tentang nama pasien, item obat dan jumlah obat yang
digunakan setiap harinya. Jumlah obat yang terpakai tiap bulan kemudian di
rekapitulasi dalam Kartu Stok tiap item obat. Dari pengisian Kartu Stok akan
didapatkan informasi tentang item obat, jumlah obat yang terpakai, dan sisa obat
yang ada di gudang Puskesmas. Hasil pengisian Kartu Stok merupakan dasar
untuk perencanaan pengadaan menggunakan LPLPO. Dari informasi yang ada
pada Kartu Stok tiap-tiap item obat dapat diketahui ketersediaan obat di
Puskesmas, dan jumlah pemakaiannya tiap bulan, sehingga dapat dijadikan
sebagai dasar untuk permintaan akan item obat beserta jumlah yang diminta.

Gambar 2.10. Lembar LPLPO Puskesmas


2.10.2 Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

18
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


(BMHP) adalah untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai di Puskesmas sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah
daerah setempat. Permintaan obat dari Puskesmas Beji adalah setiap 1 tahun
sekali ke Dinas Kesehatan Kota Batu.
2.10.3 Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan Puskesmas secara
mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya agar Sediaan
Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang
diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan
mutu. Dalam kegiatan pengelolaan, tenaga kefarmasian bertanggung jawab atas
penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan serta penggunaan obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dilengkapi dengan catatan (dicatat di kartu stok obat). Tenaga
Kefarmasian wajib melakukan pengecekan terhadap Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan, jenis dan
jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan isi dokumen
LPLPO (dicocokan dengan LPLPO), ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian,
ALUR PENERIMAAN
dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
Sediaan farmasi dan alat Mencatat sediaan farmasi yang diterima
kesehatan diterima dari Dinas di buku penerimaan sediaan farmasi dan
Kesehatan Kota Batu kartu persediaan sediaan farmasi
Mengecek sediaan farmasi
dan alat kesehatan yang
diterima
Nama sediaan
Jenis dan j umlah Penyimpanan
Barang
Spesifikasi Barang Sediaan farmasi disimpan dan dikelompokkan
Tanggal sesuai dengan nama dan jenis barang
Kadaluwarsa

UGD Pendistribusian Sediaan Farmasi


PONED
Poli KIA Sediaan farmasi di distribusikan ke poli atau ruangan
Poli Gigi sesuai dengan kebutuhan serta dicatat di buku
19
Imunisasi pengeluaran sediaan farmasi dan kartu persediaan
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Setiap poli atau ruangan yang telah mendapatkan barang baru melakukan
pencatatan di buku sediaan farmasi
2.10.4 Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan
suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar
mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.

Gambar 2.11. Gudang Obat Puskesmas Beji


Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
 Bentuk dan jenis sediaan
 Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan
Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban
 Mudah atau tidaknya meledak/terbakar
 Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

20
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

 Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk


penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi
Penyimpanan obat pada Gudang Puskesmas Beji berdasarkan sistem
FEFO dan dibedakan menurut bentuk sediaan. Untuk obat LASA dan High Alert
di simpan terpisah. Untuk menjaga stabilitas obat, pada gudang obat beri
termometer.

Gambar 2.12. Lemari Obat


Narkotika & Psikotropika
Puskesmas Beji

Gambar 2.13. Rak Penyimpanan Obat


di Ruang Farmasi

21
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Gambar 2.14. Rak Penyimpanan Obat


Sirup dan Salep di Ruang Farmasi

Gambar 2.15. Lemari Pendingin Obat di


Ruang Farmasi

Gambar 2.16 Tempat Peracikan Obat


2.10.5 Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan

22
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub
unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara
lain:
a. Ruang farmasi
b. UGD
c. PONED
d. Poli KIA
e. Poli Gigi
f. Imunisasi
Pada Puskesmas Beji apabila ada permintaan dari puskesmas pembantu
atau ruang farmasi perihal obat atau BMHP maka akan melakukan dengan cara
menulis obat pada buku buku permintaan obat.
2.10.6 Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penarikan sediaan farmasi
yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-undangan
dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar
(voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin
edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai bila:
o Produk tidak memenuhi persyaratan mutu
o Telah kadaluwarsa
o Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
atau kepentingan ilmu pengetahuan dan/atau
o Dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
terdiri dari:

23
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

 Membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
akan dimusnahkan.
 Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan.
 Mengkoordinasikan jadwal, metode, dan tempat pemusnahan kepada
pihak terkait.
 Menyiapkan tempat pemusnahan
 Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan
serta peraturan yang berlaku.
Pada Puskesmas Beji terhadap obat yang melebihi masa kadaluwarsa
atau rusak dilakukan pencatatan dan disimpan sementara di gudang khusus obat
kadaluwarsa yang ada di puskesmas dan diberi label “OBAT
KADALUWARSA”. Kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Batu dan
obat tersebut dimusnahkan oleh Dinas Kesehatan Kota Batu.
Untuk pemusnahan resep dikumpulkan setiap 5 tahun sekali. Pada resep
narkotika psikitropika cara pemusnahannya dihitung per resep, dibuat berita
acara, kemudian dikumpulkan ke Dinas Kesehatan Kota Batu. Untuk resep obat
keras di timbang semua lalu di kumpulkan ke Dinas Kesehatan Kota Batu.
2.10.7 Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit
pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan
b. Pengendalian penggunaan
c. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa
2.10.8 Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan
lainnya. Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:

24
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

a. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis


Pakai telah dilakukan
b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian
c. Sumber data untuk pembuatan laporan
Pada Puskesmas Beji pencatatan sediaan narkotika dan psikotropika
dilakukan setiap hari pada buku pencatatan narkotika dan psikotropika.
Pencatatan meliputi tanggal, nama pasien, nama obat, jumlah obat. Resep
narkotika dan psikotropika di sendirikan dan dibendel serta dimasukkan kedalam
lemari khusus penyimpanan resep narkotika dan psikotropika. Pelaporan
pemakaian Sediaan Narkotika dan Psikotropika dilakukan pada setiap tanggal
25. Laporan direkap dan kemudian diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota
Batu untuk selanjutnya oleh DINKES direkap bersama dengan puskesmas yang
lain.
2.10.9 Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
a. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga
dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan
b. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai
c. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
Setiap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai, harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional. Standar Prosedur
Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan
di tempat yang mudah dilihat.

Gambar 2.17. Daftar Obat


LASA

25
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

OBAT DENGAN ED < 3 BULAN

Tanda stiker lingkaran dengan warna orange yang berarti bahwa obat
tersebut dengan kategori mendekati 3 bulan dari masa kadaluwarsa.

OBAT DENGAN ED > 3 BULAN

Tanda stiker lingkaran dengan warna hijau yang berarti bahwa obat
tersebut dengan kategori mendekati 3 bulan dari masa kadaluwarsa.

2.11 Dasar Teori dan Praktek Pelayanan Farmasi Klinik di Puskesmas


Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian
yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan obat dan
Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas,
keamanan dan efisiensi obat dan Bahan Medis Habis Pakai
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan
pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian
4. Melaksanakan kebijakan obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan
penggunaan obat secara rasional.
2.11.1 Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi
Obat
Kegiatan Pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien
rawat inap, maupun rawat jalan.
1. Persyaratan administrasi meliputi:
Nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien
Nama, dan paraf dokter
Tanggal resep

26
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Ruangan/unit asal resep


2. Persyaratan Farmasetik meliputi:
Bentuk dan kekuatan sediaan
Dosis dan jumlah obat
Stabilitas dan ketersediaan
Aturan dan cara penggunaan
Inkompatibilitas
3. Persyaratan klinis meliputi:
Ketepatan indikasi, dosis, dan waktu penggunaan obat
Duplikasi pengobatan
Alergi, interaksi, dan efek samping obat
Kontraindikasi
Efek adiktif
Kegiatan penyerahan dan Pemberian Informasi Obat merupakan
kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik obat,
memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang
memadai disertai pendokumentasian. Tujuan pengkajian resep adalah agar:
 Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.
 Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi
pengobatan.

Gambar 2.18. Bentuk Resep Puskesmas Beji

Gambar 2.19. Etiket Puskesmas Beji


2.11.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan

27
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan dari PIO adalah untuk:
o Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan
lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat
o Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat oleh
jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat
penyimpanan yang memadai)
o Menunjang penggunaan Obat yang rasional
Kegiatan di PIO:
o Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara
pro aktif dan pasif
o Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka
o Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan
lain- lain
o Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap, serta masyarakat
o Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian
dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai
o Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan
Kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
o Sumber informasi Obat.
o Tempat
o Tenaga
o Perlengkapan
2.11.3 Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan
rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah
memberikan pemahaan yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga
pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama

28
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

penggunaan obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan


penggunaan obat. Kegiatan konseling diantaranya :
 Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
 Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan oleh dokter
kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended
question), misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai obat,
bagaimana cara pemakaian, apa efek yang diharapkan dari obat
tersebut, dan lain-lain.
 Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat
 Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara
penggunaan Obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam konseling
1. Kriteria pasien:
Pasien rujukan dokter
Pasien dengan penyakit kronis
Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli
farmasi
Pasien geriatrik
Pasien pediatrik
Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.
2. Sarana dan prasarana:
Ruangan khusus
Kartu pasien/catatan konseling.
Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan
mendapat risiko masalah terkait Obat misalnya komorbiditas, lanjut usia,
lingkungan sosial, karateristik Obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas
penggunaan Obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan
tentang bagaimana menggunakan Obat dan alat kesehatan perlu dilakukan
pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan
tercapainya keberhasilan terapi Obat.
2.11.4 Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau

29
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

memodifikasi fungsi fisiologis. Tujuan dari pemantauan dan pelaporan efek


samping obat, yaitu untuk:
Menemukan efek samping obat sedini mungkin terutama yang
berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang
Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping obat yang sudah
sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
Kegiatan:
Menganalisis laporan efek samping obat
Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping obat
Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
Faktor yang perlu diperhatikan:
Kerja sama dengan tim kesehatan lain
Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat

2.11.5 Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan
efikasi dan meminimalkan efek samping.
Tujuan:
 Mendeteksi masalah yang terkait dengan obat.
 Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait
dengan obat.
Kriteria pasien:
 Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui
 Menerima obat lebih dari 5 (lima) jenis
 Adanya multidiagnosis
 Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati
 Menerima obat dnegan indeks terapi sempit
 Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi obat
yang merugikan
Kegiatan:
 Memilih pasien yang memenuhi kriteria
 Membuat catatan awal
 Memperkenalkan diri pada pasien
 Memberikan penjelasan pada pasien

30
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

 Mengambil data yang dibutuhkan


 Melakukan evaluasi dan rekomendasi
2.11.6 Evaluasi Penggunaan Obat
Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat secara
terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat yang digunakan sesuai
indikasi, efektif, aman, dan terjangkau (rasional).
Tujuan:
 Mendapatkan gambaran pola penggunaan obat pada kasus tertentu.
 Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan obat tertentu.

2.12 Prosedur Tetap Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas


Prosedur tetap adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang
dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif (Laksmi, 2008)
Prosedur tetap bermanfaat untuk :
1. Memastikan bahwa pelayanan yang diberikan bermutu.
2. Adanya pembagian tugas dan wewenang dan membantu proses audit.
3. Bahan informasi untuk tenaga kesehatan lain yang bekerja di puskesmas.
4. Dapat digunakan sebagai panduan dalam melatih staf.
Prinsip-prinsip prosedur tetap (PERMENPAN, 2012) :
1. Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu,
oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran organisasi
pemerintahan.
2. Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh
jajaran organisasi, dari level yang paling rendah dan tertinggi.
3. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap
penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang
benarbenar efisien dan efektif
4. Mengikat. SOP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan.
5. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-peran
tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika pegawai tertentu
tidak melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu
keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada proses
penyelenggaraan pemerintahan.

31
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

6. Terdokumentasi dengan baik. Seluruh prosedur yang telah distandarkan


harus didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat selalu dijadikan
referensi bagi setiap mereka yang memerlukan.
2.12.1 Prosedur Penerimaan Resep
1. Menerima resep dan memberi nomor
2. Melakukan skrining resep :
1. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama dokter,
nomor urat izin praktik (SIP), paraf/tanda tangan dokter, tanggal
penulisan resep, nama obat, jumlah obat, aturan pakai, nama, umur,
berat badan, jenis kelamin dan alamat/no. Telp pasien.
2. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu: bentuk sediaan, dosis,
potensi, inkompatibilitas, cara dan lama penggunaan obat
3. Pertimbangan klinik seperti kesesuaian indikasi, alergi, efek samping,
interaksi dan kesesuaian dosis
3. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada
dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif
pemberitahuan.
2.12.2 Prosedur Peracikan Obat
1. Membersihkan tempat dan peralatan kerja
2. Mengambil obat/bahan obat dari wadahnya menggunakan alat yang sesuai
misalnya sendok/spatula, nama dan jumlah obat sesuai yang diminta,
memeriksa mutu secara organoleptis dan tanggal kadaluarsa obat.
3. Untuk sediaan:
a. Sirup Kering:
Memberikan sediaan sirup kering harus dalam keadaan sudah
dicampur air matang sesuai dengan takarannya pada saat akan
diserahkan kepada pasien
b. Untuk sediaan obat racikan, langkah-langkah sebagai berikut:
 Menghitung kesesuaian dosis
 Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai
dengan kebutuhan
 Menyiapkan dan mengambil obat sesuai kebutuhan
 Tidak mencampur antibiotika dengan obat lain dalam 1
sediaan
 Menghindari penggunaan alat yang sama untuk mengerjakan
sediaan yang mengandung beta laktam dan non beta laktam

32
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

 Menggerus obat yang jumlahnya sedikit terlebih dahulu, lalu


digabungkan dengan obat yang jumlahnya lebih besar, digerus
sampai homogen
 Membagi obat dengan merata
 Mengemas racikan obat sesuai dengan permintaan dokter
 Membagi obat dengan rata
 Mengemas racikan obat sesuai dengan permintaan dokter
 Puyer tidak disediakan dalam jumlah besar sekaligus
4. Menuliskan nama pasien, tanggal, nomor dan aturan pakai pada etiket
yang sesuai dengan permintaan dalam resep dengan jelas dan dapat dibaca.
Etiket putih untuk obat dalam, etiket biru untuk obat luar, dan label kocok
dahulu untuk sediaan emulsi dan suspensi
5. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada resep,
lalu memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai agar terjaga mutunya.
2.12.3 Prosedur Tetap Penyerahan Obat di Puskesmas
1. Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah, dan cara penggunaan
obat dengan permintaan pada resep
2. Memanggil pasien dengan urutan pasien lansia di prioritaskan
3. Memanggil dan memastikan nomor urut/nama pasien
4. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat
5. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan obat.
2.12.4 Prosedur Tetap Pelayanan Informasi Obat
1. Pelayanan resep
Memberi informasi kepada pasien saat penyerahan obat, terdiri dari :
 Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan
dalam sehari, apakah di waktu pagi, siang, sore atau malam. Dalam
hal ini termasuk apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan
 Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau
harus dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika
harus dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi
 Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan
pengobatan. Oleh karena itu pasien harus mendapat penjelasan
mengenai cara penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan
farmasi tertentu seperti obat oral, obat tetes mata, salep mata, obat
tetes hidung, obat semprot hidung, tetes telinga, suppositoria dan
krim/salep rektal dan tablet vagina.

33
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

 Efek yang akan timbul dari penggunaan obat, misalnya berkeringat,


mengantuk, kurang waspada, tinja berubah warna, air kencing
berubah warna dan sebagainya
 Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya interaksi obat dengan
obat lain atau makanan tertentu dan kontraindikasi obat tertentu
dengan diet rendah kalori, kehamilan dan menyusui.
2. Menerima dan menjawab pertanyaan :
 Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis, langsung atau
tidak langsung dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis
dan bijaksana melalui penelusuran literatur secara sistematis untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan.
 Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat
secara sistematis
3. Menyediakan dan memasang poster, booklet, maupun leaflet yang berisi
informasi obat pada tempat yang mudah dilihat oleh pasien.
2.12.5 Prosedur Tetap Penanganan Obat Rusak dan Kadaluarsa
1. Mengidentifikasi obat yang sudah rusak atau kadaluarsa
2. Memisahkan obat rusak atau kadaluwarsa dan disimpan pada tempat
terpisah dari penyimpanan obat lainnya
3. Membuat catatan nama, no. Batch, jumlah, dan tanggal kadaluarsa obat
yang rusak dan/atau kadaluwarsa
4. Melaporkan dan mengirim obat tersebut ke instalasi farmasi
kabupaten/kota.
5. Mendokumentasikan pencatatan tersebut.
2.12.6 Prosedur Tetap Pencatatan dan Penyimpanan Resep
1. Mencatat jumlah resep harian berdasarkan jenis pelayanan (umum,
gakin/gratis, asuransi, dsb)
2. Mengelompokkan resep berdasarkan urutan, tanggal, nomor resep, dan
kelompok pembiayaan pasien
3. Mencatat dan mengelompokkan resep narkotik/psikotropika
4. Menyimpan resep pada tempat yang ditentukan secara berurutan
berdasarkan tanggal agar memudahkan dalam penelusuran kembali.
2.12.7 Prosedur Tetap Pemusnahan Resep
1. Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama minimal 3 (tiga) tahun
2. Tata cara pemusnahan:
Resep Narkotika/Psikotropika dihitung lembarannya
Resep selain Narkotika/Psikotropika ditimbang

34
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Resep dihancurkan, lalu dikubur, atau dibakar


3. Membuat berita acara pemusnahan sesuai dengan format terlampir yang
disaksikan oleh 2 (dua) orang dari instansi terkait dan ditandatangani oleh
kepala puskesmas
4. Mengirimkan berita acara pemusnahan resep ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan Balai POM setempat.

BAB III
KEGIATAN PKPA

3.1. Kegiatan yang dilakukan Selama PKPA Puskesmas


Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PKPA di Puskesmas Beji antara
lain adalah:

3.2. Tugas yang Dikerjakan selama PKPA Puskesmas


Tugas yang dilakukan oleh mahasiswa PKPA di Puskesmas Beji antara
lain adalah:
3.2.1 Penyuluhan Kelompok
a. Obat Tradisional

35
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Pemateri penyuluhan disampaikan oleh Merkuri Puspasari Sukatman.


Penyuluhan dilakukan pada hari Jumat, 26 Oktober 2018 pada pukul 06.30
WIB dengan target sasaran adalah Prolanis yang mengikuti acara senam pagi
di Puskesmas Beji.
Metode yang digunakan adalah presentasi dan ada sesi tanya jawab.
Kemudian media yang digunakan adalah menggunakan Leafleat. Kegiatan
yang dilakukan yaitu:
Pembukaan (2 menit)
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi penyuluhan
Pelaksanaan (10 menit)
- Menjelaskan Pengertian Obat Tradisional
- Menjelaskan satu per satu Golongan Obat Tradisional beserta logo
Obat Tradisional
- Memperlihatkan contoh dari masing-masing Golongan Obat
Tradisional
- Menjelaskan ciri-ciri Obat Tradisional yang mengandung BKO
(Bahan Kimia Obat) beserta contohnya
Sesi Tanya Jawab (5 menit)
Kriteria Evaluasi dari penyuluhan tersebut adalah:
 Evaluasi Proses
1. Pasien prolanis bersemangat & antusias terhadap penyuluhan yang
dilakukan
2. Peserta aktif bertanya kepada pemateri
3. Peserta aktif menjawab pertanyaan dari pemateri penyuluh
4. Pemateri penyuluhan menjawab pertanyaan
 Evaluasi Hasil
Pasien Prolanis mampu memahami tentang Obat Tradisional.

36
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Gambar 3.1 Leafleat Penyuluhan Tampak Depan

Gambar 3.2 Leafleat Penyuluhan Tampak Belakang

37
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Gambar 3.3. Penyampaian Materi Penyuluhan

Gambar 3.4. Prolanis yang Mengikuti Senam Pagi

38
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

b. Diare
Pemateri penyuluhan disampaikan oleh Lina Fitrianidiah. Penyuluhan
dilakukan pada hari Selasa, 30 Oktober 2018 pada pukul 10.30 WIB dengan
target sasaran adalah siswa kelas IV SD Beji 1.
Metode yang digunakan adalah presentasi dan ada sesi tanya jawab.
Kemudian media yang digunakan adalah menggunakan Leafleat. Kegiatan
yang dilakukan yaitu:
Pembukaan (2 menit)
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi penyuluhan
Pelaksanaan (10 menit)
- Menjelaskan Pengertian Diare
- Menjelaskan satu per satu Penyebab Diare
- Menjelaskan Obat yang digunakan untuk Diare
Sesi Tanya Jawab (5 menit)
Kriteria Evaluasi dari penyuluhan tersebut adalah:
 Evaluasi Proses
5. Siswa bersemangat & antusias terhadap penyuluhan yang
dilakukan
6. Peserta aktif bertanya kepada pemateri
7. Peserta aktif menjawab pertanyaan dari pemateri penyuluh
8. Pemateri penyuluhan menjawab pertanyaan
 Evaluasi Hasil
Para Siswa mampu memahami tentang Penggunaan Obat Diare.

Gambar 3.5 Leafleat Penyuluhan Tampak Depan


Gambar 3.6 Leafleat Penyuluhan Tampak Belakang

39
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Gambar 3.7 Penyampaian Materi Penyuluhan

c. Diabetes Melitus
Pemateri penyuluhan disampaikan oleh Nuradria Nazala. Penyuluhan
dilakukan pada hari Jumat, 02 November 2018 pada pukul 06.30 WIB
dengan target sasaran adalah Prolanis yang mengikuti acara senam pagi di
Puskesmas Beji.
Metode yang digunakan adalah presentasi dan ada sesi tanya jawab.
Kemudian media yang digunakan adalah menggunakan Leafleat. Kegiatan
yang dilakukan yaitu:
Pembukaan (2 menit)
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi penyuluhan
Pelaksanaan (10 menit)
- Menjelaskan Pengertian Diabetes Melitus
- Menjelaskan Gejala Diabetes Melitus
- Menjelaskan Komplikasi yang timbul akibat Diabetes Melitus
- Menjelaskan Obat yang digunakan untuk diabetes Melitus
Sesi Tanya Jawab (5 menit)
Kriteria Evaluasi dari penyuluhan tersebut adalah:
 Evaluasi Proses
1. Pasien prolanis bersemangat & antusias terhadap penyuluhan yang
dilakukan
2. Peserta aktif bertanya kepada pemateri
3. Peserta aktif menjawab pertanyaan dari pemateri penyuluh

40
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

4. Pemateri penyuluhan menjawab pertanyaan


 Evaluasi Hasil
Pasien Prolanis mampu memahami tentang Diabetes Melitus.

Gambar 3.8 Leafleat Penyuluhan Tampak Depan


Gambar 3.9 Leafleat Penyuluhan Tampak Belakang

Gambar 3.10. Penyampaian Materi Penyuluhan

41
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Gambar 3.11. Prolanis yang Mengikuti Senam Pagi

3.2.2 Penyuluhan Individu


a. Penyimpanan Obat
Pemateri penyuluhan disampaikan oleh Lina Fitrianidiah.
Penyuluhan dilakukan pada hari Rabu, 24 Oktober 2018 pada pukul 08.30
WIB dengan target sasaran adalah pasien yang berada di ruang tunggu
Puskesmas Beji.
Metode yang digunakan adalah presentasi dan ada sesi tanya
jawab. Kemudian media yang digunakan adalah menggunakan Leafleat.
Kegiatan yang dilakukan yaitu:
Pembukaan (2 menit)
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi penyuluhan
Pelaksanaan (10 menit)
- Menjelaskan mengenai Golongan Obat dan Logo Obat
- Menjelaskan satu per satu Penggunaan Obat yang baik dan Benar
Sesi Tanya Jawab (5 menit)
Kriteria Evaluasi dari penyuluhan tersebut adalah:
 Evaluasi Proses

42
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

1. Pasien prolanis bersemangat & antusias terhadap penyuluhan yang


dilakukan
2. Peserta aktif bertanya kepada pemateri
3. Peserta aktif menjawab pertanyaan dari pemateri penyuluh
4. Pemateri penyuluhan menjawab pertanyaan
 Evaluasi Hasil
Pasien mampu memahami tentang Penyimpanan Obat

Gambar 3.12. Leafleat Penyuluhan Tampak Depan


Gambar 3.13. Leafleat Penyuluhan Tampak Belakang
Gambar 3.14. Penyampaian Materi Penyuluhan

b. Penggunaan Obat yang Baik dan Benar


Pemateri penyuluhan disampaikan oleh Merkuri Puspasari
Sukatman. Penyuluhan dilakukan pada hari Kamis, 25 Oktober 2018 pada
pukul 08.30 WIB dengan target sasaran adalah pasien yang berada di
ruang tunggu Puskesmas Beji.
Metode yang digunakan adalah presentasi dan ada sesi tanya
jawab. Kemudian media yang digunakan adalah menggunakan Leafleat.
Kegiatan yang dilakukan yaitu:
Pembukaan (2 menit)
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi penyuluhan
Pelaksanaan (10 menit)
- Menjelaskan mengenai Golongan Obat dan Logo Obat
- Menjelaskan satu per satu Penggunaan Obat yang baik dan Benar
Sesi Tanya Jawab (5 menit)
Kriteria Evaluasi dari penyuluhan tersebut adalah:
 Evaluasi Proses
5. Pasien prolanis bersemangat & antusias terhadap penyuluhan yang
dilakukan
6. Peserta aktif bertanya kepada pemateri
7. Peserta aktif menjawab pertanyaan dari pemateri penyuluh
8. Pemateri penyuluhan menjawab pertanyaan

43
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

 Evaluasi Hasil
Pasien mampu memahami tentang Penggunaan Obat

Gambar 3.15. Leafleat Penyuluhan Tampak Depan

44
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Gambar 3.16. Leafleat Penyuluhan Tampak Belakang

Gambar 3.17. Penyampaian Materi Penyuluhan

c. Penggunaan Antibiotik
Pemateri penyuluhan disampaikan oleh Nuradria Nazala.
Penyuluhan dilakukan pada hari Senin, 29 Oktober 2018 pada pukul 08.30
WIB dengan target sasaran adalah pasien yang berada di ruang tunggu
Puskesmas Beji.
Metode yang digunakan adalah presentasi dan ada sesi tanya
jawab. Kemudian media yang digunakan adalah menggunakan Leafleat.
Kegiatan yang dilakukan yaitu:

45
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beji Kota Batu
Program Studi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang

Pembukaan (2 menit)
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi penyuluhan
Pelaksanaan (10 menit)
- Menjelaskan mengenai Golongan Obat dan Logo Obat
- Menjelaskan satu per satu Penggunaan Obat yang baik dan Benar
Sesi Tanya Jawab (5 menit)
Kriteria Evaluasi dari penyuluhan tersebut adalah:
 Evaluasi Proses
1. Pasien prolanis bersemangat & antusias terhadap penyuluhan yang
dilakukan
2. Peserta aktif bertanya kepada pemateri
3. Peserta aktif menjawab pertanyaan dari pemateri penyuluh
4. Pemateri penyuluhan menjawab pertanyaan
 Evaluasi Hasil
Pasien mampu memahami tentang Penggunaan Antibiotik

Gambar 3.18. Leafleat Penyuluhan Tampak Depan


Gambar 3.19. Leafleat Penyuluhan Tampak Belakang
Gambar 3.20. Penyampaian Materi Penyuluhan

46

Anda mungkin juga menyukai