Anda di halaman 1dari 4

Pada bulan April 2018, ZA (terdakwa I) selaku agen perekrutan Tenaga Kerja

Indonesia yang ada di wilayah Lombok. ZA tidak memiliki ijin usaha di bidang

Penempatan Tenaga Kerja Indonesia. Pekerjaan ZA adalah menerima calon Pekerja

Lapangan dan mengurus kelengkapan dokumen pemberangkatan dari Lombok untuk

dikirim ke Agen pusat yang ada di Jakarta. SR (terdakwa II) memiliki tugas untuk

mencari dan merekrut orang untuk dipekerjakan ke luar negeri. Untuk biaya

operasional perekrutan dan pengurusan dokumen pemberangkatan tenaga kerja ke luar

negeri per orang adalah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). SR mendatango CD

(korban) dengan menawari bekerja di luar negeri yaitu di Riyadh, Arab Saudi dan

bekerja sebagai karyawan kantor dengan gaji 6000 Riyal Saudi. CD tertarik dan

bersedia untuk bekerja ke luar negeri. SR menyuruh CD untuk menyiapkan KTP, Akta

Lahir dan Kartu Keluarga untuk membuat paspor dan medical test.

Pada tanggal 11 Mei 2018, SR menjemput CD dan mengantarkan ke Bandara

Internasional Lombok, SR mengirim CD dan korban lainnya ke Jakarta. Pada 12 Mei

2018, CD dan korban lainnya diberangkatkan menuju Kota Riyadh. Setelah sampai di

Riyadh, CD bekerja bukan di Kantor, namun bekerja sebagai Asisten Rumah tangga.

Atas perekrutan CD dan korban lainnya ke luar negeri, ZA dan SR masing-masing

menerima Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) per orang. Berdasarkan Keputusan Menteri

Ketenagakerjaan No. 260 Tahun 2015 tentang Penghentian dan Pelarangan

Penempatan Tenaga Kerja Indonesia pada Pengguna Perseorangan di Negara-negara

Kawasan Timur Tengah, ditentukan 19 (sembilan belas) negara di Kawasan Timur

Tengah yang dilakukan moratorium, yang salah satunya adalah Arab Saudi
Dakwaan Jaksa

Kesatu

Perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 4

Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan Orang jo Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP.

Setiap orang yang membawa warga negara Indonesia ke luar wilayah negara
Republik Indonesia dengan maksud untuk dieksploitasi di luar wilayah negara
Republik Indonesia dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah)

Kedua

Perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 10

Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan Orang jo Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP.

Setiap orang yang membantu atau melakukan percobaan untuk melakukan tindak
pidana perdagangan orang, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6.

Ketiga

Perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 11

Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan Orang jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP

Setiap orang yang menggunakan atau memanfaatkan korban tindak pidana


perdagangan orang dengan cara melakukan persetubuhan atau perbuatan cabul
lainnya dengan korban tindak pidana perdagangan orang, mempekerjakan korban
tindak pidana perdagangan orang untuk meneruskan praktik eksploitasi, atau
mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan orang dipidana
dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4,
Pasal 5, dan Pasal 6

Keempat

Primair

Perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81

Undang-Undang No. 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Orang perseorangan yang melaksanakan penempatan Pekerja Migran Indonesia


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rpf 5.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah)

Subsidair

Perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 86 huruf

d Undang-Undang No. 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia

jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah), setiap Orang yang:
d. menempatkan Pekerja Migran Indonesia pada negara tujuan penempatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal72 huruf d.

Putusan Pengadilan Negeri Mataram Nomor 67/Pid.Sus/2019/PN.Mtr.

1) Menyatakan ZA dan SR, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana “membawa warga negara Indonesia keluar wilayah

Negara Republik Indonesia dengan maksud untuk di eksploitasi di luar wilayah

Negara Republik Indonesia” sebagaimana dalam dakwaan kesatu;


2) Menjatuhkan pidana kepada ZA dan SR dengan pidana penjara masing-masing

selama 6 (enam) tahun 6 (enam) bulan dan denda masing-masing sejumlah Rp.

300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut

tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan

Pasal 81 UU No. 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

Orang perseorangan yang melaksanakan penempatan Pekerja Migran Indonesia


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rpf 5.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah).

Pasal 69 UU No. 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

Orang perseorangan dilarang melaksanakan penempatan Pekerja Migran Indonesia

Anda mungkin juga menyukai