Anda di halaman 1dari 37

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Keputihan

1. Pengertian Tentang Keputihan

Leukorea berasal dan kata Leuco yang berarti benda puiih yang

disertai dengan akhiran —rrhea yang berarti aliran atau cairan yang

mengalir. Leukorea atau fluor albus atau keputhan atau vaginal discharge

merupakan semua pengeluaran dan kemaluan yang bukan darah.

Keputihan merupakan salah satu tanda dan proses ovulasi yang terjadi di

dalam tubuh. Selain itu, keputihan juga merupakan salah satu tanda dan

suatu penyakit. Keputihan ada yang bersifat fisiologi dan patologis.

Kepufihan bersifat fisiologis yaitu keputihan yang timbul akibat proses

alami dalam tubuh. Keputihan bersifat patologis yaitu keputihan yang

timbul karena infeksi dan jamur, bakteni dan virus. Keputihan patologis

merupakan tanda dan adanya kelainan alat reproduksi sehingga jumlah,

warna, dan baunya perlu diperhatikan (Gusti Ayu Maharani. 2016).

Keputihan Pada Wanita. Jurnal Skala Husada. 13(1): 30-3 8

2. Proses fisiologis keputihan

Proses menstruasi pada wanita terjadi dalam tiga tahapan, yaitu

proliferasi, sekresi, dan menstruasi. Pada masing-masing proses

mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap endometrium. Keputihan

secara fisiologis terjadi sebelum menstruasi karena pengaruh dan proses


menstruasi yang melibatkan hormon estrogen dan progesteron. Pada

proses proliferasi terjadi pembentukan hormone estrogen oleh ovarium

yang menyebabkan pengeluaran secret yang berbentuk seperti benang,

tipis dan elastis. Hormon estrogen berperan dalam produksi sekret pada

fase sekretorik, merangsang pengeluaran sekret pada saat wanita

terangsang serta menentukan kadar zat gula dalam sel tubuh (glikogen).

Glikogen digunakan untuk proses metabolisme pada bakteri Lacto bacillus

doderlein. Sisa dan proses metabolisme ini akan menghasilkan asam laktat

yang menjaga keasaman vagina yaitu 3,8-4,2. Pada saat ovulasi terjadi

proses sekresi pada endometrium yang dipengaruhi oleh hormon

progesteron. Hormon progesteron menyebabkan pengeluaran sekret yang

lebih kental seperti jeli.

Kemaluan wanita merupakan tempat yang paling sensitif dan

merupakan tempat yang terbuka sehingga kuman sangat mudah masuk.

Secara anatomi alat kelamin wanita berdekatan dengan anus dan uretra

sehingga kuman yang berasal dan anus dan uretra tersebut sangat mudah

masuk. Kuman yang masuk ke alat kelamin wanita akan menyebabkan

infeksi sehingga dapat menyebabkan keputihan patologis yang ditandai

dengan gatal, berbau, dan berwarna kuning kehijauan.

Vagina wanita dilengkapi dengan barrier alami yaitu epitel yang

cukup tebal, glikogen, dan bakteri Lactobacillus doderlein yang

menghasilkan asidum laktidum sehingga vagina menjadi asam dan

memperkuat daya tahan vagina. Vagina normal mempunyai bakteri


Lactobacillus doderlein lebih banyak yaitu 95% dan bakteri lainnya yaitu

5%. 3 Wanita yang memakai sabun vagina secara terus menerus dapat

membunuh barrier alami vagina karena cairan pencuci vagina besifat basa.

Berkurangnya bakteri Lacto bacillus doderlein dalam vagina

menyebabkan bakteri dan jamur lain mudah berkembang dalam vagina

hingga dapat menyebabkan infeksi.

Glikogen banyak terdapat pada sel superfisial mukosa vagina sejak

bayi hingga wanita mencapai menopause. Vagina wanita yang tidak hamil

dijaga kelembabannya oleh sekret uterus, sedangkan pada saat hamil

terdapat sekret vagina yang asam dalam jumlah yang banyak. Bakteri

Lactobacillus doderlein pada wanita yang hamil lebih banyak dari pada

wanita yang tidak hamil sehingga menyebabkan banyak pengeluaran

sekret. Peningkatan ini yang menyebabkan pada wanita hamil sering

mengalami peningkatan keputihan.

3. Jenis keputihan

Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis keputihan yaitu:

keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal.

a. Keputihan normal

Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang menstruasi,

pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi. Keputihan

yang fisiologis terjadi akibat pengaruh hormon estrogen dan

progesteron yang dihasilkan selama proses ovulasi. Setelah ovulasi,

terjadi peningkatan vaskularisasi dan endomctrium yang menyebabkan


endometrium menjadi sembab. Kelenjar endometrium menjadi

berkelok-kelok dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron dan

korpus luteum sehingga mensekresikan cairan jernih yang dikenal

dengan keputihan. Hormon estrogen dan progesteron juga

menyebabkan lendir servik menjadi lebih encer sehingga timbul

keputihan selama proses ovulasi. Pada servik estrogen menyebabkan

mukus menipis dan basa sehingga dapat meningkatkan hidup serta

gerak sperma, sedangkan progesteron menyebabkan mucus menjadi

tebal, kental, dan pada saat ovulasi menjadi elastis. Keputihan fisiologis

terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang

mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Ciri-ciri dan

keputihan fisiologis adalah cairan berwarna bening, kadang-kadang

putih kental, tidak berbau, dan tanpa disertai dengan keluhan, seperti

rasa gatal, nyeri, dan terbakar serta jumlahnya sedikit.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keputihan fisiologis

adalah:

1) Bayi yang baru lahir kira-kira 10 hari, keputihan ini disebabkan

oleh pengaruh hormon estrogen dan ibunya.

2) Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang, keadaan

ini ditunjang oleh hormon estrogen.

3) Masa di sekitar ovulasi karena poduksi kelenjar kelenjar rahim dan

pengaruh dan hormone estrogen serta progesterone;

4) Seorang wanita yang terangsang secara seksual.


b. Keputihan abnormal

Keputihan abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin

(infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, jaringan

penyangga, dan pada infeksi karena penyakit meauiar seksual). Ciri-ciri

keputihan patologik adalah terdapat banyak leukosit, jurnlahnya

banyak, timbul terus menerus, warnanya berubah (biasanya kuning,

bijau, abu-abu, dan menyerupai susu), disertai dengan keluhan (gatai,

panas, dan nyeri) serta berbau (apek, amis, dan busuk).

Faktor-faktor pemicu terjadinya keputihan abnormal adalah:

1) Kelelahan fisik

Kelelahan fisik merupakan kondisi yang dialami oleh

seseorang akibat meningkatnya pengeluaran energi karena terlalu

memaksakan tubuh untuk bekerja berlebihan dan menguras fisik.

Meningkatnya pengeluaran energi menekan sekresi hormon

estrogen. Menurunnya sekresi hormon estrogen menyebabkan

penurunan kadar glikogen. Glikogen digunakan oleh Lactobacillus

doderlein untuk metabolisme. Sisa dan metabolisme ini adalah

asam laktat yang digunakan untuk menjaga keasaman vagina. Jika

asam laktat yang dihasilkan sedikit, bakteri, jamur, dan parasit

mudah berkembang.

2) Ketegangan psikis

Ketegangan psikis merupakan kondisi yang dialami

seseorang akibat dan meningkatnya beban pikiran akibat dan


kondisi yang tidak menyenangkan atau sulit diatasi Meningkatnya

beban pikiran memicu peningkatan sekresi hormone adrenalin.

Meningkatnya sekresi hormon adrenalin menyebabkan

penyempitan pembuluh darah dan mengurangi elastisitas pembuluh

darah. Kondisi ini menyebabkan aliran hormon estrogen ke

organorgan tertentu termasuk vagina terhambat sehingga asam

laktat yang dihasilkan berkurang. Berkurangnya asam laktat

menyebabkan keasaman vagina berkurang sehingga bakteri, jamur,

dan parasit penyebab keputihan mudah berkembang. Penelitian

Agustiyani D. dan Suryani (2011) di Yogyakarta menemukan

bahwa remaja yang tingkat stressnya sedang bahkan tinggi lebih

mudah mengalami keputihan.

3) Kebersihan diri

Kebersihan diri merupakan suatu tindakan untuk menjaga

kebersihan dan kesehatan untuk kesejahteraan fisik dan psikis,

Keputihan yang abnormal banyak dipicu oleh cara wanita dalam

menjaga kebersihan dirinya, terutama alat kelamin. Kegiatan

kebersihan diri yang dapat memicu keputihan adalah penggunaan

pakaian dalam yang ketat dan berbahan nilon, cara membersihkan

alat kelamin (cebok) yang tidak benar, penggunaan sabun vagina

dun pewangi vagina, penggunaan pembalut kecil yang terus

menerus di luar sikius menstruasi.


4. Penyebab Keputihan

a. Penyebab Non-Patologis

Pada keputihan yang non-patologis merupakan hal yang alamiah

yang hampir dialami setiap wanita di seluruh dunia. Faktor ini biasanya

hanya menyebabkan keputihan yang siafatnya fisiologis. Kondisi tubuh

yang menyebabkan terjadinya keputihan flsioiogis wanita antara lain:

1) Bayi baru lahir sampai 10 hari. Hal ini disebabkan masih ada

pengaruh esterogen dan placenta terhadap uterus janin.

2) Waktu di sekitar menarche. Hal ini disebabkan mulai adanya

pengaruh hormin estrogen pada masa remaja yang ditandai dengan

datangnya haid pertama kali, yang biasa disebut menarche.

3) Waktu sesudah dan sebelum menstruasi. Hal ini disebabkan pada

saat menjelang menstruasi terjadi penigkatan jumlah hormon yang

dikeluarkan.

4) Wanita dewasa saat mendapat rangsangan seksual. Hal ini

disebabkan sebagai sebuah mekanisme pemeliharaan secara

fisiologis, dinding bagian dalam vagina akan mengeluarkan lendir

yang akan diserap kembali oleh mulut vagina dan berfungsi untuk

memudah hubungan seksual dan mencegah gesekan penis yang

dapat menyebabkan luka.

5) Wanita dengan penyakit menahun.

6) Pada wanita hamil. Hal ini disebabkan perubahan hormon yang

menaikkan tingkat keasaman vagina (Jones, 2002).


b. Penyebab Patologis

Menurut Sianturi (2002) pada keputihan abnormal pato1ogis

cairan keputthan yang keluar mengandung banyak leukosit. Faktor

faktor yang menyebabkan keputihan yang abnormal (patologis)

sedikitnya ada 5, yaitu; infeksi vaginal (bakteri, parasit, jamur dan

virus), benda asing daiam vagina, penyakit dalam organ kandungan,

ganguan hormonal saat menaupuse, dan kelainan bawaan pada alat

kelamin wanita. Berikut penjelasan terperinci tentang faktor tersebut:

1) Infeksi Vaginal.

Adanya jasad renik berupa bakteri, jamur parasit, dan virus

dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam kehidupan sel-sel

alat kelamin normal. Jasad renik ini juga menghasilkan zat kimia

tertentu yang acapkali bersifat asam dan mmyuguhkan bau yang

tidak sedap. Alat genital wanita berupa saluran, yaitu dan tuba

menuju peritoneum, saluran dan kavum uteri, kanalis servikalis,

vagina dan vulva yang berhubungan Iangsung dengan dunia luar.

Melalui saluran ini diperkirakan infeksi pada bagian luar vulva dan

vagina dapat berkelanjutan menuju bagian dalam. Adapun jasad

renik penyebab infeksi pada keputihan adalah:

a) Bakteri

Bakteri merupakan jasad renik yang dapat menyebabkan

keputihan yaitu;
1. Gonococcus

Gonococcus adalah bakteri berwarna kekuningan

berupa cairan seperti nanah yang terdiri dan sel darah putih

yang mengandung kuman neiseria gonorhoe.

2. Clamidia Trachomatis

Clamidia Trachomatis yang menyebabkan penyakit

yang menyerang mata. Kuman ini dapat ditemukan dalam

vagina dan sering menimbulkan infeksi

3. Gardenella

Gardenella adalah salah satu jasad renik normal yang

berada dalam liang senggama yang dapat menyebabkan

peradangan pada liang senggama Keputihan yang

disebabkan bakteri Gardnehla adalah keputihan yang

dialami sebagian besar wanita Keputihan tersebut terjadi

tanpa gejala Cairannya biasanya encer, berwarna putih

keabu-abuan, berair, berbuih, dan berbau amis Baunya akan

lebih menusuk setelah melakukan hubungan seksual dan

menyebabkan darah menstruasi berbau tidak enak.

4. Treponema Palidum

Treponema Palidum adalah bakteri berupa cairan

tidak berbau dan berwarna pekat susu yang keluar dan

vagina Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit kelamin

yang terkenal dengan nama sefilis.


b) Jamur

jamur yang mengakibatkan keputihan adalah spesies

candida albicans. Merupakan kuman paling banyak

menyebabkan keputihan Keputihan yang diakibatkan oleh

jamur candida dan monilia berwarna putih susu, berbau agak

keras yang disertai rasa gatal dominan pada vagina Akibatnya,

mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang. Keputihan ini

dipicu oleh kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil

KB, dan rendahnya daya tahan tubuh. Bayi yang baru lahir

juga bisa tertular akibat jamur Candida karena tanpa sengaja

menelan cairan ibunya yang menderita keputihan pada saat

persalinan.

c) Parasit

Parasit yang menyebakan keputihan adalah Parasit

Trichomonas vaginalis. Parasit Trichomonas vaginalis yaitu

keputihan yang ditularkan lewat hubungan seks, sehingga

termasuk salah satu dalani penyakit menular seksual (PMS).

Keputihan ini juga dapat menular melalui perlengkapan mandi

dan bibir kloset yang telah terkontaminasi. Cairan keputihan

sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan

bau anyir. Keputihan yang diakibatkan oleh parasit ini tidak

menyebabkan gatal, tapi nyeri bila liang vagina ditekan.


d) Virus

Lain halnya dengan keputihan karena virus. Condyloma,

herpes dan HIV AIDS adalah virus yang kerap berbuntut pada

keputihan. Keputihan karena virus Condyloma ditandai dengan

tumbuhnya kutil yang sangat banyak, disertai cairan yang

berbau. Penyakit ini sering menjangkiti wanita hamil.

Sedangkan virus Herpes ditularkan lewat hubungan badan.

Gejalanya seperti luka yang melepuh, terdapat di sekeliling

liang vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas.

Perlu diketahui, keputihan yag diakibatkan oleh virus dapat

menjadi salah satu faktor tumbuhnya kanker rahim.

2) Benda Asing dalam Vagina.

Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda

yang dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam

vagina, seperti tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut

kemaluan, benang yang berasal dan selimut, celana dan lainnya.

bisa juga karena luka seperti tusukan, benturan, tekanan atau initasi

yang berlangsung lama. Hal-hal di atas sangat memungkinkan

terjadinya infeksi penyerta dari kuman pada atau di dalaml iang

senggama

3) Penyakit dalam Organ Kandungan

Penyakit dalam Organ Kandungan atau biasa disebut dengan

kanker. Pada kanker terdapat gangguan dan pertumbuhan sel


normal yang berlebih sehingga mengakibatkan sel tumbuh sangat

cepat secara abnormal dan mudah rusak, sehingga terjadi

pembusukan dan pendarahan yang disebabkan pecahnya pembuluh

darah.

4) Gangguan Hormonal saat Menaupuse, dan Pada wanita menaupuse

liang senggama menjadi kering dan sering timbul rasa gatal karena

tipisnya lapisan sel sehingga menimbulkan luka dan infeksi.

5) Kelainan Bawaan pada Alat Kelamin Wanita (Vagina).

Pada wanita terkadang ditemukan cairan pada liang

senggaman yang tercampur dengan air seni atau feses. Hal ini

terjadi akibat adanya lubang kecil (fistel) dan kandingan kencing

atau usus dan liang senggama karena adanya cacat bawaan, cedera

persalianan, penyinaran pada kanker alat kandungan atau akibat

dan kanker itu sendiri. Gangguan sel normal yang berlebih

mengakibatkan terjadinya pembusukan dan perdarahan akibat

pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk memberikan

makanan dan oksigen pada sel kanker. Kanker leher rahim dapat

mengakibatkan terjadinya keputihan yang banyak disertai bau

busuk akibat terjadinya proses pembusukan yang disertai dengan

pengeluaran darah yang tidak segar.

5. Dampak keputihan

Keputihan fisiologis dan patologis mempunyai dampak pada wanita.

Keputihan fisiologis menyebabkan rasa tidak nyaman pada wanita


sehingga dapat mempengaruhi rasa percaya dirinya. Keputihan patologis

yang berlangsung terus menerus akan menganggu fungsi organ reproduksi

wanita khususnya pada bagian saluran indung telur yang dapat

menyebabkan infertilitas. Pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran,

Kematian Janin dalam Kandungan (KJDK), kelainan kongenital, lahir

premature.

6. Cara mencegah keputihan

a. Menjaga Alat Kelamin

Vagina secara anatomis berada di antara uretra dan anus. Alat

kelamin yang dibersihkan dan belakang ke depan dapat meningkatkan

resiko masuknya bakteri ke dalam vagina. Masuknya Cara cebok yang

benar adalah dan depan ke belakang sehingga kuman yang berada di

anus tidak dapat masuk ke dalam vagina.

b. Menjaga kebersihan pakaian dalam

Pakaian dalam yang tidak disetrika dapat menjadi alat

perpindahan kuman dan udara ke dalam alat kelamin, Bakteni, jamur,

dan parasit dapat mati dengan pemanasan sehingga menyetrika

pakaian dalam dapat menghindarkan infeksi kuman melalui pakaian

dalam.

c. Tidak bertukar handuk

Handuk merupakan media penyebaran bakteri, jamur, dan

parasit. Handuk yang telah terkontaminasi bakteri, jamur, dan parasit


apabila digunakan bisa menyebabkan kuman tersebut menginfeksi

pengguna handuk tersebut sehingga gunakan handuk untuk satu orang.

d. Menghindari celana ketat

Celana ketat dapat menyebabkan alat kelamin menjadi hangat

dan lembab. Alat kelamin yang lembab dapat meningkatkan

kolonisasi dan bakteri, jamur, dan parasit. Peningkatan kolonisasi dan

kuman tersebut dapat meningkatkan infeksi yang bisa memicu

keputihan, maka hindari memakai celana ketat terlalu lama.

e. Menghindari cuci vagina

Produk cuci vagina dapat membunuh flora normal dalam vagina.

Ekosistem dalam vagina terganggu karena produk pencuci vagina

bersifat basa sehingga menyebabkan kuman dapat berkembang

dengan baik. Produk cuci vagina yang digunakan harus sesuai dengan

pH normal vagina, yaitu 3,8-4,2 dan sesuai dengan petunjuk dokter.

f. Mencuci tangan sebelum mencuci alat kelamin

Tangan dapat menjadi perantara dari kuman penyebab infeksi.

Mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin dapat

menghindarkan perpindahan kuman yang menyebabkan irifeksi.

g. Sering menganti pembalut

Mengganti pembalut minimal 3-4 kali sehari dapat menghindari

kelembaban.

h. Mengelola stress
Stres dapat meningkatkan hormone adrenalin yang

menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pembuluh darah yang

sempit menyebabkan aliran estrogen ke vagina terhambat sehingga

dengan menghindari stres dapat mengurangi keputihan.

B. Tinjauan Umum Tentang Organ Reproduksi Wanita

1. Anatomi Organ Reproduksi Wanita

Anatomi organ reproduksi pada wanita dibedakan menjadi dua

macam, yaitu organ reproduksi wanita bagian dalam dan bagian luar.

Organ-organ reproduksi wanita bagian dalam meliputi:

a. Vagina

Vagina adalah suatu saluran muskulo membranosa yang

panjangnya kurang lebih 9-11 cm dan bentuknya seperti tabung. Yang

termasuk bagian dan vagina adalah dimulai dan senviks sampai pada

introitus pada vestibulum, yaitu batas antara organ reproduksi wanita

bagian dalam dan bagian luar. Ujung vagina yang paling dalam

disebut portio yang terdiri dan fomix anterior, fomix posterior, fomix

lateral kanan dan kin. Vagina mempunyai tiga lapisan dari dalam

keluar yaitu lapisan mukosa, lapisan muskularis dan lapisan


adventisia. Di dalam vagina juga terdapat kelenjar vestibularis minor

dan major yang berfungsi untuk menghasilkan mucus sebagai

pelumas. Fungsi dari vagina adalah sebagai suatu saluran yang

dilewati darah saat menstruasi, sebagai alat untuk berhubungan

seksual dan sebagai jalan lahir saat proses persalinan.

b. Uterus

Uterus adalah suatu organ yang letaknya ada di tengah dan

panggul. Bentuknya seperti buah pir, berongga dan dinding ototnya

sangat tebal. Uterus terbagi menjadi dua bagian yaitu corpus uteri dan

cervix uteri. Lapisan pada dinding uterus terdini dan 3 bagian:

1) Perimetrium : merupakan lapisan uterus yang paling luar dan

bersambungan dengan ligamentum yang menyokong uterus.

2) Miometrium : lapisan kedua dan luar pada uterus. Miometrium

merupakan lapisan uterus yang mempunyai otot paling tebal dan

yang paling banyak pembuluh darahnya. Sel-sel otot pada

miometrium akan mengalami hiperplasia dan hipertrofi pada saat

terjadi kehamilan.

3) Endometrium: adalah lapisan paling dalam dan uterus yang terdiri

dan epithelium, kelenjar dan jaringan ikat (stroma). Endometriuin

mempunyai dua lapisan yaitu lapisan basal dan lapisan fungsional.

Lapisan fungsional adalah bagian yang akan meluruh saat wanita

mengalami menstruasi. Sedangkan lapisan basal tidak ikut

meluruh.
c. Serviks uteri

serviks uteri suatu bagian yang menghubungkan corpus uterine

dengan vagina melalui os ekstemum dan os intemum. Bentuknya

adalah silindris yang relatif sempit dan mempunyai panjang sekitar

2,5 cm. Serviks uteri terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

1) Osium internum : bagian serviks yang membuka ke arah corpus

uterine.

2) Canalis eervicis suatu saluran yang terletak di bagian tengah dan

serviks atau diantara ostium intemum dan eksternum.

3) Ostium eksternum bagian serviks yang menonjol dan menghadap

ke arah vagina. Bagian dalam serviks uteri (endocervix)

mengandung banyak kelenjar serviks dan berfungsi untuk sekresi

mukus yang akan dikeluarkan melalui vagina.

d. Tuba fallopi

Terdapat sepasang atau dua buah tuba fallopi dalam tubuh

seorang wanita. Disebut juga tuba uterine atau oviduk. Tuba fallopi

mempunyai panjang sekitar 10 cm. Tuba fallopi adalah suatu organ

yang menghubungkan ovarium dengan uterus dan kemudian bermuara

ke dalam rongga uterine. Masing-masing tuba fallopi mempunyai

suatu ujung yang bentuknya mirip seperti corong yang disebut

infundibulum. Setiap infundibulum mempunyai juluran mirip dengan

jari-jari disebut fimbrae yang berfungsi untuk menangkap ovum saat

terjadi ovulasi. Bagian bagian dari tuba fallopi adalah:


1) Infundibulum bagian yang berbentuk seperti corong dan bermuara

ke rongga peritoneum.

2) Ampulla : bagian yang paling panjang dan tuba fallopi dan

merupakan suatu tempat yang biasanya terjadi fertilisasi.

3) Isthmus bagian yang lebih sempit dari ampula dan tempatnya lebih

dekat dengan uterus.

4) Intramural suatu bagian yang membuka ke dalam rongga uterin.

Fungsi utama dan tuba fallopi adalah menerima ovum yang telah

mengalami ovuiasi dan dilepaskan oleh ovarium untuk disalurkan

menuju uterus.

e. Ovarium
Ovarium merupakan suatu struktur yang bentuknya mirip

dengan buah kenari yang mempunyai panjang kurang lebih 3 cm,

lebar 1,5 cm, dan tebal 1 cm. Setiap wanita mempunyai dua buah

ovarium yang berada di kanan dan kiri uterus epitel yang melapisi

ovarium merupakan epitel jenis selapis kuboid yang disebut epitel

germinativum dan berlanjut menjadi mesotelium. Lapisan ovarium

terbagi menjadi 2 yaitu bagian yang paling luar disebut dengan

korteks dan bagian paling dalam yang disebut dengan medulla. Fungsi

dari ovarium adalah mensintesis dan pematangan folikel serta

mensekresikan hormone steroid seperti estrogen dan progesteron.

Jenis jenis folikel yang ada di dalam ovarium adalah:

1) Folikel primordial adalah folikel yang terbentuk selama kehidupan

janin.
2) Folikel primer adalah tahap awal perkembangan dan folikel

primordial yang mengalami pembesaran diameter menjadi dua

sampai tiga kali lipat dan folikel awal.

3) Folikel sekunder atau folikel antrum merupakan pertumbuhan

lanjut dan folikel primer. Folikel antrum adalah folikel yang di

dalamnya sudah mulai terbentuk antrum, yaitu suatu rongga berisi

cairan yang mengandung hialuronat, faktor pertumbuhan,

plasminogen, fibrinogen, antikoagulan proteoglikan heparan sulfat

dan sejumlah besar senyawa steroid seperti estrogen, progesteron

dan androstenedion.

4) Folikel de Graff atau folikel pra-ovulasi adalah folikel yang sudah

matang. Folikel De Graff adalah suatu folikel yang didalamnya

sudah terbentuk korona radiate yaitu, sel-sel granulosa yang

mengelilingi oosit.

Ogan-organ reproduksi wanita bagian luar secara keseluruhan disebut

dengan vulva yang bermula dan pubis sampai ke perineum, yaitu meliputi:

a. Mons pubis

Mons pubis adalah suatu bagian berasal dan jaringan lemak yang

menonjol dan menutupi simfisis pubis di bagian depan.


b. Labia mayora

Labia mayora adalah suatu bagian yang memanjang dan mons

pubis ke bagian bawah dan belakang. Terdapat dua labia mayora yaitu

dekstra dan sinistra yang akan bersatu di bagian belakang dan disebut

kommisura posterior (frenulum). Kommisura posterior merupakan

batas depan dan perineum. Labia mayora terbagi menjadi dua lapisan

yaitu bagian luar yang menyerupai kulit dan tempat tumbuhnya

rambut pubis dan bagian dalam yang terdapat banyak kelenjar

sebasea.

c. Labia minora

Labia minora adalah lipatan yang memanjang dan atas

(preputium klitonidis) dan bawah (frenulum klitoridis) klitoris sampai

di bagian belakang orifisium vagina.

d. Klitoris

Klitoris adalah suatu jaringan kecil yang bersifat erektil, terdapat

banyak saraf-saraf sensori dan pembuluh darah. Letaknya

ada di atas labia minora.

e. Vestibulum

Vestibulum adalah suatu rongga yang dibatasi oleh klitonis di

bagian anterior, fourchet di bagian dorsal dan kedua labia minora di

bagian lateral. Di dalam vestibulum terdapat juga muara dan urethra,

vagina, dua kelenjar Bartholini dan dua kelenjar Skene.


f. Hymen

Hymen disebut juga selaput darah. Suatu lapisan tipis yang

menutupi hampir semua bagian introitus vagina. Lubang hymen

biasanya sebesar ujung jari sebagai tempat lewat dan darah

menstruasi.

g. Beberapa kelenjar (Bantholini dan Skene) Kelenjar Bartholini

terdapat di bagian samping dan introitus vagina. Kelenjar Skene

terdapat di bagian samping dan dorsal dari urethra.

2. Merawat Alat Reproduksi Wanita

Fungsi utama dari sistem reproduksi pada dasarnya adalah untuk

berkembang biak. Namun tentunya fungsi ini sama pentingnya dengan

semua sistem organ dalam tubuh lainnya. Sama halnya seperti semua

organ tubuh lainnya, organ reproduksi wanita juga perlu untuk dirawat.

Dengan mengetahui secara lengkap tentang apa saja yang menyusun

sistem reproduksi wanita, tentunya juga akan lebih mudah untuk Anda

merawatnya. Cara merawat organ reproduksi wanita bisa dilakukan

dengan berbagai cara Salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan

alat reproduksi wanita bagain luar. Menjaga kesehatan di bagain luar bisa

mencegah masuknya berbagai bakteri dan virus ke bagian sistem reroduksi

bagian dalam.

Gangguan pada sistem reproduksi wanita memang dipengaruhi oleh

berbagai sebab, faktor kebersihan adalah salah satu faktor yang terpenting.

Beberapa gangguang sistem reproduksi yang umum ditemui adalah seperti


pendarahan non-menstrual, masalah pada ovarium dan tuba fallopi yang

berpengaruh pada menstruasi dan juga kesuburan, peradangan vagina,

kanker servilts, hingga penyakit menular seksual. Anda juga harus lebih

memerhatikan kesehatan organ reproduksi Anda, jika terjadi masalah

seperti siklus mentruasi yang tidak lancar, sakit di bagian organ

reproduksi, atau gejala lainnya, segera konsultasikan ke dokter untuk

segera mendapat tindakan. Memeriksakan diri secara berkala juga penting

untuk mencegah penyakit pada sistem reproduksi.

Beberapa cara merawat organ reproduksi remaja putri adalah sebagai

berikut:

a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh daerah kewanitaan.

b. Hindari menggunakan sabun mandi pada alat kelamin karena dapat

menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit atau gatal.

c. Gunakan pembersih kewanitaan yang menggunakan pH balance 3,5

untuk menghindari iritasi.

d. Mengeringkan daerah di sekitar vagina sebelum berpakaian sebab jika

tidak dikeringkan akan menyebabkan celana dalam yang dipakai

menjadi basah dan lembab. Selain tidak nyaman dipakai, celana basah

dan lembab berpotensi mengundang bakteri dan jamur.

e. Tidak diperbolehkan menaburkan bedak pada vagina dan daerah di

sekitarnya, karena kemungkinan bedak tersebut akan menggumpal di

sela-sela lipatan vagina yang sulit terjangkau tangan untuk dibersihkan

dan akan mengundang kuman.


f. Disediakan celana dalam ganti di dalam tas kemanapun pergi, hal ini

menghindari kemungkinan celana dalam kita basah. Pakailah

celana dalam dan bahan katun karena dapat menyerap keringat dengan

sempurna.

g. Menghindari pemakaian celana dalam dan satin ataupun bahan sintetik

lainnya karena menyebabkan organ intim menjadi panas dan lembab.

h. Membersihkan vagina dengan air sebaiknya dilakukan dengan

menggunakan shower toilet. Semprotlah permukaan luar vagina dengan

pelan dan menggosoknya dengan tangan.

i. Gantilah celana dalam sekurang-kurangnya dua sampai tiga kali sehari

j. Penggunaan pantyliner sebaiknya digunakan antara dua sampai tiga

jam. Penggunaan pantyliner setiap hari ternyata justru dapat

mengakibatkan infeksi bakteri, jamur, serta jerawat atau bisul pada

daerah genetalia. ini terjadi karena pantyliner membuat daerah

kewanitaan makin lembab. Meskipun lapisan atas pantyiner memiliki

daya serap untuk menjaga higienitas daerah kewanitaan, akan tetapi

bagian dasar dan pantyliner ini terbuat dan plastik, sehingga kulit tidak

bisa bernafas lega karena kurangnya sirkulasi udara. Jadi sebaiknya

jangan menggunakan pantyliner terlalu sering.

k. Sebaiknya tidak menggunakan celana ketat, berbahan nilon, jeans dan

kulit.

l. Saat cebok setelah BAB atau BAK, bilas dan arah depan ke belakang.

Hal ini untuk menghindari terbawanya kuman dan anus ke vagina.


m. Memotong atau mencukur rambut kemaluan sebelum panjang secara

teratur. Memakai handuk khusus untuk mengeringkan daerah kemaluan.

n. Apabila kita menggunakan WC umum, sebaiknya sebelum duduk siram

dulu WC terebut (di-flishing) terlebih dahulu baru kemudian kita

guanakan.

o. Jangan garuk organ intim segatal apa pun. Membilas dengan air hangat

juga tidak disarankan mengingat cara itu justru bisa membuat kulit di

sekitar Mrs. V bertambah merah dan membuat rasa gatal semakin

menjadi-jadi. Lebih baik kompres vagina dengan air es sehingga

pembuluh darah di wilayah organ intim tersebut menciut, warna

merahnya berkurang, dan rasa gatal menghilang. Alternatif lain, basuh

vagina dengan rebusan air sirih yang sudah didinginkan. Atau gunakan

PK yang dicampur dengan air dingin. Takarannya 1 sendok teh untuk

air satu ember ukuran sedang. Penggunaan PK dengan dosis tidak tepat

bisa membakar kulit dan membuatnya kering berwarna kecoklatan.

p. Bersihkan vagina setiap buang air kecil (BAK) dan buang air besar

(BAB). Air yang digunakan untuk membasuh harus bersih, yakni air

mengalir yang langsung dan keran. Penelitian menggunakan air dalam

bak atau ember di toilet-toilet umum mengandung 70% jamur candida

albicans. Sedangkan air yang mengalir dan keran di toilet umum

mengandung kurang lebih 10-20% jenis jamur yang sama. Kebersihan

vagina juga berkaitan erat dengan trik pembasuhannya. Yang benar

adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) dan bukan dari anus
ke arah vagina. Cara yang disebut terakhir itu hanya akan membuat

bakteri yang bersarang di daerah anus masuk ke liang vagina dan

mengakibatkan gatal-gatal. Setelah dibasuh, keringkan Mrs. V dengan

handuk lembut agar tidak basah.

q. Sebaiknya pilih pembalut yang berbahan lembut, dapat menyerap

dengan baik, tidak mengandung bahan yang membuat alergi (misalnya

parfum atau gel), dan merekat dengan baik pada pakaian dalam.

r. Tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina.

s. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat.

t. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat

u. Pemakaian pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan.

(Kusiniran Eni, 2011)

C. Tinjauan umum tentang perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam

pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud

dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku

merupakan respon reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal

dan luar maupun dan dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa

tindakan: berpikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan

tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat di

rumuskan sebagai bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan

lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap


tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan perilaku pasif

tidak tampak, seperti pengetahuan, persepsi, atau motivasi. Beberapa ahli

membedakan bentuk-bentuk perilaku ke dalam tiga domain yaitu

pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah

knowledge, attitude, practice (SM Sembiring,2013) .

Seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus, dan membedakan nya

dibagi 2 jenis:

a. Respondent respons atau reflexive: yaitu respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan tertentu, misal makanan lezat yang menimbulkan keinginan

untuk makan, cahaya terlalu terang membuat mata tertutup. Pada

kategori ini juga mencakup reaksi emosional, misalnya mendengar

berita duka maka menjadi sedih atau menangis.

b. Operanat respons atau instrumental respons: yaitu respon yang timbul

dan berkembang lalu diikuti oleh stimulus tertentu, misalnya seorang

pekerja yang melakukan pekerjaannya dengan baik lalu memperoleh

penghargaan dari atasannya, maka pekerja tersebut akan lebih baik lagi

dalam melaksanakan tugasnya. Ditinjau dan bentuk respon terhadap

stimulusnya, maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:

1) Perilaku terbuka (overt behavior): respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk tindakan nyata dan dengan mudah dapaat

diamati atau dilihat orang lain.


2) Perilaku tertutup (covert behavior): respon terhadap stimulus dalam

bentuk tertutup ini masih terbatas perhatian, persepsi,

pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas

oleh orang lain.

perilaku personal Kebersihan adalah suatu pamahaman, sikap dan

praktik yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan derajat

kesehatan, memilihara kebersihan diri, meningkatkan rasa percaya diri,

dan mencegah timbulnya penyakit. Perilaku personal Kebersihan

merupakan pemeliharaan kebersiban dan kesehatan individu yang

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari 21 sehingga terhindar dan

gangguan alat reproduksi dan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis

serta meningkatkan derajat kesehatan (Sandriana, 2014). Menjaga

kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga berlaku bagi

kesehatan organ-organ seksual. Cara memelihara organ intim tanpa kuman

dilakukan sehari-hari dimulai bangun tidur dan mandi pagi. Alat

reproduksi dapat terkena sejenis jamur atau kutu yang dapat menyebabkan

rasa gatal atau tidak nyaman apabila tidak dirawat kebersihannya. Mencuci

vagina dengan air kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, penggunaan

pembilas vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan

adanya benda asing dalam vagina dapat menyebabkan keputihan yang

abnormal. Keputihan juga bisa timbul karena pengobatan abnormal,


celana yang tidak menyerap keringat, dan penyakit menular seksual

(Kusmiran Eni, 2011).

D. Tinjauan umum tentang kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Lefrancois menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi emosi

yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan, Johnston juga

menyatakan bahwa kecemasan dapat terjadi karena kekecewaan,

ketidakpuasan, perasaan tidak aman.

Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya

tidak diketahui, samar atau konfliktual (Kaplan and Sadock, 1997).

Kecemasan adalah perasaan takut yang bersifat lama pada sesuatu

yang tidak jelas dan berhubungan dengan perasaan yang tidak menentu

dan tidak berdaya (Stuart and Laraia, 1998)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

Menurut Soewandi (2003), Tingkat kecemasan dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang saling terkait. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Maturitas

Individu yang memiliki kematangan kepribadian jarang

mengalami gangguan stess sebab individu yang matur mempunyai daya

adaptasi yang besar terhadap stess yang timbul.

b. Keadaan fisik

Individu yang mengalami gaugguan fisik seperti cedera dan cacat

badan serta orang yang sedang kelelahan fisik mudah mengalami stress.
c. Sosial budaya

Cara hidup orang di masyarakat juga mempengaruhi timbulnya

stress. Individu yang mempunyai tatanan hidup teratur lebih sukar

mengalami stress.

d. Umur

Umur orang yang lebih muda mudah mengalami stress dan pada

orang yang lebih tua. Karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan

dalam mengatasi stress.

e. Status pendidikan dan pengetahuan

Status pendidikan dan pengetahuari yang tinggi pada seseorang

akan menyebabkan orang tidak mudah mengalami stress.

3. Tanda dan gejala kecemasan

Menurut Carpenito (1998), sindrom kecemasan bervariasi tergantung

tingkat kecemasan yang dialami seseorang, yang manifestasi gejalanya

terdiri dari:

a. Gejala fisiologis

Peningkatan frekuensi nadi, tekanan darah, nafas, gemetar, mual

muntah, sering berkemih, diare, tegang, kelelahan, kemerahan, atau

pucat pada wajah, mulut kering, gelisah, pingsan, pusing, rasa panas

dan dingin.

b. Gejala emosional

Individu mengatakan merasa ketakutan, tidak berdaya, gugup,

kehilangan percaya diri, tegang, tidak dapat rileks, individu juga


memperlihatkan peka terhadap rangsangan, tidak sabar, mudah marah,

menangis, cenderung menyalahkan orang lain, mengkritik orang lain

dan diri sendiri.

c. Gejala kognitif

Tidak mampu berkonsentrasi, kurang orientasi lingkungan,

pelupa.

4. Klasifikasi tingkat kecemasan

Menurut Stuart aiid Laraia (1998). Klasifikasi kecemasan dibagi

menjadi 4 tingkatan yaitu:

a. Kecemasan ringan

Berhubungan dengan tekanan kehidupan sehari-hari, pada tahap

ini seseorang menjadi waspada dan lapangan persepsi meningkat.

Penglihatan, pendengaran dan pemahaman menjadi melebihi

sebelumnya. Tipe ini dapat memotivasi seseorang untuk belajar dan

tumbuh serta kreatif.

b. Kecemasan sedang

Pada tigkat ini, lahan persepsi terhadap masalah menurun,

individu telah berfokus pada hal-hal yang penting saat itu dan

mempersampingkan hal-hal yang lain. Respon cemas seperti sering

nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik mulut kering, muka merah

dan pucat, anoreksia, gelisah, lapang pandangan menyempit,

rangsangan luar mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah

tidur dan perasaan tidak enak, firasat buruk.


c. Kecemasan berat

Persepsi individu menurun hanya memfokuskan pada hal-hal

yang khusus saja dan tidak mampu berfikir lebih berat lagi dan

membutuhkan susunan untuk memfokuskan pada hal-hal lain.

d. Panik/kecemasan sangat berat

Individu kehilangan kendali diri dan detail, detil perhatian

hilang, tidak bisa melakukan apapun meskipun dengan perintah, terjadi

peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan

dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran

rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif, serta biasanya disertai

dengan disorganisasi kepribadian. Kriteria serangan panik adalah

palpitasi, berkeringat, gemetar atau goyah, sesak napas, merasa

tersedak, nyeri dada, mual dan distress abdomen, pening, derealisasi,

ketakutan kehilangan kendali diridan ketakutan mati.

5. Respon Fisiologis terhadap Kecemasan

a. Kardio vaskuler

Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut nadi

meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.

b. Respirasi

Nafas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.

c. Kulit

Perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat, gatal-

gatal.
d. Gastro intestinal

Anoreksia, rasa tidak nyamar pada perut, rasa terbakar di epigastrium,

nausea, diare.

e. Neuromuskuler

Refleksia meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insonmia,

tremor, kejang, wajah tegang, gerakan lambat.

6. Respon psikologis terhadap kecemasan

a. Perilaku

Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi,

menarik diri, menghindar.

b. Kognitif

Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir,

bloking bingung, lapangan presepsi menurun, kesadaran diri yang

berlebihan, khawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut

kecelakaan, takut mati dan lain-lain.

c. Afektif

Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa,

sangat gelisah dan lain-lain.

E. Tinjauan Umum Tentang Remaja

1. Pengertian Remaja

Definisi remaja menurut WHO adalah penduduk yang dalam rentang

usia 10-19 tahun. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 25 Tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18
tahun. Usia remaja menurut WHO terbagi tiga, yaitu remaja awal, remaja

pertengahan, dan remaja akhir. Berdasarkan ciri-ciri psikologi remaja,

remja awal dan remaja pertengahan cenderung berfikir labil dan masih

diperhatikan ketat oleh orang tua tentang apapun yang dilakukan anaknya,

sehingga pada penelitian ini tidak menggunakan responden di usia remaja

awal dan remaja akhir. Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah

1,2 milyar atau 18% dan jumlah penduduk dunia. Sensus penduduk 2010

tercatat bahwa jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia sebanyak

43,5 juta atau sekitar 18% dan jumlah penduduk.

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak

kemasa dewasa. Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan

saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi

pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan

dan fungsi organ reproduksi. Seiring dengan pertumbuhan fisik, remaja

juga mengalami pembahan jiwa. Remaja menjadi individu yang sensitif,

mudah menangis, mudah cemas, frustasi, tetapi juga mudah tertawa.

Perubahan emosi menjadikan remaja sebagai individu yang agresif dan

mudah bereaksi terhadap rangsangan. Remaja mulai mampu berpikir

abstrak, senang mengkritik, dan ingin mengetahui hal yang baru. Bila tidak

didasari dengan pengetahuan yang cukup, mencoba hal yang baru

yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi bisa memberikan

dampak yang akan menghancurkan masa depan remaja dan keluarga.

(Poltekes Depkes Jakarta 1).


2. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja Putri

Remaja putri memiliki tumbuh kembang menurut Kusmiran (2011),

terdiri dari:

a. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut segi

kuantitatif yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuran fisik dan

dapat diukur. Fungsi patologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan

gizi. Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu:

kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal, kelenjar organ reproduksi

(kusmiran, 2011).

b. Perkembangan

Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut aspek

kualitatif. Terdapat dua konsep perkembangan remaja yaitu nature dan

nurture. Konsep nature mengatakan bahwa masa remaja adalah masa

badai dan tekanan. Periode perkembangan ini individu banyak

mengalami gejolak dan tekanan karena perubahan yang terjadi dalam

dirinya. Sedangkan konsep nurture mengatakan tidak semua remaja

mengalami badai dan tekanan, hal tersebut tergantung pada pola asuhan

dan lingkungan dimana remaja itu tinggal (Kusmiran, 2011)

3. Klasifikasi remaja

Menurut mdarti (2004). Menyatakan bahwa akibat karakteristik

psikososial remaja dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) yaitu:


a. Remaja Awal (10-13)

1) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada

meningkatnya kesadaran diri (self consciousness).

2) Perubahan hormonalnya berdampak sebagai individu yang mudah

berubah-ubah emosinya seperti muda marah, mudah tersinggung

atau menjadi agresif.

3) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam

berpakaian. Berdandan trendi dan lain-lain.

4) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan

lingkungannya.

5) Kawan lebih penting sehingga berusaha menyesuaikan dengan mode

teman sebayanya.

6) Perasaan memiliki terhadap teman sebaya berdampak punya

kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan teman

sebayanya.

b. Remaja Pertengahan (14-16)

1) Lebih mampu untuk berkompromi. Berdampak tentang, sabar dan

lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.

2) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri berdampak

menolak mencampur tangan orang lain termasuk orang tua

3) Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa nyaman

berdampka baju, gaya rambut, sikap dan pendapat berubah-ubah


4) Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun beresiko

berdampak mulai bereksperimen dengan merokok, alkohol, seks

bebas dan mungkin NAPZA (Narkotika, Psikotropika Dan Zat

Adiktif).

5) Tidak lagi terfokus pada diri sendiri berdampak lebih bersosialisasi

dan tidak lagi pemalu.

6) Membangun nilai norma dan moralitas berdampak mempertanyakan

kebenaran ide, norma yang dianut keluarga.

7) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas berdampak

ingin lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan teman-teman.

8) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak

berpacaran tetapi tidak menjurus serius.

c. RemajaAkhir (17-19)

1) Ideal berdampak cenderung menggeluti social politik termasuk

agama.

2) Terlibat dengan kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar keluarga

berdampak mulai belajar mengatasi stress yang dihadapi

dan sulit diajak berkumpul dengan keluarga.

3) Belajar mecapai kemandirian secara fmancial maupun emosional

berdampak kecemasan dan ketidakpastian masa depan yang

merusak keyakinan diri.


4) Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis

berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak

menyita waktu.

5) Merasa sebagai orang dewasa berdampak cenderung mengemukakan

pengalaman yang berbeda dengan orang tuanya. Hampir siap

menjadi orang dewasa yang mandiri berdampak mulai nampak ingin

meninggalkan rumah atau kehidupan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai